Anda di halaman 1dari 18

RINGKASAN

TEORI AKUNTANSI

“STRUKTUR TEORI AKUNTANSI”

OLEH KELOMPOK 3 :

1. INDI (1723754675)
2. JESSICA M. DAWI (1723754676)
3.LENCI RAGA (1723754678)
4.MARGARITHA RAME (1723754679)
5.MARIA K. MAUCALUNG (1723754680)
6.MARIA S.M PAH (1723754681)
7.MARIANUS GONAL (1723754682)
8.MARINA P. EKLESIA (1723754683)

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2020

-1-
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................2

STRUKTUR TEORI AKUNTANSI ....................................................................................3

A.Sifat Struktur Teori Akuntansi ....................................................................... 3

B. Tujuan Laporan Akuntansi ........................................................................... 3

C. Sifat Postulat Akuntansi ............................................................................. . 7

D. Postulat-Postulat Akuntansi ........................................................................ 8

E. Konsep-Konsep Teoritis Akuntansi ............................................................. 10

F. Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi ..................................................................13

G. Standar (Teknik) Akuntansi......................................................................... 14

KESIMPULAN .................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................17

-2-
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

A. SIFAT STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

Pendekatan dan metodologi apa pun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi
(deduktif atau induktif, normatif atau deskriptif), kerangka acuan yang dihasilkan didasarkan
pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi.

Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen-elemen berikut ini :

1. Pernyataan tujuan laporan keuangan.

2. Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi
lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan
tujuan.

3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis.

4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.

Empat elemen teori akuntansi yang ada, yaitu:

1. Postulat akuntansi

2. Konsep-konsep teoritis akuntansi

3. Prinsip-prinsip akuntansi

4. Standar (teknik) akuntansi

B. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Berikut adalah rumusan tujuan laporan keuangan yang telah dijabarkan oleh AAA, APB,
dan FASB :

1. ASOBAT

American Accounting Association (AAA) adalah sebuah organisasi akuntan pendidik


yang bergungsi memfasilitasi dalam pendidikan akuntansi dan memperlajari serta
mengomentari masalah-masalah yang terkait dengan standar akuntansi.

Pada tahun 1966, AAA menerbitkan AStatement of Basic Accounting Theory


(ASOBAT) yang berisi tentang rumusan tujuan akuntansi, yaitu :

a. Membuat keputusan mengenai penggunaan sumber daya yang terbatas dan menentukan
sasaran serta tujuan dari penggunaan sumber daya tersebut.

-3-
b. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya manusia dan factor produksi lainnya
secara efektif.

c. Memelihara dan melaporkan pengamanan atas sumber daya (Aktiva).

d. Memfasilitasi fungsi dan pengendalian social.

2. APB Statement No. 4

Accounting Principles Board(APB) dibentuk oleh AICPA pada tahun 1959. Tujuan
utama dari APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai prinsip akuntansi,
menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan
yang ada serta ketidak-konsistenan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu.

Pada tahun 1970, APB menerbitkan Statement No. 4 yang berjudul “Basic Concepts
and Accounting Principles Underlying Financial Statement Of Business Enterprises”. Laporan
ini berisi tentang tujuan khusus dan tujuan umum laporan keuangan.

a. Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah menyajikan posisi
keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).

b. Tujuan Umum laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah :

c. Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber daya ekonomi (Aktiva) dan
kewajiban perusahaan, dengan maksud :

d. Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.

e. Untuk menunjukkan posisi keuangan da investasi perusahaan.

f. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya.

g. Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.

h. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal
dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan maksud :

i. Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan pemegang saham.

j. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada supplier,


kreditur, pegawai, pemerintah dan kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk
kepentingan ekspansi perusahaan.
k. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi
perencanaan dan pengendalian.

l. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka panjang.

-4-
m. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilakan laba.

n. Memnerikan informasi lainnya tentang perubahan aktiva dan kewajiban.

o. Mengungkapkan informasi yang relavan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.

