Linda Latri Djabumir (2017-30-197) Tugas Akuntansi Forensik Pertemuan Ke 4
Linda Latri Djabumir (2017-30-197) Tugas Akuntansi Forensik Pertemuan Ke 4
TUGAS
Di Susun oleh
Nim : 201730197
KATA PENGANTAR
Saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan Maha Esa kerena Rahmatnya saya dapat
menyelasaikan Tugas Ringkasan Akuntansi forensic ini dengan baik. di mana Makalah ini saya
menggunakan Pemikiran saya sendiri dalam menanggapi kasus-kasus yang ditayangkan dalam
2017-30-197
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………………………………………
…………………………….
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………………………………………………………
………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………..
………………………………………………………………………………………………………
………….
………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
………………………………………………………………………………………………………
………………………..
………………………………………………………………………………………………………
……………………………….
III.I Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
…………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Fraud adalah tindakan curang yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga menguntungkan diri
Korupsi Menurut Ahli Ekonomi Para ahli ekonomi menggunakan definisi yang lebih konkret.
kontraprestasi, imbalan materi atau nonmateri), yang terjadi secara diam-diam dan sukarela, yang
melanggar norma-norma yang berlaku, dan setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau
wewenang yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.
Dalam pendekatan sosiologi, definisi korupsi yang lazim dipergunakan adalah “penyalahgunaan
wewenang pejabat untuk keuntungan pribadi” (“the abuse of public power for private gain”)
Kasus fraud dan korupsi yang dilakukan keluarga cendana merupakan suatu tindakan yang
1, Apakah kejahatan dalam video dapat dapat dijerat dengan hukum yang berlaku di Indonesia?
3. Bagaimana pandangan penulis terkait kasus korupsi soeharto dan keluarganya di dalam
tinjauan sosiologi?
I.III Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca dapat memahami kasus-kasus yang ada dengan pandangan hukum serta
2. Agar pembaca dapat mendaptkan pandangan terkait kasus-kasus yang ada dengan tinjauan
sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN
JAWABAN NOMOR 1.
penyalahgunaan wewenang yang membawa kerugian keuangan negara (korupsi) bukan lagi hanya
sebuah opini, melainkan sudah menjadi keputusan hukum negara," kata ahli hukum tata negara, Bayu
Dwi Anggono.
Bayu bicara bukannya tanpa bukti. Sebab, sudah banyak keputusan hukum oleh negara, baik berupa Tap
MPR maupun putusan pengadilan yang di dalamnya telah menyebut bahwa selama pemerintahan
1. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi,
"Secara jelas dalam bagian menimbang menyebutkan bahwa dalam penyelenggaraan negara selama era
Orde Baru telah terjadi praktik-praktik usaha yang lebih menguntungkan sekelompok tertentu yang
menyuburkan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang melibatkan para pejabat negara dengan para
pengusaha sehingga merusak sendi-sendi penyelenggaraan negara dalam berbagai aspek kehidupan
nasional,"
2. Pasal 4 Tap MPR XI/MPR/1998 berisi perintah negara untuk melakukan penegakan hukum terhadap
Soeharto, yaitu upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme harus dilakukan secara tegas
terhadap siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga dan kroninya, maupun
3. Pada 31 Maret 2000, kejaksaan menetapkan Soeharto sebagai tersangka atas dugaan korupsi tujuh
yayasan yang dipimpinnya. Kemudian, pada Agustus 2000, perkara masuk tahap persidangan.
Mengingat upaya menghadirkan Soeharto dalam persidangan selalu gagal, maka pada 11 Mei 2006
kejaksaan memilih menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan Soeharto karena perkara
ditutup demi hukum, yaitu gangguan kesehatan permanen pada Soeharto sehingga persidangan tidak
mungkin dilanjutkan.
4. Pada 9 Juli 2007, Kejaksaan Agung menggugat Soeharto secara perdata. Yayasan Supersemar
termasuk yang digugat jaksa. Hasilnya, pengadilan melalui berbagai putusan mulai Putusan PN sampai
putusan peninjauan kembali (PK) menyatakan Yayasan Supersemar terbukti telah melakukan perbuatan
melawan hukum. MA menghukum Yayasan Supersemar mengembalikan dana sebesar Rp 4,4 triliun ke
negara.
