Pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan, yang harus dipelajari untuk dapat
mempermudah kehidupan manusia, sehingga ketika seseorang memanfaatkan teknologi maka tetap harus
memperhatikan aspek agama sehingga akan tercapai suatu keseimbangan antara hal yang menyangkut
keduniawian dan juga ketuhanan.Iptek bertujuan untuk memberikan berbagai kemudahan hidup.Penerapan Iptek
seperti itu banyak menimbulkan kenikmatan hidup. Kenikmatan hidup yang dinikmati dengan batas-batas
tertentu dengan kesadaran rokhani tentunya memberi makna pada arti kehidupan.
I.II Ilmu pengetahuan dan Teknologi
dalam Weda
– Alam diciptakan-Nya sebagai suatu paket yang lengkap dengan komposisi,
struktur dan hukumnya. Segala gerak alam diatur dengan hukum alam RTA,
sedangkan tingkah laku manusia diatur dengan dharma. Akan tetapi, mengingat
manusia merupakan bagian dari alam, maka secara langsung mereka juga
dibelenggu oleh hukum alam. Hukum alam ini kemudian menurut Darwin
memaparkan bahwa siapa yang kuat (bertahan) dialah yang akan menang
I.III Sraddha jnana dan Karma Sebagai kesatuan
dalam Yadnya
Perkembangan teknologi dalam kehidupan agama hindu pasti menimbulkan beberapa dampak yaitu :
Dampak Positif
– Penyebaran ajaran-ajaran agama hindu bisa dilakukan dengan mudah melalui teknologi informasi
– Dengan menggunakan teknologi informasi bisa digunakan sebagai media komunikasi yang mudah bagi para umat seagama
maupun berbeda agama.
Dampak Negatif
– Bila tidak berpedoman pada agama hindu maka akan terjadi penyalahgunaan terhadap perkembangan teknologi informasi.
– Melalui teknologi informasi, penafsiran-penafsiran yang tidak sesuai tentang ajaran agama hindu (salah penafsiran) akan
lebih mudah tersebar.
Bab II
Kerukunan Hidup Beragama
– Didalam pustaka suci weda terdapat perintah-perintah Hyang Widhi tentang hidup rukun
diantaranya :
– 1. Tri Hita Karana.
– 2. Tri Kaya Parisudha,
– 3. Catur paramita
– 4. Tat Twam Asi
–
II.II Musuh-musuh dalam diri manusia penyebab terganggunya Kerukunan dan ketentraman :
1. Mengajarkan kepada setiap umat beragama untuk selalu berpikir positif terhadap orang
lain, bertutur kata yang tidak propokatif dan tidak membuat pendengarnya sakit hati.
2. Menumbuhkan penghargaan, saling pengertian, toleransi, serta belajar untuk saling
memahami diantara umat beragama. Dan tidak berbuat hal-hal yang dapat menyinggung
sentimen keagamaan.
3. Untuk menumbuhkan penghargaan dan saling pengertian, maka setiap umat bergama,
hendaknya mengerti secara baik dan benar tentang agamanya sendiri dan dilengkapi dengan
pengetahuan yang cukup dan benar tentang agama lainnya,
BAB III
MASYARAKAT KERTA JAGADITHA
– Globalisasi merupakan tantangan dan sekaligus peluang bagi eksistensi Agama Hindu dan
budaya Bali. Tidak ada satu bangsa atau budaya apapun di belahan dunia ini yang tidak
terlepas dari globalisasi atau era kesejagatan yang demikian tampak pesat mendera setiap
bangsa. Berbagai produk budaya global telah merambah berbagai aspek kehidupan. Dampak
positif budaya global sangat dirasakan oleh masyarakat Bali. Ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek) dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian pula alat-alat komunikasi,
transportasi, dan informasi yang sangat canggih memberikan peluang kepada masyarakat Bali
yang memang sangat terbuka, untuk berkomunikasi ke mana saja di belahan bumi ini.
IV.II Pemahaman dan Implementasi Agama yang sempit,
keliru, dan inklusif
Dalam setiap penganut agama terdapat tiga kelompok umat yang memahami agama
yang dianutnya itu dalam tiga sikap, yakni:
– (1) sangat toleran, humanis, dan inklusif.
– (2) sikap yang moderat, toleran, humanis, dan inklusif, dan
– (3) sikap yang keras (radikal, ortodoks), tidak toleran, tidak humanis, dan eksklusif.
Munculnya sikap-sikap tersebut di atas, disebabkan oleh pemahaman terhadap agama
yang dianutnya, yakni karena wawasan agama yang sempit, lokal, dan tradisional,
berhadapan dengan sikap beragama yang rasional, global, dan universal.
SEKIAN
TERIMA KASIH