Anda di halaman 1dari 2

Majas atau gaya bahasa dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk antara lain :

1. Gaya Bahasa Simile atau perumpamaan

Gaya bahasa perumpamaan adalah dua perbandingan dua hal yang pad ahakikatnya berlainan dan yang
sengaja kita anggap sama. Gaya bahasa tersebut antara lain:

a. Suaranya melengking seperti kelana panjang. (hal 9)

b. Pohon-pohon yang bergoyang itu tampak olehnya sebagai kelompok manusia dalam tarian aneh. (hal
159-160)

c. Srintil berlari seperti pipit dikejar alap-alap. (hal 278)

d. Mereka mendengus dan menggeram seperti macan berhasil menerkam menjangan . (hal 141)

2. Gaya bahasa metafora

Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bukan arti sebenarnya melainkan sebagai lukisan yang
berdasarkan persamaan dan perbandingan. Dalam trilogi Ronggeng Dukuh Paruk ditemukan majas
metafora antara lain sebagai berikut:

a. Ketiak daun kelapa. (hal 14)

Baca Juga :Kegiatan 2 Menerangkan Maksud Pengarang terhadap Kehidupan dalam Novel

b. Sorot matanya menyala. (hal 122)

c. Rasus sama-sama berdarah Dukuh Paruk. (hal 274).

. Membuat luka di hati Srintil. (hal 142)

3. Gaya bahasa personifikasi


Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati atau barang
tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.

Contoh majas tersebut dalam novel ronggeng dukuh paruk antara lain sebagai berikut:

a. Ketika angin tenggara menyapu harum bunga kopi yang selalu mekar di musim kemarau. (hal 13)

b. Dalam kerimbunan daun-daunnya yang sedang dipagelarkan harmoni alam. (hal 111)

c. Namun api dan kesumat telah menunjukkan keangkuhannya di dukuh Paruk (hal 260)

Anda mungkin juga menyukai