Anda di halaman 1dari 26

AGAMA DAN

MANUSIA

Muryana
Hubungan • Man arafa nafsahu araba rabbahu
(https://youtu.be/Eur1HeOzUVs)

antara • Apakah sudah mengenal siapa diri Anda?


• Kita adalah manusia, ciptaan Allah (Makhluk).
Agama dan • Lalu apa tugas kita sebagai makhluk?

Manusia • Kapan kita membutuhkan agama? Mengapa agama 


dibutuhkan manusia?
Istilah • Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif, nun, dan
sin semacam insan, ins, nas atau unas  makhluk yang 

Manusia nyata lagi ramah. Selain itu, manusia dengan seluruh


totalitasnya, jiwa dan raga.

dalam • Menggunakan kata basyar  kulitnya tampak jelas


dan terkait dengan kedewasaan dalam kehidupan

Alquran manusia yang menjadikannya mampu memikul


tanggung jawab.
• Menggunakan kata Bani Adam, dan zuriyat Adam. 
• Ada dua ilham dalam Jiwa manusia, yaitu:
Fujur atau – Fujur  ilham yang mendorong untuk berbuat melenceng.

Taqwa: – Taqwa  ilham yang mendorong untuk berbuat lurus, 


lempeng, taat. Q.S. Asy‐Syams (91): 7‐10.

menjadi • Tarik menarik Fujur dan Taqwa terus‐menerus


berlangsung detik ke detik sepanjang hidup manusia. 
Orang Baik
• Menjadi orang baik tidak bisa hanya sekedar menerima
begitu saja, melainkan perlu diperjuangkan, perlu
diusahakan dengan sepenuh hati=proses
HPT
tentang Amalnya dicatat Sebagai salah satu

Manusia
Akalnya terbatas
oleh Malaikat rupa malaikat

Sebagai Rasul bagi


Diberik Kitab manusia agar tidak Berikhtiar dalam
sebagai pedoman ada alasan Qadha dan Qadar
membantah

Pengguna/Sasaran
Salah satu bahan Muhammad juga
penciptaan
neraka manusia
semesta
Potensi
Manusia Fitrah

menurut
Psikis 
Alquran Qalb
Manusia 
Nafs

dalam Al 
Qur’an
Akal Ruh
Fitrah • Fitrah berasal dari kata fathir berarti belahan 
muncul, kejadian, penciptaan sejak semula.
• Fitrah manusia adalah “apa yang menjadi 
kejadiannya/bawaannya sejak lahir”.
• Ada 28x: 14x dalam konteks uraian tentang Bumi dan 
Langit, 14x lainnya adalah tentang makhluk ciptaan 
Allah dan tentang fitrah keagamaan yang dimilikinya.
Nafs • Nafs berarti totalitas manusia/apa yang terdapat 
dalam diri manusia yang menghasilkan tingkah 

menurut laku/diri Tuhan/sisi dalam manusia yang berpotensi 
baik atau buruk/ide dan kemauan yang keras 

Quraish dorongan agresif (ganas) dan dorongan erotik 
(birahi) (Hanna)

Shihab • Nafs diciptakan dalam keadaan sempurna dengan 
memberinya potensi yang berfungsi menangkap 
makna baik dan buruk, menampung serta mendorong 
manusia berbuat kebaikan dan keburukan. 
• Potensi +>‐, Daya tarik ‐>+
• Nafs menampung hal/hal apa yang di bawah 
pemiliknya.
Nafs dalam • Nafsul‐ma diniyu dalam ‘alamul‐ma’adini (Alam 
kebenaran)

Dimensi- • Nafsul‐nabati dalam ‘alamul hayati (alam tumbuh‐
tumbuhan)

dimensi • Ar‐ruhul‐hayawaniyu ataua ahawa dalam ‘alamul‐


hayawani (alam hewani)
• Ruh ilahi dalam ‘alamul‐insani (alam insani)
Tiga
Macam Nafs Muthmainah

