Seluruh isi buku ini menjadi tanggung jawab penulis. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku saku
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak guna menyempurnakan modul Intervensi ini.
Semoga buku saku ini bermanfaat bagi banyak pihak.
Penulis
2
TIM PENYUSUN
Athifah Firda Rana
Finasti Elvira
An Nisa’Azzahra
Barochatul Mauludy
Yeni Ariyani
Nadia
Farda
Siti Fatimatuzzahrah
3
Ida Nur Halimah
Akat Lukman
Silda Sasmita
Ferdi Rahardian
Dahni Rahmania
4
TIM EDITOR
Putri Saraswati,M.Psi
Laely Nurrulita
Aka
Alifiah Safitri
Sumayyah
5
DAFTAR ISI
Contents
SIGMUN FREUD - PSIKOANALISA ............................................................................7
ALFRED ADLER ........................................................................................................... 10
Carl Gustav Jung – Psikologi Analitik ................................................................. 12
KAREN HORNEY ......................................................................................................... 16
ERICK FROMM ............................................................................................................ 18
Erick Erikson - Psikososial .................................................................................... 20
B.F.SKINNER ................................................................................................................ 22
ALBERT BANDURA .................................................................................................... 24
ROTTER and MISCHEL ............................................................................................. 26
Julian Rotter ............................................................................................................ 26
Walter Mischel ....................................................................................................... 27
Gordon Willard Allport – Psikologi Individual ............................................... 29
Hans J. Eysenck – Tipologi Biologis ..................................................................... 31
Robert R. McCrae dan Paul T.Costa,Jr – Big Five Personality..................... 32
Raimond B. Cattel – Faktorial Analitik .............................................................. 34
Carl Rogers – Client Center Theraphy ................................................................ 41
Abraham Maslow – Holistik Dinamis ................................................................. 42
TEORI KEPRIBADIAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM ........................................ 45
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 46
6
SIGMUN FREUD - PSIKOANALISA
Struktur Kepribadian :
Id merupakan area pikiran yang mencari kesenangan dan tidak memiliki
kontak dengan realitas
Ego merupakan area pikiran yang berinteraksi dengan dunia luar dan
berperan sebagai pengambil keputusan dari kepribadian
Super ego merupakan prinsip moralitas dan prinsip idealistis
Mekanisme Pertahanan diri :
Represi adalah mekanisme pertahanan yang paling dasar dengan cara
memaksa perasaan yang tidak di inginkan yang masuk ke alam tidak
sadar.
Pembentukan Reaksi adalah salah satu cara agar dorongan yang ditekan
bisa disadari dengan dengan cara menyembunyikan diri dalam selubung
yang bertentangan dengan bentuk semula.
Pengalihan adalah mengalihkan dorongan-dorongan yang tidak sesuai
kepada sejumlah orang/objek, sehingga dorongan sebenarnya
tersembunyi.
Fiksasi adalah kelekatan permanen dari libido ke dalam tahap
perkembangan sebelumnya yang lebih primitif.
7
Regresi adalah masa masa penuh stress dan kecemasan dimana libido
bisa kembali ke tahap perkembangan sebelumnya.
Proyeksi di definisikan sebagai melihat dorongan atau perasaan orang
lain yang tidak dapat diterima, yang sebenarnya dorongan tersebut ada
di alam sadar diri sendiri.
Inproyeksi adalah mekanisme pertahanan ketika seseorang meleburkan
sifat sifat positif orang lain ke dalam egonya sendiri.
Sublimasi merupakan represi dari tujuan dari genital Eros dengan cara
menggantinya secara kultural ataupun sosial.
Individu Yang Sehat : Individu yang memiliki ego yang kuat dalam
menyatukan banyak tuntutan dari id dan super ego
merupakan individu yang sehat secara psikilogis
dan memiliki kendali yang baik atas prinsip
kesenangan maupun prinsip moralitas.
