Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN SENI DI SD
“WAWASAN SENI TENTANG MANUSIA DAN KEBUDAYAAN,
HAKIKAT SENI, DAN KONSEP KEINDAHAN SENI

Di Susun Oleh :

NAMA : RATNA PUSPITA SARI


NIM : 857904799
KELAS/SEMESTER : PGSD BI / 3 B

PROGRAM STUDI S-1 PGSD BI


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan
dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi
manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah
kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya.
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan
berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya.
Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena
dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap
hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan,
Seni selalu menarik untuk dibicarakan karena keindahan sehari-hari,disadari atau tidak
manusia tidak dapat lepas dari seni.Wawasan adalah suatu sudut pandang , suatu cara khusus
untuk mengamati sesuatu dan menatanya sedemikian rupa sehingga lebih
bermakna.Pengertian seni untuk memperoleh pengertian tentang seni mula-mula perlu
dibedakan antara segala sesuatu yang termasuk seni dan bukan seni.Apresiasi seni adalah
sikap seseorang terhadap seni sebagaimana ia menghayati dan menghargai dengan sebaik-
baiknya. Sedangkan karya seni adalah suatu hasil pernyataan batin atau ungkapan jiwa
seseorang yang mengandung maksud tertentu,hal itu dapat ditinjau dari berbagai titik
pandang, antara lain tinjauan dari segi psikolog,segi sosiologi,dan segi estetika.
Apabila beberapa langkah-langkah seperti berikut ditempuh dengan baik kiranya seseorang
akan memilih alat pandang yang dapat dipakai untuk mawas dunia seni sampai pada batas
cakrawala yang diperlukan ,itulah akan memperluas wawasan orang sehingga akhirnya ia
benar-benar dapat menentukan seni itu apa dan bagaimana seharusnya mawas seni sebagai
kebutuhan dalam hidupnya.
B.   Rumusan Masalah
1.      Apa itu manusia dan kebudayaan ?
2.      Apa hakikat dari seni ?
3.      Bagaimanakah konsep keindahan seni ?
C.   Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang manusia dan kebudayaan.
2.      Untuk mengetahui hakikat dari seni.
3.      Untuk mengetahui konsep dari keindahan seni.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan Terhadap Seni


Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna,
melebihi ciptaan  Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi
dengan akal pikiran serta hawa nafsu.  Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap
hidup di bumi ini. Manusia diturunkan ke bumi oleh Tuhan agar dapat menjadi khalifah dan
pemimpin. Menghuni bumi yang kita tinggali sekarang ini untuk melanjutkan hidup sebelum
kembali kepada-Nya. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk
sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan memiliki segala kelebihan dan
kesempurnaan, yang sangat berbeda dengan binatang. Binatang berkembang dari masa ke
masa secara statis, alamiah, dan dengan perilaku yang naluriah. Manusia berkembang secara
dinamis, bergerak dan berubah dari waktu ke waktu karena sejalan dengan perkembangan
akal, budi, dan dayanya. Oleh karena itu manusia disebut sebagai mahluk budaya. Mahluk
yang menggunakan akal (rasio) dalam berpikir untuk mengembangkan kehidupannya.
Ketika dilahirkan di muka bumi, manusia dalam keadaan lemah dan tidak berdaya.
Ketidakberdayaan manusia ketika dilahirkan tampak dari keharusannya untuk belajar dan
beradaptasi terhadap alam dan lingkungannya. Hal ini berbeda dengan makhluk hewan yang
telah siap hidup dalam alam lingkungannya tanpa harus melalui proses belajar dan adaptasi
yang lama. Dalam proses menuju kesempurnaannya, makhluk manusia memerlukan berbagai
upaya untuk dapat mempertahankan hidupnya. Upaya yang dilakukan manusia itu
merupakan suatu pemanfaatan sejumlah kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan
manusia tersebut di antaranya kemampuan otak yang dapat mengembangkan proses berpikir
atau berakal budi. Kemampuan berakal budi pada manusia tidak dimiliki jenis makhluk
lainnya, sehingga manusia disebut juga sebagai makhluk berakal budi atau makhluk berpikir.
Dengan kemampuan berpikir, manusia dapat mengembangkan sistem-sistem yang dapat
membantu mempertahankan kehidupannya. Sistem-sistem tersebut adalah sistem bahasa,
sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem teknologi, sistem mata pencaharian,
sistem religi, dan kesenian). Keseluruhan sistem tersebut dinamakan kebudayaan
(Koentjaraningrat, 1990:98).
Manusia sebagai makhluk yang berkebudayaan tidak bisa lepas dengan kehidupan
manusia yang lain. Hal ini berarti bahwa manusia dalam mempertahankan hidupnya
memerlukan interaksi dengan sesama dan lingkungannya. Interaksi manusia dalam suatu
masyarakat akan berkembang menjadi salah satu kebutuhan (sosial), karena setiap manusia
senantiasa memerlukan keberadaan manusia yang lain. Dengan demikian, manusia selain
sebagai makhluk budaya juga makhluk sosial.
Kelompok manusia yang terorganisir dalam suatu masyarakat mengembangkan
kemampuan berpikirnya untuk menciptakan kebudayaan. Sehingga kebudayaan yang
diciptakan masyarakat sebenarnya akan merupakan sistem pengetahuan dan kepercayaan
manusia yang disusun sebagai pedoman manusia dalam mengatur pengalamannya dan
persepsi manusia untuk menentukan tindakan dan juga untuk memilih di antara alternatif
yang ada (Kessing, 1981:68).
Salah satu unsur kebudayaan yang hidup di masyarakat adalah kesenian. Jika
kebudayaan dipandang sebagai sistem pengetahuan atau sistem gagasan, maka konsekuensi
logisnya kesenian merupakan sistem pengetahuan, nilai-nilai dan gagasan yang merujuk
pada nilai keindahan. Kesenian yang berkembang dalam suatu kebudayaan masyarakat
memiliki nilai- nilai yang bersifat universal. Artinya, bahwa kesenian dapat dipolakan secara
sama.
Suatu kesenian akan dapat berkembang karena didukung oleh masyarakatnya.
Masyarakat berperan sebagai penikmat yang merasakan dampak seni bukan dari perasaan
atau pengertiannya tetapi dari imajinasinya. Setiap masyarakat memiliki bentuk kesenian
yang berbeda karena masyarakat juga berbeda-beda. Kesenian yang berkembang pada
kelompok masyarakat perkotaan berbeda dengan masyarakat pedesaan. Kesenian masyarakat
modern berbeda pula dengan masyarakat tradisional. Perbedaan tersebut disebabkan antara
lain oleh sistem nilai, kondisi alam dan lingkungan, serta tatanan sosial- budayga.
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Hubungan manusia dengan budaya
sangatlah erat karena dari kata manusia yang artinya ciptaan Tuhan yang berakal budi yang
sangatlah istimewa dari ciptaan Tuhan yang lainnya. Sedangkan Budaya itu sendiri adalah
ciptaan manusia yang berasal dari tingkah laku serta lingkungan pada kehidupan manusia itu
sendiri sehingga terciptalah kata kebudayaan yang artinya budaya yang diciptakan oleh akal
budi manusia, oleh sebab itu budaya dan manusia tidak bisa dipisahkan.
Tiap manusia pun bisa tanpa disadari bisa membuat budaya dirinya sendiri, melalui
akal budi mereka sendiri mereka bisa mempengaruhi orang lain disekitarnya, sehingga
dengan seiring waktu berjalan, orang-orang disekitar dia akan memiliki tingkah laku, sifat
dan kebudayaan yang hampir sama. Budaya manusia itu sendiri berbeda-beda yang
disebabkan oleh banyak faktor seperti daerah, turun-temurun, tingkat sosial, lingkungan,
kemajuan IPTEK dan lain sebagainya. Hal ini menimbulkan banyaknya tarian, lagu,
kebiasaan dan tatanan kehidupan lainnya di setiap daerah yang berbeda, apalagi seperti di
Indonesia yang memiliki banyak sekali daerah dan bermacam-macam suku. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur
hidup manusia agar sesuai dengannya.

