Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arief Gunawan

BP : 1810532040

Pengertian Materialitas
Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam penetapan laporan auditor yang
layak. FASB No. 2 mendefinisikan materialitas sebagai: jumlah atau besarnya
kekeliruan salah saji dalam informasi akuntansi yang mungkin akan membuat
pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan berubah atau
terpengaruh oleh salah saji tersebut.

Tujuan Penetapan Materialitas


Untuk membantu auditor merencanakan pengumpulan bahan bukti yang cukup.

Faktor Yang Mempengaruhi Pertimbangan Awal Jumlah Materialitas:


1. Materialitas sebagai konsep yang relatif dan bukan absolut salah saji dalam jumlah:
salah saji dalam jumlah tertentu dianggap material oleh perusahaan kecil tapi tidak
material bagi perusahaan besar.
2. Beberapa dasar yang dibutuhkan untuk menetapkan materialitas, misal laba
sebelum pajak.
3. Faktor-faktor kualitatif yang mempengaruhi materialitas: beberapa salah saji
tertentu akan lebih penting daripada yang lain, walaupun jumlahnya sama. Misal:
salah saji yang disengaja dalam persediaan akan dianggap lebih penting dari
kekeliruan klerikal walaupun jumlahnya sama.

Langkah-langkah Penetapan Materialitas


1. Tentukan pertimbangan awal mengenai materialitas, yaitu jumlah maksimum suatu
salah saji dalam laporan keuangan yang dianggap tidak mempengaruhi pengambilan
keputusan dari pemakai.
2. alokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas ke dalam segmen
3. estimasikan total salah saji dalam segmen
4. estimasikan salah saji gabungan
5. bandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan awal mengenai materialitas

Risiko Adalah suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit.

Model Risiko Audit


Digunakan terutama untuk tahap perencanaan dalam menentukan berapa besar bahan
bukti yang harus dikumpulkan dalam tiap siklus.
Rumusnya:
PDR = AAR / IR x CR
PDR = Risiko penemuan yang direncanakan (Planned Detection Risk), adalah
risiko bahwa bahan bukti yang dikumpulkan dalam segmen gagal menemukan salah
saji yang melewati jumlah yang dapat ditoleransi, apabila salah saji semacam itu
timbul.
AAR = Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk), adalah ukuran
ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah saji secara
material walaupun audit telah selesai dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah
diberikan.
IR = Risiko bawaan (Inherent Risk), adalah penetapan auditor akan kemungkinan
adanya salah saji alam segmen audit yang melewati batas toleransi, sebelum
memperhitungkan faktor efektifitas pengendalian intern. Risiko bawaan merupakan
faktor kerentanan laporan keuangan terhadap salah
saji yang material, dengan asumsi tidak ada pengendalian intern.
CR = Risiko pengendalian (Control Risk), adalah ukuran penetapan auditor akan
kemungkinan adanya kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang melewati batas
toleransi,yang tidak terdeteksi atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien.

Risiko usaha adalah tingkat risiko bahwa KAP akan menderita kerugian yang
diakibatkan oleh hubungannya dengan klien, walaupun laporan keuangan yang
diberikan suah pantas. Apabila pemakai memiliki ketergantungan yang besar pada
laporan keuangan, risiko audit perlu diperkecil. Faktor yang dapat dijadikan petunjuk
tingkat ketergantungan pemakai pada suatu laporan keuangan:
1. ukuran perusahaan klien
2. distribusi kepemilikan
3. jamlah dan sifat kewajiban perusahaan

Risiko Bawaan
Adalah perkiraan salah saji sebelum mempertimbangkan pengaruh pengendalian
intern. Risiko bawaan berbanding terbalik dengan risiko penemuan, berbanding lurus
dengan bahan bukti.

Faktor-faktor yang harus ditelaah dalam menetapkan risiko bawaan:


1. sifat bidang usaha klien
2. integritas manajemen
3. motivasi klien
4. hasil audit sebelumnya
5. penugasan pertama atau penugasan ulang
6. hubungan istimewa
7. transaksi tidak rutin
8. pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi secara
benar
9. kerentanan terhadap kecurangan
10. unsur-unsur populasi

KASUS
Faktor Lingkungan Dampak pada Resiko Salah Saji Material
Manajemen di kantor kantor cabang Meningkat
bank memiliki otoritas untuk
mengarahkan dan mengendalikan
aktivitas operasi LLB dan mendapatkan
kompensasi berdasarkan profitabilitas
kantor cabang
LLB mengemas hipoteknya dan Meningkat
menjualnya ke perwakilan investasi
hipotek besar. Terlepas dari volatilitas
suku bunga baru baru ini, LLB mampu
terus menjual hipoteknya sebagai sumber
dana pinjmana baru
Auditor internal melapor langsung Mengurangi
ke Hakon Helvik, megang saham
minoritas,yang merupakan ketua komite
audit dewan
Formula LLB secara konsisten Meningkat
meremehkan penyisihan kerugian
pinjaman
Jaminan secara nasional dan secara Menurun
konsisten lebih menguntungkan
dibandingkan rata-rata industri dengan
membuat hipotek atas sejumlah properti
di daerah pedesaan yang sejahtera
mengalami pertumbuhan yang cukup
besar.
Departemen Akuntansi telah mengalami Meningkat
sedikit pergantian personil selama lima
tahunNilsson telah mengaudit LLB
Pengendali selalu menerima saran Nilson Menurun
untuk meningkatkan pe penyisihan pada
setiap kali penugasan
LLB membuka kantor cabang di Meningkat
Osteersund,300 km dari lokasi bisnis
utamanya. Kantor cabang ini masih
belum menguntungkan.
Meningkatkan efesiensi aktivitas operasi Menurun
akuntansinya dengan memasang sistem
komputerisasi terbaru

Anda mungkin juga menyukai