Anda di halaman 1dari 46

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah


memberikan karunia dan kekuatan dalam penyelesaian buku saku dengan
judul “The Pocket Book of Personality Psychology”, penyusunan buku saku ini
dilakukan dalam rangka salah satu karya dari mahasiswa-mahasiswa
Psikologi A 2017
Buku Saku ini akan membahas mengenai teori-teori Kepribadian dari
tokoh-tokoh Psikologi Kepribadian. Penulis menyadari bahwa buku saku ini
tidak akan terwujud tanpa bantuan dari banyak pihak. Untuk itu penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran selama proses penelitian.
2. Ibu Dra. RR. Siti Suminarti Fasikhah,M.Si dan ibu Putri Saraswati,M.Psi
selaku Dosen pengampu mata kuliah Teori dan Dinamika Kepribadian
3. Mbak Risa Nur Amelia selaku Asisten Mata Kuliah Teori dan Dinamika
Kepribadian atas bimbingan, saran, arahan, dan waktu yang diluangkan
sehingga kami dapat menyelesaikan buku saku ini.
4. Kedua Orang Tua kami yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

Seluruh isi buku ini menjadi tanggung jawab penulis. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku saku
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak guna menyempurnakan modul Intervensi ini.
Semoga buku saku ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Malang, 24 Mei 2018

Penulis

2
TIM PENYUSUN
Athifah Firda Rana

Finasti Elvira

An Nisa’Azzahra

Roro Ajeng Muizzah Indah B

Barochatul Mauludy

Rezma Noer Fadilla

Yeni Ariyani

Karina Melati Desembriola Putri

Rachma Julia Damara

Qori Zulfina Marzuki

Muhammad Izzu Auliyairrahman

Nadia

Sri Kandi Linuwuih

Yenny Anggun Kusuma Wardhani

Alfian Wahyu Pangestu

Farda

Ariska Dwi Utaru Abutar

Siti Fatimatuzzahrah

Nabila Maida Safira

Zinedine Gita Bestari

Kulaellatul Putri Sholekah

Muhammad Firdaus Hidayatullah

Ruly Desy Rahmawati

Nabillah Berlian Yohana P

Suki Ade Juniar

3
Ida Nur Halimah

Akat Lukman

Silda Sasmita

Ferdi Rahardian

Danella Victoria Putri H

Jenia Mentari Mega Putri

Ayung Neyla Septi Yuronggi

Dahni Rahmania

Ratna Ayu Angdriani

Afifah Marlianda Putri

Tri Retna Utami Sumbaga

Virania Nadindra Puspamaya D

4
TIM EDITOR

Dra. RR. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si

Putri Saraswati,M.Psi

Risa Nur Amelia

Aulia Vira Nurrahmah

Livia Firdiana Sari

Laely Nurrulita

Aka

Nur Regina Fauziah

Alifiah Safitri

Sumayyah

5
DAFTAR ISI

Contents
SIGMUN FREUD - PSIKOANALISA ............................................................................7
ALFRED ADLER ........................................................................................................... 10
Carl Gustav Jung – Psikologi Analitik ................................................................. 12
KAREN HORNEY ......................................................................................................... 16
ERICK FROMM ............................................................................................................ 18
Erick Erikson - Psikososial .................................................................................... 20
B.F.SKINNER ................................................................................................................ 22
ALBERT BANDURA .................................................................................................... 24
ROTTER and MISCHEL ............................................................................................. 26
Julian Rotter ............................................................................................................ 26
Walter Mischel ....................................................................................................... 27
Gordon Willard Allport – Psikologi Individual ............................................... 29
Hans J. Eysenck – Tipologi Biologis ..................................................................... 31
Robert R. McCrae dan Paul T.Costa,Jr – Big Five Personality..................... 32
Raimond B. Cattel – Faktorial Analitik .............................................................. 34
Carl Rogers – Client Center Theraphy ................................................................ 41
Abraham Maslow – Holistik Dinamis ................................................................. 42
TEORI KEPRIBADIAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM ........................................ 45
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 46

6
SIGMUN FREUD - PSIKOANALISA

Konsep Dasar : Manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang


tidak disadari.
Kehidupan mental terbagi dalam 2 tingkatan
 Alam sadar, merupakan hal-hal yang dapat dirasakan
melalui indra
 Alam tidak sadar, dibagi menjadi 2 tingkatan :
o Alam tidak sadar, adalah tempat bagi segala
dorongan, desakan, maupun insting yang tidak kita
sadari, tetapi ternyata mendorog perkataan,
perasaan, tindakan kita.
o Alam bawah sadar, berisi semua elemen yang tidak
disadari, tetapi bisa muncul dalam kesadaran
dengan cepat atau agak sulit

Struktur Kepribadian :
 Id merupakan area pikiran yang mencari kesenangan dan tidak memiliki
kontak dengan realitas
 Ego merupakan area pikiran yang berinteraksi dengan dunia luar dan
berperan sebagai pengambil keputusan dari kepribadian
 Super ego merupakan prinsip moralitas dan prinsip idealistis
Mekanisme Pertahanan diri :
 Represi adalah mekanisme pertahanan yang paling dasar dengan cara
memaksa perasaan yang tidak di inginkan yang masuk ke alam tidak
sadar.
 Pembentukan Reaksi adalah salah satu cara agar dorongan yang ditekan
bisa disadari dengan dengan cara menyembunyikan diri dalam selubung
yang bertentangan dengan bentuk semula.
 Pengalihan adalah mengalihkan dorongan-dorongan yang tidak sesuai
kepada sejumlah orang/objek, sehingga dorongan sebenarnya
tersembunyi.
 Fiksasi adalah kelekatan permanen dari libido ke dalam tahap
perkembangan sebelumnya yang lebih primitif.

7
 Regresi adalah masa masa penuh stress dan kecemasan dimana libido
bisa kembali ke tahap perkembangan sebelumnya.
 Proyeksi di definisikan sebagai melihat dorongan atau perasaan orang
lain yang tidak dapat diterima, yang sebenarnya dorongan tersebut ada
di alam sadar diri sendiri.
 Inproyeksi adalah mekanisme pertahanan ketika seseorang meleburkan
sifat sifat positif orang lain ke dalam egonya sendiri.
 Sublimasi merupakan represi dari tujuan dari genital Eros dengan cara
menggantinya secara kultural ataupun sosial.

Individu Yang Sehat : Individu yang memiliki ego yang kuat dalam
menyatukan banyak tuntutan dari id dan super ego
merupakan individu yang sehat secara psikilogis
dan memiliki kendali yang baik atas prinsip
kesenangan maupun prinsip moralitas.

Tahap Perkembangan :
 Periode infantile
o Fase oral (0-1 th), pada tahap ini libido terpusat di mulut bayi.
o Fase anal (1-3 th), pada tahap ini individu mengalami kepuasan yang
diperoleh melalui perilaku agresif dan aktivitas
pembuangan/ekskresi.
o Fase falik (3-4 th), masa ketika are genital menjadi zona erogen
utama.
 Periode laten
o Periode genital, masa puber yang ditandai kembali atas tujuan
seksual dan dimulainya periode genital.

