Anda di halaman 1dari 5

Nama : Viony Junia Putri

NIM : 205080200111057

Kelas : P05

No. Absen : 30

Kelompok : 16

TIKET MASUK PRAKTIKUM TINGKAH LAKU IKAN 2020

Tingkah laku ikan ialah cabang ilmu pengetahuan dengan

mengaplikasikan ilmu tersebut untuk kegiatan penangkapan ikan. Tingkah laku

ikan mempelajari hubungan ikan dengan lingkungan habitatnya baik internal dan

eksternal. Yang termasuk pengaruh lingkungan eksternal adalah oksigen,

cahaya, salinitas dan faktor lingkungan lainnya. Yang termasuk faktor internal

adalah kematangan goand serta pertumbuhan. Tingkah laku ikan juga mengacu

pada cara ikan mencari makan, pemijahan, dan cara ikan menghindari ancaman.

Tingkah laku ikan mempelajari respons panca indra ikan terhadap alat

tangkap, serta analisis retina mata ikan terkait dengan respon penglihatan.

Dengan mengetahui tingkah laku ikan tersebut, maka akan mempermudah

kegiatan penangkapan. Kegiatan penangkapan tersebut mulai dari membuat alat

tangkap hingga proses penangkapan. Kita akan bisa menciptakan alat tangkap

sesuai dengan tingkah laku ikan yang tentunya ramah lingkungan. Proses

penangkapan juga akan efisien karena sudah mengetahui tingkah laku ikan yang

hendak ditangkap.
Morfologi ialah cabang kajian linguistik (ilmu bahasa) yang mempelajari

tentang bentuk kata, perubahan kata, dan dampak dari perubahan itu terhadap

arti dan kelas kata (Mulyana, 2007 : 6). Secara etimologi kata morfologi berasal

dari kata morf yang berarti bentuk dan kata logi yang berarti ilmu. Jadi, secara

harfiah kata morfologi berarti ilmu mengenai bentuk. Di dalam kajian linguistik,

morfologi berarti cabang ilmu bahasa yang seluk-beluk bentuk kata dan

perubahannya serta dampak dari perubahan itu terhadap arti (makna) dan kelas

kata. Ramlan (1987 : 21) menjelaskan morfologi sebagai bagian dari ilmu bahasa

yang bidangnya menyelidiki seluk-beluk bentuk kata, dan kemungkinan adanya

perubahan golongan dari arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk

kata. Golongan kata sepeda tidak sama dengan golongan kata bersepeda. Kata

sepeda termasuk golongan kata nominal, sedangkan kata bersepeda termasuk

golongan kata verbal.

Pengertian lain menyatakan bahwa morfologi adalah cabang linguistik

yang membicarakan atau mengidentifikasi seluk beluk pembentukan kata

(Nurhayati, 2001 : 2). Disamping bidangnya yang utama menyelidiki seluk beluk

bentuk kata, morfologi juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan

golongan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata. Misalnya,

bersepeda dan sepeda. Sepeda artinya benda yang memilki roda dua yang

dijalankan dengan cara dikayuh. Bersepeda artinya kegiatan menggunakan

sepeda. Kedua kata tersebut hampir sama namum artinya berbeda. Jadi arti atau

makna suatu kata hanya bisa diartikan satu-persatu tergantung asal-usulnya.


Gonad adalah organ reproduksi pada ikan yang terltak di samping kanan

dan kiri gelembung renang, di bawah vertebrae, dan di atas saluran pencernaan.

Ikan jantan memiliki organ reproduksi berupa testis yang menghasilkan

spermatozoa. Ikan betina mempunyai organ reproduksi berupa ovarium unluk

menghasilkan telur (Effendie, 2002). Ikan yang mempunyai sifat heteroseksual,

yang berarti organ reproduksi jantan dan betina berada di individu yang berbeda

(satu individu hanya mempunyai organ reproduksi). Selain itu ikan juga bersifat

hermafrodit yang berarti dalam satu individu terdapat dua organ reproduksi (testis

dan ovarium).

Perkembangan organ reproduksi (gonad) secara garis besar dibagi 2

tahap yaitu, tahap perkembangan dan tahap pematangan. Tahap pertama,

berlangsung sejak telur menetas atau lahir hingga mencapai dewasa. Tahap

kedua, berlangsung setelah ikan dewasa. Proses kedua akan terus berlangsung

dan berkesinambungan selama fungsi reproduksi berjalan normal (Lagler et all,

1977). Perkembangan gonad ikan sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas

makanan yang dimakan serta kondisi lingkungan seperti suhu.

