Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA ORGANIK

ALKENA DAN ALKUNA

Disusun oleh

Nama : Adi Asih Kisrohanti

Nim : 160701007

AKADEMI FARMASI MAHADHIKA

JAKARTA

Tahun 2016/2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-NYA, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu saya curahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di
jalan yang benar. 
Saya ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini saya susun berdasarkan tugas dari
mata kuliah Kimia Organik yang berjudul “Alkena dan Alkuna”. Dalam
makalah ini berisi tentang pengertian, tata nama dan isomer, reaksi-reaksi yang
terjadi, cara pembuatan dan kegunaan dari alkena dan alkuna.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Jakarta, 13 Agustus 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
2.1 Pengertian Alkena dan Alkuna......................................................... 3
2.2 Tata Nama dan Isomer Alkena dan Alkuna...................................... 4
2.3 Reaksi – Reaksi pada Alkena dan Alkuna........................................ 5
2.4 Cara Pembuatan Alkena dan Alkuna................................................ 8
2.5 Kegunaan Alkena dan Alkuna.......................................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... 13
Gambar 1. 1 .............................................................................. 13
Gambar 1. 2 .............................................................................. 13
Gambar 2. 1 .............................................................................. 13
Gambar 2. 2 .............................................................................. 13
Gambar 3. 1 .............................................................................. 14
Gambar 3. 2 .............................................................................. 14
Gambar 4. 1 .............................................................................. 14
Gambar 4. 2 .............................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap karbon disebut alkena,
sedangkan yang memiliki ikatan rangkap tiga karbon dinamakan alkuna. Kedua
golongan hidrokarbon ini tak jenuh (unsaturated), sebab mengandung hidrogen
per karbon lebih sedikit daripada alkana padanannya (CnH2n+2). Alkana dapat
diperoleh dari alkena atau alkuna dengan menambah 1 atau 2 mol hidrogen.
Senyawa dengan lebih satu ikatan rangkap atau ikatan rangkap tiga memang ada.
Jika terdapat dua ikatan rangkap, senyawa ini disebut alkadiena atau lebih umum
disebut diena. Adapula triena, tetraena, dan bahkan poliena (senyawa dengan
banyak ikatan rangkap, dari kata Yunani poli, berarti banyak). Poliena
menyebabkan warna pada wortel dan tomat.
Hidrokarbon alkena dan alkuna mempunyai sifat fisika yang sangan mirip.
Semua berupa senyawa tak berwarna, tak larut atau hanya sedikit sekali larut
dalam air, tetapi sangan larut dalam pelarut nonpolar. Hidrokarbon dengan bobot
molekul rendah, C1 sampai C5, adalah gas, yang bobot molekulnya tinggi berupa
zat padat. Titik didih dan titik leleh yang sebenarnya untuk molekul yang sama
banyak atom karbonnya, beraneka bergantung pada ada tidaknya ikatan rangkap,
ganda tiga, dan banyak serta macam percabangannya. Semua hidrokarbon dapat
dibakar dalam oksigen maupun udara untuk menghasilkan karbon dioksida dan
air.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apakah pengertian alkena dan alkuna?
2 Bagaimana tata nama dan isomer alkena dan alkuna?
3 Apa saja reaksi-reaksi pada alkena dan alkuna?
4 Bagaimana cara pembuatan alkena dan alkuna?
5 Apa kegunaan alkena dan alkuna?

1
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian alkena dan alkuna
2 Untuk mengetahui tata nama dan isomer alkena dan alkuna
3 Untuk mengetahui reaksi-reaksi pada alkena dan alkuna
4 Untuk mengetahui cara pembuatan alkena dan alkuna
5 Untuk mengetahui kegunaan alkena dan alkuna

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alkena dan Alkuna


A Alkena
Alkena ialah suatu hidrokarbon yang mengandung satu ikatan
rangkap. Kadang-kadang alkena disebut olefin, dari kata olefiant gas (yang
membentuk minyak), suatu nama lama untuk etilena (CH2 = CH2).
Golongan senyawa ini mempunyai sifat-sifat fisika yang hampir sama
dengan alkana, tetapi sifat-sifat kimianya sangat berbeda. Alkena
mempunyai 2 atom H lebih sedikit daripada alkana dan merupakan
senyawa tidak jenuh.
Rumus umum alkena = CnH2n

NAMA RUMUS MOLEKUL


ETENA C2H4
PROPENA C3H6
BUTENA C4H8
PENTENA C5H10
HEKSENA C6H12
HEPTENA C7H14
OKTENA C8H16
NONENA C9H18
DEKENA C10H20

B Alkuna
Alkuna ialah suatu hidrokarbon dengan satu ikatan ganda tiga :
asetilena (CH≡CH) adalah alkuna tersederhana. Senyawa ini mempunyai
rumus umum CnH2n-2 dan mempunyai satu ikatan rangkap tiga.
NAMA RUMUS MOLEKUL
ETUNA C2H2
PROPUNA C3H4
BUTUNA C4H6

3
PENTUNA C5H8
HEKSUNA C6H10
HEPTUNA C7H12
OKTUNA C8H14
NONUNA C9H16
DEKUNA C10H18

2.2 Tata Nama dan Isomer Alkena dan Alkuna


A Tata Nama Alkena dan Alkuna
Aturan IUPAC untuk penamaan alkena dan alkuna pada dasarnya
sama, tetapi beberapa aturan perlu ditambahkan untuk penamaan dan
lokasi ikatan majemuk, berikut cara memberikan tata nama untuk alkena
dan alkuna :
1 Akhiran –ena digunakan untuk menunjukkan ikatan rangkap
karbon. Bila terdapat lebih dari satu ikatan rangkap, gunakan
akhiran –diena, -triena, dan seterusnya. Akhiran –una digunakan
untuk ikatan rangkap tiga (-diuna, untuk dua ikatan rangkap tiga,
dan seterusnya). Senyawa dengan ikatan rangkap dan rangkap tiga
disebut –enuna.
2 Pilihlah rantai terpanjang yang mengandung baik karbon dengan
ikatan rangkap maupun ikatan rangkap tiga.
3 Nomori rantai dari ujung terdekat dengan ikatan majemuk,
sehingga atom karbon pada ikatan itu memperoleh nomor terkecil.
Jika ikatan majemuk berjarak sama dari ujung yang terdekat
dengan titik cabang.
4 Nyatakan posisi ikatan mejemuk dengan menggunakan atom
karbon dengan nomor terendah dari ikatan tersebut.
5 Jika terdapat lebih dari satu ikatan majemuk, nomori dari ujung
terdekat dengan ikatan majemuk pertama. Jika ikatan rangkap dan
ikatan rangkap tiga sama jauhnya dari ujung rantai, ikatan rangkap
mendapat nomor terendah.
B Isomer Alkena dan Alkuna

4
 Alkena
Isomer pada alkena kecuali ditentukan oleh susunan rantai
karbonnya juga ditentukan oleh kedudukan dari ikatan rangkapnya.
Isomer paling rendah pada alkena yaitu butena (C4H8). Alkena
memiliki dua jenis isomer yaitu isomer posisi dan isomer
geometrik
 Alkuna
Seperti alkana dan alkena, senyawa isomer tidak dijumpai
setelah sekurangnya terdapat 4 atom karbon. Isomer alkuna terletak
pada butuna (C4H6).
2.3 Reaksi-Reaksi Alkena dan Alkuna
A ALKENA
Jenis-jenis reaksi pada alkena adalah sebagai berikut :
1 Reaksi Pembakaran
2 Reaksi Polimerisasi
3 Reaksi Subtitusi
Jenis reaksi ini dapat dinyatakan dengan persamaan umum.
R-H+A–B R–A +H–B
Dengan R – H berarti alkena dan A – B berarti moleku halogen.
Contoh pada reaksi ini adalah halogenasi.
4 Reaksi Adisi
Pada alkena reaksi yang paling sering dijumpai ialah adisi.
Dalam suatu reaksi adisi, gugus A dari reagen A – B akan melekat
pada satu atom karbon pembawa ikatan rangkap, sementara gugus
B melekat pada atom karbon lainnya dan produknya hanya
memiliki satu ikatan tunggal diantara kedua atom karbon tadi.
Beberapa reaksi adisi alkena adalah sebagai berikut :
 Adisi Hidrogen (Hidrogenasi Katalitik)
Hidrogenasi melibatkan pemutusan ikatan π (40 k
kal) dan ikatan H – H (104 kkal) dan pembentukan 2