Kritik Teori Freud :


1. Teori Freud menempatkan manusia tidak lebih mulia dari hewan
2. Teori Freud melecehkan hasrat martabat manusia serta kesucian agama,
karena lebih menekankan pada seks dan agresi
3. Freud tidak mengindahkan unsur kepercayaan dalam teorinya

8
4. Teori Freud masih bias terhadap gender karena memposisikan wanita
sebagai pria yang tidak utuh
5. Freud kurang tertarik untuk membahas perempuan serinci pembahasan
laki-laki

9
ALFRED ADLER
Konsep Dasar :

Kekuatan dinamis di balik perilaku manusia merupakan perjuangan


untuk meraih keberhasilan atau superioritas. Persepsi subjektif
seseorang membentuk perilaku dan kepribadian mereka. Kepribadian itu
berbentuk kesatuan dan konsistensi-diri. Nilai dari semua aktivitas
manusia harus dilihat dari sudut pandang minat sosial. Struktur
kepribadian yang self- consistent berkembang menjadi gaya hidup
seseorang. Gaya hidup dibentuk oleh daya kreatif yang ada dalam diri
manusia.

Penyebab Ketidakmampuan Menyesuaikan Diri :


a. Kelemahan fisik yang berlebihan
Individu yang memiliki kelemahan fisik yang berlebihan akan
terfokus pada diri sendiri dan tidak memperdulikan lingkungannya,
sehingga hal tersebut akan menghambatnya dalam mencapai
keberhasilan atau superioritas.
b. Gaya hidup manja
Gaya hidup manja dapat menghambat individu dalam mencapai
superioritas karena individu yang menjalani kehidupan dengan manja
akan merasa tidak mampu mengerjakan sesuatu tanpa sosok lekat
mereka, sehingga mereka cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak
begitu memperdulikan lingkungannya.
c. Gaya hidup terabaikan
Anak-anak yang merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan akan
membentuk gaya hidup yang terabaikan. Hal-hal tersebut akan
menghambat mereka dalam mencapai superioritas.

10
Kecenderungan Untuk Melindungi Diri :
1. Membuat alasan
2. Agresi
3. Menarik diri
Individu Yang Sehat :

Menurut pandangan Adler individu adalah designer bagi dirinya


sendiri, entah individu tersebut akan menjadi inferior atau menjadi superior.
Menurut Adler individu yang sehat adalah individu yang mampu meraih
superioritas atau keberhasilan, dimana keberhasilan ini bukanlah hanya
untuk pribadinya saja melainkan untuk semua umat manusia. Keberhasilan
atau Superioritas yang dituju termotivasi atas dasar minat sosial yang sangat
tinggi sehingga dalam menggapai keberhasilan individu tersebut akan
mengutamakan lingkungannya.

Kritik Teori Adler :

1. Salah satu konsep penting Adler adalah asumsi bahwa gaya hidup saai ini
menentukan ingatan masa kecilnya dan bukan sebaliknya tentu saja hal
ini sulit dibuktikan ataupun disanggah
2. Teori-teori Adler mendorong para peneliti lainnya untuk membangun
beberapa sekala minat sosial. Meskipun teori Adler adalah model untuk
konsistensi diri, teori ini mempunyai kekurangan dalam definisi
operasional yang tepat.
3. Dalam penelitian Adler terdapat istilah-istilah yang tidak diberikan
penjelasan secara operasional sehingga hal tersebut mengakibatkan para
peneliti lainnya mengalami kesulitan dalam penelitian lanjutan.

11
Carl Gustav Jung – Psikologi Analitik
Konsep Dasar :
Bagian dari labirin ketidaksadaran seseorang bukan berasal dari
pengalaman pribadi, melainkan dari keberadaan manusia di masa lalu. Masa
lampau individu sebagai aktualitas dan masa depan individu sebagai
potensialitas yang sama-sama membimbing tingkah laku individu.
Pertumbuhan pribadi merupakan suatu dinamika dan proses evolusi yang
terjadi sepanjang masa hidup.
Struktur Kepribadian :
a) Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri atas persepsi, ingatan,
pikiran,dan perasaan sadar.
b) Ketidaksadaran Personal
Wilayah yang berdekatan dengan ego, namun lebih pada pengalaman
yang pernah disadari oleh seseorang namun ditekan (respresi atau
supresi).
c) Ketidaksadaran Kolektif
Berisi ingatan yang diwariskan dari masa lampau.
Aspek Kepribadian :
Arketipe merupakan bayangan-bayangan leluhur yang diturunkan
dari generasi ke generasi atau arkaik yang muncul dari ketidaksadaran
kolektif. Terdapat beberapa jenis arketipe dalam diri seseorang, diantaranya:
a. Persona, merupakan sisi kepribadian yang ditunjukkan oleh
seseorang kepada dunia luar dimana kepribadian yang ditunjukkan
sesuai dengan harapan lingkungan. (cenderung positif).
b. Anima, merupakan sifat kewanitaan (sisi feminim) yang dimiliki oleh
laki-laki yang terbentuk dalam ketidaksadaran kolektif sebagai
arketipe dan menetap di kesadaran.
c. Animus, Sifat maskulin yang dimiliki oleh perempuan yang terbentuk
dalam ketidaksadaran kolektif sebagai arketipe dan menetap di
kesadaran.

12
d. Shadow, Arketipe kegelapan dan represi dimana terdapat
kepribadian yang ingin disembunyikan dalam diri seseorang
(cenderung negatif).
e. Self, Pusat dari segala arketipe yang miliki seseorang. Self juga
merupakan arketipe dari keutuhan, keseluruhan, kesempurnaan, dan
kelengkapan yang mana semuanya itu diwarisi dan semuanya itu
bersatu menjadi sebuah realisasi diri.
f. Great Mother, Simbol kesuburan (menampilkan dua dorongan yang
berlawanan di satusisi, dorongan untuk kesuburan dan pengasuhan,
serta di sisi lain, kekuatan untuk menghancurkan).
g. Wise Old Man, sebuah arketipe dari kebijaksanaan dan keberartian
yang menyimbolkan pengetahuan manusia ajan misteri kehidupan.
h. The Hero, Disimbolkan sebagai sosok yang kuat dan dapat
menaklukan musuh yang digambarkan sebagai setengah dewa, yang
memerangi kejahatan dalam bentuk naga, moster, ular, atau iblis.
Namun, pada akhirnya, seorang pahlawan kerap dikalahkan oleh
seseorang yang sepele.

13
Tipe Psikologis Carl Gustav Jung :

Fungsi Sikap
Introversi Ekstraversi
Thinking Fislusf,ilmuwan Teoritis,beberapa Ilmuwan penelitian,Akuntan,
penemu. Matematikawan.

Feeling Kritikus film yang subjektif Pengamat real estat, Kritikus film
,Pemerhati seni yang objektif

Sensation Seniman, Musisi klasik Pencicip anggur (wine), Pemeriksa


aksara,Musisi terkenal,pengecat
rumah.

Intuition Nabi, Penganut ilmu kebatinan, Beberapa penemu,Reformis yang


Fanantic yang religius religious

Tahap Perkembangan :
1. Childhood
Jung membagi tahap ini menjadi 3 fase:
 Fase Anarkis, fase yang ditandai dengan kesadaran yang kacau dan
sporadic atau kadang ada kadang tidak.
 Fase Mornakis, fase yang ditandai dengan perkembangan ego, dan
mulainya masa berpikir secara logis dan verbal.
 Fase dualistic, fase ini ditandai dengan terbaginya ego menjadi 2,
objektif dan subjektif.
2. Youth : penuh kesadaran tanpa penghayatan, memulai adaptasi pada
lingkungan sosial.
3. Middle Life : tahap ini ditandai dengan adanya aktualisasi potensi yang
sangat bervariasi.
4. Old Age : pada tahap ini terjadi penurunan tingkat kesadaran.

Kritik Teori Jung :


 Teori utama Jung mengenai ketidaksadaran kolektif merupakan konsep
yang sangat sulit untuk diuji secara empiris.

14
 Jung adalah satu-satunya ahli teori kepribadian modern yang membuat
usaha serius mengenai aktivitas manusia dalam suatu kerangka teoritis.
 Bagian dari teori Jung yang terkait dengan penggolongan dan ilmu
tipologi telah menghasilkan sejumlah penelitian.
 Teori Jung dinilai rendah untuk kemampuan penerapan konsep
ketidaksadaran kolektif.
 Teori Jung bersifat kompleks dengan ruang lingkup yang luas.

15
KAREN HORNEY
Teori Dasar :

Pengaruh dari sosial dan kultural lebih penting daripada pengaruh-


pengaruh biologis. Orang-orang yang tidak mendapatkan kebutuhan kasih
sayang akan mengembangkan rasa permusuhan dan mengalami kecemasan
dasar.
Struktur Kepribadian :

a. Permusuhan Dasar
Apabila seorang anak tidak terpenuhi kebutuhan akan keamanan dan
kepuasan, maka sang anak akan menumbuhkan perasaan permusuhan
dasar terhadap orang tuanya.

b. Kecemasan Dasar
Setelah anak merasa tidak terpenuhi akan kebutuhannya, anak akan
merasa ada permusuhan yang ditekan kemudian mengarah pada
perasaan tidak aman yang kuat dan kecemasan yang samar-samar.
c. Konflik IntraPsikis
Konflik IntraPsikis dengan dirinya sendiri. Muncul karena adanya
kecemasan dan permusuhan dasar. Terdapat 2 konflik IntraPsikis utama
yaitu :
1. Gambaran Diri Ideal : penggambaran diri yang sempurna.
(perfectionist) yang tidak sejalan dengan kenyataan.
2. Kebencian Diri : kencenderungan orang neurotik untuk membenci
dan melecehkan diri mereka yang sebenarnya.
Mekanisme Pertahanan Diri :
Tiga sikap dasar pertahanan diri akan kecemasan yang disebut
Kecenderungan Neurotik yaitu :
1. Mendekati Orang Lain
Sikap mendekati orang lain mengacu untuk melindungi diri dari
perasaan ketidakberdayaan.

16
2. Melawan Orang Lain
Sikap melawan orang lain mengacu untuk melindungi diri dari
permusuhan atau ketidakramahan orang lain.
3. Menjauhi Orang Lain
Sikap menjauhi orang lain untuk melindungi diri dari perasaan
terpisah dan memperoleh kebebasan.

Kritik Teori Horney :


 Teori Horney dikatakan sebagai teori kepribadian yang sangat baik,
karena tidak ada teori yang menjelaskan neurosis sebaik dan sebanyak
horney, namun dalam teorinya tersebut gagasan-gagasan mengenai
bagaimana kepribadian normal atau sehat itu tidak dijelaskan dengan
baik.
 Teori ini banyak membahas tentang orang-orang neurotik. Oleh karena
itu, teori ini dianggap memiliki nilai yang tinggi pada kemampuan dalam
hal mengorganisasi pengetahuan mengenai neurotik.

17
ERICK FROMM

Teori Dasar :

Manusia tidak memiliki insting kuat untuk beradaptasi dengan dunia


yang terus berubah; melainkan mereka telah memperoleh kemampuan
bernalar keadaan yang disebut Fromm sebagai dilema manusia. Manusia
mengalami dilema dasar ini karena mereka telah terpisah dengan alam,
namun memiliki kemampuan untuk menyadari bahwa diri mereka telah
menjadi makhluk terasing. Nalar yang dimiliki manusia memaksa mereka
menyelesaikan dikotomi dasar yang tidak ada jalan keluarnya. Fromm
menyebutnya hal tersebut sebagai “dikotomi eksistensial (existensial
dichotomies). Manusia hanya bisa bereaksi terhadap dikotomi ini tergantung
pada kultur dan kepribadian masing-masing individu. Dikotomi pertama
yang paling fundamental adalah antara hidup dan mati, dan dikotomi
eksistensial yang kedua adalah manusia mampu membentuk konsep tujuan
dari realisasi diri utuh, namun kita juga menyadari bahwa hidup terlalu
singkat untuk mencapai tujuan itu.

Mekanisme Pertahanan Diri :


Untuk lepas dari kecemasan dasar, manusia menggunakan berbagai
macam mekanisme pelarian diri:

1. Authoritarianism
Fromm mendefinisikan authoritarianism sebagai kecenderungan
untuk menyerahkan kemandirian seseorang secara individu dan
meleburkannya dengan seseorang atau sesuatu diluar dirinya demi
mendapatkan kekuatan yang tidak dimilikinya.
2. Sifat destruktif
Sifat merusak berasal dari perasaan kesendirian, keterasingan, dan
ketidakberdayaan. Berbeda dengan masokisme dan sadism, sifat
merusak tidak bergantung pada hubungan kesinambungan dengan
orang lain; melainkan mencari jalan untuk menghilangkan orang lain.

18
3. Konformitas
Orang yang melakukan konformitas berusaha melarikan diri dari rasa
kesendirian dan keterasingan dengan menyerahkan individualitas
mereka dan menjadi apapun yang orang lain inginkan.

Kritik Teori Fromm :


 Istilah-istilah Fromm tidak jelas da samar menjadikan gagasan-
gagasannya tidak dapat dijadikan generator penelitian empiris.
 Teori Fromm terlalu filosofis untuk dapat dibenarkan atau diverifikasi
 Teori Fromm memungkinkannya untuk mengorganisir dan
menjelaskan banyak hal yang dikenal sebagai kepribadian manusia
 Sebagai pemandu tindakan, nilai utama tulisan Fromm terlalu
mendorong pembaca untuk berpikir produktif
 Pandangan Fromm konsisten secara internal dalam arti terdapat tema
tunggal dalam seluruh tulisannya. Akan tetapi teori tersebut kurang
memiliki taksonomi yang terstruktur, serangkaian istilah yang
didefinisikan secara operasional, dan batasan ruang lingkup yang jelas
 Oleh karena Fromm enggan untuk meninggalkan konsep-konsepnya
yang terdahulu untuk menghubungkannya dengan gagasan-gagasan
selanjutnya, maka teorinya kurang memiliki kelugasan dan kesatuan

19
Erick Erikson - Psikososial
Konsep Dasar :

Perkembangan psikologis dihasilkan dari interaksi antara proses-


proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan tuntutan masyarakat
dan kekuatan-kekuatan sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Dinamika kepribadian selalu diwujudkan sebagai hasil interaksi antara
kebutuhan dasar biologis dan pengungkapannya sebagai tindakan-tindakan
sosial.