3. Trueblood Committee Report

Untuk menyusun konsep yang menjelaskan tentang tujuan laporan keuangan,


Presiden AICPA saat itu (Marsall S. Amstrong) pada tahun 1971 membentuk tim perumus
tujuan laporan keuangan, yang dikenal dengan nama Trueblood Committee. Tim ini pada
tahun 1973 berhasil merumuskan tujuan laporan keuangan, yang dimuat dalam sebuah
laporan yang berjudul ”Objectives of Financial Statement”. Dalam laporan ini dirumuskan
bahwa tujuan laporan keuangan adalah :

a. Tujuan dasar laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna bagi
pengambilan keputusan ekonomi.

b. Melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan, atau sumber daya yang
terbatas untuk memperoleh informasi dan pihak-pihak yang mengandalkan laporan
keuangan sebagai sumber informasinya mengenai aktivitas ekonomi perusahaan.

c. Memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk pemakai untuk
memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas berdasarkan jumlah,
waktu, dan ketidakpastian lainnya.

d. Memberikan informasi kepada pemakai untuk memprediksi, membandingkan, dan


mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.

e. Memberikan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan manajemen dalam


memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dan mencapai tujuan utama
perusahaan.

f. Memberikan informasi yang factual dan dapat diinterprestasikan mengenai transaksi dan
peristiwa lainnya, yang diharapkan dapat berguna untuk memprediksi, membandingkan,
dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.

g. Memberikan laporan tentang posisi keuangan perusahaan, yang diharapkan dapat


berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba.

h. Memberikan laporan tentang laba periode (berkala), yang diharapkan dapat berguna untuk
prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba.

-5-
i. Memberikan laporan tentang aktivitas keuangan perusahaan, yang diharapkan dapat
berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba.

j. Memberikan informasi yang berguna untuk proses peramalan.

k. Tujuan laporan keuangan bagi organisasi pemerintah dan organisasi yang bukan pencari
laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam mengevaluasi aktivitas
pengelolaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi.

l. Melaporkan aktivitas perusahaan yang mempengaruhi lingkungan social (masyarakat


sekitar).

4. SFAC No. 1 dan No. 4


FASB merupakan organisasi sector swasta yang bertanggung jawab dalam
pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun 1973,
menggantikan APB.

Pada tahun 1976, FASB mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang
menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan masalah kontroversi
pelaporan keuangan. Fungsi utama FASB adalah menpelajari masalah akuntansi terkini dan
menetapkan standar akuntansi. FASB juga menerbitkan Statement of Accounting Concepts
(SFAC) yang memberikan kerangka kerja konseptual dimana memungkinkan untuk
dikembangkannya standar akuntansi khusus.

Pada tahun 1978, FASB menerbitkan SFAC No. 1 yang berjudul “Objectives of
Financial Reporting by Business Enterprises”.Laporan ini memuat tentang rumusan tujuan
laporan keuangan untuk organisasi pencari laba (profit Organization), yaitu :

a. Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya dalam
membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit dan lainnya.

b. Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditur serta
pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas dari
deviden atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan
pinjaman yang jatuh tempo.

c. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas aktiva, dan
pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva dan kewajiban.

d. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode.

e. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendaparkan dan membelanjakan


kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi yang mempengaruhi

-6-
modal termasuk deviden dan pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang factor-
faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan


mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas penggunaan
sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.

g. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses pengambilan
keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.

Pada tahun 1980, FASB No. 4 yang berjudul “Objectives of Financial Reporting by
Non-Business Organization” . Laporan ini memuat tentang rumusan tujuan keuangan untuk
organisasi yang bukan pencari laba (non-profit organization), yaitu :

1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi seumber daya (aktiva)
perusahaan.

2. Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada public.

3. Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan pembiayaan dan investasi.

4. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva), kewajiban, dan kekayaan


perusahaan, serta perubahannya.

5. Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.

6. Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi kewajiban jangka


pendeknya.

7. Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen.

C. SIFAT POSTULAT AKUNTANSI

Dalam teori akuntansi kita sering dibingungkan oleh istilah-istilah yang agak mirip, tetapi
mempunyai arti yang berbeda seperti istilah : aksioma, postulat, konsep, convention,
generalization, praktik, prosedur, prinsip, standar, norma, dll. Kebingungan seperti itu dapat
dihindari dengan mempertimbangkan penyusunan struktur teori akuntansi secara deduktif,
proses interaktif di mana tujuan akuntansi menyediakan dasar untuk postulat dan konsep teoritis
dari mana teknik-teknik diturunkan.

1. Postulat akuntansi adalahpernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau


disebut juga aksioma yang sudah diterima kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan
yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hokum di suatu tempat
dimanaakuntansi itu beroperasi.

