Anda di halaman 1dari 3

METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Ni Luh Yulia Alami Dewi


NIM : 1708561017
Kelas : A

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
TINJAUAN PUSTAKA

1. Tari Bali
Tari Bali adalah salah satu dari sekian banyak warisan budaya seni yang
masih lestari di Indonesia, hampir semua provinsi di Indonesia memiliki tarian
tradisional sendiri, tentu memiliki karakter dan ciri-ciri khas terentu dan
berbeda-beda.
Tari Bali sendiri memiliki ritme gerakan berbeda-beda sesuai jenis tarian,
dalam perkembangan tarian tradisional ini, pulau Dewata memiliki grafik
perkembangan cukup bagus. Gerak tari pada umumnya mengikuti irama
gamelam pengiringnya, sehingga sang penari harus paham betul gerakan tari
tersebut.
Bali dengan ribuan puranya, acapkali melakukan persembahan ke
hadapan Tuhan dengan menyertakan tari-tarian, selain dengan estetika tinggi
juga bersifat sakral yang menjadi bagian dari sebuah upacara agama bagi
masyarakat Hindu. Hubungan tari dan upacara keagamaan di Bali memang
sangat erat, sehingga sanggup membuat perkembangan seni tari di pulau
Dewata ini cukup bagus.
Bali sebagai destinasi wisata, tentunya budaya seni terutama seni tari
tersebut menjadi komoditi yang cukup menarik bagi wisatawan untuk
dinikmati, sehingga dengan perkembangan pariwisata, cukup mendongkrak
perkembangan seni tersebut, dalam perkembangannya sering dipentaskan
untuk menjadi hiburan bagi wisatawan, seperti halnya tari kecak di objek
wisata Uluwatu, Tari Barong Batubulan dan Legong di Ubud.
2. Busana Tari Bali
Busana (pakian) Tari merupakan segala sandang dan perlengkapan
(aksesoris) yang dikenakan penari di atas panggung. Busana (pakaian) Tari
memiliki beberapa bagian, diantaranya pakaian dasar, pakaian kaki, pakaian
tubuh, pakaian kepala, perlengkapan/aksesoris.
3. Klasifikasi
Klasifikasi berasal dari bahasa Inggris dari kata “Classification” dan kata
ini berasal dari kata “to classy” yang berarti menggolongkan dan menempatkan
benda-benda di suatu tempat. Jadi, klasifikasi adalah pengelompokkan yang
sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam
kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama (Hamakonda dan
Tairas, 1999: 1). Dilain sisi, Sulistyo Basuki (1991), Mengatakan bahwa
klasifikasi berasal dari kata Latin “classis”. Klasifikasi adalah proses
pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitasyang sama serta
memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat
dikatakanbahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke
dalam tata urutan sistematis. Adapun beberapa metode yang dapat digunakan
untuk melakukan klasifikasi diantaranya adalah Semantik Web dan Ontology.
4. Web Semantik (Aswin Dwiono, 2013)
Web semantik merupakan suatu kumpulan teknologi yang
memungkinkan komputer dapat memahami arti dari suatu informasi
berdasar pada metadata, yaitu informasi mengenai isi informasi tersebut.
Adanya metadata, komputer diharapkan mampu secara otomatis membantu
manusia mengartikan hasil proses informasi sehingga hasil pencarian
informasi dapat lebih akurat Metode web semantik membantu terjadinya
revolusi dalam hal penyampaian dan pemanfaatan informasi pada World Wide
Web (WWW).
5. Ontology (Horridge dkk. 2004)
Kata ontologi digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda dan
memiliki arti yang berbeda-beda. Awalnya kata itu digunakan dalam konteks
filosofi. Ontologi adalah ilmu tentang cara mendiskripsikan macam-macam
entitas di dunia dan bagaimana entitas tersebut saling berelasi. Ontologi adalah
spesifikasi eksplisit dan konseptualitas (Gruber, 1993). Dalam konteks
Semantic Web, ontologi mendeskripsikan teori domain untuk
merepresentasikan data semantik secara jelas. Dengan demikian keberhasilan
Semantic Web tergantung pada pengembangan ontologi yang cepat dan mudah.
Terdapat beberapa alasan menggunakan ontologi dalam berbagai macam
aplikasi, yaitu: (1) Membagi pemahaman yang sama mengenai struktur dari
suatu informasi dan pengetahuan diantara orang-orang ataupun software agents,
(2) Memungkinkan dilakukannya penggunaan kembali domain pengetahuan,
(3) Membuat asumsi domain pengetahuan menjadi eksplisit, (4) Menganalisis
domain pengetahuan, (5) Memungkinkan diberikannya label dan semantik
terhadap objek dalam domain, (6) Mendefinisikan relasi antara
resourceresource yang berbeda, (7) Representasi dan konseptualisasi yang ada
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam bahasa.

Anda mungkin juga menyukai