5
ikatan C – H (87 kkal). Jumlah panas yang dikeluarkan
bila 1 mol senyawa tidak jenuh di hidrogenasi disebut
panas hidrogenasi. Ini merupakan panas reaksi dengan
menghilangkan tanda minusnya, harganya sangat
mendekati 30 kkal/mol. Perbedaan yang kecil
disebabkan karena perbedaan stabilitas dari masing-
masing alkena.
 Adisi Hidrogen Halida
Reaksi HX terhadap alkena akan terbentuk alkil-
halida. Reaksi terjadi dengan mengalirkan gas hidrogen
halida yang kering ke dalam alkena. Kadang-kadang
dipergunakan asam asetat sebagai zat pelarut. Urut-
urutan reaktivitas : HI – HBr – HCI.
Pada addisi terhadap alkena yang tidak simetris,
umumnya arah addisi mengikuti hukum Empiris
Markovnikov : Pada addisi asam terhadap alkena yang
tidak simetris maka atom H akan terikat pada atom C
yang telah mengikat atom H lebih banyak.
Menurut penyelidikan Kharasch dan Mayo maka
addisi HBr terhadap alkena menjadi sebaliknya oleh
pengaruh peroksida. Pembalikan arah addisi oleh
pengaruh peroksida ini disebut efek peroksida dan
hanya terjadi pada HBr. Adanya peroksida tidak
berpengaruh pada arah addisi dari HCI, HI, H2SO4 dan
lain-lain.
 Adisi Halogen
Alkena mudah mengadisi klrin atau bromin.
Biasanya halogen dilarutkan dalam pelarut lembam
(inert) seperti tri- atau tetrakloro metana, lalu larutan ini
ditambahkan tetes demi tetes pada alkena. Reaksi ini
sangat cepat, meskipun pada suhu kamar atau

6
dibawahnya. Tidak diperlukan cahaya atau kalor seperti
halnya reaksi substitusi.
Adisi bromin dapat dijadikan uji kimia untuk
melihat ketidakjenuhan pada senyawa organik. Larutan
bromin pada tetraklorometana berwarna coklat
kemerahan dan senyawa tak jenuh serta produk
adisinya, biasanya tidak berwarna. Jika larutan bromin
ditambahkan pada senyawa tak jenuh, warna bromin
menghilang. Jika senyawa yang diuji merupakan
senyawa jenuh, senyawa tersebut tidak akan bereaksi
dengan bromin pada konndisi ini, dan warnanya akan
tetap.
 Adisi Air (Hidrasi)
Jika ada katalis asam, air akan menjadi alkena. Air
akan mengadisi sebagai H – OH, dan produknya ialah
suatu alkohol. Katalis asam diperlukan dalam hal ini
sebab molekul air yang netral tidak cukup asam untuk
memberikan proton guna mengawali reaksi.
 Addisi H2SO4
Alkena bereaksi dengan H2SO4 pekat, dingin, untuk
membentuk senyawa dengan rumus ROSO3H, yang
disebut alkil hidrogen sulfat. Senyawa akan terurai
kembali bila dipanaskan pada temperatur 170° C atau
dapat mengalami hidrolisa dan terbentuk alkohol.
Pada addisi terhadap alkena yang tidak simetris
berlaku pula. Hukum Markovnikov. Cara ini sering pula
dipergunakan untuk pembuatan alkohol secara besar-
besaran.
B ALKUNA

7
Sama halnya dengan alkena mengalami reaksi pembakaran, reaksi
polimerisasi, reaksi substitusi dan reaksi adisi, berikut beberapa reaksi
adisi pada alkuna :
 Addisi Halogen
Sebenarnya ikatan rangkap tiga ini kurang reaktif
bila dibandingkan dengan ikatan rangkap dua
 Addisi Asam Halogenida
 Addisi HCN
 Addisi H2O
 Addisi Metanol
 Addisi Asam Asetat
 Addisi Formaldehida
 Addisi CO dan alkohol
 Addisi Aseton
2.4 Pembuatan alkena dan alkuna
A Pembuatan Alkena
Pembuatan secara sintesis dengan cara sebagai berikut :
1 Dehidro Halogenasi alkil halida
Urut-urutan reaktivitas
Senyawa tertier>senyawa sekunder>senyawa primer.