-7-
2. Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau
aksioma, juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan,
yang menggambarkan sifat entitas akuntansi yang beroperasi dalam ekonomi bebas yang
dikarakteristikkan oleh kepemilikan pribadi atas kekayaan.

3. Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan dan
konsep teoritis akuntansi yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.

4. Teknik (standar) akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akun-akuntansi
untuk memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi.

D. POSTULAT – POSTULAT AKUNTANSI

1. Postulat Entitas (Entity)

Akuntansi mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga atau
perusahaan) yang terpisah dan dibedakan dari pemilik. Menurut konsep ini kita bisa
menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, maka setiap perusahaan
dianggap sebagai uni akuntansi yang terpisah dari pemiliknya.

Berdasarkan pengertian ini maka yang menjadi objek dan perhatian dari akuntansi
yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan adalah kejadian yang dialami oleh lembaga atau
perusahaan dan bukan merupakan gabungan dengan pribadi pemiliknya. Konsep ini disebut
dengan firm oriented.

Dari sisi lain konsep entity ini dilihat dari kepentingan ekonomi dari beberapa
konsumen laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan administrasi lembaga tadi.
Pengertian ini disebut dengan user oriented.

Dalam konsep ini yang menjadi perhatian dalam penyusunan laporan keuangan adalah para
pemakainya. Informasi apa yang diinginkan pemakai itulah yang dilaporkan dalam laporan
keuangan . Untuk mengetahui apa yang diinginkan para pemakai laporan, perlu diketahui :

▪ Kepentingan para pemakai laporan

▪ Sifat-sifat dari para pemakai laporan

Contoh yang paling jelas di sini adalah Akuntansi Sosial, Akuntansi Lingkungan,
Akuntansi SDM, dll. Dalam bidang ini yang menjadi dasar bertolak adalah apa yang diinginkan
oleh para pemakai laporan keuangan dan bukan tentang apa maunya teori akuntansi.

2. Postulat Kelangsungan Usaha(going concern)

-8-
Postulat kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas
akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas yang
sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk
dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas
akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.

Postulat ini memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara historical cost
dan book value bukan current value atau liquidation value. Dalam asumsi ini seolah dinyatakan
bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan pada
asumsi bahwa perusahaan ini tidak akan dilikuidasi atau dijual sehingga nilai dari asset atau
utang dari perusahaan yang akan dibubarkan. Tentu pada kenyatannya, nilai aset pada
perusahaan yang sudah berhenti dan mennunggu akan dibubarkan umumnya berbeda atau
jauh lebih rendah dari perusahaan yang masih terus beroperasi dan lancar. Postulat ini juga
membenarkan metode alokasi akuntansi seperti pembebanan penyusutan, penyisihan,
konsep konservatisme maupun amortisasi selama masa penggunaannya tau selama
perusahaan berjalan.

Postulat going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong agar manajer
bersikap forward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan pemahaman ini
diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam perusahaan dalam jangka waktu
yang lama atau terus menerus agar ia mendapatkan value added dari kinerja perusahaan.

3. Postulat unit pengukur (Unit Of Measure)

Postulat ini, yang disebut juga monetery unit postulate menganggap bahwa setiap
transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur yang
dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini menimbulkan 2 keterbatasan
yaitu :

▪ Akuntansi terbatas pada pemberian informasi dalam satuan moneter tanpa mencatat
informasi non moneter lainnya yang relevan. Sehingga akuntansi dianggap hanya
menginformasikan sebatas : kuantitatif, formal, terstruktur, dapat diaudit, angka-angka
dan berorientasi pada masa lalu.

Informasi non akuntansi dianggap kualitatif, informal, penjelasan, tidak dapat diaudit dan
berorientasi pada masa depan. Namun para ahli pada saat ini teus berupaya agar informasi
yang diberikan oeh akuntansi keuangan dapat memasukkan aspek kualitatif melalui
berbagai instrumen laporan.

-9-
▪ Unit moneter itu sendiri sifatnya berfluktuasi tergantung pada kemampuan daya beli. Pada
kenyataannya, daya beli itu tidak stabil karena termakan oleh inflasi sehingga informasi
keuangan yang disajikannya akan kehilangan relevansi.