Tahap Perkembangan :

1. Masa bayi dengan konflik psikososial rasa percaya dasar vs rasa tidak
percaya dasar
2. Masa anak-anak dengan konflik psikososial otonomi vs rasa malu dan
ragu
3. Masa usia bermain dengan konflik psikososial inisiatif vs rasa bersalah
4. Masa usia sekolah dengan konflik psikososial ketekunan vs rasa rendah
diri
5. Masa remaja dengan konflik psikososial identitas vs kebingungan
identitas
6. Masa dewasa awal dengan konflik psikososial keintiman vs keterasingan
7. Masa dewasa dengan konflik psikososial generativitas vs stagnasi
8. Masa usia lanjut dengan konflik psikososial integritas vs keputusasaan.

Kritik Teori Erickson :

1. Dalam kemampuannya mengkoorganisasi, teori Erickson sebagian besar


terbatas hanya pada tahapan perkembangan.
2. Teorinya tidak mampu mengarahkan persoalan, seperti sifat pribadi atau
motivasi, dan keterbatasan dari kurangnya kemampuan teori untuk
mencari makna akan apa yang diketahui mengenai kepribadian manusia.

20
HARRY STACK SULLIVAN

Konsep Dasar :
Struktur Kepribadian seseorang yang meliputi dinamisme,
personifikasi, dan sistem self. Dinamika Kepribadian, dimana Sullivan
memandang kehidupan manusia sebagai sistem energi, yang perhatian
utamanya adalah bagaimana menghilangkan tegangan yang ditimbulkan oleh
keinginan dan kecemasan. Pandangan ini lebih bersifat psikologi sosial
tentang perkembangan kepribadian yaitu suatu pandangan dimana
pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi
peran yang semestinya, yang menempatkan faktor sosial untuk menentukan
perkembangan psikologis seseorang.
Individu Yang Sehat :
Seseorang dikatakan sehat, jika kebutuhan dalam setiap tahap
perkembangannya terpenuhi yaitu berinteraksi sosial, yang membuat
personifikasi seseorang juga terpenuhi dan dapat membentuk atau membuat
personifikasi seseorang menjadi baik yang nantinya akan membangkitkan
image positif dalam diri seseorang.
Kritik Teori Sullivan :

1. Teori ini hanya menguraikan secara terinci salah satu aspek psikoanalisis
klasik, yakni ego dan pertahanan-pertahanannya atau strategi-strategi
yang sudah merupakan kebiasaan pada manusia untuk melawan
ancaman-ancaman terhadap ego yang datang dari dalam maupun luar.
2. Dengan menekankan karakter sosial pada kepribadian manusia, ia telah
mengasingkan manusia dari warisan biologisnya. Kegagalan teori
psikologi sosial ini dalam hal menjelaskan dengan tepat cara-cara suatu
masyarakat membentuk anggotanya.

21
B.F.SKINNER
Kosep Teori :

Skinner berpendapat bahwa perilaku manusia harus dipelajari secara


ilmiah. Perilaku dapat dipelajari dengan baik tanpa referensi mengenai
kebutuhan, insting, dan motif. Mengatribusikan motivasi pada perilaku
manusia sama saja dengan mengatribusikan kemauan bebas kepada
fenomena alam.
Skinner mengenai dua bentuk pengondisian, klasik dan operan.
Melalu pengodisian klasik, suatu reson diperoleh dari sebuah organisme
dengan suatu stimulus yang spesifik dan dapat diidentifikasi. Dengan
pengodisian operan, sebuah perilaku dibuat lebih mungkin untuk terjadi saat
diberikan penguatan scara langsung.
Penguatan :
Penguatan (reinforcement) memiliki dua efek, memperkuat perilaku
dan memberikan penghargaan pada orang tersebut. Penguatan dan
penghargaan tidak sama.
a. Penguatan Positif
Setiap stimulus yang saat dimasukkan dalam suatu situasi
meningkatkan kemungkinan bahwa suatu perilaku akan terjadi.
b. Penguatan Negatif
Menghilangkan suatu stimulus yang tidak disukai dari suatu situasi
dapat meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku sebelumnya akan
terjadi.
Kepribadian yang Tidak Sehat :
a. Strategi Perlawanan, saat kontrol sosial terasa berlebihan, manusia dapat
menggunakan tiga strategi dasar untuk melawan, yaitu :
 Menghindar
 Memberontak
 Menggunakan resistensi pasif

22
b. Perilaku yang Tidak Pantas, merupakan hasil dari teknik melawan
kontrol sosial yang merugikan diri sendiri atau usaha yang gagal dalam
melakukan kontrol diri.
Kritik Teori Skinner :
1. Teori Skinner tidal mempertimbangkan konsep-konsep, individu, gen,
dan kepribadian
2. Terlalu tinggi dalammenghasilkan penelitian
3. Teori terlalu sulit untuk dinilai, konsep hipotesis terlalu bertele-tele.

23
ALBERT BANDURA
Konsep Dasar :
Manusia cukup fleksibel dan mampu mempelajari berbagai sikap,
kemampuan, dan perilaku, serta cukup banyak dari pembelajaran tersebut
yangmerupakan hasil dari pengalaman tidak langsung. Walaupun manusia
dapat dan memang belajar dari pengalaman langsung, banyak dari apa yang
mereka pelajari didapatkan dengan mengobservasi orang lain.
Struktur Kepribadian :

1. Sistem-Self : Sistem-self bukan unsur psikis yang mengontrol tingkah laku,


tetapi mengacu pada struktur kognitif yang memberi pedoman mekanisme
dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi dan pengaturan tingkah
laku.
2. Regulasi diri : Regulasi diri adalah kemampuan yang dimiliki manusia
berupa kemampuan untuk berfikir dan kemampuan itu mereka
memanipulasi lingkungan sehingga terjadi perubahan lingkungan akibat
kegiatan tersebut.
3. Efikasi Diri : Efikasi diri adalah keyakinan individu mengenai kemampuan
diri dalam melakukan tugas/tindakan yang diperlukan untuk mencapai
hasil tertentu.
Penguatan (Reinforcement) :
Bandura setuju bahwa penguatan (reinforcement) menjadi penyebab
belajar. Namun, seseorang juga bisa belajar dengan 3 penguatan :
1. Penguatan Vikarius (Vicarious Reinforcement), mengamati orang lain
yang mendapat penguatan
2. Penguatan yang ditunda (Expectation Reinforcement), orang terus
berbuat tanpa adanya penguatan, karena yakin akan mendapat
penguatan dimasa yang akan datang.
3. Tanpa Penguatan (Beyond Reinforcement), belajar tanpa adanya
penguatan sama sekali.

