Runtuhnya VOC
Saat VOC mengalami krisis ekonomi, di Benua Eropa sedang terjadi perubahan tatanan
geopolitik. Saat itu Perancis mempengaruhi beberapa negara Eropa dengan semboyan
Revolusi Perancis : liberte (Kemerdekaan), egalite (persamaan), dan fraternite
(persaudaraan). Pengaruh Revolusi Perancis juga dirasakan masyarakat Belanda, dan
akhirnya muncul kelompok yang bernama kaum patriot yang berharap adanya negara
kesatuan.
Dalam Perang Koalisi (1792-1797) yang dipimpin Napoleon Bonaparte, Perancis dapat
mengalahkan lawannya yang merupakan gabungan dari Austria, Rusia, Inggris, Spanyol,
Sardinia, dan Belanda.
Kejadian tersebut merupakan hal buruk bagi Belanda. Di dalam Negerinya, Belanda
mengahadapi kesulitan karena berbagai macam ancaman dan pemberontakan akibat hasutan
Perancis.
Sehubungan dengan itu, Raja Willem V melarikan diri ke Inggris pada tahun 1795 dan
mengakibatkan pemerintahan Belanda jatuh ke tangan Perancis. Semua daerah jajahan
Belanda juga ikut jatuh ke tangan Perancis, termasuk Indonesia.
Setelah Belanda jatuh ke Perancis, bentuk pemerintahan kerajaan diganti menjadi bentuk
pemerintahan republik. Pemerintahan tersebut lalu diberi nama Republik Batavia/Republik
Bataaf (dalam Bahasa Belanda : Bataafche Republiek)
Perubahan Geopolitik inilah yang kemudian mempelopori dibubarkannya VOC. Setelah VOC
bubar, segala hak dan kewajibannya diambil alih oleh Republik Bataaf (termasuk
penyelesaian hutang piutang) sehingga Republik bataaf didukung penuh oleh pemerintah.
Pemerintah bataaf kala itu memilih Louis Napoleon untuk memimpin Kerajaan Belanda atas
persetujuan dari kakaknya, Napoleon Bonaparte. Untuk mengelola Pemerintahan Hindia-
Belanda, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal
Hindia-Belanda.
Imperialisme Perancis terhadap Indonesia kala itu tidak bersifat langsung. Mengapa ? Karena
menggunakan tangan kekuasaan orang-orang Belanda yang tunduk kepadanya.
B. Seputar Republik Batavia/Republik Bataaf
Apa itu sebenarnya Republik Bataaf ? Republik Bataaf adalah sebuah nama suatu republik
yang didirikan Belanda antara tahun 1795 hingga 1806, pasca hancurnya VOC. Bentuk
pemerintahannya yang semula Kerajaan diganti menjadi Republik sesuai model Republik
Perancis. Republik bataaf resmi didirikan pada 19 Januari 1795, tepat sehari setelah
walinegara Willem V van Oranje-Nassau melarikan diri ke Inggris.
Siapa Daendels ? Daendels adalah tokoh muda yang dikenal revolusioner. Ia merupakan
bagian dari kaum patriot dan liberal Belanda yang dipengaruhi oleh semboyan Perancis.
Diangkatnya Daendels pada tahun 1808 tentu memiliki tujuan. Ia diberi tugas utama untuk
mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Ia melakukan berbagai cara dan
kebijakan melalui berbagai bidang, mulai dari bidang pemerintahan, peradilan, sosial
ekonomi, serta pertahanan dan keamanan.
Membentuk 3 jenis peradilan. Yakni : peradilan untuk orang Eropa, peradilan untuk
orang Timur Asing, dan peradilan untuk orang Pribumi.
Membuat sebuah peraturan untuk memberantas korupsi yang berlaku untuk siapa saja,
termasuk orang Eropa dan Timur Asing.
Kebijakan di Bidang pemerintahan
Dalam praktek kebijakannya, Daendels juga menerpkan kerja paksa atau kerja rodi. Kerja
rodi adalah mempekerjakan orang-orang pribumi secara paksa tanpa diberi upah sepeserpun.