Tahap Perkembangan :
Periode infantile
o Fase oral (0-1 th), pada tahap ini libido terpusat di mulut bayi.
o Fase anal (1-3 th), pada tahap ini individu mengalami kepuasan yang
diperoleh melalui perilaku agresif dan aktivitas
pembuangan/ekskresi.
o Fase falik (3-4 th), masa ketika are genital menjadi zona erogen
utama.
Periode laten
o Periode genital, masa puber yang ditandai kembali atas tujuan
seksual dan dimulainya periode genital.
8
4. Teori Freud masih bias terhadap gender karena memposisikan wanita
sebagai pria yang tidak utuh
5. Freud kurang tertarik untuk membahas perempuan serinci pembahasan
laki-laki
9
ALFRED ADLER
Konsep Dasar :
10
Kecenderungan Untuk Melindungi Diri :
1. Membuat alasan
2. Agresi
3. Menarik diri
Individu Yang Sehat :
1. Salah satu konsep penting Adler adalah asumsi bahwa gaya hidup saai ini
menentukan ingatan masa kecilnya dan bukan sebaliknya tentu saja hal
ini sulit dibuktikan ataupun disanggah
2. Teori-teori Adler mendorong para peneliti lainnya untuk membangun
beberapa sekala minat sosial. Meskipun teori Adler adalah model untuk
konsistensi diri, teori ini mempunyai kekurangan dalam definisi
operasional yang tepat.
3. Dalam penelitian Adler terdapat istilah-istilah yang tidak diberikan
penjelasan secara operasional sehingga hal tersebut mengakibatkan para
peneliti lainnya mengalami kesulitan dalam penelitian lanjutan.
11
Carl Gustav Jung – Psikologi Analitik
Konsep Dasar :
Bagian dari labirin ketidaksadaran seseorang bukan berasal dari
pengalaman pribadi, melainkan dari keberadaan manusia di masa lalu. Masa
lampau individu sebagai aktualitas dan masa depan individu sebagai
potensialitas yang sama-sama membimbing tingkah laku individu.
Pertumbuhan pribadi merupakan suatu dinamika dan proses evolusi yang
terjadi sepanjang masa hidup.
Struktur Kepribadian :
a) Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri atas persepsi, ingatan,
pikiran,dan perasaan sadar.
b) Ketidaksadaran Personal
Wilayah yang berdekatan dengan ego, namun lebih pada pengalaman
yang pernah disadari oleh seseorang namun ditekan (respresi atau
supresi).
c) Ketidaksadaran Kolektif
Berisi ingatan yang diwariskan dari masa lampau.
Aspek Kepribadian :
Arketipe merupakan bayangan-bayangan leluhur yang diturunkan
dari generasi ke generasi atau arkaik yang muncul dari ketidaksadaran
kolektif. Terdapat beberapa jenis arketipe dalam diri seseorang, diantaranya:
a. Persona, merupakan sisi kepribadian yang ditunjukkan oleh
seseorang kepada dunia luar dimana kepribadian yang ditunjukkan
sesuai dengan harapan lingkungan. (cenderung positif).
b. Anima, merupakan sifat kewanitaan (sisi feminim) yang dimiliki oleh
laki-laki yang terbentuk dalam ketidaksadaran kolektif sebagai
arketipe dan menetap di kesadaran.
c. Animus, Sifat maskulin yang dimiliki oleh perempuan yang terbentuk
dalam ketidaksadaran kolektif sebagai arketipe dan menetap di
kesadaran.
12
d. Shadow, Arketipe kegelapan dan represi dimana terdapat
kepribadian yang ingin disembunyikan dalam diri seseorang
(cenderung negatif).
e. Self, Pusat dari segala arketipe yang miliki seseorang. Self juga
merupakan arketipe dari keutuhan, keseluruhan, kesempurnaan, dan
kelengkapan yang mana semuanya itu diwarisi dan semuanya itu
bersatu menjadi sebuah realisasi diri.
f. Great Mother, Simbol kesuburan (menampilkan dua dorongan yang
berlawanan di satusisi, dorongan untuk kesuburan dan pengasuhan,
serta di sisi lain, kekuatan untuk menghancurkan).
g. Wise Old Man, sebuah arketipe dari kebijaksanaan dan keberartian
yang menyimbolkan pengetahuan manusia ajan misteri kehidupan.
h. The Hero, Disimbolkan sebagai sosok yang kuat dan dapat
menaklukan musuh yang digambarkan sebagai setengah dewa, yang
memerangi kejahatan dalam bentuk naga, moster, ular, atau iblis.
Namun, pada akhirnya, seorang pahlawan kerap dikalahkan oleh
seseorang yang sepele.
13
Tipe Psikologis Carl Gustav Jung :
Fungsi Sikap
Introversi Ekstraversi
Thinking Fislusf,ilmuwan Teoritis,beberapa Ilmuwan penelitian,Akuntan,
penemu. Matematikawan.
Feeling Kritikus film yang subjektif Pengamat real estat, Kritikus film
,Pemerhati seni yang objektif
Tahap Perkembangan :
1. Childhood
Jung membagi tahap ini menjadi 3 fase:
Fase Anarkis, fase yang ditandai dengan kesadaran yang kacau dan
sporadic atau kadang ada kadang tidak.
Fase Mornakis, fase yang ditandai dengan perkembangan ego, dan
mulainya masa berpikir secara logis dan verbal.
Fase dualistic, fase ini ditandai dengan terbaginya ego menjadi 2,
objektif dan subjektif.
2. Youth : penuh kesadaran tanpa penghayatan, memulai adaptasi pada
lingkungan sosial.
3. Middle Life : tahap ini ditandai dengan adanya aktualisasi potensi yang
sangat bervariasi.
4. Old Age : pada tahap ini terjadi penurunan tingkat kesadaran.
14
Jung adalah satu-satunya ahli teori kepribadian modern yang membuat
usaha serius mengenai aktivitas manusia dalam suatu kerangka teoritis.
Bagian dari teori Jung yang terkait dengan penggolongan dan ilmu
tipologi telah menghasilkan sejumlah penelitian.
Teori Jung dinilai rendah untuk kemampuan penerapan konsep
ketidaksadaran kolektif.
Teori Jung bersifat kompleks dengan ruang lingkup yang luas.
15
KAREN HORNEY
Teori Dasar :
a. Permusuhan Dasar
Apabila seorang anak tidak terpenuhi kebutuhan akan keamanan dan
kepuasan, maka sang anak akan menumbuhkan perasaan permusuhan
dasar terhadap orang tuanya.
b. Kecemasan Dasar
Setelah anak merasa tidak terpenuhi akan kebutuhannya, anak akan
merasa ada permusuhan yang ditekan kemudian mengarah pada
perasaan tidak aman yang kuat dan kecemasan yang samar-samar.
c. Konflik IntraPsikis
Konflik IntraPsikis dengan dirinya sendiri. Muncul karena adanya
kecemasan dan permusuhan dasar. Terdapat 2 konflik IntraPsikis utama
yaitu :
1. Gambaran Diri Ideal : penggambaran diri yang sempurna.
(perfectionist) yang tidak sejalan dengan kenyataan.
2. Kebencian Diri : kencenderungan orang neurotik untuk membenci
dan melecehkan diri mereka yang sebenarnya.
Mekanisme Pertahanan Diri :
Tiga sikap dasar pertahanan diri akan kecemasan yang disebut
Kecenderungan Neurotik yaitu :
1. Mendekati Orang Lain
Sikap mendekati orang lain mengacu untuk melindungi diri dari
perasaan ketidakberdayaan.
16
2. Melawan Orang Lain
Sikap melawan orang lain mengacu untuk melindungi diri dari
permusuhan atau ketidakramahan orang lain.
