Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG HUKUM

DOSEN PEMBIMBING

Bahrul Ulum A., SH.MH

DISUSUN OLEH

Afiar Dzaky Khairullah 185010107111138

Ainul Fuaadi 195010100111217

Muhammad Raditya A. 195010100111218

Zulfikar Muhammad A. 195010101111155

Ramadhan Santoso 195010107111204

Muhammad Irfan 195010107111205

Rivaldo Daffa Bernezza 195010107111209

Firdaus Izza Prayuda 195010107111210

Vito Jeremy Wily S. 195010107111212

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
sayamampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir
semester dari mata kuliah Hukum dengan judul “Kesadaran Masyarakat
Terhadap Hukum”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Malang, 14 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................ii

Daftar Tabel.................................................................................................iii

BAB I..............................................................................................................

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………

1.2 RumusanMasalah…………………………………………………………..

1.3 Tujuan………………………………………………………………………

BAB II.............................................................................................................

Pembahasan.....................................................................................................

2.1 Hakikat Kesadaran Hukum Masyarakat....................................................

2.2 Kondisi Kesadaran Hukum Masyarakat....................................................

2.3 Cara-Cara Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat........................

BAB III…………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………

Daftar Pustaka.....................................................................................………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelaksanaan hukum di Indonesia sudah tidak tentu arah, seakan sudah tidak
memiliki hukum. Hukum yang sudah di buat oleh pihak legislative pun seakan
hanya sebuah catatan yang dibukukan. Pelanggaran-pelanggaran semakin marak
terjadi namun hukum seperti takut untuk melakukan tugasnya. Kesadaran
masyarakat akan hukum pum menjadi kian merosot. Dan menganggap hukum
yang dibuat hanya untuk dilanggar.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan mengacu pada latar belakang permasalahan di atas, penulisan
makalah ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah, sebagai berikut :
 Bagaimana hakikat kesadaran hukum masyarakat ?
 Bagaimana kondisi kesadaran hukum masyarakat sekarang ini ?
 Bagaimana meningkatkan kesadaran hukum ?

1.3 Tujuan
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk menjelaskan rumusan masalah,
sebagai berikut :
 Menjelaskan tentang hakikat kesadaran hukum masyarakat

 Menjelaskan tentang kondisi kesadaran hukum masyarakat sekarang ini


 Memaparkan cara-cara untuk meningkatkan kesadaran hukum
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Kesadaran Hukum Masyarakat


Kesadaran hukum dengan hukum itu mempunyai kaitan yang erat sekali.
Kesadaran hukum merupakan faktor dalam penemuan hukum. Bahkan Krabbe
menyatakan bahwa sumber segala hukum adalah kesadaran hukum. Dengan
begitu maka yang disebut hukum hanyalah yang memenuhi kesadaran hukum
kebanyakan orang, maka undang-undang yang tidak sesuai dengan kesadaran
hukum kebanyakan orang akan kehilangan kekuatan mengikat.

Sudikno Mertokusumo dalam buku Bunga Rampai Ilmu Hukum


mengatakan :
Kesadaran hukum adalah kesadaran tentang apa yang seyogyanya kita lakukan
atau perbuat atau yang seyogyanya tidak kita lakukan atau perbuat terutama
terhadap orang lain. Kesadaran hukum mengandung sikap toleransi.

Dapat disimpulkan bahwa kesdaran hukum merupakan cara pandang


masyarakat terhadap hukum itu, apa yang seharusnya dilakukan dan tidak
dilakukan terhadap hukum, serta penghormatan terhadap hak-hak orang lain
(tenggang rasa). Ini berarti bahwa dalam kesadaran hukum mengandung sikap
toleransi.

Dalam kenyataanya ada beberapa hal secara include perlu ditekankan


dalam pengertian kesadaran hukum; pertama, kesadaran tentang ‘apa itu
hukum’ berarti kesadaran bahwa hukum itu merupakan perlindungan
kepentingan manusia. Karena pada prinsipnya hukum merupakan kaedah yang
fungsinya untuk melindungi kepentingan manusia.
Pada hakekatnya kesadaran hukum masyarakat tidak lain merupakan
pandangan-pandangan yang hidup dalam masyarakat tentang apa hukum itu.
Pandangan-pandangan yang hidup di dalam masyarakat bukanlah semata-mata
hanya merupakan produk pertimbangan-pertimbangan menurut akal saja, akan
tetapi berkembang di bawah pengaruh beberapa faktor seperti agama, ekonomi
poliitik dan sebagainya Sebagai pandangan hidup didalam masyarakat maka
tidak bersifat perorangan atau subjektif, akan tetapi merupakan resultante dari
kesadaran hukum yang bersifat subjektif.

Kedua, kesadarn tentang ‘kewajiban hukum kita terhadap orang lain’


berarti dalam melaksanakan hak akan hukum kita dibatasi oleh hakmorang lain
terhadap hukum itu. Dengan begitu dalam kesadaran hukum menganut sikap
tenggang rasa/toleransi, yaitu seseorang harus menghormati dan memperhatikan
kepentingan orang lain, dan terutama tidak merugikan orang lain.

Ketiga, kesadaran tentang adanya atau terjadinya ‘tindak hukum’


berarti bahwa tentang kesadaran hukum itu baru dipersoalkan atau dibicarakan
dalam media elektronik kalau terjadi pelanggaran hokum seperti : pembunuhan,
pemerkosaan, terorisme,KKN dan lain sebagainya.

Hukum baru dipersoalkan apabila justru hukum tidak terjadi, apabila


hukum tidak ada.(onrecht) atau kebatilan. Kalau segala sesuatu berlangsung
dengan tertib maka tidak akan ada orang mempersoalkan tentang hukum. Baru
kalau terjadi pelanggaran, sengketa, bentrokan atau “conflict of human interest”,
maka dipersoalkan apa hukumnya, siapa yang berhak, siapa yang benar dan
sebagainya. Dengan demikian pula kiranya dengan kesadaran hukum.

Dengan demikian jelas bahwa kesadaran hukum pada hakekatnya


bukanlah kesadaran akan hukum, tetapi terutama adalah kesadaran akan adanya
atau terjadinya “tidak hukum” atau “onrecht”.[9] Memang kenyataannya ialah
bahwa tentang kesadaran hukum itu baru dipersoalkan atau ramai dibicarakan
dan dihebohkan didalam media massa kalau kesadaran hukum itu merosot
atau tidak ada, kalau terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum,seperti : pemalsuan
ijazah, pembunuhan, korupsi, pungli, penodongan dan sebagainya.

2.2 Kondisi Kesadaran Hukum Masyarakat


kondisi suatu masyarakat terhadap kesadaran hukum dapat kita kemukakan
galam beberapa parameter, antara lain: ditinjau dari segi bentuk pelanggaran,
segi pelaksanaan hukum, segi jurnalistik, dan dari segi hukum.

A. Tinjauan bentuk pelanggaran


Bentuk-bentuk pelanggaran yang lagi marak belakangan ini meliputi tindak
kriminalitas, pelanggaran lalu lintas oleh para pengguna motor, pelanggaran
HAM, tindak anarkis dan terorisme, KKN dan penyalahdunaan hak dan
wewenang, pemerkosaan dan lain sebagainya.

B. Tinjauan Pelaksanaan Hukum


Pelaksanaan hukum sekarang ini dapat dikatakan tidak ada ketegasan sikap
terhadap pelanggaran-pelanggaran hukum tersebut. Indicator yang dapat
dijadikan parameter adalah banyaknya kasus yang tertunda dan bahkan tidak
surut, laporan-laporan dari masyarakat tentang terjadinya pelanggaran kurang
ditanggapi.

Bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelaksanaan hukum hanya


berpihak pada mereka yang secara financial mampu memberikan nilai lebih dan
jaminan. Terbukti sekarang dengan adanya auditisasi pada setiap departemen
dan menjaring setiap pejabat terbukti korupsi.

C. Tinjauan Jurnalistik
Peristiwa-peristiwa pelanggaran maupun pelaksanaan hukum hamper
setiap hari dapat dibaca di media cetak dan elektronik, ataupun diakses melalui
internet. Memang harus kita akui bahwa jurnalistik terkadang mengusung
sensasi dalam pemberitaan, karena sensasi menarik perhatian pembaca dan
berita tentang pelanggaran hokum dan peradilan selalu menarik perhatian.

D. Tinjauan Hukum
Ditinjau dari segi hukum, maka dengan makin banyak pemberitaan
tentang pelanggaran hukum, kejahatan, dan kebathilan berarti kesadaran akan
banyak terjadinya “onrecht”. Hal ini juga memberikan implikasi makin
berkurangnya toleransi dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kesadaran hukum masyarakat sekarang ini menurun, yang mau tidak mau
mengakibatkan merosotnya kewibawaan masyarakat juga.

Menurut Sudikno Mertokusumo, kesadaran hukum yang rendah


cenderung pada pelanggaran hukum, sedangkan makin tinggi kesadaran hukum
seseorang makin tinggi ketaatan hukumnya.

Mengingat bahwa hukum adalah perlindungan terhadap kepentingan


manusia, maka menurunnya kesadaran hukum masyarakat disebabkan karena
orang tidak melihat atau menyadari bahwa hukum melindungi kepentingannya,
tidak adanya atau kurangnya pengawasan pada petugas penegak hukum, sistem
pendidikan yang kurang menaruh perhatiannya dalam menanamkan pengertian
tentang kesadaran hukum. Soerjono Soekanto, menambahkan bahwa menurunya
kesadaran hukum masyarakat disebabkan juga karena para pejabat kurnag
menyadari akan kewajibannya untuk memelihara hukum dan kurangnya
pengertian akan tujuan serta fungsi pembangunan.