B. Hakikat Seni
Kata seni berasal dari bahasa sansekerta “sani” yang memiliki makna pemujaan,
persembahan, pelayanan, donasi, permintaan atau pencarian dengan hormat dan jujur
(Sugriwa, 1957:219-133). Sedangkan pengertian seni secara garis besar adalah sesuatu yang
dibuat dan diciptakan oleh manusia yang mempunyai unsur keindahan dan estetika.Seni pada
dasarnya sulit untuk dinilai dan dijelaskan secara detail, tergantung pemahaman tiap-tiap
manusia. Setiap kali kita mendengar kata seni pasti anda akan membayangkan suatu hasil
karya manusia yang mempunyai unsur keindahan seperti lagu, lukisan, patung, ukiran dan
hal-hal lain yang menurut anda mempunyai unsur keindahan. 
Sesuatu hal yang diciptakan oleh manusia yang mempunyai unsur keindahan
merupakan definisi dari seni secara luas. Sedangkan menurut para ahli pengertian seni ada
beberapa macam tetapi secar makna dapat diambil satu kesimlan yang memiliki makna
relevan.

Sejalan dengan perkembangan zaman dan peradapan manusia maka berkembanglah


pula seni dalam kehidupan. Seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan
terutama dalam fungsi pemenuhan kebutuhan. Secara umum seni memiliki dua fungsi, yaitu
fungsi individu dan fungsi sosial.
1. Fungsi Individu
Fungsi individu merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan
pribadi individu itu sendiri.
Terdapat dua macam fungsi seni untuk individu anatara lain:
a.    Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik
Pada hakekatnya manusia adalah makluk homofaber yang mempunyai kecakapan
untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni Terapan memang
mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik sehingga segi kenyamanan menjadi hal
penting.
b.    Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional
Seorang memiliki sifat yang berbeda –beda dengan manusia lain. Pengalaman hidup
seorang sangatlah mempengaruhi sisi emosional atau perasaannya. Sebagai contoh
perasaan sedih, lelah, letih, gembira ,iba, kasihan, benci, cinta dan lain-lain. Manusia
dapat merasakan semua itu karena di dalam dirinya terkandung dorongan emosional
yang merupakan situasi kejiwaan pada setiap manusia normal. Untuk memenuhi
kebutuhan emosional manusia memerlukan dorongan dari luar dirinya yang bersifat
menyenangkan, memuaskan kebutuhan batinnya. Sebagai contoh karena kegiatan dan
rutinitas sehari-hari maka manusia mengalami kelelahan sehingga memerlukan
rekreasi, misalnya menonton hiburan teater, menonton film di bioskop, menonton
sendra tari ataupun menonton pameran seni rupa. Seseorang yang memiliki
pengalaman estetikannya lebih banyak maka ia memiliki kepuasan yang lebih banyak
pula. Sedangkan seniman adalah seorang yang mampu mengapresiasikan pengalaman
dan perasaannya dalam sebuah karya seni yang diciptakannya. Hal ini juga diyakini
olehnya sebagai sarana memuaskan kebutuhan emosional dirinya.

2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat sebagai pemenuhan
kebutuhan sosial suatu individu. Terdapat beberapa macam fungsi seni sebagai fungsi
sosial, yaitu sebagai berikut:
a.    Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lagu rohani. Seni juga sering digunakan untuk sebuah
upacara kelahiran, kematian, pernikahan dan sebagainya, contohnya : gamelan dalam
upacara Ngaben di Bali (gamelan luwang, angklung dan gambang).
Seni yang dikategorikan sebagai seni pertunjukan, seperti tari rejang dan baris,
wayang wong, tabuik, tabut atau tabot, pakarena, dan sebagainya.
b.    Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan Angklung dan
gamelan yang di dalamnya terdapat nilai pendidikannya karena kesenian tersebut
memiliki nilai sosial, kerjasama dan disiplin. Karya seni yang sering digunakan untuk
pelajaran/pendidikan lainnya, seperti : gambar ilustrasi buku pelajaran, film
ilmiah/dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA, dan sebagainya.
c.    Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti, kritik sosial, gagasan,
kebijakan dan memperkenalkan produk kepada masyarakat, dapat dilihat dalam
pagelaran wayang kulit, wayang orang dan seni teater ataupun poster, drama komedi
dan reklame.
d.   Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan
yang khusus pertunjukan untuk berekspresi ataupun hiburan. Seni pertunjukan yang
berfungsi sebagai hiburan pribadi ini sebenarnya tidak ada penontonnya, karena
penikmatnya harus melibatkan diri di dalam pertunjukan. Setiap penikmat memiliki
gaya pribadi sendiri-sendiri dan tidak ada aturan yang ketat untuk tampil di atas
pentas. Misalnya, pertunjukan tayup, jaipongan, ronggeng melayu, dan lain-lain.
e.    Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya
tidak untuk hal yang komersial, seperti : musik kontemporer, tari kontemporer, dan
seni rupa kontemporer. (seni pertunjukan yang tidak bisa dinikmati
pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan komunitasnya).

