Anda di halaman 1dari 6

Makalah pertemuan ke-1

Disusun oleh:

Nama : I Putu Jovano


NIM : 531420004

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


TAHUN 2020
MATERI 1

TIGA KERANGKA DASAR AGAMA HINDU

1. Tattwa (Filsafat)
Sebenarnya agama Hindu mempunyai kerangka dasar kebenaran yang sangat
kokoh karena masuk akal dan konseptual. Konsep pencarian kebenaran yang hakiki di
dalam Hindu diuraikan dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa dalam agama
Hindu dapat diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa cara dan
pendekatan yang disebut Pramana. Ada 3 (tiga) cara penyerapan pokok yang disebut Tri
Pramana. Tri Pramana ini, menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat
menerima kebenaran hakiki dalam tattwa, sehingga berkembang menjadi keyakinan dan
kepercayaan. Kepercayaan dan keyakinan dalam Hindu disebut dengan sradha. Dalam
Hindu, sradha disarikan menjadi 5 (lima) esensi, disebut Panca Sradha.

Berbekal Panca Sradha yang diserap menggunakan Tri Pramana ini, perjalanan
hidup seorang Hindu menuju ke satu tujuan yang pasti. Ke arah kesempurnaan lahir dan
batin yaitu Jagadhita dan Moksa. Ada 4 (empat) jalan yang bisa ditempuh, jalan itu
disebut Catur Marga.

2. Susila (Etika)
Susila merupakan kerangka dasar Agama Hindu yang kedua setelah filsafat
(Tattwa). Susila memegang peranan penting bagi tata kehidupan manusia sehari- hari.
Realitas hidup bagi seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya akan
menentukan sampai di mana kadar budi pekerti yang bersangkutan. la akan memperoleh
simpati dari orang lain manakala dalam pola hidupnya selalu mencerminkan ketegasan
sikap yang diwarnai oleh ulah sikap simpatik yang memegang teguh sendi- sendi
kesusilaan.

Di dalam filsafat (Tattwa) diuraikan bahwa agama Hindu membimbing manusia


untuk mencapai kesempurnaan hidup seutuhnya, oleh sebab itu ajaran sucinya cenderung
kepada pendidikan sila dan budi pekerti yang luhur, membina umatnya menjadi manusia
susila demi tercapainya kebahagiaan lahir dan batin.

Kata Susila terdiri dari dua suku kata: "Su" dan "Sila". "Su" berarti baik, indah,
harmonis. "Sila" berarti perilaku, tata laku. Jadi Susila adalah tingkah laku manusia yang
baik terpancar sebagai cermin obyektif kalbunya dalam mengadakan hubungan dengan
lingkungannya.
Pengertian Susila menurut pandangan Agama Hindu adalah tingkah laku
hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara sesama manusia dengan alam
semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci (Yadnya), keikhlasan dan kasih
sayang.

3. Upacara (Yandnya)
Yadnya adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/
rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada
(Weda). Yadnya dapat pula diartikan memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat baik
(kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus ikhlas) berupa apa yang
dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Sang
Hyang Widhi Wasa.
MATERI 2

PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBINAAN UMAT HINDU (DHARMA


AGAMA DAN DHARMA NEGARA) SERTA CONTOH DALAM
KEHIDUPAN

1. Pengertian Dharma agama

Dharma agama menurut hindu adalah perbuatan baik berdasarkan ajaran agama hindu
yang dilakukan oleh agama hindu umat hindu untuk pengembangan dan kepentingan
agama hindu. Semua pikiran , ucapan dan tindakan umat hindu harus berpedoman pada
ajaran agama hindu yang dalam sastra-sastra Hindu yaitu:

a. Weda sruti sebagai ajaran inti


b. Bhagawadgita
c. Dharma sastra smerti dan sastra smuscaya
d. Tatwa-tatwa(filsafat kerohanian)
e. Ajaran-ajaran penuntun kesusilaan yang lain.

Sebagai warga Negara yang beragama hindu dan hidup dalam negara yang
berdasarkan pancasila,dalam mengamalkan ajaran agama, tidak boleh berpandangan
sempit. Umat hindu harus berpandangan luas sepandangan luas sehingga tidak
menimbulkan fanatisme agama yang sempit. Umat Hindu di Indonesia harus benar-benar
melaksanakan ajaran agama hindu sacara murni dan konsekuen, sehingga kehadiranya
dalam masyarakat Indonesia akan sangat bermanfaat bagi bangsa dan Negara Indonesia.
Melalui pendekatan Dharma Agama sejauh mungkin diusahakan agar agama dapat
mendorong berhasilnya pembangunan nasional dan untuk mewujudkan tujuan
pembangunan nasional yaitu: masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

