Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR 1

1. Sebutkan empat macam perbedaan antara DPR dan DPD!


2. Deskripsikan hubungan tata kerja antara DPR/DPD, Presidendan BPK!
3. Jelaskan alasan diselenggarakannya sidang istimewa MPR!
4. Bagaimanakah penggantian presiden dan/atau wakil presiden jika berhalangan tetap:
a. Presiden mati
b. Wakil presiden mati
c. Presiden dan wakil presiden mati dalam waktu yang sama
5. Jelaskan alasan terjadinya penggeseran kedudukan MPR berdasakan UUD 1945 sebelum dan
sesudah amandemen!
6. Sebutkan dan beri penjelasan asas-asas pemilu di Indonesia!
7. Sebutkan urutan presiden di Indonesia sejak proklamasi s.d. sekarang!
8. Deskripsikan proses penyusunan APBN dan pertanggungjawabannya!

JAWABAN
1.

DPR DPD

1. Fungsi dan Wewenang DPR 1. Fungsi dan Wewenang DPD


 Fungsi legislasi  Fungsi legislasi
 Pembentukkan UU  Bisa mengajukan RUU kepada DPR
 Fungsi pertimbangan  Ikut dalam pembahasan sidang RUU
 Memberikan hasil terhadap rancangan  Ikut membantu mempertimbangkan
APBN, dimana DPR bisa mensetujui keuangan daerah
maupun menolak.  Fungsi pertimbangan
 Fungsi pengawasan  Memberikan beragam pertimbangan
Pengawasan terhadap jalannya hasil UU dan untuk membantu DPR
APBN  Fungsi pengawasan
2. Anggota DPR dipilih di antara calon yang  Dapat melaksanakan dan melakukan
pengawasan terhadap UU yang nantinya
merupakan perwakilan partai politik.
akan menyampaikan hasil dari
3. Anggota DPR mewakili daerah pengawasannya terhadap DPR sebagai
pemilihan, yang pada umumnya terdiri sebuah bukti pertimbangan yang bisa di
dari beberapa kabupaten. Satu provinsi lanjutkan.
dibagi menjadi beberapa daerah  Memeriksa hasil keuangan daerah yang
pemilihan atau dapil, yang mana tiap dilaksanakan oleh BPK
dapil diwakili beberapa anggota DPR.  Melaksanakan penganggaran APBN
Jumlah dapil tiap provinsi tergantung
jumlah penduduknya.
2. Anggota DPD merupakan calon
perseorangan atau independen.
4. Jumlah anggota DPR sesuai dengan
peratuan adalah 560 orang.
3. Anggota DPD mewakili provinsi dimana
setiap provinsi diprovinsi mendapat jatah
yang sama yaitu 4 orang wakil di DPD.
2. 4. Jumlah anggota DPD adalah sebanyak 4
kali jumlah provinsi atau dengan
perhitungan sekarang sebanyak maksimal
136 orang.

Hubungan antara DPR/DPD, Presiden, dan BPK


BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab tentang keuangan negara dan hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada DPR, DPD,
dan DPRD. dengan pengaturan BPK dalam UUD, terdapat perkembangan yaitu menyangkut
perubahan bentuk organisasinya secara struktural dan perluasan jangkauan tugas pemeriksaan
secara fungsional. Karena saat ini pemeriksaan BPK juga terhadap pelaksanaan APBN di daerah-
daerah dan harus menyerahkan hasilnya itu selain DPR juga pada DPD dan DPRD. Presden
sebagi yang meresmikan BPK atas pertimbangan DPR.

3. Sidang Istimewa MPR adalah sidang yang diselenggarakan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Indonesia atas permintaan Dewan Perwakilan Rakyat atau Sidang Tahunan Majelis untuk
meminta dan menilai pertanggungjawaban Presiden atas pelaksaan putusan Majelis.[1] Sidang ini
diadakan jika presiden dianggap melanggar Undang-Undang Dasar 1945 dan menyimpang dari
GBHN, yang kemudian pertanggungjawabannya akan dilakukan dalam Sidang Istimewa, yang
biasanya mengarah kepada upaya pemakzulan. Setelah berlakunya UU 27 Tahun 2009 pasal 184
ayat 4 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, pemakzulan baru sah jika disetujui tigaperempat
anggota MPR, tetapi kemudian syarat tersebut dibatalkan kembali oleh Mahkamah Konstitusi.
4. a. Jika presiden meninggal ia digantikan oleh wakil presiden sampai habis masa jabatannya
b. Kekosongan wapres selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari, MPR menyelenggarakan
sidang untuk memilih wapres dari 2 calon yang diajukan oleh presiden
c. Jika presiden dan wapres mati dalam waktu yang sama pelaksana tugas kepresidenan adalah
menteri luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan secara bersamaan. Selambat-lambatnya 30 hari
setelah itu. MPR menggelar sidang untuk memilih presiden dan wapres dari 2 pasang calon yang
diusulkan oleh parpol atau gabungan yang meraih suara terbanyak dalam pemilu sebelumnya,
sampai habis masa jabatannya.
5. Perubahan kedudukan MPR terjadi setelah masa reformasi tepatnya ketika diadakan amandemen
UUD 1945 yang mengubah fungsi dan tugas MPR menjadi lembaga tinggi negara bukan yang
tertinggi. Hal itu karena perubahan pemerintahan indonesia yang mengacu pada sistem trias
politika MPR dikatakan semakin mengurangi fungsi keselamatan dan kekuasaan yang
dimilikinya.
6. Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "LUBER" yang merupakan singkatan dari
"Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asas "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru.

 "Langsung" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh
diwakilkan.
 "Umum" berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki
hak menggunakan suara.
 "Bebas" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
 "Rahasia" berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si
pemilih itu sendiri.

Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari
"Jujur dan Adil". Asas "jujur" mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan
sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat
memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk
menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas "adil" adalah perlakuan yang sama
terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi
terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada
pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.

7.
TEMPAT
NO MASA
8. NAMA PRESIDEN TANGGAL PARTA POLITIK
. JABATAN
- LAHIR

Surabaya, 6 Juni
1. Soekarno 1945-1967 PNI
1901

2. Soeharto Bantul, 8 Juni Golkar


1967-1998
1921
3. BJ Habibie Parepare, 25 Juni Golkar
1998-1999
1936
4. Abdurrahman Wahid Jombang, 7 PKB
1999-2001
September 1940
5. Megawati Soekarnoputri Yogyakarta, 23 PDI-P
2001-2004
Januari 1947
Susilo Bambang Pacitan, 9
6.
Yudhoyono 2004-2014 Demokrat
September 1949
7. Joko Widodo Surakarta, 21 Juni PDI-P
2014-2019
1961

Setiap departemen mengirimkan dan melaporkan seluruh laporan evaluasi penyerapan dan
realisasi anggota tahun lalu
- Presiden membentuk tim khusus pengenalisis laporan tersebut
- Presiden dibantu tim khusus pembentuk RAPBN
- RAPBN diajukan ke DPR
- DPR melakukan evakuasi
- DPR mengesahkan RAPBN menjadi APBN apabila disetujui
- Jika ada catatan kecil, maka RAPBN dievaluasi
- Apabila RAPBN tidak disetujui maka akan menggunakan APBN tahun lalu

Anda mungkin juga menyukai