4. Postulat Periode Akuntansi

Meskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa perusahaan akan tetap


ada untuk periode waktu yang tidak terbatas, pemakai meminta berbagai informasi tentang
posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka pendek. Sebagai
tanggapan terhadap kendala yang disebabkan lingkungan pemakai, postulat periode
akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam
kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.

Panjangnya periode waktu dapat bervariasi tetapi hukum pajak penghasilan yang
mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan dan praktik bisnis tradisional,
menggunakan periode normal satu tahun. Meskipun kebanyakan perusahaan menggunakan
periode akuntansi yang terkait dengan tahun kalender, beberapa perusahaan menggunakan
tahun fiskal atau tahun bisnis alami". Bila siklus bisnis tidak berhubungan dengan tahun
kalender akan lebih bermanfaat untuk mengakhiri periode akuntansi ketika aktivitas bisnis
telah mencapai titik terendah.

Karena kebutuhan akan informasi yang tepat waktu, relevan dan sering, kebanyaka
perusahaan juga menerbitkan laporan interim yang menyediakan informasi keuangan
triwulanan atau bulanan. Studi empiris tentang reaksi pasar modal atas penerbitan laporan
interim dan dampaknya terhadap keputusan investasi pemakai mengindikasikan kegunaan
laporan interim. Untuk menjamin kredibilitas laporan interim, Accounting Principles Board
menerbitkan APB Opinion No.28, yang mensyaratkan laporan interim seharusnya didasarkan
pada prinsip akuntansi dan praktik yang sama dengan yang digunakan dalam pembuatan
laporan tahunan.

E. Konsep-konsep Teoritis Akuntansi

1. Teori Proprietary/Teori Kepemilikan

Menurut teori proprietary, entitas sebagai “agen”, perwakilan atau susunan melalui
wirausahawan individual atau pengoperasi pemegang saham". Sudut pandang kelompok
pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan

- 10 -
membuat laporan keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan
menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi:

Aset - Utang = Ekuitas Pemilik.

Persamaan ini dibaca : pemilik memiliki aset dan sekaligus memiliki kewajiban,
sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan dikurangi dengan kewajiban
perusahaan. Oleh karena itu, teori ini berorientasi pada neraca (balance sheet oriented).
Aset dinilai dan neraca disajikanuntk mengetahui dan mengukur perubahan hak dan
kekayaan pemilik, sedangkan penghasilan dan biaya dianggap sebagai kenaikan atau
penurunan harta kekayaan pemilik bukan dianggap berasal dari investor atau pengambilan
pemilik sehingga biaya dan dividen adalah pengambilan modal.

Beberapa istilah akuntansi yang dipengaruhi oleh teori ini adalah seperti penyajian
divide per share, earning per share, equity method dalam pencatatan perkiraan
investasi pada perusahaan lain dan lain-lain.

2. Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari
pihak yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik,
merupakan pusat kepentingan akuntansi.

Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pemilik
maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan akuntansinya adalah:

Aset = Ekuitas

Aset = Utang + Ekuitas Pemegang saham

Aset adalah hak perusahaan, ekuitas menunjukkan sumber asetyang berasal dari
kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban bagi perusahaan. Kreditor dan pemilim
sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang merupakan tempat di mana perusahaan
memiliki kewajiban. Baik kreditor dan pemegang saham adalah pemilik ekuitas, meskipun
mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income, control, risiko,dan likuidasi. Laba
adalah milik perusahaan sebelum dibagikan kepada pemilik.

Teori ini berorientasi pada laporan laba rugi (income statement oriented).
Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur pestasi kegiatan dan
prestasi keuangan yang ditunjukkan perusahaan. Dengan demikian, income merupakan
kenaikan equity pemilik atau kenaikan kewajiban perusahaan kepada pemilik. Setelah
dikurangi hak kreditor kenaikan equity pemilik terjadi setelah dividen dikeluarkan dan laba
ditahan tetap dianggap sebagai hak milik perusahaan sampai suatu saat dibagikan. Dalam

- 11 -
teori ini pajak dan bunga pinjaman dianggap sebagai bagian laba untuk pemerintah dan
kreditor. Oleh karena itu, bukan biaya.

Beberapa pengaruh teori ini pada pencatatan dan penyajian akuntansi adalah :

▪ Penggunaan LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi. Metode ini lebih baik dalam
penentuan pendapatan dari pada FIFO di masa inflasi.

▪ Penyajian laporan keuangan konsolidasi.

▪ Definisi tentang revenuedan expenses yang lazim sesuai dengan konsep ini

3. Teori dana (Fund Theory)

Menurut teori yang dikemukakan W.Y Vatter (1995) ini yang menjadi perhatian bukan
pemilik dan bukan pula perusahaan, tetapi sekelompok aset yang ada dan kewajiban yang
harus ditunaikan disebut fund yang masing-masing pos memiliki aturan dalam
penggunaannya. Dengan demikian teori dana menganggap bahwa unit usaha
merupakan sumber ekonomi (dana) dan kewajiban yang ditetapkan sebagai pembatasan-
pembatasan terhadap penggunaan aset atau dana tersebut.

Persamaan akuntansinya adalah:

Aset = Pembatasan Aset

Dalam persamaan ini unit akuntansi didefinisikan dalam istilah aset, dan penggunaan
aset ini adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan ekonomi secara hukum
terhadap penggunaan aset. Teoi dana ini memusatkan perhatian pada harta atau aset
centered dalam arti kata yang menjadi pusat perhatiannya adalah penggunaan aset yang
dibatasi. Teori ini berorientasi pada laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan ini
menggambarkan sumber dari mana dana dan ke mana penggunaan dana perusahaan.
Umumnya teori ini berlaku untuk organisasi pemerintah atau non profit (nirlaba).

4. The enterprise Theory

Sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggungjawaban publik oleh


perusahaan, maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Dalam konsep teori ini yang
menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang terlibat atau yang
memiliki hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Misalnya,
pemilik, manajemen, masyarakat, pemerintah, kreditor, pegawai dan pihak yang
berkepentingan lainnya. Dalam teori ini pihak-pihak ini harus diperhatikan dalam penyajian
informasi laporan keuangannya. Menurut teori ini akuntansi jangna hanya mementingkan

- 12 -
informasi bagi pemilik perusahaan, tetapi juga pihak lainnya juga yang
memberikan kontribusi langsung dan tidak langsung kepada eksistensi dan keberhasilan
suatu perusahaan atau lembaga.

F. PRINSIP-PRINSIP DASAR AKUNTANSI

Banyak pihak baik komite maupun perseorangan yang memberikan prinsip dasar
akuntansi tersebut. Antara yang satu dengan yang lain kadang memiliki kadang memiliki
perbedaan dan juga persamaan. Berikut ini akan kita berikan beberapa pendapat tersebut.

Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar yaitu :

a. Dasar Acrual

Artinya dalam menyusun laporan keuangan pengakuan tansaksi didasarkan pada kejadian
atau perisiwa bukan didasarkan pada transaks kas.

b. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud akan
melanjutkan usahanya, da;lam asumsi dasarnya tidak ada maksud untuk melakukan likudasi.

APB Statement No.4 memberikan smbilan prinsip dasar akuntansi sebagai berikut :

a. The cost Principle


Menurut pendapat ini, cost principle atau disebut juga acquisition cost adalah
dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa, biaya, harga pokok dan
equity.
Dengan kata lain, setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal
perolehan.

APB statement No.4 mendefinisikan cost sebagai berikut :

Cost adalah suatu jumlah tertentu yang diukur dalam bentuk uang dari kas yang dibelanjakan
atau barang lain yang diserahkan , modal saham yang dikeluarkan, jasa yang diberikan, atau
utang yang dibebankan sebagai imbalan dari barang dan jasa yang diterima atau akan
diterima.

Kelemahan dari prinsip ini yang paling utama adalah akibat nila uang atau kemampuan daya
beli yang tidak stabil sehingga bisa terjadi kemngkinan kesalahan pembaca dalam membaca
lapran keuangan yang disajikan secara cost principle.

b. The Revenue Principle

- 13 -
Prinsip ini menjelaskan sifat dan komponen, pengukuran dan pengakuan revenue sebagai
salah satu elemen penyusunan laporan laba rugi.

G. STANDAR (TEKNIK) AKUNTANSI


Standar atau teknik akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari
prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perrlakuan catatan dan
pelaporan terhadap semua transaksi dan peristiwa ekonomi yang terjadi dalam perusahaan.

