Dosen pengampuh :
Maman Rusmana, M. Farm, Apt.
NAMA KELOMPOK 8
Arif Setiawan 2043700075
Desi Ratnasari 2043700081
Horlina Bontea 2043700054
Maulana Hafidz 2043700229
Ria Andriani 2043700042
Sovania Pappa' 2043700165
KATA PENGANTAR
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
I.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
BAB IV PENUTUP........................................................................................................
IV.1 Kesimpulan................................................................................................ 26
IV.2 Saran.......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 27
LAMPIRAN KUISIONER............................................................................................. 28
II.4 PENCEGAHAN
Adapan tujuan dari pencegahan TBC, yaitu;
a. Menyembuhkan penderita.
b. Mencegah kematian.
c. Mencegah kekambuhan.
d. Menurunkan tingkat penularan.
Cara-cara pencegahan TBC sebagai berikut :
a. Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3 minggu,
merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa ke puskesmas atau ke
rumah sakit.
b. Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
II. 7 DIAGNOSIS
a. Tuberculosis
Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di
daerah paru/dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada, tes
laboratorium untuk dahak dan darah, juga tes tuberkulin (mantoux/PPD).
Diagnosis Tuberkulosis pada Orang Dewasa
Paduan OAT Sisipan (HRZE), bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita
baru BTA positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan
kategori 2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE)
setiap hari selama satu bulan.
ISI
III.1 KUESIONER
Kuesioner dalam project ini terdiri dari pertanyaan positif (nomer 1, 2 , 4, 5, 7, 8 , 10) dan
pertanyaan negatif (nomer 3, 6, 9). Penilaian yang diberikan untuk setiap pertanyaan
dengan jawaban benar bernilai 1 dan salah bernilai 0. Jumlah pertanyaan adalah 10 dengan
skor tertinggi adalah 10 dan skor terendah adalah 0 dengan kriteria baik bila jawaban
responden dalam kuesioner memiliki skor ≥ 6, dan kriteria kurang bila jawaban responden
dalam kuesioner memiliki skor < 6.
III.2 HASIL
Tabel 3.1. (Sebelum melakukan konseling)
Nomer
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Jumlah Kategori
Soal
1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 Kurang
2 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6 Baik
3 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6 Baik
4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 Baik
5 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 Kurang
6 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Kurang
7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 Kurang
8 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 Kurang
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik
10 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 Kurang
Ket:
R1-R10 :Nomer Responden
1 : jawaban benar
0 : jawaban salah
120%
100%
80% Sebelum
Konseling
60%
Sesudaah
40% Konseling
20%
0%
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
III.3 PEMBAHASAN
Berdasarkan kuesioner Pretest dan posttest didapatkan tanggapan responden terhadap
pertanyaan-pertanyaan mengenai pemahaman responden terhadap pengobatan TB sebagai
berikut:
1. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No 1 saat pretest yaitu, “Apakah anda tahu
tentang penyebaab penyakit Tuberkulosis Paru dan pneumonia?” dari 10 responden,
terdapat 80% responden menjawab ‘Tidak’ dan 20% responden menjawab ‘Ya’.
Setelah dilakukan penjelasan bahwa penyakit TBC adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang berbentuk
batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam
(BTA). Tanggapan responden terhadap pertanyaan No 1 saat posttest mengalami
perubahan yaitu dari 10 responden, terdapat 100% responden menjawab ‘Ya’.
4. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No 4 saat pretest yaitu, “Apakah anda tahu
penyakit TB pada anak dapat dicegah?” dari 10 responden, terdapat 70% responden
menjawab ‘Ya’, 30% responden menjawab ‘Tidak’. Setelah dilakukan penjelasan
bahwa bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG
(Bacillus Calmette–Guérin). Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan
yang amat bagus dari bakteri TB. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No 4 saat
posttest mengalami perubahan yaitu dari 10 responden, terdapat 90% responden
menjawab ‘Ya’ dan 10% responden menjawab ‘Tidak’
5. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No 5 saat pretest yaitu, “Apakah anda tahu
akibat dari minum obat secara tidak teratur?” dari 10 responden, terdapat 50%
7. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No 7 saat pretest yaitu, “Apakah anda tahu
cara penularan tuberkulosis?” dari 10 responden, terdapat 80% responden menjawab
‘Tidak’, 20% responden menjawab ‘Ya’. Setelah dilakukan penjelasan bahwa penyakit
Tuberkulosis dapat ditularkan dari orang ke orang melalui udara pada saat penderita
TB berbicara, batuk, dan bersin. Bakteri tersebut menyebar melalui udara dalam bentuk
percikkan dahak dan bila terhirup oleh seseorang yang rentan maka orang tersebut
dapat terinfeksi bakteri tuberkulosis. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No 7
saat posttest mengalami perubahan yaitu dari 10 responden, terdapat 100% responden
menjawab ‘Ya’.
8. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No 8 saat pretest yaitu, “Apakah anda akan
rutin datang ke Puskesmas terdekat untuk mengambil obat?” dari 10 responden,
terdapat 60% responden menjawab ‘Tidak’, 40% responden menjawab ‘Ya’. Setelah
10. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No 10 saat pretest yaitu, “Apakah anda tahu
pengobatan TB membutuhkan waktu yang lama?” dari 10 responden, terdapat 80%
responden menjawab ‘Tidak’, 20% responden menjawab ‘Ya’. Setelah dilakukan
penjelasan bahwa lama pengobatan tuberkulosis ditentukan oleh kepatuhan minum obat
pasien itu, untuk pasien TB baru akan diresepkan Kategori 1 yaitu INH, rifampisin,
pirazinamid, etambutol selama 2 bulan setiap hari (2HRZE) dan selanjutnya 4 bulan
dengan obat INH, dan rifampisin 3 kali seminggu (4H3R3). Jika pasien gagal dalam
pengobaatan kategori 1 maka akan diberikan pengobatan kategori 2 dengan obat INH,
rifampisin, pyrazinamide, ethambutol, dan streptomisin Selama 2 bulan setiap hari
(2HRZES), dan selanjutnya dengan obat INH, rifmpisin, dan etambutol selama 5 bulan
seminggu 3 kali (5H3R3E3). Tanggapan responden terhadap pertanyaan No 10 saat
posttest mengalami perubahan yaitu dari 10 responden, terdapat 100% responden
menjawab ‘Ya’.
Dari hasil yang didapatkan dari kuesioner sebelum dilakukan konseling kepada
responden, pemahaman responden terhadap pengobatan penyakit TBC masih sangat
kurang. Dari 10 pertanyaan yang diberikan, 4 pertanyaan memiliki kriteria baik dan 6
pertanyaan memiliki kriteria kurang. Oleh karena itu dilakukan konseling ini untuk
meningkatkan pemahaman responden terhadap pengobatan penyakit TB.