Euryphagic merupakan kelompok ikan pemakan berbagai macam

makanan. Menurut Nikolsky, 1963 menyatakan bahwa kebiasaan makanan ikan

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain habitat, ukuran dan umur ikan,

periode harian mencari makanan, serta kompetitor. Makanan ikan dapat

dibedakan menjadi 3, yaitu, makanan utama, makanan pengganti, daan

makanan tambahan. Makanan utama dalah makanan yang dikonsumsi dalam

jumlah yang cukup besar. Makanan pelengkap adalah makanan yang dikonsumsi

dalam jumlah yang lebih sedikit. Makanan tambahan yaitu makanan yang

dikonsumsi dalam jumlah sangat sedikit. Selain itu, juga terdapat makanan
pengganti yaitu makanan yang hanya dikonsumsi jika makanan utama tidak

tersedia.

Jenis-jenis makanan ikan berupa makanan nabati, hewani, campuran,

plankton, detritus. Jadi euryphagic berarti memakan jenis-jenis makanan

tersebut. Tidak ada makanan utama, pelengkap, tambahan, ataupun pengganti.

Euryphagic cenderung memakan semuanya sesuai ketersediaan pada

habitatnya. Persaingan dalam hal makanan, baik antara spesies maupun antara

individu dalam spesies yang sama akan mengurangi persediaan makanan.

Shoaling terjadi dikarenakan adanya pengaruh perubahan kedalaman

dasar laut. Shoaling mempunyai fungsi yang sama dengan refraksi gelombang

yaitu untuk menentukan tinggi gelombang di suatu tempat berdasarkan

karakteristik gelombang datang (Triatmodjo, 1999). Pendapat lain mengenai

shoaling adalah proses dimana terjadi kenaikkan tinggi suatu gelombang akibat

gelombang tersebut memasuki kawasan perairan yang lebih dangkal. Tinggi

gelombang bisa meningkat lebih dari dua kali amplitudo awal. Karena adanya

perubahan kedalaman tersebut, maka terjadi perubahan kecepatan gelombang.

Kecepatan gelombang tersebut menurun, sehingga berada pada posisi

stasioner.

Keadaan ini harus diimbangi oleh kepadatan energi yang meningkat.

Meningkatnya kepadatan energi inilah yang menyebabkan meningkatnya

ketinggian gelombang.Jadi shoaling adalah proses pendangkalan gelombang

yang terjadi akibat berkurangnya tinggi gelombang akibat perubahan kedalaman.

Pada saat kedalaman dasar laut berkurang, maka kecepatan gerak gelombang

juga ikut berkurang. Shoaling dapat menentukan tinggi gelombang disuatu

tempat berdasarkan karakteristik gelombang datang.


DAFTAR PUSTAKA

Chairunnisa, S., et all. (2018). STUDI TINGKAH LAKU IKAN TERHADAP

PROTOTYPE AUTO-LION (SKALA LABORATORIUM) Study of Fish Behavior

with AUTO-LION Prototype,(Laboratorium Scale). Marine Fisheries: Journal of

Marine Fisheries Technology and Management, 9(1), 55-63.

Santoso, J. Pengertian Morfologi dan Ruang Lingkupnya.

Hendri, A., & Baihaqi, B. (2015). TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN

KERLING JANTAN, Tor tambroides,(Cyprinidae) YANG TERTANGKAP DI

DAERAH ALIRAN SUNGAI JAMBAK KABUPATEN ACEH BARAT:

PENDEKATAN HISTOLOGI. JURNAL PERIKANAN TROPIS, 2(2).

Sjafei, D. S., Affandi, R., & Fauziah, R. (2017). STUDI MAKANAN IKAN LUNDU

(Arius maculatus Thunberg, 1792) DI PANTAI MAYANGAN, JAWA BARAT

[Study on Food of Catfish, Arius maculatus Thunberg, 1792 in Mayangan

Coastal, West Java]. Jurnal Iktiologi Indonesia, 4(1), 15-23.

Rafandi, T., Widada, S., & Atmodjo, W. (2013). Analisis Refraksi dan Efek

Pendangkalan (Shoaling) Gelombang terhadap penambahan Panjang Pemecah

Gelombang pada Mulut Pelabuhan Tanjung Adikarta Glagah Yogyakarta. Journal

of Oceanography, 2(2), 189-197.

Anda mungkin juga menyukai