Disusun Oleh
Aris Kurniawan Wijaya I1C016055
Bellia Hasyim I1C016031
Desy Kartika Sari I1C016021
Diah Ayu Rohmaningtias I1C016067
Dita Pramesti Javani I1C016001
Elok Maulidya I1C016023
Riwayat MRS
Keluhan Utama Sesak nafas selama 15 menit sejak 2 jam yang lalu
Riwayat/Keluhan MRS Sesak nafas berulang 5-6x/hari dipicu perubahan cuaca
dan aktivitas, sesak mengganggu tidur, batuk (+),
dahak putih, demam (-), keringat malam (-), nyeri dada
(-), mual (-), muntah (-)
Riwayat Penyakit Asma sejak 15 tahun yang lalu, sebulan terakhir 8x ke
IGD, HT (-), DM (-)
Riwayat Keluarga Ayah kandung asma, HT (-), DM (-)
Riwayat Lifestyle Senam asma berhenti, merokok (-)
Diagnosa Asma Bronchial
Pemeriksaan Fisik
KU CM, tampak gelish, bicara putus–putus
tapi tuntas 1 kalimat Nilai Normal Keterangan
Tanda TD 120/70 mmHg 100/77 – 134 / 84 Normal
N 118x/menit 60 – 100 Meningkat
Vital
S 36,6°C 36 ° - 37,5° C Normal
RR 27x/menit cepat 12- Meningkat
dalam, menggunakan 20x/menit
otot tambahan sela iga
(GINA, 2018)
C. PENATALAKSANAAN KASUS DAN PEMBAHASAN
a. Subjective
Pasien mengalami sesak nafas selama 15 menit sejak 2 jam yang lalu, sesak
nafas berulang 5-6x per hari, dipicu perubahan cuaca dan aktivitas, sesak
mengganggu tidur, batuk (+).
b. Objective
Pemeriksaan Laboratorium
KU CM, tampak gelish, bicara putus –
putus tapi tuntas 1 kalimat Nilai Normal Keterangan
Tanda TD 120/70 mmHg 100/77 – 134 / 84 Normal
N 118x/menit 60 – 100 Meningkat
Vital
S 36,6°C 36 ° - 37,5° C Normal
RR 27x/menit cepat 12- Meningkat
dalam, menggunakan 20x/menit
otot tambahan sela iga
c. Assessment
Pasien memerlukan terapi untuk mengatasi eksaserbasi akut dan terapi
pemeliharan asma bronchial (GINA, 2018)
d. Plan
a. Tujuan Terapi
1. Mengatasi eksaserbasi akut asma bronkhial
2. Mengendalikan gejala dan menurunkan risiko eksaserbasi
(GINA, 2018)
b. Terapi Non-Farmakologis
1. Pasien dianjurkan untuk menghindari asap rokok
2. Pasien dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik produktif seperti
melakukan kembali kebiasaan senam asma yang sudah berhenti
3. Pasien dianjurkan untuk menghindari pencetus asma seperti alergen
(debu rumah, polutan, kecoa), asap rokok, aktivitas berlebihan dan
stress. Hindari penggunaan obat golongan beta bloker, dan NSAID
4. Pasien membutuhkan terapi oksigen selama dirumah sakit hingga target
saturasi mencapai 93-95%
(
(GINA, 2018 )
c. Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis pasien menggunakan prinsip 4T 1W:
1. Tepat Indikasi
1.1Terapi Eksaserbasi
Berdasarkan tanda dan gejala, serta hasil pemeriksaan fisik dan
thorax maka pasien terindikasi asma bronchial grade moderate sehingga
dapat diberikan terapi SABA (Short Acting B2- Agonis) dan
kortikosteroid untuk eksaserbasi akut (GINA,2018; Ichinose et al, 2011).
(GINA,2018)
2. Tepat Obat
2.1 Terapi untuk mengatasi eksaserbasi akut
Pilihan terapi yang disarankan adalah dua terapi obat, yaitu terapi
SABA dan Kortikosteroid. Terapi SABA yang dapat digunakan untuk
mengatasi asma bronchial adalah albuterol (salbutamol), dipilih
salbutamol karena tidak terdapat perbedaan efikasi yang signifikan
antara salbutamol dengan terbutaline, tetapi salbutamol memiliki harga
yang lebih terjangkau (murah) dibanding terbutaline (NHS, 2011).
3. Tepat Pasien
3.1 Terapi eksaserbasi
Penggunaan inhaler salbutamol tepat digunakan pada pasien yang
mengalami eksaserbasi karena dapat meringankan gejala asma dan
bronkokontriksi. Prednison tepat digunakan untuk pasien yang
mendapatkan pengobatan awal (start treatment) (GINA2018).
(GINA, 2018)
(((GINA,2018)
4.2 Terapi Pemeliharaan
Dosis terapi kombinasi budesonide-formoterol masing-masing 80µg
untuk budesonide dan 4,5 µg untuk formoterol dengan 2 inhalasi 2 kali
sehari (NHLBI, 2007).
(NHLBI, 2007)
5. Waspada ESO
Penggunaan salbutamol, pasien dapat mengalami tremor dan
takikardia. Penggunaan prednisolone, pasien dapat mengalami
hiperglikemi. Pengunaan ICS, pasien dapat mengalami takikardia, sakit
kepala, dan kram (GINA,2018).
Jadwal minum obat untuk pasien Ny. S
Nama Obat Jadwal Minum Jumlah Manfaat Hal yang perlu diperhatikan
KIE
1. Memastikan pasien mengetahui cara penggunaan MDI sebagai berikut :
a. Membuka tutup, dan memegang inhaler bagian atas dengan jari membentuk huruf
'L',
b. Kocok inhaler,
c. Tegakkan kepala ke belakang secara lurus, dan buang nafas secara perlahan,
d. Posisikan inhaler dalam satu jalur ( A atau B optimal, tetapi C dapat dilakukan
bagi orang yang tidak dapat menggunakan posisi A atau B ),
e. Tekan kebawah pada inhaler untuk mengeluarkan obat, kemudian hirup secara
perlahan,
f. Hirup secara perlahan ( 3 hingga 5 detik ),
g. Tahan nafas selama 10 detik agar obat mencapai bagian dalam paru – paru,
h. Ulangi penggunaan seperti langkah awal, dengan memberi jeda selama 1 menit
agar penetrasi obat lebih baik,
i. Penggunaan spacer atau holding chamber dapat dingunakan untuk semua pasien,
khususnya pasien anak dan orang tua.
E. KESIMPULAN
1. Problem medik dengan ditunjukan gejala dan tanda pada pasien sesuai dengan
diagnosa asma bronchial stage moderate.
2. Penatalaksanaan terapi asma bronchial dengan menggunakan terapi eksaserbasi
akut dan terapi pemeliharaan.
3. Penatalaksanaan asma bronchial saat eksaserbasi digunakan SABA berupa
salbutamol 4-10 puff pMDI+spacer dan prednisolon 1 mg/kg dengan jumlah
maksimal 50 mg, sedangkan terapi pemeliharaan digunakan kombinasi low-dose
ICS budesonide dengan formoterol 4 puff / hari.
DAFTAR PUSTAKA