3. Menjauhi Orang Lain
Sikap menjauhi orang lain untuk melindungi diri dari perasaan
terpisah dan memperoleh kebebasan.
17
ERICK FROMM
Teori Dasar :
1. Authoritarianism
Fromm mendefinisikan authoritarianism sebagai kecenderungan
untuk menyerahkan kemandirian seseorang secara individu dan
meleburkannya dengan seseorang atau sesuatu diluar dirinya demi
mendapatkan kekuatan yang tidak dimilikinya.
2. Sifat destruktif
Sifat merusak berasal dari perasaan kesendirian, keterasingan, dan
ketidakberdayaan. Berbeda dengan masokisme dan sadism, sifat
merusak tidak bergantung pada hubungan kesinambungan dengan
orang lain; melainkan mencari jalan untuk menghilangkan orang lain.
18
3. Konformitas
Orang yang melakukan konformitas berusaha melarikan diri dari rasa
kesendirian dan keterasingan dengan menyerahkan individualitas
mereka dan menjadi apapun yang orang lain inginkan.
19
Erick Erikson - Psikososial
Konsep Dasar :
Tahap Perkembangan :
1. Masa bayi dengan konflik psikososial rasa percaya dasar vs rasa tidak
percaya dasar
2. Masa anak-anak dengan konflik psikososial otonomi vs rasa malu dan
ragu
3. Masa usia bermain dengan konflik psikososial inisiatif vs rasa bersalah
4. Masa usia sekolah dengan konflik psikososial ketekunan vs rasa rendah
diri
5. Masa remaja dengan konflik psikososial identitas vs kebingungan
identitas
6. Masa dewasa awal dengan konflik psikososial keintiman vs keterasingan
7. Masa dewasa dengan konflik psikososial generativitas vs stagnasi
8. Masa usia lanjut dengan konflik psikososial integritas vs keputusasaan.
20
HARRY STACK SULLIVAN
Konsep Dasar :
Struktur Kepribadian seseorang yang meliputi dinamisme,
personifikasi, dan sistem self. Dinamika Kepribadian, dimana Sullivan
memandang kehidupan manusia sebagai sistem energi, yang perhatian
utamanya adalah bagaimana menghilangkan tegangan yang ditimbulkan oleh
keinginan dan kecemasan. Pandangan ini lebih bersifat psikologi sosial
tentang perkembangan kepribadian yaitu suatu pandangan dimana
pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi
peran yang semestinya, yang menempatkan faktor sosial untuk menentukan
perkembangan psikologis seseorang.
Individu Yang Sehat :
Seseorang dikatakan sehat, jika kebutuhan dalam setiap tahap
perkembangannya terpenuhi yaitu berinteraksi sosial, yang membuat
personifikasi seseorang juga terpenuhi dan dapat membentuk atau membuat
personifikasi seseorang menjadi baik yang nantinya akan membangkitkan
image positif dalam diri seseorang.
Kritik Teori Sullivan :
1. Teori ini hanya menguraikan secara terinci salah satu aspek psikoanalisis
klasik, yakni ego dan pertahanan-pertahanannya atau strategi-strategi
yang sudah merupakan kebiasaan pada manusia untuk melawan
ancaman-ancaman terhadap ego yang datang dari dalam maupun luar.
2. Dengan menekankan karakter sosial pada kepribadian manusia, ia telah
mengasingkan manusia dari warisan biologisnya. Kegagalan teori
psikologi sosial ini dalam hal menjelaskan dengan tepat cara-cara suatu
masyarakat membentuk anggotanya.
21
B.F.SKINNER
Kosep Teori :
22
b. Perilaku yang Tidak Pantas, merupakan hasil dari teknik melawan
kontrol sosial yang merugikan diri sendiri atau usaha yang gagal dalam
melakukan kontrol diri.
