Anda di halaman 1dari 4

ILMU TAUHID/ KALAM

KELOMPOK 2

Rukun Iman II (Iman kepada Rasul Allah SWT, Iman kepada Hari
Qiamat, Iman Kepada Qada dan Qadar, Dalil Naqli dan Aqli)

A. Iman Kepada Nabi dan Rasul Allah


An-nubuwah dalam bahasa Arab diambil dari akar kata An-naba yang
maknanya ‘berita’ atau (alkabar), atau diambil dari akar kata an-nabwah ‘sesuatu
yang tinggi dari permukaan bumi‘, jika sesuatu itu meninggi, maka dikatakan
“naba-a asy-syaiu”.

Adapun menurut istilah syari’at, an-nubuwwah adalah penunjuk atau pemilihan


Allah terhadap salah seorang dari hambaNya dengan memberinya wahyu. Makna
ini sangat relevan dan cocok dengan makna dari segi bahasa. Dengan redaksi lain,
definisi nabi adalah ‘hamba (manusia) yang dipilih Allah dan diberiNya wahyu’.

Mengingat pekerjaan Rasul yaitu sebagai pesuruh Allah untuk memberi


petunjuk kepada segenap manusia dan untuk memperbaiki masyarakat, maka para
Rasul itu harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Sifat Wajib Rasul


1. Shidiq, yaitu benar/ jujur
2. Amanah, yaitu dapat dipercaya
3. Tabligh, yaitu menyampaikan perintah/ larangan
4. Fathonah, yaitu cerdas
b. Sifat Mustahil Rasul
1. Kadzib, yaitu suka bohong
2. Khiyanat, yaitu berkhiyanat
3. Kitman, yaitu menyembunyikan
4. Ghoflatun, yaitu bodoh/pelupa
c. Sifat jaiz (mungkin) para Rasul

Adapun sifat jaiz para Rasul itu adalah sama seperti sifat manusia pada
umumnya. Bahkan dijadikan contoh bagi sekalian umat manusia, maka
merekapun mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasa, yakni al-a’rodlul
basyariyah, seperti makan, berkeluarga, penat, meninggal, merasa enak dan tidak
enak, sehat dan juga menderita sakit yang tidak mengurangi kedudukannya
sebagai Rasul. Dan sifat-sifat sam’iyat, yaitu hal-hal yang tidak dapat dicapai
dengan akal semata-mata, dan hanya dapat diketahui dari keterangan yang kita
terima dari sumber agama sendiri, yakni dari kitab-kitab Allah dan keterangan-
keterangan para Rasul. Diantara hal-hal yang termasuk di dalam as-sam’iyat
adalah malaikat, kitab-kitab Allah, hari kemudian, dan qadla dan qadar. Termasuk
soal-soal ini juga adalah tentang jin, surga, neraka, hal ikhwal kubur, dan lain
sebagainya.

B. Iman kepada hari akhir


a. Nama-nama hari akhir dan maknanya
1. Yaumul-Ba’ats , hari kebangkitan
2. Yaumul-Khuruj , hari keluar
3. Yaumul-Qiyaamah , hari kiamat
4. Yaumul-Din , hari penadilan
5. Yaumul-Fashl , hari pemisahan
6. Yaumul-Hasyr,hari dikumpulkan
7. Yaumul-Jam , hari dikumpulkan
8. Yaumul-Hisab, hari perhitungan
9. Yaumul-Waiid, hari ancaman
10. Yaumul-Hasrah , hari kerugian
11. Yaumul-Khulud , hari yang kekal
b. Tanda-tanda hari kiamat
1. Keluarnya Dajjal
2. Turunnya nabi Isa as
3. Dibangkitkannya kabih Ma’jus dan Ya’jus
4. Kesejahteraan merebak di seluruh penjuru bumi untuk beberapa waktu
5. Kemudian Allah mengirimkan angin baik, dengan angin itu Allah
mencabut seluruh roh
6. Asap tebal
7. Terbitnya matahari dari arah barat
8. Api yang keluar dari arah negeri Yaman
C. Iman Kepada Qada’ Dan Qadar
1. Pengertian Qada Dan Qadar

Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan
dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’ menurut bahasa
artinya Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk-Nya
yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan
atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran.
Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah
ditentuan sebelumnya. Qada’ dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut
dengan takdir. Jadi, Iman kepa qada’ dan qadar adalah percaya sepenuh hati
bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini,
semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali

2. Macam – Macam Qada dan Qadar


Takdir terbagi menjadi dua bagian,yakni:
a. Takdir Mu’allaq

Takdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya yang memungkinkan
dapat berubah karena usaha dan ikhtiar manusia

b. Taqdir Mubram

Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan
kejadiannya. Contohnya nasib manusia, lahir, kematian, jodoh, rizkinya, dan
terjadinya kiamat dan sebagainya

D. Dalil Naqli dan Dalil Aqli


1. Pengertian Dalil Naqli Dan Aqli

Dalil naqli ialah dalil yang bersumber dari ayat Al-Qur’an dan
sunnah Rasululloh SAW. Sedangkan dalil naqli ialah dalil yang berdasarkan
akal atau rasio manusia

2. Cara mempergunakan dalil dalam ilmu Tauhid

Madzhab Ahlussunnah wal jamaah mendahulukan atau mengutamakan dalil naqli


daripada aqli. Jika akal manusia diibaratkan mata, maka dalil naqli diibaratkan
pelita. Agar mata tidak tersesat, maka pelita diletakkan di depan kemudian mata
mengikuti pelita. Akal manusia mengikuti dalil Qur’an dan Hadits, bukan Qur’an
dan Hadits yang disesuaikan dengan akal manusia. Rosululloh pernah bersabda “
tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal”. Maksudnya, orang yang berakal
sejatinya pasti menerima agama.

Anda mungkin juga menyukai