f.     Fungsi Guna (seni terapan)


Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya, kecuali sebagai
media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses penciptaan
mempertimbangkan aspek kegunaannya, seperti : perlengkapan/peralatan rumah
tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan.
g.    Fungsi Kesehatan (terapi)
Seni sebagai fungsi untuk kesehatan, seperti pengobatan penderita gangguan physic
ataupun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang
pasien). terbukti musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan
penyandang autisme, gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian dsb. pada tahun
1999 Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang
menenangkan dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak dan gamelan
menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.

Seni mempunyai usia yang lebih kurang sama dengan keberadaan manusia di muka
bumi ini. Dalam usia yang sangat tua, seni telah menjadi bagian dari sejarah kehidupan
budaya manusia di berbagai belahan bumi, dengan beraneka macam bentuk dan jenis.
Walaupun orang telah akrab dengan istilah 'seni', namun terkadang masih belum jelas
tentang 'apakah definisi seni itu'.
Sesungguhnya memang terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat menandai semua cabang
seni, dan sekalipun dalam catatan ini kita hanya berurusan denan seni plastis (seni rupa),
namun suatu definisi yang berlaku umum terhadap semua cabang seni akan merupakan suatu
titik tolak yang baik bagi penjelajahan kita.
Definisi seni yang sederhana dan sering dilontarkan oleh publik secara umum ialah
segala macam keindahan yang diciptakan manusia. Orang memandang bahwa seni
merupakan karya keindahan yang menimbulkan kenikmatan. Kenikmatan meliputi aspek
kepuasan jasmani-rohani, yang muncul setelah terjadi respon kepuasan dalam jiwa manusia,
baik sebagai pencipta (kreator) ataupun penikmat (apresiator).
Kesenian tradisional kita, misalnya gamelan, merupakan paduan suara (nada) yang
indah yang mengenakkan telingan (pendengaran). Hiasan ukiran pada suatu dinding kamar
memberikan kesemarakan pandangan mata. Tarian Sunda yang lembut dan gemulai juga
menyejukkan rasa, setelah kita menikmati dan menghayatinya.
Kini persoalan seni adalah keindahan tidak selamanya bertahan sebagai satu-satunya
definisi. Dalam seni kontemporer (termasuk seni modern) yang dihasilkan seniman tidak
hanya karya yang indah, tetapi juga karya yang tidak indah dan tidak menyenangkan.
Banyak karya seni kini lahir justru bukannya menyenangkan, tetapi memberikan berbagai
persoalan yang rumit (sebagai problem kehidupan).
Definisi seni yang lain dapat dijumpai dalam Everyman Encyclopedia, yaitu bahwa
seni merupakan segala sesuatu yang dilakukan orang bukan atas dorongan kebutuhan
pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukannya semata-mata karena kehendak akan
kemewahan, kenikmatan, ataupun karena kebutuhan spiritual. Sendok dibuat untuk
memenuhi kebutuhan pokok, sebagai alat makan. Maka sendok bukanlah karya seni menurut
definisi tersebut. Masih banyak karya (benda) yang lain yang kita jumpai, misalnya rumah,
pakaian penutup aurat, dan barang yang digunakan untuk kebutuhan pokok hidup kita, yang
bukan seni. Yang seni yaitu alat musik gamelan, ukiran kayu, dan lain-lain sejenisnya.
Pakaian kita sebagai penutup aurat yang dibuat bukan hanya sebagai penutup atau pelindung
fisik, tetapi si perancang (pembuat pakaian) berusaha memperindah motif serta modelnya
