KELOMPOK 2
Rukun Iman II (Iman kepada Rasul Allah SWT, Iman kepada Hari
Qiamat, Iman Kepada Qada dan Qadar, Dalil Naqli dan Aqli)
Adapun sifat jaiz para Rasul itu adalah sama seperti sifat manusia pada
umumnya. Bahkan dijadikan contoh bagi sekalian umat manusia, maka
merekapun mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasa, yakni al-a’rodlul
basyariyah, seperti makan, berkeluarga, penat, meninggal, merasa enak dan tidak
enak, sehat dan juga menderita sakit yang tidak mengurangi kedudukannya
sebagai Rasul. Dan sifat-sifat sam’iyat, yaitu hal-hal yang tidak dapat dicapai
dengan akal semata-mata, dan hanya dapat diketahui dari keterangan yang kita
terima dari sumber agama sendiri, yakni dari kitab-kitab Allah dan keterangan-
keterangan para Rasul. Diantara hal-hal yang termasuk di dalam as-sam’iyat
adalah malaikat, kitab-kitab Allah, hari kemudian, dan qadla dan qadar. Termasuk
soal-soal ini juga adalah tentang jin, surga, neraka, hal ikhwal kubur, dan lain
sebagainya.
Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan
dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’ menurut bahasa
artinya Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk-Nya
yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan
atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran.
Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah
ditentuan sebelumnya. Qada’ dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut
dengan takdir. Jadi, Iman kepa qada’ dan qadar adalah percaya sepenuh hati
bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini,
semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali
Takdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya yang memungkinkan
dapat berubah karena usaha dan ikhtiar manusia
b. Taqdir Mubram
Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan
kejadiannya. Contohnya nasib manusia, lahir, kematian, jodoh, rizkinya, dan
terjadinya kiamat dan sebagainya
Dalil naqli ialah dalil yang bersumber dari ayat Al-Qur’an dan
sunnah Rasululloh SAW. Sedangkan dalil naqli ialah dalil yang berdasarkan
akal atau rasio manusia