Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nadila Wulandari

Kelas : Reguler B
NPM : 2016031074

1.Tuliskan disertai contoh hubungan logika dengan ilmu psikologi dan bahasa.
Masing-masing 1 contoh!
Jawab :
Logika adalah ilmu pengetahuan yang sekaligus merupakan kecakapan
atau keterampilan yang merupakan seni untuk berpikir secara lurus, tepat, dan
teratur.

 Hubungan logika dengan psikologi


Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku,
mental, dan pikiran manusia. Dalam psikologi membicarakan
perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui proses 2 subjektif di
dalam jiwa. Dengan demikian, psikologi memberikan keterangan
mengenai sejarah perkembangn berpikir. Logika sebagai cabang filsafat
bertujuan membimbing akal untuk berpikir (bagaimana seharusnya).
Untuk dapat berpikir bagaimana seharusnya, kita terlebih dahulu harus
mengetahui tentang bagaimana manusia itu berpikir. Dengan mempelajari
logika secara sistematis, para psikolog baik praktisi maupun akademisi
akan mampu mengembangkan ilmu psikologi secara sistematis, logis, dan
rasional.

Contoh :
Ketika seseorang menjadi pemimpin dalam sebuah perusahaan atau ketua
dalam kelompok atau sebuah organisasi, antara logika dan psikologi
seolah tidak dapat terpisahkan. Logika dan psikologi sangat berperan
dalam pengambilan keputusan, kepemimpinan, dan dalam kehidupan
sehari-hari.

 Hubungan logika dengan bahasa


Bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi hati atau pikiran seseorang
sehingga dengan bahasa, orang lain dapat mengerti tentang isi hati atau
pikiran yang disampaikan, misalnya melalui bahasa isyarat, tertulis atau
lisan. Jadi bahasa adalah alat komunikasi. Komunikasi dapat lancar apabila
permasalahannya disusun dalam bentuk kaidah bahasa yang baik dan
benar. Ini dipelajari dalam ilmu bahasa (gramatika). Ilmu bahasa
menyajikan kaidah penyusunan bahasa yang baik dan benar, dan logika
meyajikan tata cata kaidah berpikir secara lurus dan benar. Oleh karena
itu, keduanya saling mengisi. Bahasa yang baik dan benar dalm praktik
kehidupan sehari-hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau
kemampuan dasar setiap orang untuk berpikir logis. Sebaliknya, suatu
kemampuan berpikir logis tanpa memiliki pengetahuan bahasa yang baik
maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran itu kepada orang lain.
Oleh sebab itu, logika sangat berhubungan erat dengan bahasa.

Contoh :
Ketika saya memberikan komentar saya terhadap film yang
direkomendasikan oleh beberapa teman saya. Mereka mengatakan bahwa
film itu bagus. Namun, saya memberikan komentar bahwa, “film tersebut
tidaklah jelek”. Efek suara yang digunakan berlebihan, beberapa
pemainnya cenderung kurang natural dalam memerankan tokoh. Selain itu,
alur dalam film terlalu terburu-buru sehingga pesan moral tidak dengan
mudah ditangkap. Hanya karena saya mengatakan “Film itu tidak jelek”,
bukan berarti saya dapat mengatakan film itu bagus.

Sumber :
[1] Annisa Nur Ludia, 2016/2017. Hubungan Logika dengan Bahasa, Psikologi,
dan Metafisika. Tafsir Hadist. Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang
[2] Ramadhani Aristama. Logika Hubungannya dengan Psikologi dan
Kepemimpinan. Jurusan Teknik Informatika. Sekolah Teknik Elektro Informatika.
Institut Teknologi Bandung. Bandung
[3] Kiding Seprianus, 2019. Peran Filsafat Ilmu dan Logika dalam Penelitian
Psikologi. Program Studi Magister Psikologi Universitas 17 Agustus Surabaya.
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai