Anda di halaman 1dari 14

Tugas Individu

LAPORAN AKHIR
RENCANA AKSI BELA NEGARA

Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Nilai Pada Materi Bela Negara

Oleh:

Cindhany Darmaria Faridhah Utami Mala, S.Farm., M.Sc., Apt.


(NDH : 29)

DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM SOFIFI
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Saat ini Bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah seperti
radikalisme, penyalahgunaan narkotika, rendahnya rasa cinta tanah air,
menurunnya nilai-nilai dasar bela negara dsb, ketidakpuasan masyarakat
yang diejawantahkan dalam demo-demo yang menunjukkan buntunya
komunikasi antar berbagai pihak di Indonesia, dan kurang/tidak
kompetitifnya lulusan perguruan tinggi di Indonesia dalam persaingan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan Global.
Dalam mengatur dan menyelenggarakan kehidupannya, Bangsa
Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dengan lingkungannya, baik
dalam lingkup nasional, regional maupun global. Dalam upaya mencapai
tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia senantiasa dihadapkan pada berbagai
bentuk Tantangan, Ancaman, Hambatan dan Gangguan (ATHG), baik yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara. Untuk itu, diperlukan
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam aspek dan dimensi kehidupan nasional yang
disebut ketahanan nasional.
Ketahanan nasional perlu ditingkatkan dan dipupuk atau dibina terus
menerus berdasarkan wawasan nusantara melalui upaya pembangunan
nasional di segenap aspek dan dimensi kehidupan. Saling keterkaitannya
antara wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan pembangunan
nasional, menempatkan wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman,
tuntunan dan sebagai rambu-rambu pemandu bagi perwujudan ketahanan
nasional. Satu hal yang dapat mendukung terwujudnya ketahanan nasional
itu sendiri adalah berbuat yang terbaik melalui profesi dan kedudukan
masing-masing warga negara apapun keahliannya untuk disumbangkan
kepada kepentingan bangsa dan negara baik di bidang keamanan maupun
kesejahteraan serta melaksanakan disiplin nasional dengan mematuhi
segala peraturan dan perundangan negara, dan inilah yang disebut dengan
Bela Negara.
Menyoroti masalah kemerosotan mental suatu bangsa, perlu adanya
peningkatan dan penanaman kembali nilai-nilai jati diri suatu bangsa kepada
seluruh warga negara diantaranya adalah melalui pendidikan
kewarganegaraan yang selama ini sudah jarang didengar dan disampaikan
baik dilingkungan dunia pendidikan maupun lingkungan masyarakat secara
umum.
Bela Negara diartikan sebagai tekad, sikap dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air dan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara
(Winarno, 2013: 228). Dalam konstitusi negara UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3
disebutkan bahwa; “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan Negara”. Setiap warga negara juga berhak dan wajib ikut
serta dalam pertahanan negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 30
Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara
menjelaskan bahwa upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa.
Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik maupun non fisik.
Secara fisik, yaitu dengan cara mengangkat senjata menghadapi serangan
atau agresi musuh. Bela negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi
ancaman dari luar. Sedangkan, bela negara secara non fisik dapat
didefinisikan sebagai “segala upaya untuk mempertahankan negara
kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran
berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta
berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara”.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap
warga negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan,
kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan
wilayah nusantara, kelangsungan hidup dan yuridiksi nasional, serta nilai-
nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan perilaku bela negara dilandasi oleh
nasionalisme dan patriotisme dari setiap warga negara.
Demi mewujudkan kelanggengan Negara Republik Indonesia dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara, maka penanaman bela Negara
pada warga negara menjadi titik sentral yang perlu dibina dan
dikembangkan. Melalui kualitas warga negara yang unggul bangsa
Indonesia dapat melaksanakan pembangunan berkelanjutan maupun
mengatasi aneka bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
(ATHG) yang bersumber baik dari dalam maupun luar yang langsung
ataupun tidak langsung membahayakan identitas, integrasi dan
kelangsungan hidup bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan pelaksanaan cita-cita
bangsa dan mewujudkan tujuan Negara, perlu dibangun Aparatur Sipil
Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, serta mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat pemersatu bangsa dan kesatuan
Negara Republik Indonesia yang berdasakan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan
bahwa salah satu jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai
bagian dari ASN menjadi profesional adalah Diklat Prajabatan.
Penyelenggaraan Diklat Prajabatan bertujuan untuk membentuk PNS yang
professional, yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar
profesi PNS, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
profesional sebagai pelayan masyarakat.
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan merupakan pembekalan
komprehensif agar CPNS mempunyai pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara,
sesuai dengan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan CPNS
Golongan III, yang menggunakan pola baru, peserta diklat mengikuti proses
pembelajaran yang mencakup nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi).

2. Tujuan
a. Mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara serta
warga negara yang berintegritas dan berdedikasi.
b. Melestarikan budaya dengan menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD
1945.
c. Menjadi ASN yang berkarakter dan profesional

2. Manfaat
a. Membentuk sikap disiplin waktu,aktivitas,dan pengaturan kegiatan lain.
b. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan.
c. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
d. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai
dengan kemampuan diri.
e. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
f. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
g. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
h. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan.
i. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak
disiplin.
j. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar
sesama.
BAB II
RENCANA AKSI BELA NEGARA PESERTA LATSAR CPNS
PROVINSI MALUKU UTARA

Instansi : UPTD RSU SOFIFI


Nama : Cindhany Darmaria Faridhah Utami Mala (NDH : 29)
Pendamping : Syaihu Soleman, S.IP dan Risal Togubu
Tempat : Kampus BPSDM Provinsi Maluku Utara
Nilai Bela Indikator Sikap dan Tempat dan Waktu Penanggungjawab Paraf
No Aksi
Negara Perilaku Pelaksanaan Aksi Pendamping
1 Cinta Tanah Menggunakan  Menggunakan pakaian Tempat : NDH 29
Air produk dalam negeri produksi dalam negeri Ruang Kelas dan
selama melaksanakan Asrama BPSDM
kegiatan latsar
Waktu :
26 sd 09 Oktober
2019

2 Kesadaran Menjalankan hak dan  Selalu tepat waktu Tempat : NDH 29


berbangsa kewajiban sesuai dalam setiap mengikuti Ruang Kelas dan
dan peraturan kegiatan latsar Asrama BPSDM
bernegara perundang-  Menyelesaikan tugas
undangan yang diberikan. Waktu :
26 sd 09 Oktober
2019
3 Setia Menjalankan  Berdo'a sebelum makan Tempat : NDH 29
Kepada kewajiban agama Asrama BPSDM
Pancasila dan kepercayaan  Taat waktu ibadah
secara baik dan sholat Waktu :
benar Setiap Hari

4 Rela Memiliki jiwa  Mengikuti rangkaian Tempat : NDH 29


Berkorban patriotisme terhadap kegiatan bela negara Lapangan BPSDM dan
untuk bangsa dan negara. (PBB dan Latihan tata RSU Sofifi
bangsa dan upacara sipil) dengan
Negara sikap yang baik dan Waktu :
benar serta penuh
tanggung jawab
5 Memiliki Senantiasa  Mengikuti kegiatan Tempat : NDH 36
kemampuan menjaga olahraga ASRAMA BPSDM
awal bela kesehatannya
Negara seihngga memiliki
Waktu :
kesahatan fisik dan
Setiap diadakan
mental yang baik.
kegiatan olahraga
selama di asrama
6 Semangat Mempraktekan Clean  Tidak melakukan Tempat : NDH 29
mewujudkan and Good tindakan suap kepada ASRAMA BPSDM
negara yang Governance dalam Pendamping jika
berdaulat, bermasyarakat, kedapatan melakukan Waktu :
adil dan berbangsa dan pelanggaran selama 26 sd 09 Oktober
makmur. bernegara kegiatan LATSAR. 2019
BAB III
DOKUMENTASI AKSI BELA NEGARA PESERTA LATSAR CPNS
PROVINSI MALUKU UTARA

1. Cinta Tanah Air


Salah satu indikator pada Cinta Tanah Air adalah : menggunakan
produk dalam negeri. Dengan menggunakan produk-produk dalam negeri,
hal ini berarti kita sudah membantu negara dalam menggerakkan
perekonomian rakyat guna terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan
berdaulat.
Untuk itu, selama kegiatan Latsar CPNS gelombang ke-IV saya
sebagai peserta latsar berkomitmen untuk menggunakan pakaian yang
merupakan produksi dalam negeri.
Dokumentasi :
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
Disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan merupakan
wujud dari kesadaran berbangsa dan bernegara. Dengan demikian wujud
tanggung jawab tersebut dapat dilakukan dengan cara menyelesaikan tugas
tepat waktu dan mengerjakan tugas secara bersama-sama baik secara
individu maupun secara berkelompok sebagai salah satu upaya untuk
menanamkan nilai-nilai berbangsa dan bernegara.
Dokumentasi :
3. Setia Kepada Pancasila
Menjalankan kewajiban agama dan kepercayaan secara baik dan benar
adalah indikator dari nilai setia kepada pancasila. Kegiatan berdoa sebelum
makan serta menjalankan kewajiban shalat 5 waktu selaku umat muslim,
dapat menggambarkan sikap setia kepada pancasila.
Dokumentasi :
4. Rela Berkorban untuk bangsa dan Negara
Memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negara. adalah salah satu
indikator dalam rangka mewujudkan nilai bela negara terkait dengan rela
berkorban untuk bangsa dan negara. Kegiatan Pelatihan Baris Berbaris
(PBB) dan Tata Upacara Sipil yang di agendakan pada kegiatan Latsar
tentunya menumbuhkan rasa cinta tanah air serta jiwa patriotisme dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dokumentasi :
5. Memiliki kemampuan awal bela Negara
Senantiasa menjaga kesehatan sehingga memiliki kesehatan fisik dan
mental yang baik juga merupakan bagian terpenting dalam kemampuan awal
bela Negara.
Dokumentasi :
6. Semangat mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
Menerapkan jiwa dan semangat nilai-nilai perjuangan merupakan upaya
untuk melestarikan dan mewujudkan Negara yang berdaulat adil dan
makmur. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara ikut aktif dalam kegiatan
baris-berbaris dan kegiatan upacara sipil.
Dokumentasi :
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah
pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga
negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Hal ini
terjadi sejak seseorang lahir, tumbuh dewasa serta dalam upayanya mencari
penghidupan.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat
luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan
baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman
nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat
yang terbaik bagi bangsa dan Negara.

B. Saran
Sebaiknya, dalam rangka pembuktian/dokumentasi kegiatan selama
dilaksanakannya aksi bela negara oleh peserta latsar. Pembimbing lebih
berperan aktif dalam mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh peserta. Agar
kegiatan lebih terarah dan benar-benar dimaksudkan untuk tujuan bela
negara bukan semata-mata mengejar dokumentasi yang dibutuhkan dalam
pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai