Anda di halaman 1dari 6

Survei Teknis 1 dari 4

SURVEI TEKNIS

Kegiatan ini merupakan kegiatan kunci dalam perencanaan jalan, karena


survey teknis dilakukan untuk menjamin pemilihan dan penentuan proyek
harus memenuhi kriteria yang disyaratkan, dapat memberikan manfaat
yang diharapkan, dapat dibangun dengan harga seimbang/sesuai, tidak
mempunyai masalah teknis yang berat, dan tidak merusak lingkungan.
Survei teknis yang dianjurkan adalah survey antar patok, karena sistem
tersebut dapat dilakukan tanpa menggunakan alat yang canggih dan
tanpa perhitungan yang rumit.
Prinsip dasar dari survey antar patok adalah jalan dibagi menjadi segmen
kecil-kecil, dan survey, perhitungan volume, dan perhitungan tenaga dicari
tiap segmen yang kemudian dijumlahkan untuk ruas keseluruhan.

Cara mengisi formulir Survei Antar Patok (SAP) :


1. Kabupaten, kecamatan, dan desa; diisi sesuai lokasi proyek
2. Bahan, lebar, dan tebal perkerasan; diisi sesuai bahan yang
akan digunakan, lebar jalan termasuk saluran tepi, dan tebal yang
disyaratkan.
3. Lebar badan jalan; termasuk bahu kiri dan kanan, tidak
termasuk saluran pinggir
4. Panjang jalan; diisi panjang keseluruhan termasuk cabang-
cabang yang akan dikerjakan.
5. Dimensi saluran; ukuran lebar dan kedalaman saluran.
6. Jenis gorong-gorong; diisi jenis yang akan digunakan pada
umumnya. Bila ada jenis lain di tempat tertentu, harus disebutkan pada
kotaknya.
7. Nomor patok; penomoran patok dimulai dari Patok 0 dan setiap
patok 50 m diberi nomor. Patok harus semipermanen agar bertahan
sampai akhir proyek.
8. Jarak antar patok; biasanya 50 m, tetapi boleh kurang bila
dirasa perlu, seperti di lokasi yang ada perubahan arah/
tanjakan/situasinya cukup besar.
9. Jarak komulatif; jarak dari awal proyek. Bila ada cabang dapat
dimulai dari nol lagi.
10. Arah trase; perkiraan arah dari patok pertama melihat ke patok
kedua. Ditulis dengan satuan derajat dari utara 0 o, timur 90o, dst.
Diukur dengan kompas tangan.
Survei Teknis 2 dari 4

11. Tanjakan; persentase tanjakan pada bagian tercuram antara


dua patok. Tanda ‘+’ digunakan bila jalan naik dari patok pertama, dan
tanda ’-‘ bila jalan menurun.
12. Panjang tanjakan; panjangnya tanjakan yang dicatat diatas. Bila
tanjakan lebih panjang dari satu kotak, kotak tersebut diberi tanda “→”.
13. Keadaan sekitar jalan; dicatat keadaan seperti hutan, sawah,
lewat sungai, rawa, dll.
14. Keadaan jalan lama; lebar jalan yang sudah ada, apakah
pernah diperkeras.
15. Jumlah pohon; jumlah pohon besar yang perlu ditebang untuk
pembangunan.
16. Penebasan; rata-rata lebar dan panjang penebasan yang
diperlukan, tidak termasuk bagian yang tidak perlu ditebas seperti jalan
lama.
17. Pembersihan; rata-rata lebar dan panjang pembersihan /
pengupasan yang diperlukan, termasuk saluran dan dasar timbunan.
18. Jenis galian; galian biasa, tanah keras, batu, lumpur, dsb. Bila
terdapat dua atau lebih jenis gaian yang bervolume besar, perlu dicatat
data masing-masing.
19. Volume galian; estimasi/perhitungan volume galian antar dua
patok dengan cara rata-rata luas penampang dikalikan panjangnya.
20. Volume timbunan; perhitungan volume timbunan antar dua
patok.
21. Jarak dari sumber timbunan; bila tanah timbunan harus
diangkut dengan jarak lebih dari 50 m ke patok-patok. Kurang dari 50
m tidak perlu diisi.
22. Saluran; diisi jumlah saluran pinggir jalan yang diperlukan. Diisi
dengan KR (kiri saja), KN (kanan saja), 2 (ki-ka), atau 0 (tidak perlu)
23. Bangunan yang ada; catatan mengenai gorong-gorong,
jembatan, dan tembok yang sudah ada dan tidak perlu diganti. Dicatat
jenis dan dimensi pokoknya.
24. Letak dan jenis bangunan baru; perkiraan jumlah jembatan,
gorong-gorong, atau tembok yang diperlukan, dengan jarak dari patok
pertama (misal “+25 m”)
25. Ukuran bangunan baru; ukuran pokok bangunan yang
diperlukan diatas.
26. Jarak dari sumber_________; tempat disediakan untuk tiga
bahan yang diperlukan. Dicatat bila jarak > 50 m dan diangkut oleh
manusia. Bila diangkut dengan kendaraan meke jarak tidak perlu
dicatat.
Survei Teknis 3 dari 4

27. Kebutuhan gebalan rumput; dicatat jumlah ruas yang perlu


dilindungi gebalan rumput.
28. Jarak dari sumber gebalan; dicatat bila > 50 m saja.
29. Sket kondisi tanah asli untuk perencanaan jalan; untuk
mencatat keadaan tanah asli dan perkiraan kebutuhan galian dan atau
timbunan. Pada tiap patok disket potongan memanjang dan melintang
jalan pada titik tersebut, kemudian ditandai bagian galian dan atau
timbunan dengan perkiraan dimensi dan luas penampangnya.
Survei Teknis 4 dari 4
Survei Teknis 5 dari 4
Survei Teknis 6 dari 4

Anda mungkin juga menyukai