Pekerjaan juga bukan pekerjaan biasa, melainkan pekerjaan yang sangat melelahkan. Rakyat
yang sudah miskin menjadi semakin sengsara. Apalagi kerja rodi yang berada di Ujung
Kulon untuk membuat pangkalan, jaraknya sangat jauh dan penuh dengan sarang nyamuk
malaria. Faktor kondisi tersebut pada akhirnya mengakibatkan banyak rakyat pribumi yang
jatuh sakit bahkan meninggal. Ironis !
Seiring berjalannya waktu kekuasaan republik bataaf, Daendels mulai memperlihatkan sikap
tidak baiknya.Kebijakan Daendels tersebut dinilai terlalu keras, dan akhirnya Louis Napoleon
mencopot kedudukannya sebagai gubernur. Alasan lainnya karena tindakannya telah
melanggar Undang Undang negara dengan menjual tanah negara ke pengusaha swasta asing.
Pemberhentian Daendels kemudian dilanjutkan dengan pimpinan baru.
Setelah Daendels diberhentikan, ia lalu diangkat menjadi Gubernur Jenderal Republik bataaf.
Lalu, siapa sebenarnya Jan William Janssens ini ?
Janssens dikenal sebagai seorang politikus berkebangsaan Belanda. Sebelum menjabat jadi
Gubernur Republik Bataaf, ia telah menjabat sebagai Gubernur Jenderal di Tanjung Harapan,
Afrika Selatan (1802-1806).
Saat itu ia terusir dari Tanjung Harapan karena jatuh ke tangan Inggris. Kejadian itu
menyebabkan Janssen diperintahkan untuk memimpin kembali, dan menggantikan Daendels
pada tahun1811.
Janssen mencoba memperbaiki keadaan yang telah ditinggalkan Daendels. Kala itu beberapa
daerah Hindia telah berada dibawah kekuasaan Inggris. Penguasa Inggris di India yang
bernama Lord Minto juga telah memberikan perintah pada Thomas Stamford Raffles yang
sudah berkedudukan di Penang. Ia memerintahkan Raffles untuk secepatnya menguasi Pulau
Jawa.
Dan benar saja, pada 4 Agustus 1811 Inggris muncul di perairan batavia dengan 60 kapal
dibawah komando Raffles. Beberapa minggu kemudian, Batavia jatuh ke tangan Inggris (26
Agustus 1811).
Kejadian tersebut membuat Jenssen terdesak dan kemudian berusaha menjauh ke Semarang
bergabung dengan Legiun Mangkunegara dan para prajurit dari Yogyakarta dan Surakarta.
Tindakan Jenssen tersebut tidak berarti bagi Inggris dan memukul Jenssen beserta
pasukannya kembali mundur hingga ke Salatiga. Jenssen terus menerus terpojok dan akhirnya
menyerah di tuntang. Karena Jenssen menyerah, maka pada 18 September 1811 Jenssen
secara resmi dinyatakan kalah dengan adanya Kapitulasi Tuntang.
Sobat bisa belajar lebih dalam lagi di artikel : Masa Pemerintahan Inggris
Penutup...
Lupa ? iya.
Saya ulangi pertanyaannya “Benarkah masa pemerintahan setelah VOC itu lebih kejam ?”
Kesimpulan saya : Kebijakan dan cara-cara Daendels dalam mempertahankan Pulau Jawa
sungguh kejam. Ia melakukan segala upaya dengan menghalalkan segala cara dalam
mengemban tugasnya.
Kerja Rodi, pembangunan jalan dari Anyer-Panarukan, peningkatan pasukan dari rakyat
pribumi, campur tangan dalam kerajaan Jawa adalah serangkaian tindakan nyata Daendels
yang lebih menderitakan rakyat. Kebijakan-kebijakan tersebut mungkin dapat menjadi alasan,
kenapa masa kekuasaan republik bataaf lebih kejam daripada masa kekuasaan VOC.