Kritik Teori Skinner :
1. Teori Skinner tidal mempertimbangkan konsep-konsep, individu, gen,
dan kepribadian
2. Terlalu tinggi dalammenghasilkan penelitian
3. Teori terlalu sulit untuk dinilai, konsep hipotesis terlalu bertele-tele.
23
ALBERT BANDURA
Konsep Dasar :
Manusia cukup fleksibel dan mampu mempelajari berbagai sikap,
kemampuan, dan perilaku, serta cukup banyak dari pembelajaran tersebut
yangmerupakan hasil dari pengalaman tidak langsung. Walaupun manusia
dapat dan memang belajar dari pengalaman langsung, banyak dari apa yang
mereka pelajari didapatkan dengan mengobservasi orang lain.
Struktur Kepribadian :
24
Kritik Teori Bandura :
25
ROTTER and MISCHEL
Julian Rotter
Konsep Dasar :
Teori belajar kognisi sosial Rotter berlandaskan lima asumsi dasar :
1. Manusia berinteraksi dengan lingkungan yang berarti untuknya.
2. Kepribadian manusia bersifat dipelajari.
3. Kepribadian mempunyai kesatuan mendasar, yang berarti kepribadian
manusia mempunyai stabilitas yang relatif.
4. Motivasi terarah bedasarkan tujuan.
5. Manusia mampu untuk mengantisipasi kejadian.
Kebutuhan – kebutuhan :
Rotter dan Hochreich membuatt daftar enam kategori umum dari
kebutuhan :
1. Pengakuan-Status
Adalah kebutuhan untuk diakui oleh oranglain dan untuk mendapat
status di mata orang lain
2. Dominansi
Adalah kebutuhan untuk mengendalikan perilaku orang lain
3. Kemandirian
Adalah kebutuhan untuk bebas dari dominansi orang lain.
4. Perlindungan-Ketergantungan
Adalah kebutuhan untuk diperhatikan orang lain, untuk dilindungi
untuk memuaskan kebutuhan lainnya.
5. Cinta dan Afeksi
Adalah kebutuhan untuk diterima oleh orang lain yang lebih dari
sekedar pengakuan dan status.
6. Kenyamanan fisik
Adalah kebutuhan yang paling dasar seperti mendapat makanan,
kesehatan yang baik, dan keamanan fisik.
26
Walter Mischel
Konsep Dasar :
27
5. Respon afektif. Respon afektif meliputi emosi, perasaan, dan reaksi
fisiologis. Unit-unit kognitif-afektif yang saling berkaitan,
berkontribusi pada perilaku saat berinteraksi dengan sifat
kepribadian yang stabil dan lingkungan yang reseptif.
28
Gordon Willard Allport – Psikologi Individual
A. Pandangan Kepribadian Manusia
Allport pada dasarnya mempunyai pandangan yang optimistik dan
penuh harapan mengenai kemanusiaan. Ia menolak pandangan
psikoanalisis dan behariorisme mengenai kemanusiaan karena dianggap
terlalu deterministik dan mekanistik. Allport menekankan pada
pentingnya motivasi yang disadari (concious motivation). Orang dewasa
yang sehat biasanya sadar akan apa yang dilakukannya dan alasan
mereka melakukannya. Akan tetapi tidak mengabaikan proses yang tidak
disadari. Beberapa motivasi didorong oleh impuls-impuls yang
tersembunyi dan dorongan-dorongan yang tersublimasi.
Manusia yang matang secara psikologis memiliki karakteristik
berupa perilaku proaktif, yaitu mereka mampu bertindak secara sadar
dalam lingkungannya melalui pendekatan-pendekatan yang baru dan
inovatif, serta membuat lingkungan mereka memberikan respon
terhadap mereka. Perilaku proaktif tidak hanya sekedar mengurangi
tekanan, namun juga untuk membentuk tekanan baru. Untuk menjadi
pribadi yang matang dibutuhkan:
1. Perluasan diri.
2. Hubungan yang hangat dengan orang lain.
3. Keamanan emosional atau penerimaan diri.
4. Persepsi yang realistis mengenai lingkungan di sekitarnya.
5. Insight dan humor.
6. Filosofi kehidupan yang integral.
B. Struktur Kepribadian
1. Disposisi Personal, Sifat Umum (Common Traits), sifat Khusus.
Struktur Neouropsikis umum (khas bagi individu) yang memounyai
kapasitas untuk memberikan respon terhadap banyak stimulus.