dengan tujuan untuk menghias pakaian tersebut, tentu saja hiasan atau model pakaian itu
merupakan karya seni Kapak Bahu, Karya Kria/Kerajinan Zaman Prasejarah: Berfungsi
sebagai Perkakas Sehari-hari.
Ki Hajar Dewantara seorang tokoh Pendidikan Nasional kita telah membuat definisi
seni sebagai berikut: "Seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya
dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia yang lain, yang
menikmati karya seni tersebut" (Ki Hajar Dewantara, 1962:330).
        Definisi Ki Hajar Dewantara tersebut sejalan dengan pemikiran Leo Tolstoy yang
menyatakan bahwa seni memiliki proses 'transfer offeeling', atau pemindahan perasaan dari
si pencipta ke penikmat seni. Dalam hal ini seni merupakan suatu sarana komunikasi
perasaan manusia (Tolstoy, 1960:51).
Definisi yang lain, dari pernyataan Akhdiat Kartamiharja, yang menekankan bahwa
seni merupakan kegiatan psikis (rohani) manusia yang merefleksi kenyataan (realitas).
Karena bentuk dan isi karya tersebut memiliki daya untuk membangkitkan atau menggugah
pengalaman tertentu dalam alam psikis (rohani) si penikmat atau apresiator. Bila ditelaah,
definisi tersebut mengetengahkan peranan jiwa dalam proses berkarya seni dan karya seni itu
sendiri. Seniman yang melukis (menggambar) hanya dengan menggerakkan tangan saja
(aktivitas fisik), namun tidak melibatkan jiwa (ekspresi emosi), maka karyanya belum dapat
dinamakan seni.
Ahli seni dan filsuf berkebangsaan Amerika, Thomas Munro, mendefinisikan seni
sebagai alat buatan manusia yang menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang
melihatnya. Efek tersebut mencakup tanggapan-tanggapan yang berujud pengamatan,
pengenalan, imajinasi, yang rasional maupun emosional (Munro, 1963:19). Kedua definisi
terakhir tersebut di atas memberikan pernyataan yang sama, yaitu seni sebagai kegiatan
psikis (rohani) atau merupakan manifestasi jiwa. Sudjojono, seorang pelukis zaman revolusi
kemerdekaan Indonesia, yang dianggap sebagai pendobrak tradisi seni lukis pemandangan
alam, juga menyatakan bahwa seni adalah produk ekspresi jiwa. Seni tanpa jiwa ibarat
masakan tanpa garam. Isi karya seni yang hidup tercermin dari kandungan psikis/jiwanya
(Yuliman, 1976:9-10).
Karya seni juga memiliki nilai sosial. Kehadiran seni didukung oleh adanya
komunikasi antara masyarakat dengan pencipta (seniman). Ekspresi seni yang terwujud
menjadi karya seni yang merupakan sarana komunikasi dan dalam upaya berinteraksi sosial.
Mustahil karya seni dikatakan keberadaannya tanpa dukungan masyarakat penikmat
(apresiator). Justru proses berkesenian merupakan satu kesatuan antar unsur pencipta dan
penikmat, hingga terjadi intteraksi apresiatif.
Seni ialah ekspresi perasaan manusia yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan
pengalaman batinnya kepada orang lain (masyarakat penikmat) sehingga merangsang
timbulnya pengalaman batin pula kepada penikmat yang menghayatinya. Seni lahir karena
upaya manusia dalam memahami kehidupan ini, baik kehidupan sosial, ekonomi, alam, dan
sebagainya. Ekspresi tersebut dikongkritkan melalui media gerak (tari), suara (musik), rupa,
dan penggabungan/peleburan berbagai media akan melahirkan kesatuan estetik. Media
berekspresi seni rupa meliputi bentuk, warna, bidang, garis, barik/tekstur, dan unsur-unsur
estetik.
Masih banyak definisi dari para pakar seni, seniman, guru seni ataupun masyarakat
penikmat seni. Secara sementara kita dapat menyusun sendiri definisi seni yang didasari oleh
berbagai definisi sebelumnya.