Tingkat
Kehidupan  (yang tenang: keadaaan 
ruhaniyah kekuatan ruhaniah yang 

Nafs
sempurna menyatu 
dengan Allah)
Nafs Laawwamah
Kehidupan Budi  (yang selalu mengecam dan 
Pekerti menyesali kesalahan: kemampuan 
untuk dapat menyadari segala 
yang ada pada dirinya)

Kehidupan Badan
Nafs Ammarah bissu’
(yang selalu mendorong manusia ke arah negatif: 
dorongan‐dorongan biologis)
Macam-
macam Ide

Nafs
Adhghaatsu 
Kemauan
ahlaam

Nafs
Ru’yaa Nurani
Dua Bagian • Ru’yaa  gambaran/simbol dari peristiwa‐peristiwa 
yang telah, sedang dan atau akan dialami dan yang 

Nafs dalam belum/tidak terlintas dalam benak yang 


memimpikannya.

Mimpi • Adhghaatsu ahlaam  keresahan dan atau perhatian 


manusia terhadap sesuatu, serta hal‐hal yang telah 
berada di bawah sadarnya.
Qalb • Qalb berarti membalik karena berpotensi untuk tidak 
konsisten.

menurut • Qalb menampung hal/hal yang disadari oleh 
pemiliknya Dimintai pertanggungjawaban.

Quraish • Qalb bertempat di dada.

Shihab • Cara membersihkan Qalb (kolam) adalah dengan 
pengetahuan (air) yang ada dalam panca indra 
(sungai).
Hati • Secara fisik, Hati berarti segumpal daging yang 
mengatur peredaran darah berbentuk lonjong, terletak 

menurut dalam rongga dada sebelah kiri.
• Secara metafisik, Hati adalah karunia Tuhan yang halus 

Ngemron (lathifah), bersifat ruhaniah dan ketuhanan 
(Rabbaniah), yang ada hubungannya dengan jantung. 
• Secara psikis, Hati berarti pusat kesadaran manusia, 
yang mengatur segala gerak‐gerik dan menghayati 
segala perbuatan manusia, baik perbuatan jahat 
maupun perbuatan baik, lahiriah maupun ruhaniyah.
• Lahiriah diobati dengan obat, ruhaniah diobati dengan 
memohon kepada penciptanya.
• Hati = pusat inteligensia
Qalb dalam
Nafs
Amal 
Kebajikan

Qalb

Olah Jiwa

Nafs
Ruh Ruh menurut Quraish Shihab
• Ruh memiliki berbagai makna bisa berarti nyawa, makhluk yang unik, “Ruh adalah 
urusan Tuhanku, kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit.
• Ruh diulang sebanyak 24x dalam Al Qur’an dengan berbagai konteks termasuk yang 
tidak berhubungan dengan manusia.
• Ruh, tidak dapat dipahami secara penuh, melainkan dipahami sedikit saja (Q.S. Al 
Isra’ (17): 85). Ruh mempengaruhi orang menjadi berpikir yang benar, berbuat yang 
baik, tampil yang mengenakkan (indah), kegiatan yang bermanfaat, dan sikap yang 
begitu luhur serta mulia. Ruh senantiasa suci.

Ruh menurut Al Ghazali
• Ruh adalah “nyawa” atau sumber hidup, dan diartikan sebagai sesuatu yang 
halus dan indah dalam diri manusia yang mengetahui dan mengenal segalanya 
seperti halnya Qalb dalam arti metafisik.
Ruh menurut • Ruh itu ada dalam diri manusia, tapi tak‐kasatmata 
(invisible) karena sangat halus, gaib serta dimensinya 
Hanna yang jauh lebih tinggi dari alam pikiran, serta 
tahapannya pun di atas alam bawah sadar.
• Agar manusia memiliki hubungan ruhaniah dengan 
sang pemilik ruh. 
Beberapa • Ruh berasal dari Tuhan, bukan dari tanah
• Ruh adalah unik, tidak sama dengan akal budi, jasmani 

Karakteristik dan jiwa manusia
• Ruh tetap hidup sekalipun kita tidur atau tak sadar
Ruh menurut • Ruh dapat menjadi kotor karena dosa dan noda tapi 

