Dokumen - Tips - Diabetes Militus Pada Anjing
Dokumen - Tips - Diabetes Militus Pada Anjing
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah sebuah penyakit yang berhubungan dengan kadar insulin di
dalam darah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai etiologinya. Seperti diketahui
bahwa insulin berhubungan erat dengan proses metabolisme dalam tubuh. Mengenai hal itu
akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.
Insulin adalah hormon yang dibentuk di β-cell pancreas. Fungsi insulin terutama
adalah dalam pengaturan glukosa dalam tubuh yaitu menurunkan kadar glukosa darah,
dengan meningkatkan uptake glukosa ke dalam jaringan. Sedangkan fungsi lainnya adalah
meningkatkan katabolisme protein dan lemak, menghambat pembentukan glukosa dari asam
amino dan lemak di daerah perifer dengan menstimulasi pembentukan asam amino otot dan
penyimpanan lemak di sel adiposa.
Hormon yang juga berpengaruh dalam pengaturan glukosa, yaitu untuk menaikkan
kadar glukosa darah, adalah hormon glukagon yang diproduksi oleh α-cell pankreas. Hormon
ini memiliki fungsi yang berkebalikan dengan insulin, yakni meningkatkan konversi glikogen
menjadi glukosa, meningkatkan pembentukan glukosa atau prekursor glukosa dari asam
amino dan lemak (prekorsor glukosa dari lemak yaitu asam lemak dan gliserol).
a. Etiologi
Ada 2 tipe Diabetes melitus berdasarkan etiologinya. Pada hewan tipe 1 disebut tipe
dependent diabetes mellitus (DDM), dan tipe 2 disebut tipe non dependent diabetes mellitus
(NDDM). Lebih jelas mengenai etiologinya dapat dilihat dalam chart di bawah ini:
Klasifikasi DM :
1) Diabetes Melitus Tipe 1 : Disebabkan karena kerusakan β-cell pankreas, karena:
Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan
hormon insulin pada proses penyerapan makanan.
Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula darah secara alami
dengan cara :
Meningkatkan jumlah gula yang disimpan di dalam hati.
Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.
Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
Jika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Gula dalam darah
berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan
sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormon insulin sebagai “stabilizer”
alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon
insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormon insulin pada sel-sel darah,
maka potensi terjadinya diabetes melitus sangat besar sekali.
Dalam kondisi ini produktifitas hormon insulin bekerja dengan baik, namun tidak
terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal
dengan resistensi insulin. Walau belum dapat dipastikan penyebab utama resistensi insulin,
dibawah ini terdapat beberapa faktor-faktor yang memiliki berperan penting terjadinya hal
tersebut:
• Obesitas, terutama yang besifat sentral (bentuk tubuh apel)
• Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
• Kurang gerak badan (olahraga)
• Faktor keturunan (herediter)
b. Patogenesis dan Gejala klinis
Sebelum membahas patogenesis akan dibahas metabolisme protein, karbohidrat dan
lemak secara singkat untuk mempermudah penjelasan mengenai patogenesisnya.
Metabolisme protein
Jika uptake protein meningkat → Asam amino dipecah di hati menghasilkan nitrogen
→ di buang → yang ditinggalkan C, H, O untuk produksi panas dan energi
Jika uptake protein menurun→ KH dan lemak dimetabolisme untuk energi
Metabolisme lemak
Lemak diubah menjadi asam lemak dan trigliserida, hasil lainnya adalah benda keton
(Asam acetoacetat, β-hydroxybutirat, dan Asam propionat)
Pada keadaan kurang insulin, maka terjadi hiperglikemia, tetapi energi tetap tidak
mencukupi sehingga metabolisme lemak meningkat. Seperti diketahui metabolisme lemak
menghasilkan keton bodies, sehingga jika metabolisme lemak meningkat jumlah keton bodies
yang dihasilkan juga meningkat, menimbulkan ketonemia dan ketonuria. (Diabetic ketosis).
Ketosis menyebabkan keadaan asam dalam darah yang menyebabkan asidosis metabolik,
yang disebut Diabetic KetoAcidosis.