2 Dehidrasi Alkohol
Alkohol adalah senyawa dengan rumus umum R – OH,
dimana R adalah gugus alkil. Alkohol dapat mengalami dehidrasi
( penghilangan 1 molekul air) dengan 2 macam cara :
 Pemanasan dengan asam (H2SO4 , H3PO4) pada
temperatur kira-kira 200°C.

8
 Uap alkohol dilewatkan alumina (AI2O3) pada
temperatur 350 - 400°C.

Urut-urutan reaktivitas :

Alk. Tertier > alk. Sekunder > alk. Primer

B Pembuatan Alkuna
Cara pembuatan pada alkuna sebagai berikut :
1 Dari dihalogenida visinal yang dibuat dari alkana.
2 Dari dihalogenida geminal
( Persenyawaan dimana 2 atom halogen diikat oleh 1 atom C).
Persenyawaan ini dibuat dari reaksi antara fosfor tri halogenida
dengan persenyawaan yang mengandung gugus karbonil
(aldehida/keton). Penghilangan atom halogen dapat pula dilakukan
dengan Na amida (Sdamide).
3 Alkilasi asetilena
Atom H yang terikat oleh atom C yang mempunyai ikatan
rangkap 3 adalah bersifat asam dan dapat diganti dengan logam.
Untuk alkil yang lebih tinggi biasa dipergunakan alkil sulfat
R2SO4.
2.5 Kegunaan Alkena dan Alkuna
A ALKENA
Etena dan propena oleh pengaruh katalisator tertentu akan mengalami
reaksi polimerisasi, sehingga masing-masing membentuk poli etilen dan
poli propilen. Dalam bidang industri alkena berguna sebagai bahan plastik
yang fleksibel, ulet tahan terhadap beberapa senyawa organik ( untuk pipa-
pipa, botol, dan lain-lain).
B ALKUNA
Pada senyawa asetelina merupakan senyawa yang penting sebab
merupakan bahan dasar untuk pembuatan senyawa-senyawa lain yang
mempunyai arti penting dalam industri. Gas yang tidak berwarna dan tidak

9
berbau, bau dari asetilena yang dibuat dengan cara ini karena tercampur
dengan H2S dan PH3, sehingga asetilena berguna untuk :
 Karena terbakar dengan nyala nyala yang sangat terang
pada temperatur yang tinggi (2700°), sehingga dapat
dipergunakan untuk las dan memotong logam.
 Bahan dasar untuk pembuatan plastik dan karet sintesis.
 Untuk menyimpan gas ini biasa diabsorpsikan dalam
aseton, yang pada tekanan 12 atm dapat mengabsorpsi
sebanyak 300 kali vol aseton.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

10
Alkena ialah suatu hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap
senyawa ini mempunyai rumus umum CnH2n, sedangkan Alkuna ialah suatu
hidrokarbon dengan satu ikatan ganda tiga, senyawa ini mempunyai rumus umum
CnH2n-2 dan mempunyai satu ikatan rangkap tiga.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dan
mengerti tentang alkena dan alkuna dan untuk memahami lebih banyak lagi
tentang alkena dan alkuna dapat membaca dibuku lain karena belajar itu tidak dari
satu buku tetapi dari buku lain kita juga bisa, karena buku adalah ilmu
pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan keyakinan, keraguan adalah
sebuah elemen dari kegagalan. Dan kita tidak harus takut pada kegagalan. tetapi
pada keberhasilan melakukan sesuatu yang tidak berarti.

DAFTAR PUSTAKA

Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik jilid 1. Jakarta : Aksara Baru.


Kaenan, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Hart, Harold, dkk. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

11
Fesenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S.1991. Kimia Organik Edisi Ketiga.
Jakarta : Erlangga.

DAFTAR GAMBAR

12
Gambar 1.1 PENGANTAR Gambar 1.2 DAFTAR ISI
KIMIA ORGANIK PENGANTAR KIMIA
ORGANIK

Gambar 2. 3 KIMIA
ORGANIK
Gambar 2. 4 DAFTAR ISI KIMIA
ORGANIK

13
Gambar 3. 3 Kimia Untuk
Gambar 3.2 Daftar isi Kimia Untuk
Universitas JILID 2
Universitas JILID 2

Gambar 4. 3 Kimia Organik Gambar 4. 4 Daftar Isi Kimia Organik

14

Anda mungkin juga menyukai