C. Konsep Keindahan
Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita
rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan
sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari
sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan
yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan
keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Selain itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian yaitu:
a.  Keindahan dalam arti yang luas.
b.  Keindahan dalam arti estetis murni.
c.  Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang luas, merupakan pengertian semula dari bangsa
Yunani, yang di dalamnya tercakup pula ide kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang
watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan
kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah
dan adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan
dalam arti estetis yang disebutnya symmetria ntuk keindahan berdasarkan penglihatan
(misalnya pada karya pahat dan arsitektur) dan 'harmonia' untuk keindahan berdasarkan
pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi: - keindahan
seni, keindahan alam, keindahan moral, keindahan intelektual. Keindahan dalam arti
estetika murni,menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan
segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerap dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan dari bentuk dan warna secara kasat mata.
Ciri-ciri pokok tersebut oleh ahli pikir yang menyatakan bahwa keindahan tersusun
dari pelbagai keselarasan dan perlawanan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Ada
pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang
selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat. Seorang filsuf seni
dewasa ini dari Inggris bernama Herbert Read dalam (The Meaning of Art)merumuskan
definisi bahwa keindahan adalah kesatuan dari hubungan-hubungan bentuk yang terdapat
diantara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauty is unity of formal relations among our
sense-perceptions).
Sebagian filsuf lain menghubungkan pengertian keindahan dengan ide
kesenangan (pleasure). Misalnya kaum Sofis di Atena (abad 5 sebelum Masehi) memberikan
batasan keindahan sebgai sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau
pendengaran (that which is pleasant to sight or hearing). Sedang filsuf Abad Tengah yang
terkenal Thomas Aquinas (1225-1274)merumuskan keindahan sebagai id quod visum
placet (sesuatu yangmenyenangkan bila dilihat).
Masih banyak definisi-definisi lainnya yang dapt dikemukakan, tapi tampaknya
takkan memperdalam pemahaman orang tentang keindahan, karena berlain-lainannya
perumusan yang diberikan oleh masing-masing filsuf. Kini para ahli estetik umumnya
berpendapat bahwa membuat batasan dari istilah seperti 'keindahan' atau 'indah' itu
merupakan problem semantik modern yang tiada satu jawaban yang benar. Dalam estetik
modern orang lebih banyak berbicara tentang seni dan pengalaman estetis, karena ini bukan
pengertian abstrak melainkan gejala sesuatu yang konkrit yang dapat ditelaah dengan
pengamatan secara empiris dan penguraian yang sistematis.

BAB III
PENUTUP

Manusia berkembang secara dinamis, bergerak dan berubah dari waktu ke waktu
karena sejalan dengan perkembangan akal, budi, dan dayanya. Oleh karena itu manusia
disebut sebagai mahluk budaya. Mahluk yang menggunakan akal (rasio) dalam berpikir
untuk mengembangkan kehidupannya.
Definisi seni yang sederhana dan sering dilontarkan oleh publik secara umum ialah
segala macam keindahan yang diciptakan manusia. Orang memandang bahwa seni
merupakan karya keindahan yang menimbulkan kenikmatan. Kenikmatan meliputi aspek
kepuasan jasmani-rohani, yang muncul setelah terjadi respon kepuasan dalam jiwa manusia,
baik sebagai pencipta (kreator) ataupun penikmat (apresiator).
Keindahan dapat di definisikan dari segi :
a. Keindahan dalam arti yang luas.
b. Keindahan dalam arti estetis murni.
c. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.

DAFTAR PUSTAKA
http://psrpgsdstkippgritulungsgung.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 19 April 2020 pukul
19.20WIB.
http://suherlin.com/inilah-kumpulan-karya-seni-rupa-2-dimensi-buatan-anak-sd/.
Diakses tanggal 19 April 2020 pukul 19.20 WIB.
Buku Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Mahasiswa PGSD/PGTK, Guru
SD/TK Edisi yang di sempurnakan, 2005.
http://tmauretha.blogspot.co.id/2015/11/tugas-makalah-kelompok-1-wawasanseni_7.html.
Diakses tanggal 19 April 2020 pukul 19.20 WIB.
http://nurfitrarahma.blogspot.co.id/2012/07/wawasan-seni.html. Diakses tanggal
20 April 2020 pukul 10.58 WIB. 
http://imasakanastkiptulungagung.blogspot.co.id/2015/09/normal-0-false-false
false-en-us-x-none.html. Diakses tanggal 20 April 2020 pukul 10.58 WIB. 

Anda mungkin juga menyukai