Pada keadaan kurang insulin, sintesis protein meningkat, menyebabkan pembentukan
glukosa di hati meningkat, dan pengambilan trigliserida dan asam lemak oleh jaringan juga
menurun. Akibatnya kadar glukosa tetap tinggi, dan asam lemak dan trigliserida yang
merupakan prekursor glukosa tetap beredar di sirkulasi dan kembali ke hati, menyebabkan
pembentukan glukosa sangat dimungkinkan untuk tetap tinggi. Pada akhirnya hiperglikemia
semakin parah.
Pada keadaan hiperglikemia, tekanan osmotik dalam darah meningkat sehingga cairan
tertarik ke dalam pembuluh darah menyebabkan hipertensi. Karena cairan sel tertarik masuk
ke ekstrasel (pembuluh darah), maka terjadi dehidrasi.
Dehidrasi menyebabkan peningkatkan nafsu minum (polidipsia) yang mengakibatkan
polyuria. Polyuria menyebabkan elektrolituria (terlarutnya elektrolit – K +, Na+, Mg+ – pada
urine) karena tekanan osmotik meningkat. Tekanan osmotik meningkat karena glikosuria.
Selain itu karena benda keton dapat mengikat elektrolit dapat mengikat elektrolit, pada kasus
ketonuria eletrolit terbawa dan terbuang.
Diabetic KetoAcidosis
Etiologinya kompleks, misalnya karena peningkatan level hormon diabetogenik
dalam sirkulasi (mis: epinephrine, glukagon, cortisol, growth hormone). Defisiensi insulin,
resistensi jaringan terhadap insulin, bersama peningkatan level hormone diabetogenik
menstimulasi ketogenesis.
Ada dua perubahan pada metabolisme antara yang menyebabkan sintesis benda keton:
1. Peningkatan mobilisasi asam lemak dan trigliserida yang disimpan dalam jaringan
adiposa ke sirkulasi;
2. Perpindahan/perubahan metabolisme di hepar dari pembentukan (anabolisme) lemak
menjadi oksidasi lemak dan ketogenesis.
Insulin adalah inhibitor lipolisis dan oksidasi asam lemak. Kekurangan insulin relatif
atau absolut menyebabkan lipolisis meningkat dan menyebabkan mobilitas asam lemak ke
hati meningkat, meningkatkan asam lemak dan ketogenesis. Keton jadi terakumulasi dalam
darah menyebabkan asidosis metabolik. Keton terakumulasi pada ruang ekstraseluler,
jumlahnya melebihi ambang batas tubulus renalis untuk resorpsi lengkap dan menyebabkan
adanya keton dalam urine (ketonuria). Hal ini menyebabkan osmotik diuresis yang
disebabkan glikosuria dan menyebabkan ekskresi elektrolit (sodium, potasium, dan
magnesium). Kesimpulannya semua itu menyebabkan kehilangan air dan elektrolit yang
banyak menyebabkan azotemia pre renal.
Hiperglikemia menyebabkan peningkatan osmolalitas plasma yang menyebabkan
osmotik diuresis yang malah semakin meningkatkan osmolalitas plasma. Peningkatan
osmolalitas plasma menyebabkan kehilangan air dan garam., dan cairan berpindah ke luar sel
menyebabkan dehidrasi sel.
Epinephrine
Sebab resistensi insulin atau ketidakefektifan insulin pada jaringan pada anjing dan
kucing:
o Insulin inaktif karena pemberian obat-obatan diabetogenik
o Insulin dilarutkan karena hyperadrenocorticismus
o Pemberian di waktu yang tidak tepat saat diestrus pada anjing
o Dosis yang tidak tepat karena infeksi terutama pada cavum oris dan saluran urine
o Frekuensi pemberian insulin yang tidak tepat karena hypothroidismus (anjign)
dan hyperthyroidismus (kucing)
o Gagal atau kurangnya absorbsi insulin karena kerusakan ginjal, hepar dan jantung
o Adanya antibodi anti insulin pada kasus:
Glukagonoma (anjing)
Pheochromocytoma
Radang kronis (terutama pancreatitis)
Kerusakan kelenjar eksokrin pankreas
Obesitas parah
Hiperlipidemia
Neoplasia
Arterosklerosis
Merupakan suatu kejadian pembuluh nadi (arteri) menjadi tebal sering terjadi pada
anjing yang terserang DM. Keadaan ini sering terjadi pada anggota gerak bagian bawah dan
dapat mengakibatkan kematian jaringan akibat infeksi sekunder. Serangan jantung dapat
terjadi karena adanya arterosklerosis pada pembuluh nadi jantung/
Katarak
Pada lima belas persen anjing yang terserang Diabetes melitus dapat berkembang
menjadi katarak yang selalu bilateral dan dapat membaik jika penyakit ini dapat dikontrol.