"Jumlah tersebut merupakan total dana yang diselewengkan yayasan yang diketuai Soeharto sejak 1974
5. Dalam putusannya, MA tegas menyatakan bahwa Soeharto selaku Ketua Yayasan Supersemar
melakukan perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian keuangan negara. Dana negara yang
masuk ke kas Yayasan Supersemar oleh Soeharto dibelokkan di luar tujuan pendidikan dan disalurkan ke
kroninya
"Dengan telah jelasnya putusan negara, baik dalam bentuk Tap MPR maupun putusan pengadilan, maka
sebenarnya tidak perlu lagi perdebatan perihal terbukti-tidaknya Soeharto melakukan praktik
penyalahgunaan wewenang yang merugikan keuangan negara. Justru saat ini semua kelompok
masyarakat seharusnya bersatu untuk mencegah agar segala bentuk penyelewengan selama masa
JAWABAN NOMOR 2.
Dalam kasus ini keluarga cendana sudah melanggar sistem Fraud Tree dimana keluarga cendana
dimana dalam pandangan fraud tree ini merupakan pemalsuan dan penyampaian laporan
Dengan kekuasaan yang ada sehingga keluarga cendana dengan lancarnya mencuri Asset negara
dengan berbagai cara yaitu dengan membangun Yayasan seakan-akan merupakan Yayasan
bayangan mengapa ? karna merupakan sarana untuk keluarga cendana mengeluarkan dana secara
Dengan adanya kasus seperti ini diharapkan agar semua auditor harus lebih berhati-hati dan
independensi dalam menjalankan Tugas sehingga dapat lebih teliti dalam mendapatkan fraud.
Fraud tree yang dibuat ACFE sangat bermanfaat, Fraud tree memetakan fraud dalam lingkungan
kerja. Peta ini membantu akuntan forensik mengenali dan mendiagnosis fraud yang terjadi. Ada
gejala-gejala “penyakit” farud yang dalam auditing dikenal sebagai red flags. Dengan memahami
gejala-gejala ini dan menguasai teknik-teknik audit investigatif, akuntan forensic dapat
Sehingga dalam pandangan fraud ini diharapkan agar semua yang dijelaskan di atas dapat
JAWABAN NOMOR 3.
Terlepas dari apa yang sudah dilakukan oleh soeharto dan keluarganya maka pendapat saya
penyebab dari korupsi itu sendiri, faktor penyebab orang melakukan korupsi
disebabkan dua faktor yaitu faktor ekstern dan faktor intern. Faktor ekstern berasal
dari ketidakpuasan orang tersebut atas harta yang dimiliknya juga karena kebutuhan
ekonomi, dan faktor intern yaitu moral dari orang itu sendiri.
Dari sinilah perlu kerja keras pejabat pemberantasan serta diiringi dengan peran
penting sosiologi dalam memberantas tindak pidana korupsi tersebut. Sanksi yang
lemah dan penerapan hukum yg tidak konsisten masih mewarnai penegakan hukum
Jika Indonesia benar-benar ingin memberantas korupsi maka dimulai dari moral
yang baik bagi setiap masyarakat Indonesia, terutama moral para pejabat negara
Dari segi Perspektif saya yaitu Beberapa Faktor yang membuat keluarga cendana melakukan
Fraud yaitu salah satunya seperti NAFSU dimana kenginan mereka yang ingin memuaskan
nafsu mereka sehingga berdampak bagi negara dan masyarakat Indonesia merupakan tindakan
kasus yang dilakukan oleh keluarga cendana ini merupakan kasus yang sangat luas dimana kita
saya harap dengan kasus seperti ini yang sudah terjadi maka diarapkan agar berpartispasi dalam
menghilangkan gejala seperti ini karna dapat merugikan masa depan bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Dengan terselesainya makalah ini maka diharapkan agar pembaca dapat memahami Fraud yang
ada dan dapat mengetahui akibat fraud bagi negara yaitu dengan melihat kasus-kasus yang ada
dengan menjadikan pedoman dalam hidup untuk menghindari fraud yang berdampak negatif.