Pasal 29 UUD 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas


Ketuhanan Yang Maha Esa, oleh karena itu Negara menjamin kebebasan (kemerdekaan)
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaan itu. Dalam menyukseskan pembangunan nasional,
peranan segenap masyarakat termasuk umat agama Hindu sangat menentukan
berhasilnya pembangunan nasional, dengan terwujudnya masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Pentingnya peranan agama, karena agama befungsi sebagai berikut:

a. Faktor motivatif yaitu sebagai pendorong yang melandasi amal perbuatan


manusia dalam seluruh aspek kehidupan.
b. Faktor integrative yaitu dengan keyakinan yang tebal dan penghayatan ajaran
agama secara benar, akan dapat mempersatukan bangsa dan menghindarkan
manusia dari situasi dan kepribadiannya yang dapat menimbulkan perpecahan.
c. Faktor sublimatif yaitu melalui pemahaman ajaran agama, akan dapat merubah
cara berfikir, berbicara dan bertindak sesuai dengan ajaran Tri Kaya Parisudha,
yaitu berfikir yang baik, berbicara yang baik dan berbuat yang baik.
d. Faktor insfiratif yaitu melalui pemahaman ajaran agama dapat memberikan
insfirasi kepada manusia bagi pengembangan seni dan budaya yang diwarnai oleh
nilai-nilai ajaran agama.
e. Faktor sumber nilai dan norma yaitu dengan pemahaman ajaran agama yang
benar akan memberikan dasar bagi moral masyarakat yang merupakan sumber
nilai dan norma yang mengilhami dan mengikat masyarakat.
Hal ini penting karena kelangsungan dan ketentraman masyarakat tidak hanya
ditentukan oleh hukum saja, melainkan juga oleh ikatan moral yang dihayati masyarakat.

2. Pengertian Dharma Negara


Dharma Negara adalah meruapakan tugas dan kewajiban warga masyarakat
terhadap tujuan negaranya yaitu dalam pembangunan yang telah dicanangkan atau bisa
juga Dharma Negara adalah hukum, tugas, hak dan kewajiban setiap orang un tuk tunduk
dan patuh kepada Negara, termasuk dalam pengertian yang seluas-luasnya. Disamping
kita mengenal istilah Dharma sebagai hukum yang kemudian dimaksudkan adalah hukum
yang mengatur hidup manusia, termasuk dalam pengertian, tugas/hak dan kewajiban
umat manusia, maka hukum yang mengatur gerak alam semesta disebut Rta dan Tuhan
Yang Maha Esa disebut Retavan, yaitu sebagai pendukung atau pengendali Rta.
Pembangunan Negara adalah pembangunan untuk kepentingan kita bersama, maka
kepentingan umum berada diatas kepentingan pribadi atau golongan. Pembangunan
Negara adalah merupakan pembangunan kebersamaan semua warga masyarakat yang
mendiami Negara itu. Setiap orang yang tinggal dan hidup dalam satu Negara
mempunyai tugas dan kewajiban untuk membangun Negaranya secara lahir dan batin
sama-sama dengan warga masyarakatnya.

Negara adalah tempat kehidupan untuk dapat hidup secara tenang, aman dan
damai secara lahir dan batin, maka oleh sebab itu setiap warga Negara patut berusaha
menciptakannya. Semua aturan-aturan untuk kepentingan pembangunan Negara elah
diatur dan di undangkan dengan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan. Sebagai
warga Negara patut mematuhinya sebagai pengabdiannya berupa Dharma terhadap
negaranya.

3. Contoh pelaksanaan Dharma agama dan Dharma Negara


Etika keagamaan hindu dalam masyarakat bali, yang memancarkan rujukan untuk
pelaksanaan Dharma Agama dan Dharma Negara, seperti :
a. Bagi masyarakat Bali, pemahaman dharma agama adalah menjalankan ajaran
agama itu sendiri. Contohnya adalah Tri Hita Karana. Tri Hita Karana bagi
masyarakat bali adalah ajaran agama buat kehidupannya dan mengatur
kehidupannya.
b. Pemahaman dean penghayatan Dharma Negara bagi amsyarakat, adalah mentaati
seluruh aturan hukum yang berlaku termasuk seluruh ketentuan hukum agama
terhadap untuk menjaga ketertiban dan keselarasan hubunan social
masyarakatnya.
c. Bukti yang sangat kongkrit dari pelaksanaan Dharma Agama dan Dharma Negara
dalam sejarah perjuangan kemerdekaan masyarakat Bali
d. Pelaksanaan Yadnya dalam masyarakat Bali, yang antara lain juga bertujuan dan
bermakna: penyelarasan hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan
manusia lainnya, serta manusia dan Tuhan.
e. Sangat diyakini oleh masyarakat Bali, bahwa: ketaatan pada swadharma akan
melahirkan kesadaran diri, disiplin personal dan kemudian disiplin social, dan
tegaknya tata tertib social.
f. Cita-cita kehidupan keagamaan dalam masyarakat Bali adalah terciptanya
masyarakat yang Sadhu dalam artian: etika keagamaan ditegaskan dalam prilaku
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai