Anda di halaman 1dari 5

Nama : Linna Yulnia

NIM : 18078077

Jurusan : Tata Rias dan Kecantikan

Tugas : Minggu ke 12

Tentang : Implementasi BK Pada Kurikulum 2013

Implementasi BK Pada Kurikulum 2013

1. Implementasi BK Dalam Kurikulum 2013.

Bimbingan dan Konseling adalah upaya pendidikan dan merupakan bagian integral dari
pendidikan yang secara sadar memposisikan “… kemampuan peserta didik untuk
mengeksplorasi, memilih, berjuang meraih, serta mempertahankan karier itu ditumbuhkan
secara isi-mengisi atau komplementer oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor dan
oleh guru mata pelajaran dalam setting pendidikan khususnya dalam jalur pendidikan formal,
dan sebaliknya tidak merupakan hasil upaya yang dilakukan sendirian oleh Konselor, atau yang
dilakukan sendirian oleh Guru.

Pada tahun 2013 ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

Dalam konteks ini bimbingan dan konseling berperan dan berfungsi, secara kolaboratif, dalam
hal- hal berikut :

a) Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik.

Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3) Undang- undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara utuh, kaidah-kaidah implementasi
Kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan harus bermuara pada perwujudan suasana dan proses
pembelajaran mendidik yang memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik. Suasana
belajar dan proses pembelajaran.

Untuk mewujudkan lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya:

- memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip bimbingan dan konseling
dalam pembelajaran.

-melakukan asesmen potensi peserta didik,

-melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta didik,

-mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi peserta didik.

b) Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas.

Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi layanan, jelasnya layanan peminatan.


Bimbingan dan Konseling berperan melakukan advokasi, aksesibilitas, dan fasilitasi agar terjadi
diferensiasi dan diversifikasi layanan pendidikan bagi pengembangan pribadi, sosial, belajar dan
karir peserta didik. Untuk itu kolaborasi guru bimbingan dan konseling/konselor dengan guru
mata pelajaran perlu dilaksanakan dalam bentuk :

• memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta didik,

• merancang ragam program pembelajaran dan melayani kekhususan kebutuhan peserta didik,
serta

• membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.

c) Menyelenggarakan Fungsi Outreach.

Dalam upaya membangun karakter sebagai suam keutuhan perkembangan, sesuai dengan
arahan Pasal 4 (3) UU No. 20/2003, Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran sebagai proses
pemberdayaan dan pembudayaan. Untuk mendukung prinsip dimaksud bimbingan dan
konseling tidak cukup menyelenggarakan fungsi-fungsi inreach tetapi juga melaksanakan fungsi
outreach yang berorientasi pada penguatan daya dukung lingkungan perkembangan sebagai
lingkungan belajar. Dalam konteks ini kolaborasi guru bimbingan dan konseling/konselor
dengan guru mata pelajaran hendaknya terjadi dalam konteks kolaborasi yang lebih luas, antara
lain: (1) kolaborasi dengan orang tua/keluarga, (2) kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga
pendidikan, (3) “intervensi” terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan membantu
perkembangan peserta didik.

2. Tujuan Arah Minat pada Kurikulum 2013.

a) Tujuan Umum.

Secara umum panduan palayanan Bimbingan dan Konseling tentang Arah Peminatan Siswa
bertujuan untuk memberikan panduan bagi Guru BK atau Konselor dan pihak-pihak lain terkait,
seperti pimpinan satuan pendidikan, guru mata pelajaran, guru kelas dan wali kelas, serta
orangtua dalam membantu siswa SD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK
menetapkan pilihan dan pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang
sedang ditempuh, arah pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan tinggi.

b) Tujuan Khusus.

Secara khusus tujuan pelayanan arah minat adalah :

-Di SD/MI/SDLB siswa diarahkan untuk memahami bahwa pendidikan di SD/MI/SDLB


merupakan pendidikan wajib yang harus dikuti oleh seluruh warga negara Indonesia dan
setamatnya dari SD/MI/SDLB harus dilanjutkan ke studi di SMP/MTs/SMPLB, dan oleh
karenanya siswa perlu belajar dengan sungguh-sungguh.

-Di SMP/MTs/SMPLB siswa diarahkan untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa :

a. Semua warga negara Indonesia wajib mengikuti pelajaran di sekolah sampai dengan jenjang
SMP/MTs/SMPLB dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun.

b. Siswa SMP/MTs/SMPLB perlu memahami berbagai jenis pekerjaan/ karir dan mulai
mengarahkan diri untuk pekerjaan/karir tertentu.

c. Setamat dari SMP/MI/SMPLB siswa dapatkan melanjutkan pelajaran ke SMA/MA/SMALB


atau SMK, untuk selanjutnya kalau sudah tamat nanti dapat bekerja atau melanjutkan pelajaran
ke perguruan tinggi.

d. Di SMA/MA/SMALB siswa diarahkan untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa :

- Pendidikan di SMA/MA/SMALB merupakan pendidikan untuk menyiapkan siswa menjadi


manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
- Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi
dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.

- Kurikulum SMA/MA/SMALB memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih dan


mendalami mata pelajaran tertentu sesuai dengan kecenderungan dasar bakat, dan minat
siswa.

- Setamat dari SMA/MA/SMALB siswa dapat bekerja di bidang tertentu yang masih memerlukan
persiapan/pelatihan, atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki
program studi sesuai dengan pilihan/pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMA/MA/SMALB.

e. Di SMK siswa diarahkan untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa :

- Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan siswa menjadi manusia dewasa
yang mampu hidup mandiri di masyarakat.

- Kemandirian tersebut didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat,
dan keterampilan pekerjaan/karir.

- Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih dan mendalami mata
pelajaran tertentu sesuai dengan kecenderungan dasar bakat, dan minat siswa.

- Setelah tamat dari SMK siswa dapat bekerja di bidang tertentu sesuai dengan bidang studi
keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya, atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi
dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan/ pendalaman mata pelajaran sewaktu di
SMK.

3.Ruang Lingkup Kurikulum 2013.

Ruang lingkup pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi kegiatan dalam bentuk jenis layanan bimbingan
dan konseling dan kegiatan pendukungnya secara terprogram yang direncanakan secara khusus
dan diikuti oleh siswa sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadi mereka, meliputi
pengembangan :

- kehidupan pribadi

- kemampuan sosial

- kemampuan belajar
- wawasan dan perencanaan karir.

b. Pelayanan Bimbingan dan Konseling sebagai upaya pendidikan, memuat materi pendidikan
karakter yang diintegrasikan ke dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu
materi:

- Ketakwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa

- Kejujuran.

- Kecerdasan.

- Ketangguhan.

- Kepedulian.

c. Pelayanan Bimbingan dan Konseling secara khusus membantu pengembangan arah


peminatan siswa, yang meliputi peminatan:

- Akademik.

- Kejuruan.

- Pilihan lintas minat atau pendalaman minat.

- Studi lanjut.

d. Pelayanan Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan berbagai komponen yang terkait
baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan dalam rangka menunjang kesuksesan siswa
untuk mengembangkan diri dan mencapai pendidikan secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai