Anda di halaman 1dari 17

Agama Hindu

Oleh : Putu Ayu putri Sugiasari


NIM : 1907521028
Bab I
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
Perspektif Hindu
I.I Pandangan Agama Hindu Mengenai IPTEK

Pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan, yang harus dipelajari untuk dapat
mempermudah kehidupan manusia, sehingga ketika seseorang memanfaatkan teknologi maka tetap harus
memperhatikan aspek agama sehingga akan tercapai suatu keseimbangan antara hal yang menyangkut
keduniawian dan juga ketuhanan.Iptek bertujuan untuk memberikan berbagai kemudahan hidup.Penerapan Iptek
seperti itu banyak menimbulkan kenikmatan hidup. Kenikmatan hidup yang dinikmati dengan batas-batas
tertentu dengan kesadaran rokhani tentunya memberi makna pada arti kehidupan.
I.II Ilmu pengetahuan dan Teknologi
dalam Weda
– Alam diciptakan-Nya sebagai suatu paket yang lengkap dengan komposisi,
struktur dan hukumnya. Segala gerak alam diatur dengan hukum alam RTA,
sedangkan tingkah laku manusia diatur dengan dharma. Akan tetapi, mengingat
manusia merupakan bagian dari alam, maka secara langsung mereka juga
dibelenggu oleh hukum alam. Hukum alam ini kemudian menurut Darwin
memaparkan bahwa siapa yang kuat (bertahan) dialah yang akan menang
I.III Sraddha jnana dan Karma Sebagai kesatuan
dalam Yadnya

1. Ilmu dasar (fundamental science)


2. Ilmu terapan (applied scince)
– Tujuan ilmu dasar yaitu untuk mengembangkan ilmu itu sendiri dan ilmu
terapan untuk memecahkan masalah praktis dan memecahkan kesulitan –
kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Ilmu pengetahuan dapat
menyumbangkan alternatif- alternatif,prosedur dalam teknologi, oleh karena itu
ilmu pengetahuan harus didasari oleh agama sehingga tidak membabi
buta,karena tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan ilmu pengetahuan
I.IV Pedoman Agama Hindu dalam
Perkembangan IPTEK
– Agama Hindu mengajarkan bahwa manusia sebagai mahluk Tri Pramana yang dibekali bayu, sabda, dan idep. Bayu adalah kemampuan untuk
bergerak, tumbuh, berkembang, hidup dan didukung oleh sabda yang memberikan kemampuan untuk berbicara, berkomunikasi serta dimuliakan
dengan diberikan idep yang memberi kemampuan untuk berpikir dan menentukan yang baik atau salah.
– Tri Samaya
– Atita : belajar dengan masa lampau
– Wartamana : penyesuaian dengan masa sekarang
– Nagata : penyesuaian pengembangan untuk masa yang akan datang
– Dharma Sidhyartha
– Iksa : pemahaman maksud dan tujuan kegiatan
– Sakti : kesadaran kemampuan mendukung kegiatan
– Desa : penyesuaian tempat kegiatan
– Kala : penyesuaian waktu kegiatan
– Tattwa : pemahaman hakikat kegiatan itu
.
I.V Dampak perkembangan Ilmu Penegtahuan dan
Teknologi terhadap Hindu

Perkembangan teknologi dalam kehidupan agama hindu pasti menimbulkan beberapa dampak yaitu :
Dampak Positif
– Penyebaran ajaran-ajaran agama hindu bisa dilakukan dengan mudah melalui teknologi informasi
– Dengan menggunakan teknologi informasi bisa digunakan sebagai media komunikasi yang mudah bagi para umat seagama
maupun berbeda agama.
Dampak Negatif
– Bila tidak berpedoman pada agama hindu maka akan terjadi penyalahgunaan terhadap perkembangan teknologi informasi.
– Melalui teknologi informasi, penafsiran-penafsiran yang tidak sesuai tentang ajaran agama hindu (salah penafsiran) akan
lebih mudah tersebar.
Bab II
Kerukunan Hidup Beragama
 

–   Kerukunan umat beragama berarti antara pemeluk-pemeluk agama yang


berbeda bersedia secara sadar hidup rukun dan damai.  Hidup rukun dan damai
dilandasi oleh toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling
menghargai dalam kesetaraan dan  bekerjasama dalam kehidupan sosial di
masyarakat. Hidup rukun artinya hidup bersama dalam masyarakat secara
damai, saling menghormati dan saling bergotong royong/bekerjasama.
II.I Perintah-perintah Hyang Widdhi  kepada
manusia supaya selalu hidup rukun

– Didalam pustaka suci weda terdapat perintah-perintah Hyang Widhi tentang hidup rukun
diantaranya :
–                1.      Tri Hita Karana.                                                              
–                2.      Tri Kaya Parisudha,   
–                3.       Catur paramita       
–                4.      Tat Twam Asi
–         
 II.II Musuh-musuh dalam diri manusia penyebab terganggunya Kerukunan dan ketentraman :

Ke-enam musuh yang ada pada manusia disebut Sad Ripu yaitu :