Standar ini diperlukan sebagai patokan dalam penyusunan laporan keuangan yang baku.
Dengan adanya standar ini, pihak manajemen selaku pengelola dana dan aktivitas perusahaan
dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun
financial perusahaan secara baku dan transparan.

Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang telah disusun dan
disahkan oleh sebuah lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada saat tertentu.

Belkaoli (1985) mengemukakan pentingnya standar akuntansi yang baku, yaitu :


a. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan kegiatan perusahaan yang
dapat dipercaya kebenarannya dan memiliki daya banding,

b. Memberikan pedoman bagi akuntan dalam melaksanakan pekerjaannya secara hati-hati dan
independen.

c. Memberikan database kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap penting
dalam menghitung pajak penghasilan, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan
pengaturan ekonomi, dan peningkatan efiesiensi ekonomi, serta tujuan-tujuan makro lainnya.

d. Menarik perhatian parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.

Mengenai pihak-pihak yang dianggap memiliki peranan yang besar dalam proses perumusan
standar akutansi, Belkoei (1985) membaginya kedalam 3 fase sebagai berikut:

1. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)

Dalam periode ini, manajemen dianggap memiliki peranan yang besar dalam
perumusan standar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari bertambahnya investor
dan peranannya yang besar dalam mengembangkan perusahaan.

Dengan adanya pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen telah menimbulkan atau
memberikan kekuasaaan yang besar pada manajemen untuk mengelola dan mengendalikan
perusahaan. Laporan keuangan disiapkan oleh manajemen sebagai bentuk
pertanggungjawabannya kepada pemilik.

Dalam periode ini, metode yang dipakai dalam memecahkan masalah akuntansi yang
timbul adalah lebih bersifat Pragmatis, bukan berdasarkan teori akuntansi yang ada. Yang

- 14 -
menjadi pusat perhatian manajemen pada saat itu adalah besarnya laba kena pajak dan upaya
untuk mengurangi pajak.

2. Fase Peranan Profesi (1933-1973)

Dalam periode ini, perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi, dimana
organisasi mulai tumbuh dan berkembang dengan pusat. Dalam periode ini pula (tahun 1934),
SEC untuk pertama kalinya dibentuk, dimana peran utamanya adalah mengatur penerbitan
dan transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai (public). Atas
desakan SEC, pada tahun 1939, AICPA membentukCommittee on 51 Accounting
Procedure (CAP).

Pada tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting Principles Board (APB). Tugas utama
APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai teknik akuntansi, menentukan
praktek akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta
ketidak-konsistenan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu.

Dalam periode ini. Asosiasi dan organisasi profesi masih belum yakin terhadap
kerangka teori yang ada, dimana kekuatan atau otoritasnya juga tidak jelas. Oleh sebab itu,
banyak sekali alternatef yang timbul, yang pada akhirnya menciptakan fleksibilitas dalam
penerapan standar akuntansi.

3. Fase Politisasi (1973- Sekarang)

Berbagai kelemahan yang ada pada fase peranan manajemen dan profesi telah
menimbulkan kecenderungan pada lahirnya periode yang bersifat deduktid dan politisasi
(adanya keikutsertaan pemerintah) dalam perumusan standar akuntansi. Pada fase ini, FASB
untuk pertama kalinya dibentuk, yang merupakan peleburan dari unsur praktisi, bisnis,
akademisi, dan lembaga formal. FASB merupakan organisasi sector swasta yang
bertanggungjawab dalam pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini.

- 15 -
KESIMPULAN

Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada pondasi teori akuntansi. Pondasi
ini dibentuk dari elemen-elemen hirarki yang berfungsi sebagai kerangka acuan atau struktur
teoritis. Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi,
rerangka acuan atau struktur teori yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan
hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi.

Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :


1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teroritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi
lingkungan
dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan

3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep
teroritis.
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi

- 16 -
DAFTAR PUSTAKA

▪ Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Teori Akuntansi. Buku I Edisi 5. Salemba Empat: Jakarta.

▪ Hery. 2009. Teori Akuntansi. Kencana: Jakarta.

▪ http://wastinmendrofa.blogspot.com/2011/05/elemen-dan-strktur-akuntansi.html

▪ https://dindaituchdindahoet.wordpress.com

▪ Wiranyenyen.blogspot.com

- 17 -
- 18 -

Anda mungkin juga menyukai