Katarak dapat lebih sering terjadi pada anjing tua serta anjing yang telah mengidap penyakit
lebih lama. Renitis diabetika yaitu suatu keadaan yang paling buruk terjadi pada mata akibat
DM tidak ditanggulangi dengan baik.
Kegagalan Ginjal
Salah satu komplikasi dari penyakit ini adalah sindrome “Kimmelstiel Wilson” yaitu
merupakan suatu keadaan ginjal rusak. Anjing kehilangan albumin, menderita tekanan darah
tinggi dan juga menderita berbagai macam pembengkakan /odema pada bagian tubuh. Pada
anjing muda lebih besar kemungkinana kegagalan ginjalnya.
Hal-hal diatas hanya merupakan gejala-gejala Penyakit diabetes pada anjing. Untuk
memastikan Penyakit tersebut diderita oleh anjing anda atau tidak, bawalah anjing anda ke
dokter hewan untuk diperiksa dan dilakukan uji diabetes.
Pengobatan di dasarkan pada etiologi dan gejala klinis yang muncul. Treatmen
biasanya termasuk pemberian insulin yang harus diikuti dengan pengukuran kadar glukosa
secara berkala untuk memonitor fluktuasi kadar glukosa yang terjadi sampai kadar kembali
normal dan tidak malah menimbulkan hipoglikemia. Terapi lainnya juga termasuk terapi diet
seimbang dan pemulihan keadaan umum pasien.
c. Diagnosa
Didasarkan pada pengukuran kadar glukosa dalam darah untuk menentukan status
hiperglikemia. Selain itu analisa patologi klinik lainnya untuk menguatkan diagnosa
seperti analisa kimia darah dan analisa urin (glikosuria dan ketonuria). Untuk diagnosa
awal dapat dilihat dari gejala klinis yang muncul, yaitu polydipsia, polyuria, kelemahan
umum karena kekurangan energi, penurunan berat badan dan hipertensi
d. Pengobatan
Pengobatan di dasarkan pada etiologi dan gejala klinis yang muncul. Treatmen biasanya
termasuk pemberian insulin yang harus diikuti dengan pengukuran kadar glukosa secara
berkala untuk memonitor fluktuasi kadar glukosa yang terjadi sampai kadar kembali
normal dan tidak malah menimbulkan hipoglikemia. Terapi lainnya juga termasuk terapi
diet seimbang dan pemulihan keadaan umum pasien.
Hiperglikemia
Hiperglikemia terjadi jika konsentrasi gula dalam darah lebih besar dari 130 mg/dl.
Pada anjing disebut hiperglikemia jika konsentrasi gula 180-200 mg/dl dan pada kucing jika
konsentrasi gula 200-280 mg/dl. Glikosuria menyebabkan osmotik diuresis, yang kemudian
menjadi polyuria dan polidipsia.
Pada anjing (kadar glukosa darah 130-180 mg/dl) atau kucing (kadar glukosa 280
mg/dl) tidak ada gejala yang terlihat. Jika terjuadi hiperglikemia ringan (kadar glukosa darah
kurang dari 180 mg/dl) dan tidak terlihat glukosuria karena polidipsia dan polyuria perlu
dipertimbangkan penyakit lain selain diabetes mellitus.
Pengobatan
Hampir semua anjing dengan diabetes membutuhkan terapi insulin. Sama seperti pada
manusia, terapi insulin ini dilakukan dengan injeksi. Kebanyakan anjing membutuhkan
insulin dua kali sehari sudah memadai untuk pengendalian penyakit diabetes mereka. Jarum
suntik yang digunakan adalah ukuran sangat kecil sehingga membuat suntikan cukup
nyaman.
Terapi Insulin
Ada berbagai jenis insulin yang tersedia, pastikan Anda mendiskusikan apa yang
sesuai untuk jenis anjing Anda dengan dokter hewan Anda. Insulin harus didinginkan, dan
diaduk dengan lembut sebelum dipakai.
Kompleksitas Diabetes
Diabetes adalah penyakit serius dan kompleks. Selama obat penyembuhan diabetes
belum ditemukan, hewan dan manusia yang menderita diabetes akan terus membutuhkan terapi
insulin.