24
Kritik Teori Bandura :

1. Teori kognitif-sosial sering dikelompokkan ke dalam paradigm


behavioristik, karena hanya membahas aspek kepribadian yang ada di
permukaan, tingkah laku yang tampak.
2. Penekanan pada tingkah laku yang dapat diamati (observable) itu,
berakibat Bandura melupakan atau mengabaikan aspek perbedaan
manusia – kekuatan motivasi yang disadari dan tidak disadari. Fungsi
kognitif sebagai wakil nilai-nilai kemanusiaan, penentu tingkah laku.
3. Teori kognitif – sosial mempelajari eskpektasi, control penguatan diri,
kecemasan dan pertahanan, dan variable yang terlibat dengan belajar
melalui pengmatan.
4. Fungsi kognitif yang menjadi sentral dari variable pribadi, tidak
mendapat elaborasi yang cukup, sehingga cakupan proses kognitif bisa
menjadi sangat luas – semua atribut pribadi.

25
ROTTER and MISCHEL
Julian Rotter
Konsep Dasar :
Teori belajar kognisi sosial Rotter berlandaskan lima asumsi dasar :
1. Manusia berinteraksi dengan lingkungan yang berarti untuknya.
2. Kepribadian manusia bersifat dipelajari.
3. Kepribadian mempunyai kesatuan mendasar, yang berarti kepribadian
manusia mempunyai stabilitas yang relatif.
4. Motivasi terarah bedasarkan tujuan.
5. Manusia mampu untuk mengantisipasi kejadian.
Kebutuhan – kebutuhan :
Rotter dan Hochreich membuatt daftar enam kategori umum dari
kebutuhan :
1. Pengakuan-Status
Adalah kebutuhan untuk diakui oleh oranglain dan untuk mendapat
status di mata orang lain
2. Dominansi
Adalah kebutuhan untuk mengendalikan perilaku orang lain
3. Kemandirian
Adalah kebutuhan untuk bebas dari dominansi orang lain.
4. Perlindungan-Ketergantungan
Adalah kebutuhan untuk diperhatikan orang lain, untuk dilindungi
untuk memuaskan kebutuhan lainnya.
5. Cinta dan Afeksi
Adalah kebutuhan untuk diterima oleh orang lain yang lebih dari
sekedar pengakuan dan status.
6. Kenyamanan fisik
Adalah kebutuhan yang paling dasar seperti mendapat makanan,
kesehatan yang baik, dan keamanan fisik.

26
Walter Mischel

Konsep Dasar :

 Teori kepribadian kognitif-afektif berpandangan bahwa perilaku


berasal dari disposisi personal yang relative stabil dan proses kognitif-
afektif yang berinteraksi dengan situasi tertentu.
 Sistem kepribadian Kognitif-Afektif menjelaskan keberagaman
dalam berbagai situasi dan juga stabilitas dari perilaku dalam diri
seseorang. Sistem kepribadian kognitif afektif memprediksikan bahwa
perilaku seseorang akan berubah dari situasi satu ke situasi lainnya.
 Kepribadian mempunyai ciri khas yang bersifat stabil dalam berbagai
situasi walaupun saat perilakunya berubah. Mischel percaya bahwa teori
kepribadian yang memadai harus “berusaha memprediksi dan
menjelaskan ciri khas kepribadian tersebut daripada mengeliminasi atau
tidak menghiraukannya”
Unit Kognitif-Afektif :
Unit-unit kognitif-afektif meliputi semua aspek psikologis, sosial, dan
fisiologis dari manusia yang menyebabkan mereka berinteraksi dengan
lingkungan mereka dengan pola variasi yang relative stabil. Unit-unit ini
meliputi:
1. Strategi encoding, yaitu cara manusia mengategorisasikan informasi
yang diterima dari stimulus eksternal
2. Kompetensi dan strategi regulasi diri. Kompetensi berkaitan
dengan keyakinan kita atas apa yang dapat kita lakukan. Manusia
menggunakan strategi regulasi diri untuk mengontrol perilaku
mereka melalui tujuan yang diberikan pada diri sendiri dan
konsekuensi yang dibuat sendiri.
3. Ekspetasi dan keyakinan. Manusia berperilaku bergantung pada
ekspetasi dan keyakinan spesifik mereka mengenai konsekuensi dari
masing-masing kemungkinan perilaku yang berbeda-beda.
4. Tujuan dan nilai. Manusia tidak bereaksi secara pasif pada situasi,
tetapi secara aktif dan terarah pada tujuan-tujuan.

27
5. Respon afektif. Respon afektif meliputi emosi, perasaan, dan reaksi
fisiologis. Unit-unit kognitif-afektif yang saling berkaitan,
berkontribusi pada perilaku saat berinteraksi dengan sifat
kepribadian yang stabil dan lingkungan yang reseptif.

28
Gordon Willard Allport – Psikologi Individual
A. Pandangan Kepribadian Manusia
Allport pada dasarnya mempunyai pandangan yang optimistik dan
penuh harapan mengenai kemanusiaan. Ia menolak pandangan
psikoanalisis dan behariorisme mengenai kemanusiaan karena dianggap
terlalu deterministik dan mekanistik. Allport menekankan pada
pentingnya motivasi yang disadari (concious motivation). Orang dewasa
yang sehat biasanya sadar akan apa yang dilakukannya dan alasan
mereka melakukannya. Akan tetapi tidak mengabaikan proses yang tidak
disadari. Beberapa motivasi didorong oleh impuls-impuls yang
tersembunyi dan dorongan-dorongan yang tersublimasi.
Manusia yang matang secara psikologis memiliki karakteristik
berupa perilaku proaktif, yaitu mereka mampu bertindak secara sadar
dalam lingkungannya melalui pendekatan-pendekatan yang baru dan
inovatif, serta membuat lingkungan mereka memberikan respon
terhadap mereka. Perilaku proaktif tidak hanya sekedar mengurangi
tekanan, namun juga untuk membentuk tekanan baru. Untuk menjadi
pribadi yang matang dibutuhkan:

1. Perluasan diri.
2. Hubungan yang hangat dengan orang lain.
3. Keamanan emosional atau penerimaan diri.
4. Persepsi yang realistis mengenai lingkungan di sekitarnya.
5. Insight dan humor.
6. Filosofi kehidupan yang integral.
B. Struktur Kepribadian
1. Disposisi Personal, Sifat Umum (Common Traits), sifat Khusus.
Struktur Neouropsikis umum (khas bagi individu) yang memounyai
kapasitas untuk memberikan respon terhadap banyak stimulus.
2. Disposisi Motivasi dan Ekspresif , disposisi motivasi yang terasa
sangat kuat dan mendapatakan motivasi dari kebutuhan dan

29
dorongan dasar. Disposisi ekspresif mengarahkan tindakan, disposisi
motivasi memunculkan tindakan.
3. Proprium , Yaitu untuk merujuk perilaku dan karakteristik yang
dianggap manusia sebagai sesuatu yang penting, central dan hangat
dalam kehidupan mereka.