Kadirun bisa dibersihkan
• Ruh sangat lembut dan halus serupa wadahnya

Yahya • Ruh ikut beribadah pada Tuhan
• Latihan dengan Kalimah Allah pada tahap lahiriah akan 
berdampak pada tahap ruhaniyah Ruh dan 
membawanya ke alam Ketuhanan.
Tidur Tidur hanya bisa mencegah aktivitas pancaindra dan ia 

menurut Al tidak menghentikan aktivitas maupun dinamika 
fantasi. Dengan demikian, setiap yang tersirat dalam 

Ghazali hati akan segera direkam oleh fantasi dengan simbol 
yang lebih mudah ditangkap. 
(Al Ghazali, 1999: 144)
EMPAT ALAM RUH
Kekal dan tidak ada alam Surga/Neraka
lagi setelahnya.
Lebih besar dan
Barzakh agung. 
Perbandingannya
Kecil seperti kandungan : 
Dunia
MudaBesarTua, dunia dunia
dianggap sebagai sebab‐
sebab diiperolehnya Amat sempit, terbatas, 
kebahagiaan atau Kandungan banyak kesukaran dan penuh
kecelakaan kegelapan yang bertimbun‐
timbun.
‘Aql • Daya untuk memahami dan menggambarkan sesuatu
(Q.S. Al Ankabut (29): 43.
• Dorongan moral (Q.S. Al An’am (6): 151).
• Daya untuk mengambil pelajaran dan kesimpulan serta
“hikmah”=gabungan 1 & 2 (Q.S. Al Mulk (67):10).
Sakratul Adanya alam lain ini dibuktikan melalui pengalaman
orang‐orang tertentu yang pernah sekarat atau koma

Maut hampir mati. Dalam keadaan koma itu, mereka bercerita


melihat dirinya keluar dari badan jisimnya, melihat

(Terminal anggota keluarganya dan dokter sedang melakukan 


sesuatu kepada badan jisimnya. Kemudian mereka masuk 

Act) ke sebuah ruang gelap dengan cahaya gemerlap tampak 


jauh, di mana mereka berkomuniskasi dengan makhluk
tanpa sosok. Di ujung perjalanan ini, mereka minta 
sendiri, atau di suruh oleh makhluk ghaib itu, untuk
kembali ke dunia fana karena masih ada tugas yang harus 
diselesaikan (Baiquni 1983: 94). Baiquni percaya bahwa
tuhan Allah menyuruh umatnya untuk selalu belajar dari
alam dengan menggunakan akal pikiran waras.
Agama itu
apa? Keindahan
(Seni)

Kebaikan Kebenaran
(Akhlak) (Ilmu)
Ilmu dan Ilmu mempercepat Anda sampai ke tujuan, 
agama menentukan arah yang dituju.
Agama Ilmu menyesuaikan manusia dengan
lingkungannya, dan agama menyesuaikan
dengan jati dirinya.
Ilmu hiasan lahir, dan agama hiasan bathin.
Ilmu memberikan kekuatan dan menerangi
jalan, dan agama memberi harapan dan
dorongan bagi jiwa.
Ilmu menjawab pertanyaan yang dimulai
dengan “bagaimana”, dan agama menjawab
yang dimulai dengan “mengapa”.
Mengapa • Adanya kepercayaan‐kepercayaan manusia pada
kekuatan lain selain dirinya (animism, dinamisme, dll.) 

manusia menunjukkan adanya embrio beragama.


• Beragama ketika manusia ingin mengetahui siapa atau

membutuhkan apaYang Mahasuci, dan ketika itulah dia menemukan


Tuhan, dan sejak itu pula ia berusaha berhubungan

agama? dengan‐Nya bahkan berusaha untuk meneladani sifat‐


sifatNya.
Bahan • Diktat Aqidah Islam Moh. Damami

Bacaan • M. Quraish Shihab. Wawasan Al‐Quran. Bandung: 


Mizan, 1996.
• Sayid Sabiq. “Roh”. Dalam Aqidah Islam: Pola Hidup
Manusia Beriman. Bandung: Diponegoro, 1978. 364‐
402
• https://youtu.be/Eur1HeOzUVs

Anda mungkin juga menyukai