2. Disposisi Motivasi dan Ekspresif , disposisi motivasi yang terasa
sangat kuat dan mendapatakan motivasi dari kebutuhan dan
29
dorongan dasar. Disposisi ekspresif mengarahkan tindakan, disposisi
motivasi memunculkan tindakan.
3. Proprium , Yaitu untuk merujuk perilaku dan karakteristik yang
dianggap manusia sebagai sesuatu yang penting, central dan hangat
dalam kehidupan mereka.
30
Hans J. Eysenck – Tipologi Biologis
31
Robert R. McCrae dan Paul T.Costa,Jr – Big Five Personality
32
b. Biografi Objektif
c. Pengaruh Eksternal
33
Raimond B. Cattel – Faktorial Analitik
A. Pandangan Kepribadian Manusia
34
berkemauan, mementingkan diri sendiri. Sebaliknya E – cenderung
ragu-ragu, rendah hati, ogah-ogahan, lembut, diam dan penurut.
Ini berarti E + dan E- sama-sama mempunyai sifat positif (yang
dikehendaki) dan sifat negative (yang tidak dikehendaki)
5. Factor F ( Disurgency-Surgency)
Faktor yang proporsinya paling besar pada masa anak-anak,
dan tetap penting pada usia dewasa. Trait ini dipengaruhi oleh
keturunan sebesar 55% . orang yang disurgensinya tinggi (F-)
adalah orang yang depresi, pesimistik, seklusif, kelelahan, lemah,
introspektif dan khawatir. Sebaliknya surgensi (F+) ditandai oleh
sifat penggembira, ramah, mudah bergaul, responsive,
bersemangat, jenaka, humoris, dan senang bicara
6. Factor G (Superego-Streight)
Factor ini mirip dengan konsep superego dari Freud, orang
yang superegonya kuat cenderung mempuyai ketetapan atau setia
dengan tujuan mengejar tujuan ideal, dan peduli dengan control
diri terhadap tingkah laku
7. Fakto H ( Threctia-Parmia)
Faktor ini dipengaruhi oleh keturunan sekita 40%. Threctia (H-
) adalah reaksi bahaya dari system simparetik (malu, takut-takut,
menyendiri, dan menahan diri), sedang Parmia dalam kurung H+
bercirikan dominasi syaraf parasimpatik (pemberani, penjelajah,
senang berkelompok, periang, responsive)
8. Factor I ( Harria-Premsia)
Harria berhubungan dengan sikap disiplin dari orangtua,
sedang pemsia berhubungan dengan propeksi yang berlebihan
dari orangtua. I- menjadi orang yang masak, independent, realistic,
dan mencukupi diri sendiri. I+ adalah orang yang tidak sabaran,
banyak tuntutan, tidak masak, sopan, sentimental, imajinatif,
kreatif, dan kecemasan.
35
9. Factor L (Alaxia-Protention)
Alaxia diambil dari kata relaxion, sedang protention adalah
gabungan dari projection dan tension. Orang yang protensive
cenderung mudah curiga, cemburu, dan menarik diri, sedang alaxis
mudah percaya, memahami, dan sabar.
10. Factor M (Praxemia-Autia)
Praxemia (M-) merupakan gabungan dari istilah practical dan
concerned. Sifat ini mengacu ke orang yang konfensional, praktis,
sadar tujuan, logis, dan khawatir. Autia (M+) dari kata autistic,
orang yang tidak konfensional, kritis-rewel, perhatian yang
terserat, imajinatif, dan intelektual. M+ pada orang neurotic
menjadi terserap dengan fikiranya sendiri, dan tidak peduli
dengan rencana praktis, orang ini cenderung kehilangan
kebutuhan terhadap realitas eksternal. Sebaliknya orang dengan
tipe M- peduli dengan kebutuhan terhadap lingkungan, cenderung
memperhatikan ditail.
11. Factor N (Artlessness-Shrewdness)
N- adalah ciri orang yang naif, rendah hati-bersahaja, dan
spontan, sedang N+ bercirikan materialis, cerdik, berpandangan
luas, pintar.
12. Factor O (Assurance-Guild Proneness)
O- adalah orang yang percaya diri, ulet, tabah, dan tenang. O+
adalah trait yang ditemukan pada orang-orang yang patologis-
alkoholik, criminal, manis depresif. Mereka hanya memiliki teman
terbatas dengan standar hidup yang tidak normal, selalu khawatir
dan merasa berdosa.
13. Q1 ( Conservative-Radiacalism )
14. Q2 ( Group Adherence- Selfsufficient )
15. Q3 ( Low Integration-High Self Concept )
16. Q4 (Ergic Tension )
Faktor-faktor ini proporsi pengaruhnya terhadap tingkah laku
hanya kecil. Semuanya menjelaskan tentang, self, dan satu dengan
36
yang lain saling berhubungan walaupun bentuk sifatnya berbeda.
Orang yang konservatif cenderung terikat dengan kelompok, integrasi
dirinya kurang sehingga lebih santai dalam memperjuangkan sesuatu.
Sebaliknya, orang yang radikal cenderung mandiri, percaya diri, dan
bersemangat.
37
George Kelly – Konstuk Personal
38
5. Konsekuensi Pilihan: Manusia memilih sendiri alternatif dari
konstruk dikotomis tersebut berdasarkan keinginannya untuk
memperjelas atau memperluas sistem konstruknya.(Security atau
adventure)
6. Konsekuensi Jangkauan: Suatu konstruk hanya dapat digunakan
untuk mengantisipasi peristiwa tertentu saja (ada yang dapat
digunakan untuk beragam situasi/orang, ada juga yang hanya dapat
digunakan situasi yang sangat terbatas)
7. Konsekuens Pengalaman : Sistem konstruksi manusia berubah
sebagai hasil dari pengalaman manusia yang berubah.
8. Konsekuensi modulas : mempertahankan bahwa beberapa
pengalaman baru tidak mengarah pada revisi dari konstruk personal
karena terlalu solid atau tidak dapat ditembus.
9. Konsekuensi Fragmentasi : menyadari bahwa perilaku manusia
kadang tidak konsisten karena sistem konstruk mereka dapat
menerima elemen yang tidak sepadan.
10. Konsekuensi Persamaan : menyatakan bahwa sampai pada tahap
kita mempunyai pengalaman yang sama dengan orang lain, konstruk
personal kita cenderung mirip dengan sistem konstruksi dari orang-
orang tersebut.
11. Konsekuensi Sosial : menyatakan bahwa orang mampu
berkomunikasi dengan orang lain karena mereka dapat
menginterpretasikan konstruksi orang lain. Tidak hanya melakukan
observasi atas perilaku orang lain, namun orang juga
menginterpretasikan prilakunya pada orang tersebut.
C. Kepribadian sehat dan tidak sehat
39
yang mungkin akan merusak pandangan mereka sekarang yang nyaman
tentang dunia.
40
Carl Rogers – Client Center Theraphy
41
Abraham Maslow – Holistik Dinamis
A. Pandangan Kepribadian Manusia
42
Hierarki Kebutuhan-kebutuhan
a. Kebutuhan Fisiologis
Termasuk makanan, air, oksigen, mempertahankan suhu tubuh, dan
lain sebagainya.
b. Kebutuhan akan Keamanan
Termasuk kebutuhan yang meliputi kemanan fisik, stabilitas,
ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-
kekuatan yang mengancam, seperti perang, terorisme, penyakit, rasa
takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan, dan bencana alam. Kebutuhan
akan hukum, ketentraman dan keteraturan juga merupakan
kebutuhan akan keamanan.
c. Kebutuhan akan Cinta dan Keberadaan
Seperti keinginan untuk berteman, keinginan untuk mempunyai
pasangan dan anak, kebutuhan untuk menjadi bagian dari bagian
sebuah keluarga, perkumpulan, lingkungan masyarakat, atau negara.
Cinta dan keberadaan juga mencakup beberapa aspek dari
seksualitas dan hubungan dengan manusia lain dan juga kebutuhan
untuk memberi dan mendapatkan cinta.
d. Kebutuhan akan Penghargaan
Yang mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan,
dan pengetahuan yang dihargai tinggi oleh orang lain.
e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri dan
keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin.
C. Kriteria untuk aktualisasi diri
1. Mereka bebas dari psikopatologi atau penyakit psikologis
2. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri ini telah menjalani hierarki
kebutuhan dan oleh karena itu mereka hidup dengan level kecukupan
tinggi dan tidak mengalami ancaman terhadap keamanan mereka\
3. Orang-orang tersebut menjunjung nilai-nilai B (Being). Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri dalam daftarnya merasa nyaman dan
43
bahkan menuntut kejujuran, keindahan, keadilan, kesederhanaan,
kejenakaan.
D. Nilai-nilai B (Being)
1. Kejujuran
2. Kebaikan
3. Keindahan
4. Keutuhan
5. Perasaan hidup
6. Keunikan
7. Kesempurnaan
8. Kelengkapan
9. Keadilan
10. Kesederhanaan
11. Totalitas
12. Membutuhkan sedikit usaha
13. Kejenakaan
14. Kemandirian
44
TEORI KEPRIBADIAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
A. Pandangan Kepribadian Islam
Munculnya konsep kepribadian islam. Untuk memahami ilmu yang
berkaitan dengan manusia. Dalam perspektof psikologi islam ruh atau
jiwa, ruh diartikan sebagai kesadaran akan hubungan diri manusia
dengan sang penciptanya yaitu Allah. Menurut
B. Konsep
Dalam islam manusia diciptakan adalah untuk menjadikan hamba
kepada Allah, dimana manusia tersebut haruslah berorientasi kepada
Allah menyembah dan patuh kepada segala apa yang Allah perintahkan
dengan tujuan mencapai keridhoan-Nya hal ini tertuang dalam Al-Quran
surat Adz-Dzaryaat ayat 56, maka dapat disimpulkan bahwa
sesungguhnya setiapmanusia diberikan anugerah berupa akal dan
potensi kehidupan (citra). Dari kedua hal tersebut manusia memiliki area
untuk mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Mereka
dapat menentukan berperilaku sesuai dengan keinginan (qolbu)nya.
C. Struktur
Struktur merupakan sebuah unsur pembentuk kepribadian manusia.
Manusia diciptakan dan tumbuh berbeda-beda. Hal ini dikarenakan
memiliki kualitas psikologis yang betahan dalam diri manusia itu selama
bertahun-tahun. An-Nabhani membaginya menjadi 2 :
1. Aqliyah : Suatu hal yang ada kaitannya dengan akal dan sejenisnya
2. Nabsiyah : Suatu hal yang ada kaitannya dengan sifat-sifat nafsu
45
DAFTAR PUSTAKA
Alwilsol. ( 2009 ). Psikologi Kepribadian edisi revisi. Malang : UMM Press
Feist, Jess dan Feist Gregory J. (2013). Teori Kepribadian : Theories of
Personality Edisi 8 Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika
Feist, Jess dan Feist Gregory J. (2013). Teori Kepribadian : Theories of
Personality Edisi 8 Buku 2. Jakarta : Salemba Humanika
46