30
Hans J. Eysenck – Tipologi Biologis

A. Pandangan Kepribadian Manusia

Dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam


bentuk tipe dan trait. Namun dia juga berpendapat bahwa semua tingkah
laku dipelajari dari lingkungan. Menurutnya kepribadian adalah
keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari organisme,
sebagaimana ditentukan oleh keturunan dari lingkungan.

B. Dimensi Tipe Kepribadian


1. Ekstraversi : orang-orang ekstrover mempunyai karakteristik utama,
yaitu kemampuan bersosialisasi dan bersifat impulsif, senang
bercanda, penuh gairah, cepat dalam berpikir, optimis, serta sifat-sifat
lain yang mengindikasikan orang-orang yang menghargai hubungan
mereka dengan orang lain.
2. Neurotisme : orang-orang yang mempunyai skor tinggi dalam
neurotisme mempunyai kecenderungan untuk bereaksi berlebihan
secara emosional, dan mempunyai kesulitan untuk kembali ke kondisi
normal.
3. Psikotik : orang dengan skor psikotik tinggi biasanya egosentris,
dingin, tidak mudah menyesuaikan diri, impulsif, kejam, agresif,
curiga, psikopatik, dan anti sosial.

31
Robert R. McCrae dan Paul T.Costa,Jr – Big Five Personality

A. Pandangan Kepribadian Manusia


Menurut Robert R. McCrae dan Paul T.Costa,Jr motivasi pada manusia
berkeyakinan pada kepribadian seseorang. Karena kepribadian banyak
sekali dimensi-dimensi yang didapat untuk mengisolasi kepribadian-
kepribadian lainnya (alwisol, 235) jadi disini motivasi manusia
tergantung dari bagaimana kepribadian manusia itu sendiri. Misal
kepribadiannya tegas, maka ia akan selalu dan terus memberi motivasi
terhadap dirinya sendiri.
B. Dimensi Tipe Kepribadian
McCrae dan Costa mengembangkan tiga dimensi tipe kepribadian
Eysenck menjadi lima, yaitu:
1. Ekstraversi : cenderung penuh kasih sayang, ceria, senang
berbicara, senang berkumpul, dan menyenangkan.
2. Neurotisme : cenderung pencemas, temperamental, sentimental,
emosional, dan rentan.
3. Keterbukaan : cenderung kreatif, imajinatif, penuh rasa penasaran,
terbuka, dan lebih memilih variasi.
4. Keramahan : biasanya mudah percaya, murah hati, pengalah,
mudah menerima, dan memiliki perilaku yang baik.
5. Kesadaran : mendeskripsikan orang-orang yang teratur, terkontrol,
terorganisasi, ambisius, terfokus pada pencapaian, dan disiplin diri.

Konsep kepribadian McCrae dan Costa mengandung tiga komponen


inti dan tiga komponen sekunder, yaitu:

1. Komponen Inti Kepribadian


a. Kecenderungan Dasar
b. Karakteristik Adaptasi
c. Konsep Diri
2. Komponen Sekunder
a. Dasar Biologis

32
b. Biografi Objektif
c. Pengaruh Eksternal

33
Raimond B. Cattel – Faktorial Analitik
A. Pandangan Kepribadian Manusia

Menurut Cattel, kepribadian memiliki banyak sekali dimensi-


dimensi yang dapat diukur menggunakan teknik analisis faktor. Faktor
analisis merupakan prosedur untuk menganalisis seperangkat korelasi
antara berbagai skor hasil pengukuran, dengan tujuan memperoleh
jumlah trait yang lebih sederhana, untuk kemudian diinterpretasi
sebagai struktur dasar dari kepribadian itu sendiri.

B. Faktor-faktor dalam 16 Personality Factors


1. Factor A (Sizia-affectia)
Faktor yang paling besar proporsinya, mirip dengan polarisasi
tipe schizothemes-cyclothemes dari Kretschmer. Tipe
reserved=schizothemes adalah orang yang menarik diri,
halusinasi, cenderung mempunyai bentuk tubuh tinggi dan kurus.
Tipe outgoing=cyclothemes adalah orang yang ramah, senang
tertawa dan cenderung memilik tubuh gemuk dan pendek.
2. Faktor B (Intellegence)
Faktor yang berhubungan dengan kecerdasan dan kemampuan
berfikir pada umumnya. Nilai rendah atau tinggi dari faktor ini
berhubungan dengan factor tes intelegensi, tingkat pendidikan,
kemampuan berfikir dan logika.
3. Faktor C (Ego-Strenght)
Factor ini ditemukan melalui analisis factor. Mirip dengan
konsep kekuatan ego pada psikoanalisis, orang yang neurotic
cenderung memiliki kekuatan ego yang rendah. Begitu pula
alkoholik, adiksi narkotik, delingkuen, dan putus sekolah memilik
ego yang rendah. Hakikat factor ini adalah kekuatan untuk
mengontrol impuls dan menangani masalah yang realistic
4. Faktor E ( Submissive-Dominance)
Orang yang dominan pada factor E adalah roh yang percaya
diri, sombong, congkak, agresif, bersemangat, bertenaga,

34
berkemauan, mementingkan diri sendiri. Sebaliknya E – cenderung
ragu-ragu, rendah hati, ogah-ogahan, lembut, diam dan penurut.
Ini berarti E + dan E- sama-sama mempunyai sifat positif (yang
dikehendaki) dan sifat negative (yang tidak dikehendaki)
5. Factor F ( Disurgency-Surgency)
Faktor yang proporsinya paling besar pada masa anak-anak,
dan tetap penting pada usia dewasa. Trait ini dipengaruhi oleh
keturunan sebesar 55% . orang yang disurgensinya tinggi (F-)
adalah orang yang depresi, pesimistik, seklusif, kelelahan, lemah,
introspektif dan khawatir. Sebaliknya surgensi (F+) ditandai oleh
sifat penggembira, ramah, mudah bergaul, responsive,
bersemangat, jenaka, humoris, dan senang bicara
6. Factor G (Superego-Streight)
Factor ini mirip dengan konsep superego dari Freud, orang
yang superegonya kuat cenderung mempuyai ketetapan atau setia
dengan tujuan mengejar tujuan ideal, dan peduli dengan control
diri terhadap tingkah laku
7. Fakto H ( Threctia-Parmia)
Faktor ini dipengaruhi oleh keturunan sekita 40%. Threctia (H-
) adalah reaksi bahaya dari system simparetik (malu, takut-takut,
menyendiri, dan menahan diri), sedang Parmia dalam kurung H+
bercirikan dominasi syaraf parasimpatik (pemberani, penjelajah,
senang berkelompok, periang, responsive)
8. Factor I ( Harria-Premsia)
Harria berhubungan dengan sikap disiplin dari orangtua,
sedang pemsia berhubungan dengan propeksi yang berlebihan
dari orangtua. I- menjadi orang yang masak, independent, realistic,
dan mencukupi diri sendiri. I+ adalah orang yang tidak sabaran,
banyak tuntutan, tidak masak, sopan, sentimental, imajinatif,
kreatif, dan kecemasan.

