AKPER Bab 4
AKPER Bab 4
Laporan keuangan perusahaan harus disajikan terpisah antara piutang usaha kepada pihak
yang mempunyai hubungan istimewa dengan piutang usaha pihak ketiga untuk menghindari
terjadinya penghindaran pajak akibat adanya hubungan istimewa.
2. Wesel tagih adalah bentuk piutang usaha yang dinyatakan dalam bentuk surat dagang
komersial.
3. Penyajian piutang dalam laporan keuangan biasanya nilai piutang yang tercantum dalam
neraca adalah nilai piutang neto. Piutang neto yang dicantumkan dalam neraca fiscal dan
komersial berbeda. Saldo piutang neto pada neraca fiscal selain usaha:
a. Bank dan badan usaha yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi,
perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang
b. Usaha asuransi termasuk badan penyelenggara jaminan social
c. Lembaga penjamin simpanan
d. Usaha pertambangan
e. Usaha pengolahan limbah industry
Saldo piutang dikurangi dengan piutang yang tidak dapat ditagih sedangkan saldo piutang
neto sedangkan menurut akuntansi komersial ialah saldo piutang dikurangi penyisihan
piutang tak tertagih. Metode penghapusan piutang yang diperkenankan dalam perpajakan
diluar enam usaha yang diatur dalam PMK-81/PMK.03/2009 adalah metode langsung.
4. Dalam akuntansi diperbolehkan dibentuknya penyisihan piutang tak tertagih karena berbeda
dengan peraturan perpajakan yang lebih menekankan pada keadaan senyatanya dan bukan
bersifat antisipatif dengan penyisihan tersebut. Dalam akuntansi komersial, hal ini dianggap
lazim terhadap piutang yang diragukan tingkat koletibilitasnya sehingga perusahaan dapat
menghapus dan membebankannya pada cadangan yang dimaksud.
5. Syarat – syarat penghapusan piutang yang nyata – nyata tidak dapat ditagih menurut UU
PPH no. 36 th. 2008 pasal 6 ayat 1 sbb:
a. Telah dibebankan sebagai biasa dalam laporan laba rugi komersial
b. WP harus menyerahkan daftar piutang yang tidka dapat ditagih kepada dirjen pajak
c. Telah diserahkan perkara pengadilannya kepada pengadilan negri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang Negara, atau adanya perjanjian tertulis tentang
penghapusan piutang atau pembebasan hutang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau
adanya pengakuan dari debitur bahwa hutangnya telah dihapuskan dari jumlah
tertentu
1
d. Syarat sebagaimana dimaksud pada angka tiga, tidka berlaku untuk penghapusan
piutang tak tertagih debitur kecil
6. Sesuai dengan ketentuan perpajakan UU PPH no. 36 tahun 2008 pasal 9 ayat 1 huruf c,
memperkenankan adanya permebtnukan penyisihan untuk jenis usaha tertentu seperti:
a. Usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha
dengan ak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang
b. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan social yang dibentuk
oleh badan penyelenggara jaminan social (BPJS)
c. Cadangan penjaminan untuk lembaga penjaminan simpanan
d. Cadangan biaya reklamasi untuk usah pertambangan
e. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan
f. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan industry untuk
usaha pengolahan limbah industry
8. PT Anugerah:
Piutang Usaha Rp 33.000.000,00
PPN Keluaran Rp 3.000.000,00
Penjualan Rp 30.000.000,00
Piutang Usaha Rp 22.000.000,00
PPN Keluaran Rp 2.000.000,00
Penjualan Rp 20.000.000,00
Piutang Usaha Rp 11.000.000,00
PPN Keluaran Rp 1.000.000,00
Penjualan Rp 10.000.000,00
PT Budi:
Pembelian Rp 30.000.000,00
PPN Masukan Rp 3.000.000,00
2
Utang Usaha Rp 33.000.000,00
PT Cika:
Pembelian Rp 20.000.000,00
PPN Masukan Rp 2.000.000,00
Utang Usaha Rp 22.000.000,00
Dandi:
Pembelian Rp 10.000.000,00
PPN Masukan Rp 1.000.000,00
Utang Usaha Rp 11.000.000,00
3
Akan tetapi, pembentukan atau pemupukan dana cadangan diperbolehkan untuk jenis
usaha tertentu, yaitu:
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk
oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri
untuk usaha pengolahan limbah industri,
yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan sesuai dengan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf c jo. PMK-
81/PMK.03/2009.
10. Cadangan maksimal piutang tak tertagih yang dapat dibentuk PT Dion Leasing untuk tahun
pajak 2011 adalah:
{(Rp 500.000.000,00 + Rp 750.000.000,00) : 2} x 0.5% = Rp 3.125.000,00.
11. PT NOEL
No Nama Debitur
Belum jatuh 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari >90 hari
tempo
4
6 PT Queen 14.000.000 14.000.000
125.000.00
60.000.000 0 0 46.000.000 231.000.000
Total 0
Estimasi Piutang
5.000.000 0 0 16.100.000 56.250.000 77.350.000
Tak Tertagih
Jurnal:
Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp 49.850.000,00
Piutang Usaha Rp 49.850.000,00
Beban Piutang Tak Tertagih Rp 77.350.000,00
Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp 77.350.000,00
12. Cadangan klaim asuransi yang dapat dijadikan biaya pada tahun 2010:
Rp 15.000.000.000,00