Keterampilan Eksplorasi
Di Susun Oleh:
Gilang Ananda
(06071381924041)
DOSEN PENGAMPU:
Dra. Rahmi Sofah, M. Pd., Kons
Risma Anita Puriani, M.Pd.
2. Teknik Ekplorasi
Hubungan konseling seharusnya dapat mengatasi semua kendala klien.
Yaitu berupaya untuk membuat klien terbuka, merasa aman, dan berpartisipasi
di dalam dialog. Salah satu upaya untuk konseling adalah tehnik eksplorasi
untuk membuat klien mengatakan semua perasaan, pikiran dan pengalaman
kepada konselor secara jujur.
Seperti halnya pada teknik refleksi, terdapat 3 jenis dalam teknik
eksplorasi, yaitu:
1) Eksplorasi perasaan, yaitu teknik untuk dapat menggali perasaan klien
yang tersimpan. Contoh: ”Bisakah Anda menjelaskan apa perasaan
bingung yang dimaksudkan ….”
2) Eksplorasi pikiran, yaitu teknik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat
klien. Contoh: ”Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide Anda
tentang sekolah sambil bekerja”.
3) Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan atau teknik untuk menggali
pengalaman-pengalaman klien. Contoh: ”Saya terkesan dengan
pengalaman yang Anda lalui Namun saya ingin memahami lebih jauh
tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap pendidikan Anda”.
Teknik eksplorasi memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut,
tertekan, dan terancam. Sebagaimana refleksi, eksplorasi ada tiga jenis:
a) Eksplorasi perasaan
“Saya kira rasa sedih Anda begitu dalam pada peristiwa tersebut. Dapatkah
Anda kemukakan perasaan Anda lebih jauh? ”
b) Eksplorasi pengalaman
Contoh:
“Saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui. Namun saya ingin
memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya
terhadap pendidikan Anda. ”
c) Eksplorasi pikiran
“Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih jauh tentang apa pendapat anda
tentang hadirnya ibu tiri dalam rumah Anda.
“Saya kira, pendapat Anda mengenai hal itu sangat baik sekali, dapatkan
Anda menguraikannya lebih lanjut?”
Jika yang dibahas di muka terdapat pada klien maka kemungkinan besar
konseling dapat berjalan dengan baik. Untuk itu konselor harus banyak berlatih
agar dapat mengungkap atau eksplorasi klien agar terbuka dengan masalah yang
di hadapinya. Seorang calon konselor harus banyak latihan untuk dapat
memberikan teknik eksplorasi ini dengan kliennya. Dan berikut adalah beberapa
materi untuk dapat memberikan latihan dengan klien:
b. Latihan membuat konselor agar merasa aman, jujur, dan terbuka. Yaitu
dengan mengungkapkan pribadi yang jujur, terbuka dan pelindung,
misalnya:
2) ”Saya percaya bahwa anda akan berkata jujur dan tulus tentang hal
itu.”
3. Penggalian Masalah
Di dalam penjelasan masalah biasanya konseli hanya mengungkapkan
hal-hal pokok yang menjadi beban pikiran dan perasaannya. Penggalian
masalah dipakai untuk mengungkap lebih dalam masalah konseli. Penggalian
ini tentunya akan disesuaikan dengan masalah dan pendekatan yang digunakan
dalam konseling. Menurut Winkel (1991: 339-370), beberapa strategi yang
bisa dilakukan untuk melakukan penggalian masalah terhadap masing-masing
pendekatan adalah sebagai berikut.
a. Behavioristik
Konselor menggali informasi yang lebih dalam diri konseli.
Data-data yang akan digali terkait dengan kejadian pada masa
sekarang, pengalaman-pengalaman negative yang pernah dialami pada
masa lalu, perasaan-perasaan sekarang, perasaan-perasaan yang tidak
menyenangkan pada kejadian masa lalu, apa yang dipikirkan pada saat
sekarang, apa yang dipikirkan pada masa lalu ketika mengalami
kejadian yang kurang menyenangkan, dan konsekuensi yang diterima
setelah kejadian.
b. Konseling Terapi Emotif
Konselor menggali informasi yang lebih dalam dari konseli.
Data-data yang akan digali terkait dengan kejadian tertentu (activating
event, activating experience), tanggapan terhadap kejadian yang
dialami konseli (belief) yang menimbulkan pikiran irasional dari
setelah kejadian itu direspon, akibat pandangan irasional
(consequence).
c. Wawancara Pengambilan Keputusan
Konselor menggali informasi yang lebih dalam dari konseli.
Data-data yang akan digali terkait dengan asal usul masalah konseli,
unsur penting (pokok) yang mendukiung munculnya konflik konseli,
perasaan-perasaan dan pikiran konseli, dan orang-orang yang terlibat
sehingga ikut memunculkan konflik konseli.
d. Konseling Sifat dan Faktor
Konselor menggali informasi yang lebih dalam dari konseli.
Data-data yang akan digali terkait dengan asal usul masalah konseli,
data pribadi tentang konseli (cita-cita, kemampuan kognitif, bakat
khusus, sifat-sifat positif dan negative dalam diri konseli, nilai-nilai
hidup yang diperjuangkan, hobi, harapan-harapan untuk masa depan,
perguruan tinggi yang diinginkan), dan data tentang keluarga konseli
(pekerjaan orang tua, jumlah saudara, harapan orangtua terhadap
perguruan tinggi).
e. Konseling Wawancara untuk Penyesuaian Diri
Konselor menggali informasi yang lebih dalam dari konseli.
Data-data yang akan digali terkait dengan unsur-unsur yang
mendukung munculnya konflik konseli, yaitu data tentang keluarga,
lingkungan-lingkungan luar tempat konseli tinggal, perasaan dan
pikiran yang dialami.