35
9. Factor L (Alaxia-Protention)
Alaxia diambil dari kata relaxion, sedang protention adalah
gabungan dari projection dan tension. Orang yang protensive
cenderung mudah curiga, cemburu, dan menarik diri, sedang alaxis
mudah percaya, memahami, dan sabar.
10. Factor M (Praxemia-Autia)
Praxemia (M-) merupakan gabungan dari istilah practical dan
concerned. Sifat ini mengacu ke orang yang konfensional, praktis,
sadar tujuan, logis, dan khawatir. Autia (M+) dari kata autistic,
orang yang tidak konfensional, kritis-rewel, perhatian yang
terserat, imajinatif, dan intelektual. M+ pada orang neurotic
menjadi terserap dengan fikiranya sendiri, dan tidak peduli
dengan rencana praktis, orang ini cenderung kehilangan
kebutuhan terhadap realitas eksternal. Sebaliknya orang dengan
tipe M- peduli dengan kebutuhan terhadap lingkungan, cenderung
memperhatikan ditail.
11. Factor N (Artlessness-Shrewdness)
N- adalah ciri orang yang naif, rendah hati-bersahaja, dan
spontan, sedang N+ bercirikan materialis, cerdik, berpandangan
luas, pintar.
12. Factor O (Assurance-Guild Proneness)
O- adalah orang yang percaya diri, ulet, tabah, dan tenang. O+
adalah trait yang ditemukan pada orang-orang yang patologis-
alkoholik, criminal, manis depresif. Mereka hanya memiliki teman
terbatas dengan standar hidup yang tidak normal, selalu khawatir
dan merasa berdosa.
13. Q1 ( Conservative-Radiacalism )
14. Q2 ( Group Adherence- Selfsufficient )
15. Q3 ( Low Integration-High Self Concept )
16. Q4 (Ergic Tension )
Faktor-faktor ini proporsi pengaruhnya terhadap tingkah laku
hanya kecil. Semuanya menjelaskan tentang, self, dan satu dengan

36
yang lain saling berhubungan walaupun bentuk sifatnya berbeda.
Orang yang konservatif cenderung terikat dengan kelompok, integrasi
dirinya kurang sehingga lebih santai dalam memperjuangkan sesuatu.
Sebaliknya, orang yang radikal cenderung mandiri, percaya diri, dan
bersemangat.

37
George Kelly – Konstuk Personal

A. Pandangan Kepribadian Manusia


Teori kepribadian Kelly atau Teori Konstruk personal dapat dikatakan
sebagai cara menginterpretasi dan menjelaskan suatu peristiwa,
memegang kunci untuk memprediksikan perilaku manusia. Konstruk
Personal adalah cara seseorang dalam melihat hal-hal (atau manusia)
yang serupa, namun juga berbeda dari hal lain (atau orang lain).
Konstruk tersebut yang membuat (manusia), dan juga hewan tingkat
terendah, mampu untuk memetakan suatu bentuk perilaku,
diformulasikan dengan eksplisit atau dilakukan secara implisit,
diekspresikan secara verbal atau sama sekali tidak dapat dielaborasikan,
konsisten dengan bentuk perilaku yang lain atau tidak konsisten dengan
mereka, dinalari secara intelektual atau dirasakan secara vegetatif.
B. Asumsi Dasar
Teori konstruk personal dinyatakan dalam satu asumsi dasar dan
dielaborasikan oleh sebelas konsekuensi pendukung. Asumsi dasarnya
adalah “proses dari seseorang diarahkan melalui jalur-jalur psikologis oleh
cara-cara ketika (orang tersebut) mengantisipasi peristiwa-peristiwa”
dengan kata lain perilaku manusia (pikiran dan tindakan) diarahkan oleh
cara mereka melihat masa depan. Sebelas asumsi dasar tersebut, yaitu:
1. Konsekuensi Konstruksi: manusia mengantisipasi peristiwa dengan
membentuk replikasi (pada peristiwa yang temanya sama)
2. Konsekuensi Individualitas: Manusia berbeda-beda dalam
membuat konstruk atas peristiwa yang sama (tergantung
interpretasi masing-masing). Adanya perbedaan individu, bagaimana
individu menerima atau menginterpretasi suatu peristiwa.
3. Konsekuensi Organisasi : Manusia cenderung untuk mengatur
konstruk individualnya berdasarkan pandangannya terhadap
hubungan antar konstruk itu (hirarki).
4. Konsekuensi Dikotomi: Sistem konstruk manusia terdiri atas
sejumlah konstruk dikotomis/bipolar

38
5. Konsekuensi Pilihan: Manusia memilih sendiri alternatif dari
konstruk dikotomis tersebut berdasarkan keinginannya untuk
memperjelas atau memperluas sistem konstruknya.(Security atau
adventure)
6. Konsekuensi Jangkauan: Suatu konstruk hanya dapat digunakan
untuk mengantisipasi peristiwa tertentu saja (ada yang dapat
digunakan untuk beragam situasi/orang, ada juga yang hanya dapat
digunakan situasi yang sangat terbatas)
7. Konsekuens Pengalaman : Sistem konstruksi manusia berubah
sebagai hasil dari pengalaman manusia yang berubah.
8. Konsekuensi modulas : mempertahankan bahwa beberapa
pengalaman baru tidak mengarah pada revisi dari konstruk personal
karena terlalu solid atau tidak dapat ditembus.
9. Konsekuensi Fragmentasi : menyadari bahwa perilaku manusia
kadang tidak konsisten karena sistem konstruk mereka dapat
menerima elemen yang tidak sepadan.
10. Konsekuensi Persamaan : menyatakan bahwa sampai pada tahap
kita mempunyai pengalaman yang sama dengan orang lain, konstruk
personal kita cenderung mirip dengan sistem konstruksi dari orang-
orang tersebut.
11. Konsekuensi Sosial : menyatakan bahwa orang mampu
berkomunikasi dengan orang lain karena mereka dapat
menginterpretasikan konstruksi orang lain. Tidak hanya melakukan
observasi atas perilaku orang lain, namun orang juga
menginterpretasikan prilakunya pada orang tersebut.
C. Kepribadian sehat dan tidak sehat

Dalam pandangan Kelly, orang yang sehat secara psikologis


melakukan validitas atas konstruk personalnya terhadap pengalaman
mereka di dunia nyata. Di sisi lain, orang-orang yang tidak sehat, dengan
keras kepala akan bertahan terhadap konstruk personal mereka yang
sudah kadaluarsa, takut untuk melakukan validitas atas konstruk baru

39
yang mungkin akan merusak pandangan mereka sekarang yang nyaman
tentang dunia.