– 1.      Kama artinya sifat penuh nafsu indriya terutama nafsu sex.
– 2.      Lobha artinya sifat loba dan serakah.
– 3.      Krodha artinya sifat  pemarah/mudah marah.
– 4.      Mada artinya sifat suka mabuk-mabukan
– 5.      Moha artinya sifat  angkuh dan sombong.
– 6.      Matsarya artinya  sifat dengki dan iri hati
II.III Langkah-langkah meningkatkan kerukunan umat
beragama

1.  Mengajarkan kepada setiap umat beragama untuk selalu berpikir positif terhadap orang
lain, bertutur kata yang tidak propokatif dan tidak membuat pendengarnya sakit hati.
2. Menumbuhkan penghargaan,  saling pengertian, toleransi,  serta  belajar untuk saling
memahami diantara umat beragama. Dan tidak berbuat hal-hal yang dapat menyinggung
sentimen keagamaan.
3.  Untuk menumbuhkan penghargaan dan saling pengertian, maka setiap umat bergama,
hendaknya mengerti secara baik dan benar tentang agamanya sendiri dan dilengkapi dengan
pengetahuan yang cukup dan benar tentang agama lainnya,
BAB III
MASYARAKAT KERTA JAGADITHA

Keberadaan manusia pada hakekatnya, terwujud sebagai manusia


bersifat sosial dan manusia yang berbudaya. Menurut kodrat alam, manusia di
mana – mana dan pada zaman apapun juga selalu hidup bersama. Berbagai kondisi
obyektif dan perjalanan historis mengakibatkan manusia berusaha
mengembangkan sistem sosial dan sistem budayanya secara khas. Manusia sebagai
individu mempunyai kehidupan jiwa yang menyendiri, namun manusia sebagai
makhluk social tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
III. I  Cara Mencapai Masyarakat
Kertha Jagaditha
Tri Hita Karana ini terdiri dari kata Tri yang artinya tiga, Hita artinya
kesejahteraan dan Karana artinya yang menyebabkan, jadi Tri Hita Karana adalah tiga
penyebab kesejahteraan, dimana bagian dari Tri Hita Karana adalah Parhyangan,
Pawongan dan Palemahan. Dimana 3 kata itu memiliki arti dan makna yang berbeda pula.
– Parhyangan adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan
– Pawongan adalah hubungan manusia dengan manusia
– Palemahan adalah hubungan antara manusia dengan lingkungan.
 III.II PERANAN UMAT HINDU DALAM
MEWUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA YANG
SEJAHTERA

Masyarakat adalah sekelompok orang yang selalu bergaul, berkomunikasi dan


berinteraksi satu dengan yang lain, dengan berbagai unsur yang ada di dalamnya, dengan
identitas bersama. Ada keselarasan antara tujuan pembangunan dengan tujuan agama Hindu,
yaitu untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Peran serta
umat Hindu dalam pembangunan masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan meliputi peran
serta dalam pemikiran, peran serta dalam penggalangan dana, peran serta dalam penyediaan
tenaga dan peran serta dalam penggalian berbagai sumber kekayaan.
BAB IV
TANTANGAN AGAMA HINDU
 

Kehidupan manusia tidak terlepas dengan keyakinan yang dianutnya.


Keyakinan itu umumnya berbentuk agama (organized religion), di luar itu sering
disebut dengan kepercayaan atau juga agama asli (native religion). Apapun
namanya semuanya itu berporos pada keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang disebut dengan berbagai nama. Keyakinan itu menjadi pegangan hidup
seseorang dan atau bersama-sama kelompoknya. Ajaran agama memberikan
pencerahan dan tuntunan hudup kepada penganutnya.
IV.I Dampak Globalisasi

– Globalisasi merupakan tantangan dan sekaligus peluang bagi eksistensi Agama Hindu dan
budaya Bali. Tidak ada satu bangsa atau budaya apapun di belahan dunia ini yang tidak
terlepas dari globalisasi atau era kesejagatan yang demikian tampak pesat mendera setiap
bangsa. Berbagai produk budaya global telah merambah berbagai aspek kehidupan. Dampak
positif budaya global sangat dirasakan oleh masyarakat Bali. Ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek) dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian pula alat-alat komunikasi,
transportasi, dan informasi yang sangat canggih memberikan peluang kepada masyarakat Bali
yang memang sangat terbuka, untuk berkomunikasi ke mana saja di belahan bumi ini.
 IV.II Pemahaman dan Implementasi Agama yang sempit,
keliru, dan inklusif

Dalam setiap penganut agama terdapat tiga kelompok umat yang memahami agama
yang dianutnya itu dalam tiga sikap, yakni:
– (1) sangat toleran, humanis, dan inklusif.
– (2) sikap yang moderat, toleran, humanis, dan inklusif, dan
– (3) sikap yang keras (radikal, ortodoks), tidak toleran, tidak humanis, dan eksklusif.
Munculnya sikap-sikap tersebut di atas, disebabkan oleh pemahaman terhadap agama
yang dianutnya, yakni karena wawasan agama yang sempit, lokal, dan tradisional,
berhadapan dengan sikap beragama yang rasional, global, dan universal.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai