JAWABAN
1.
DPR DPD
3. Sidang Istimewa MPR adalah sidang yang diselenggarakan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Indonesia atas permintaan Dewan Perwakilan Rakyat atau Sidang Tahunan Majelis untuk
meminta dan menilai pertanggungjawaban Presiden atas pelaksaan putusan Majelis.[1] Sidang ini
diadakan jika presiden dianggap melanggar Undang-Undang Dasar 1945 dan menyimpang dari
GBHN, yang kemudian pertanggungjawabannya akan dilakukan dalam Sidang Istimewa, yang
biasanya mengarah kepada upaya pemakzulan. Setelah berlakunya UU 27 Tahun 2009 pasal 184
ayat 4 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, pemakzulan baru sah jika disetujui tigaperempat
anggota MPR, tetapi kemudian syarat tersebut dibatalkan kembali oleh Mahkamah Konstitusi.
4. a. Jika presiden meninggal ia digantikan oleh wakil presiden sampai habis masa jabatannya
b. Kekosongan wapres selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari, MPR menyelenggarakan
sidang untuk memilih wapres dari 2 calon yang diajukan oleh presiden
c. Jika presiden dan wapres mati dalam waktu yang sama pelaksana tugas kepresidenan adalah
menteri luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan secara bersamaan. Selambat-lambatnya 30 hari
setelah itu. MPR menggelar sidang untuk memilih presiden dan wapres dari 2 pasang calon yang
diusulkan oleh parpol atau gabungan yang meraih suara terbanyak dalam pemilu sebelumnya,
sampai habis masa jabatannya.
5. Perubahan kedudukan MPR terjadi setelah masa reformasi tepatnya ketika diadakan amandemen
UUD 1945 yang mengubah fungsi dan tugas MPR menjadi lembaga tinggi negara bukan yang
tertinggi. Hal itu karena perubahan pemerintahan indonesia yang mengacu pada sistem trias
politika MPR dikatakan semakin mengurangi fungsi keselamatan dan kekuasaan yang
dimilikinya.
6. Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "LUBER" yang merupakan singkatan dari
"Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asas "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru.
"Langsung" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh
diwakilkan.
"Umum" berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki
hak menggunakan suara.
"Bebas" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
"Rahasia" berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si
pemilih itu sendiri.
Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari
"Jujur dan Adil". Asas "jujur" mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan
sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat
memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk
menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas "adil" adalah perlakuan yang sama
terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi
terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada
pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.
7.
TEMPAT
NO MASA
8. NAMA PRESIDEN TANGGAL PARTA POLITIK
. JABATAN
- LAHIR
Surabaya, 6 Juni
1. Soekarno 1945-1967 PNI
1901
Setiap departemen mengirimkan dan melaporkan seluruh laporan evaluasi penyerapan dan
realisasi anggota tahun lalu
- Presiden membentuk tim khusus pengenalisis laporan tersebut
- Presiden dibantu tim khusus pembentuk RAPBN
- RAPBN diajukan ke DPR
- DPR melakukan evakuasi
- DPR mengesahkan RAPBN menjadi APBN apabila disetujui
- Jika ada catatan kecil, maka RAPBN dievaluasi
- Apabila RAPBN tidak disetujui maka akan menggunakan APBN tahun lalu