40
Carl Rogers – Client Center Theraphy

A. Pandangan Kepribadian Manusia


Rogers memiliki pandangan jika setiap orang memiliki tanggung
jawab atas hidup dan kedewasaannya sendiri. Carl Rogers berpendapat
bahwa semua orang bebas dalam melatih serta mengatur dirinya sendiri.
Namun, tentunya setiap orang harus bertanggung jawab atas
pengontrolan diri dari atas segala sesuatu yang mereka lakukan.
Konsep pokok teori kepribadian yang dikemukakan oleh Rogers
ini adalah self, yang mana menjadi struktur kepribadian itu sendiri. Self
terbagi menjadi dua yaitu real self serta ideal self. Real self adalah
kondisi individu saat ini, sedangkan ideal self adalah kondisi individu
yang mana ingin dilihat dan dicapai oleh individu itu sendiri. Perhatian
dan fokus Rogers lebih mengutamakan pada cara organisme serta self itu
sendiri dapat dibuat menjadi lebih kongruen
B. Asumsi Dasar
Rogers mengajukan dua asumsi umum, yaitu
1. Kecenderungan Formatif adalah kecenderungan dari setiap hal,
baik organik maupun non organik, untuk berevolusi dari bentuk
yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks.
2. Kecenderungan Aktualisasi adalah kecenderungan setiap manusia
untuk bergerak menuju keutuhan atau pemuasan dari potensi.
C. Kepribadian Sehat dan Tidak Sehat
Manusia yang sehat secara psikologis adalah manusia yang
memiliki penghargaan positif terhadap diri sendiri. Manusia yang
terhambat kesehatan psikologisnya adalah manusia yang memiliki
penghargaan bersyarat, inkongruensi, sikap defensif, dan disorganisasi.

41
Abraham Maslow – Holistik Dinamis
A. Pandangan Kepribadian Manusia

Teori ini menganggap bahwa keseluruhan dari seseorang terus


menerus termotivasi oleh satu atau lebih kebutuhan dan bahwa orang
mempunyai potensi untuk tumbuh menuju kesehatan psikologis yaitu
aktualisasi diri. Untuk mencapai aktualisasi diri orang harus memenuhi
kebutuhan-kebutuhan di level yang lebih rendah, seperti kebutuhan akan
lapar, keamanan, cinta, dan penghargaan diri. Hanya setelah orang
merasa cukup puas pada masing-masing dari berbagai kebutuhan ini
maka mereka bisa mencapai aktualisasi diri.

B. Pandangan Maslow tentang Motivasi


Teori kepribadian Maslow dibuat berdasarkan beberapa asumsi
dasar mengenai motivasi:
1. Pendekatan menyeluruh pada motivasi, artinya keseluruhan dari
seseorang bukan berasal dari satu bagian atau fungsi, termotivasi.
2. Motivasi biasanya kompleks, artinya tingkah laku seseorang dapat
muncul dari beberapa motivasi yang terpisah
3. Orang-orang berulang kali termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan.
Ketika sebuah kebutuhan terpenuhi, biasanya kebutuhan tersebut
berkurang kekuatan untuk memotivasinya dan digantikan oleh
kebutuhan lain.
4. Semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang
sama. Bagaimana cara orang-orang di kultur yang berbeda-beda
memperoleh makanan, membangun tempat tinggal,
mengekspresikan pertemanan, dan seterusnya, bisa bervariasi,
tetapi kebutuhan dasar untuk makanan, keamanan, dan pertemanan
merupakan kebutuhan yang berlaku umum untuk semua spesies.
5. Motivasi adalah bahwa kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk
menjadi sebuah hierarki.

42
Hierarki Kebutuhan-kebutuhan
a. Kebutuhan Fisiologis
Termasuk makanan, air, oksigen, mempertahankan suhu tubuh, dan
lain sebagainya.
b. Kebutuhan akan Keamanan
Termasuk kebutuhan yang meliputi kemanan fisik, stabilitas,
ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-
kekuatan yang mengancam, seperti perang, terorisme, penyakit, rasa
takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan, dan bencana alam. Kebutuhan
akan hukum, ketentraman dan keteraturan juga merupakan
kebutuhan akan keamanan.
c. Kebutuhan akan Cinta dan Keberadaan
Seperti keinginan untuk berteman, keinginan untuk mempunyai
pasangan dan anak, kebutuhan untuk menjadi bagian dari bagian
sebuah keluarga, perkumpulan, lingkungan masyarakat, atau negara.
Cinta dan keberadaan juga mencakup beberapa aspek dari
seksualitas dan hubungan dengan manusia lain dan juga kebutuhan
untuk memberi dan mendapatkan cinta.
d. Kebutuhan akan Penghargaan
Yang mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan,
dan pengetahuan yang dihargai tinggi oleh orang lain.
e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri dan
keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin.
C. Kriteria untuk aktualisasi diri
1. Mereka bebas dari psikopatologi atau penyakit psikologis
2. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri ini telah menjalani hierarki
kebutuhan dan oleh karena itu mereka hidup dengan level kecukupan
tinggi dan tidak mengalami ancaman terhadap keamanan mereka\
3. Orang-orang tersebut menjunjung nilai-nilai B (Being). Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri dalam daftarnya merasa nyaman dan

43
bahkan menuntut kejujuran, keindahan, keadilan, kesederhanaan,
kejenakaan.
D. Nilai-nilai B (Being)
1. Kejujuran
2. Kebaikan
3. Keindahan
4. Keutuhan
5. Perasaan hidup
6. Keunikan
7. Kesempurnaan
8. Kelengkapan
9. Keadilan
10. Kesederhanaan
11. Totalitas
12. Membutuhkan sedikit usaha
13. Kejenakaan
14. Kemandirian

44
TEORI KEPRIBADIAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
A. Pandangan Kepribadian Islam
Munculnya konsep kepribadian islam. Untuk memahami ilmu yang
berkaitan dengan manusia. Dalam perspektof psikologi islam ruh atau
jiwa, ruh diartikan sebagai kesadaran akan hubungan diri manusia
dengan sang penciptanya yaitu Allah. Menurut
B. Konsep
Dalam islam manusia diciptakan adalah untuk menjadikan hamba
kepada Allah, dimana manusia tersebut haruslah berorientasi kepada
Allah menyembah dan patuh kepada segala apa yang Allah perintahkan
dengan tujuan mencapai keridhoan-Nya hal ini tertuang dalam Al-Quran
surat Adz-Dzaryaat ayat 56, maka dapat disimpulkan bahwa
sesungguhnya setiapmanusia diberikan anugerah berupa akal dan
potensi kehidupan (citra). Dari kedua hal tersebut manusia memiliki area
untuk mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Mereka
dapat menentukan berperilaku sesuai dengan keinginan (qolbu)nya.
C. Struktur
Struktur merupakan sebuah unsur pembentuk kepribadian manusia.
Manusia diciptakan dan tumbuh berbeda-beda. Hal ini dikarenakan
memiliki kualitas psikologis yang betahan dalam diri manusia itu selama
bertahun-tahun. An-Nabhani membaginya menjadi 2 :
1. Aqliyah : Suatu hal yang ada kaitannya dengan akal dan sejenisnya
2. Nabsiyah : Suatu hal yang ada kaitannya dengan sifat-sifat nafsu

45
DAFTAR PUSTAKA
Alwilsol. ( 2009 ). Psikologi Kepribadian edisi revisi. Malang : UMM Press
Feist, Jess dan Feist Gregory J. (2013). Teori Kepribadian : Theories of
Personality Edisi 8 Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika
Feist, Jess dan Feist Gregory J. (2013). Teori Kepribadian : Theories of
Personality Edisi 8 Buku 2. Jakarta : Salemba Humanika

46

Anda mungkin juga menyukai