Disusun oleh
Nim : 160701007
JAKARTA
Tahun 2016/2017
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
2.1 Pengertian Alkena dan Alkuna......................................................... 3
2.2 Tata Nama dan Isomer Alkena dan Alkuna...................................... 4
2.3 Reaksi – Reaksi pada Alkena dan Alkuna........................................ 5
2.4 Cara Pembuatan Alkena dan Alkuna................................................ 8
2.5 Kegunaan Alkena dan Alkuna.......................................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... 13
Gambar 1. 1 .............................................................................. 13
Gambar 1. 2 .............................................................................. 13
Gambar 2. 1 .............................................................................. 13
Gambar 2. 2 .............................................................................. 13
Gambar 3. 1 .............................................................................. 14
Gambar 3. 2 .............................................................................. 14
Gambar 4. 1 .............................................................................. 14
Gambar 4. 2 .............................................................................. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian alkena dan alkuna
2 Untuk mengetahui tata nama dan isomer alkena dan alkuna
3 Untuk mengetahui reaksi-reaksi pada alkena dan alkuna
4 Untuk mengetahui cara pembuatan alkena dan alkuna
5 Untuk mengetahui kegunaan alkena dan alkuna
2
BAB II
PEMBAHASAN
B Alkuna
Alkuna ialah suatu hidrokarbon dengan satu ikatan ganda tiga :
asetilena (CH≡CH) adalah alkuna tersederhana. Senyawa ini mempunyai
rumus umum CnH2n-2 dan mempunyai satu ikatan rangkap tiga.
NAMA RUMUS MOLEKUL
ETUNA C2H2
PROPUNA C3H4
BUTUNA C4H6
3
PENTUNA C5H8
HEKSUNA C6H10
HEPTUNA C7H12
OKTUNA C8H14
NONUNA C9H16
DEKUNA C10H18
4
Alkena
Isomer pada alkena kecuali ditentukan oleh susunan rantai
karbonnya juga ditentukan oleh kedudukan dari ikatan rangkapnya.
Isomer paling rendah pada alkena yaitu butena (C4H8). Alkena
memiliki dua jenis isomer yaitu isomer posisi dan isomer
geometrik
Alkuna
Seperti alkana dan alkena, senyawa isomer tidak dijumpai
setelah sekurangnya terdapat 4 atom karbon. Isomer alkuna terletak
pada butuna (C4H6).
2.3 Reaksi-Reaksi Alkena dan Alkuna
A ALKENA
Jenis-jenis reaksi pada alkena adalah sebagai berikut :
1 Reaksi Pembakaran
2 Reaksi Polimerisasi
3 Reaksi Subtitusi
Jenis reaksi ini dapat dinyatakan dengan persamaan umum.
R-H+A–B R–A +H–B
Dengan R – H berarti alkena dan A – B berarti moleku halogen.
Contoh pada reaksi ini adalah halogenasi.
4 Reaksi Adisi
Pada alkena reaksi yang paling sering dijumpai ialah adisi.
Dalam suatu reaksi adisi, gugus A dari reagen A – B akan melekat
pada satu atom karbon pembawa ikatan rangkap, sementara gugus
B melekat pada atom karbon lainnya dan produknya hanya
memiliki satu ikatan tunggal diantara kedua atom karbon tadi.
Beberapa reaksi adisi alkena adalah sebagai berikut :
Adisi Hidrogen (Hidrogenasi Katalitik)
Hidrogenasi melibatkan pemutusan ikatan π (40 k
kal) dan ikatan H – H (104 kkal) dan pembentukan 2
5
ikatan C – H (87 kkal). Jumlah panas yang dikeluarkan
bila 1 mol senyawa tidak jenuh di hidrogenasi disebut
panas hidrogenasi. Ini merupakan panas reaksi dengan
menghilangkan tanda minusnya, harganya sangat
mendekati 30 kkal/mol. Perbedaan yang kecil
disebabkan karena perbedaan stabilitas dari masing-
masing alkena.
