TUGAS RESUME PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGENDALIAN VEKTOR
“Pengantar Pengendalian Vektor”
Dosen Pengampu :
Aulia Rahman, SKM., MKM
Disusun Oleh :
Trif Vando Rahmalber 1811211004
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020 Pengantar Pengendalian Vektor
Landasan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
374/MENKES/PER/III/2010.
Urgensi :
1. Penyakit yang ditularkan melalui vektor masih menjadi penyakit endemis
Di beberapa tempat masih sering terjadi wabah terkait vektor-vektor yang menyebabkan gangguan kesehatan, seperti nyamuk pada musim penghujan dapat menyebabkan demam berdarah, malaria, dll. 2. Gangguan kesehatan akibat vektor masih menjadi salah satu penyebab kerugian ekonomi Sampai saat ini, penyakit yang diakibatkan oleh vektor masih menjadi hal yang dapat merugikan secara ekonomi mulai dari pengobatan, perawatan, dll. 3. Perkembangbiakkan vektor yang tidak terkendali dapat menganggu berbagai aspek kehidupan Jika vektor tidak dikendalikan maka akan terjadi perkembangbiakkan secara pesat/ledakkan populasi sehingga dapat menganggu berbagai aspek kehidupan, tidak hanya ekonomi dan kesehatan tetapi juga berkurangnya hewan-hewan tertentu karena vektor merupakan musuhnya, timbul berbagai macam penyakit, dan terganggunya hubungan antar manusia.
A. Defenisi Pengendalian Vektor
- Vektor adalah hewan yang dapat menularkan, memindahkah dan / atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia. - Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga penularan penyakit akibat vektor dapat dicegah. - Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) adalah suatu pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metode pengendalian vektor. Contoh-contoh vektor :
Contoh-contoh penyakit akibat vektor :
B. Tujuan Pengendalian Vektor
Tujuan umum : 1. Untuk menurunkan kepadatan vektor atau membatasi perkembangbiakan vektor. 2. Untuk mencegah atau membatasi terjadinya penularan penyakit oleh vektor kepada manusia. 3. Untuk mencegah dan mengendalikan penyakit akibat vektor.
Tujuan khusus :
1. Menekan kerugian akibat ekonomi karena vektor membutuhkan biaya yang
banyak. 2. Meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. 3. Mengurangi angka kesakitan. C. Surveilans Vektor Surveilans vektor adalah suatu pengamatan vektor secara sistematis dan terus menerus dalam hal kemampuannya sebagai penular penyakit. Tujuan surveilans vektor yaitu sebagai dasar untuk memahami dinamika penularan penyakit dan upaya pengendaliannya. Setelah mengetahui mengenai vektor tersebut, bagaimana perilaku hidupnya, bagaimana cara perkembangbiakannya, dari mana sumbernya, bagaimana cara menularkan penyakit tertentu maka kita memahami dinamika dan proses penularannya serta mengetahui bagaimana vektor tersebut dapat menyebabkan penyakit pada manusia sehingga kita mengetahui upaya pengendaliannya secara tepat dan akurat. Dinamika Penularan Penyakit adalah perjalanan alamiah penyakit yang ditularkan vektor dan faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit yaitu meliputi inang (host) termasuk perilaku masyarakat, agent, dan lingkungan.
D. Upaya Pengendalian Vektor
1. Upaya Pengendalian Fisik Pengendalian vektor yang dilakukan secara manual atau dengan melibatkan mekanisme fisik. Beberapa cara yang bisa dilakukan : 1) Membunuh vektor secara langsung 2) Merusak sarang sehingga vektor tidak dapat berkembang biak 3) Menciptakan lingkungan yang anti sehingga vektor tidak bisa hidup disana seperti mencegah perkembangbiakkan nyamuk aides eygypti yang berkembang biak dengan air jernih maka diciptakan lingkungan dimana ia tidak bisa berkembangbiak yaitu dengan mengeringkan atau menutup penampungan air 4) Penimbunan, pengeringan, dll. Dengan ditimbun atau dikeringkan sehingga vektor tidak bisa hidup dan berkembang biak disana 5) Memanfatkan alat-alat perusak/pembuat lumpuh seperti cangkul, pisau ,linggis untuk merusak/melumpuhkan vektor dan sarangnya.
2. Upaya Pengendalian Kimiawi
Pengendalian vektor yang menggunakan bahan-bahan kimia harus dilakukan oleh tenaga entomolog kesehatan dan tenaga lain yang terlatih (memiliki sertifikat / surat keterangan). Setiap tenaga pengendalian vektor harus menggunakan perlengkapan pelindung diri (PPD) / Alat Pelindung Diri (APD) dari bahaya insektisida dalam melaksanakan tugasnya. Peralatan yang digunakan dalam pengendalian vektor harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau sesuai dengan rekomendasi WHO, serta zat kimia nya harus yang memiliki izin. Contohnya yaitu menggunakan pestisida. Pestisida adalah semua bahan kimia yang digunakan dalam rumah tangga sehari-hari untuk mencegah gangguan serangga di permukiman. Jenis Pestisida adalah Insektisida, Fungisida, Herbisida, Larvasida, Rodentisida, dan Nematisida. Sifat pestisida pada vektor : o Membunuh Jika vektor terkena pestisida maka bisa langsung mati karena pestisida bersifat racun. o Membuat lumpuh Jika vektor terkena pestisida maka bisa tidak bergerak atau lumpuh sehingga vektor tersebut lama kelamaan akan mati. o Merusak pencernaan Kandungan yang terdapat dalam pestisida dapat menyebabkan vektor mengalami kerusakan saluran pencernaan sehingga lama kelamaan akan mati. o Merusak metabolisme Kandungan yang terdapat dalam pestisida maka vektor mengalami kehilangan kemampuan untuk melakukan metabolisme tertentu seperti terganggunya sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem gerak, dll.
3. Upaya Pengendalian Biologi
Pengendalian vektor yang menggunakan makhluk hidup lainnya sebagai pengendali. Beberapa cara yang bisa dilakukan : 1) Menggunakan musuh alami/predator alami Yaitu hewan/makhluk lain yang akan memangsa vektor tersebut. Misalnya vektor nyamuk yang dapat diatasi dengan adanya katak, tikus yang dapat diatasi dengan kucing. 2) Menggunakan tumbuhan yang anti Dengan menggunakan tumbuhan tertentu maka vektor tidak mampu untuk mendekat. Misalnya sereh yang digunakan untuk menghalangi nyamuk. 3) Menggunakan enzim tertentu untuk merusak metabolisme vektor Zat-zat hasil metabolisme makhluk hidup yang dapat merusak metabolisme vektor. Misalnya getah-getahan yang dapat merusak sistem pencernaan vektor, bunga-bunga tertentu yang mampu merusak/menganggu penginderaan vektor. 4) Melakukan rekayasa DNA pada vektor tertentu dan membiarkannya menulari/menyebarkan karakteristik DNA tersebut pada vektor di alam bebas Misalnya ada rekayasa DNA yang membuat nyamuk menjadi mandul. Jika zat DNA tersebut masuk ke tubuh nyamuk yang lain maka nyamuk tersebut akan mandul dan tidak dapat berkembang biak.
E. Lintas Sektor dalam Pengendalian Vektor
1) Penyelenggara : Formal/Swasta, Komunitas yang memiliki izin 2) Monitoring dan evaluasi : Pemerintah, Kementerian 3) Perizinan : Kementerian, Dinkes, dll 4) Pembiayaan : APBN dan APBD 5) Pengendalian vektor dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat untuk berperan serta meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan sehat.