Adisi Hidrogen Halida
Reaksi HX terhadap alkena akan terbentuk alkil-
halida. Reaksi terjadi dengan mengalirkan gas hidrogen
halida yang kering ke dalam alkena. Kadang-kadang
dipergunakan asam asetat sebagai zat pelarut. Urut-
urutan reaktivitas : HI – HBr – HCI.
Pada addisi terhadap alkena yang tidak simetris,
umumnya arah addisi mengikuti hukum Empiris
Markovnikov : Pada addisi asam terhadap alkena yang
tidak simetris maka atom H akan terikat pada atom C
yang telah mengikat atom H lebih banyak.
Menurut penyelidikan Kharasch dan Mayo maka
addisi HBr terhadap alkena menjadi sebaliknya oleh
pengaruh peroksida. Pembalikan arah addisi oleh
pengaruh peroksida ini disebut efek peroksida dan
hanya terjadi pada HBr. Adanya peroksida tidak
berpengaruh pada arah addisi dari HCI, HI, H2SO4 dan
lain-lain.
Adisi Halogen
Alkena mudah mengadisi klrin atau bromin.
Biasanya halogen dilarutkan dalam pelarut lembam
(inert) seperti tri- atau tetrakloro metana, lalu larutan ini
ditambahkan tetes demi tetes pada alkena. Reaksi ini
sangat cepat, meskipun pada suhu kamar atau
6
dibawahnya. Tidak diperlukan cahaya atau kalor seperti
halnya reaksi substitusi.
Adisi bromin dapat dijadikan uji kimia untuk
melihat ketidakjenuhan pada senyawa organik. Larutan
bromin pada tetraklorometana berwarna coklat
kemerahan dan senyawa tak jenuh serta produk
adisinya, biasanya tidak berwarna. Jika larutan bromin
ditambahkan pada senyawa tak jenuh, warna bromin
menghilang. Jika senyawa yang diuji merupakan
senyawa jenuh, senyawa tersebut tidak akan bereaksi
dengan bromin pada konndisi ini, dan warnanya akan
tetap.
Adisi Air (Hidrasi)
Jika ada katalis asam, air akan menjadi alkena. Air
akan mengadisi sebagai H – OH, dan produknya ialah
suatu alkohol. Katalis asam diperlukan dalam hal ini
sebab molekul air yang netral tidak cukup asam untuk
memberikan proton guna mengawali reaksi.
Addisi H2SO4
Alkena bereaksi dengan H2SO4 pekat, dingin, untuk
membentuk senyawa dengan rumus ROSO3H, yang
disebut alkil hidrogen sulfat. Senyawa akan terurai
kembali bila dipanaskan pada temperatur 170° C atau
dapat mengalami hidrolisa dan terbentuk alkohol.
Pada addisi terhadap alkena yang tidak simetris
berlaku pula. Hukum Markovnikov. Cara ini sering pula
dipergunakan untuk pembuatan alkohol secara besar-
besaran.
B ALKUNA
7
Sama halnya dengan alkena mengalami reaksi pembakaran, reaksi
polimerisasi, reaksi substitusi dan reaksi adisi, berikut beberapa reaksi
adisi pada alkuna :
Addisi Halogen
Sebenarnya ikatan rangkap tiga ini kurang reaktif
bila dibandingkan dengan ikatan rangkap dua
Addisi Asam Halogenida
Addisi HCN
Addisi H2O
Addisi Metanol
Addisi Asam Asetat
Addisi Formaldehida
Addisi CO dan alkohol
Addisi Aseton
2.4 Pembuatan alkena dan alkuna
A Pembuatan Alkena
Pembuatan secara sintesis dengan cara sebagai berikut :
1 Dehidro Halogenasi alkil halida
Urut-urutan reaktivitas
Senyawa tertier>senyawa sekunder>senyawa primer.
2 Dehidrasi Alkohol
Alkohol adalah senyawa dengan rumus umum R – OH,
dimana R adalah gugus alkil. Alkohol dapat mengalami dehidrasi
( penghilangan 1 molekul air) dengan 2 macam cara :
Pemanasan dengan asam (H2SO4 , H3PO4) pada
temperatur kira-kira 200°C.
8
Uap alkohol dilewatkan alumina (AI2O3) pada
temperatur 350 - 400°C.
Urut-urutan reaktivitas :
B Pembuatan Alkuna
Cara pembuatan pada alkuna sebagai berikut :
1 Dari dihalogenida visinal yang dibuat dari alkana.
2 Dari dihalogenida geminal
( Persenyawaan dimana 2 atom halogen diikat oleh 1 atom C).
Persenyawaan ini dibuat dari reaksi antara fosfor tri halogenida
dengan persenyawaan yang mengandung gugus karbonil
(aldehida/keton). Penghilangan atom halogen dapat pula dilakukan
dengan Na amida (Sdamide).
3 Alkilasi asetilena
Atom H yang terikat oleh atom C yang mempunyai ikatan
rangkap 3 adalah bersifat asam dan dapat diganti dengan logam.
Untuk alkil yang lebih tinggi biasa dipergunakan alkil sulfat
R2SO4.
2.5 Kegunaan Alkena dan Alkuna
A ALKENA
Etena dan propena oleh pengaruh katalisator tertentu akan mengalami
reaksi polimerisasi, sehingga masing-masing membentuk poli etilen dan
poli propilen. Dalam bidang industri alkena berguna sebagai bahan plastik
yang fleksibel, ulet tahan terhadap beberapa senyawa organik ( untuk pipa-
pipa, botol, dan lain-lain).
B ALKUNA
Pada senyawa asetelina merupakan senyawa yang penting sebab
merupakan bahan dasar untuk pembuatan senyawa-senyawa lain yang
mempunyai arti penting dalam industri. Gas yang tidak berwarna dan tidak
9
berbau, bau dari asetilena yang dibuat dengan cara ini karena tercampur
dengan H2S dan PH3, sehingga asetilena berguna untuk :
Karena terbakar dengan nyala nyala yang sangat terang
pada temperatur yang tinggi (2700°), sehingga dapat
dipergunakan untuk las dan memotong logam.
Bahan dasar untuk pembuatan plastik dan karet sintesis.
Untuk menyimpan gas ini biasa diabsorpsikan dalam
aseton, yang pada tekanan 12 atm dapat mengabsorpsi
sebanyak 300 kali vol aseton.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
Alkena ialah suatu hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap
senyawa ini mempunyai rumus umum CnH2n, sedangkan Alkuna ialah suatu
hidrokarbon dengan satu ikatan ganda tiga, senyawa ini mempunyai rumus umum
CnH2n-2 dan mempunyai satu ikatan rangkap tiga.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dan
mengerti tentang alkena dan alkuna dan untuk memahami lebih banyak lagi
tentang alkena dan alkuna dapat membaca dibuku lain karena belajar itu tidak dari
satu buku tetapi dari buku lain kita juga bisa, karena buku adalah ilmu
pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan keyakinan, keraguan adalah
sebuah elemen dari kegagalan. Dan kita tidak harus takut pada kegagalan. tetapi
pada keberhasilan melakukan sesuatu yang tidak berarti.
DAFTAR PUSTAKA
11
Fesenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S.1991. Kimia Organik Edisi Ketiga.
Jakarta : Erlangga.
DAFTAR GAMBAR
12
Gambar 1.1 PENGANTAR Gambar 1.2 DAFTAR ISI
KIMIA ORGANIK PENGANTAR KIMIA
ORGANIK
Gambar 2. 3 KIMIA
ORGANIK
Gambar 2. 4 DAFTAR ISI KIMIA
ORGANIK
13
Gambar 3. 3 Kimia Untuk
Gambar 3.2 Daftar isi Kimia Untuk
Universitas JILID 2
Universitas JILID 2
14