2.3 Cara-Cara Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat


Kita harus menyadari bahwa setelah mengetahui kesadaran hukum
masyarakat dewasa ini, yang menjadi tujuan kita hakikatnya bukanlah semata-
mata sekedar meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, tetapi juga
membina kesadaran hukum masyarakat.

Peningkatan kesadaran hukum masyarakat pada dasarnya dapat dilakukan


melalui dua cara, yaitu dalam bentuk tindakan (action) dan pendidikan
(education).[13] Berikut penjelasannya :

A. Tindakan (action)
Tindakan penyadaran hukum pada masyarakat dapat dilakukan berupa
tidakan drastik, yaitu dengan memperberat ancaman hukuman atau dengan lebih
mangetatkan pengawasan ketaatan warga negara terhadap undang-undang. Cara
ini bersifat isidentil dan kejutan dan bukan merupakan tindakan yang tepat untuk
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat

B. Pendidikan (education)
Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun nonformal. Hal
yang perlu diperhatikan dan ditanamkan dalam pendidikan formal/nonformal
adalah pada pokoknya tentang bagaimana menjadi warganegara yang baik,
tentang apa hak serta kewajiban seorang warga negara.

Menanamkan kesadaran hukum berarti menanamkan nilai-nilai kebudayaan.


Dan nilai-nilai kebudayaan dapat dicapai dengan pendidikan. Oleh karena itu
setelah mengetahui kemungkinan sebab-sebab merosotnya kesadaran hukum
masyarakat usaha pembinaan yang efektif dan efesien ialah dengan pendidikan.

1. Pendidikan formal
Pendidikan sekolah merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pendidikan kesadaran hukum di sekolah harus
dilakukan dari tingkat rendah/ TK sampai jenjang pendidikan tinggi ( perguruan
tinggi ).

1.a Tingkat TK
Di Taman Kanak-kanak sudah tentu tidak mungkin ditanamkan pengertian-
pengertian abstrak tentang hukum atau disuruh menghafalkan undang-undang.
Yang harus ditanamkan kepada murid Taman Kanak-kanak ialah bagaimana
berbuat baik terhadap teman sekelas atau orang lain, bagaimana mentaati
peraturan-peraturan yang dibuat oleh sekolah.[14]

Yang penting dalam pendidikan di Taman Kanak-kanak ialah menanamkan


pada anak-anak pengertian bahwa setiap orang harus berbuat baik dan bahwa
larangan-larangan tidak boleh dilanggar dan si pelanggar pasti menerima
akibatnya

1.b Tingkat SD, SMP, dan SMA


Pada tingkat ini perlu ditanamkan lebih intensif lagi: hak dan kewajiban
warga negara Indonesia, susunan negara kita, Pancasila dan Undang-undang
Dasar, pasal-pasal yang penting dari KUHP, bagaimana cara memperoleh
perlindungan hukum. Perlu diadakan peraturan-peraturan sekolah. Setiap
pelanggar harus ditindak. Untuk itu dan juga untuk menanamkan ”sense of
justice” pada murid-murid perlu dibentuk suatu ”dewan murid” dengan
pengawasan guru yang akan mengadili pelanggar-pelanggar terhadap peraturan
sekolah. Di samping buku pelajaran yang berhubungan dengan kesadaran
hukum perlu diterbitkan juga buku-buku bacaan yang berisi cerita-cerita yang
heroik.[15]

Secara periodik perlu diadakan kampanye dalam bentuk pekan (pekan


kesadaran hukum, pekan lalu lintas dan sebagainya) yang diisi dengan
perlombaan-perlombaan (lomba mengarang, lomba membuat motto yang ada
hubungannya dengan kesadaran hukum), pemilihan warga negara teladan
terutama dihubungkan dengan ketaatan mematuhi peraturan-peraturan.
1.c Tingkat Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Hukum mempunyi peranan
penting dalam hal meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, karena di
dalanya menghasilkan orang-orang yang memiliki pendidikan hukum yang
tinggi.

2. Pendidikan Non Formal


Pendidikan non formal ditujukan kepada masyarakat luas meliputi segala
lapisan dalam masyarakat. Pedidikan non formal dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain : penyuluhan hukum, kampanye,dan pameran. Berikut
penjelasannya :

2.a Penyuluhan Hukum


Penyuluhan hukum adakah kegiatan untuk meningkatkan kesadaran hukum
masyarakat berupa penyampaian dan penjelasan peraturan hukum kepada
masyarakat dalam suasana informal agar setiap masyarakat mengetahui dan
memahami apa yang menjadi hak, kewajiban dan wewenangnya, sehingga
tercipta sikap dan prilaku berdasarkan hukum, yakni disamping mengetahui,
memahami, menghayati sekaligus mematuhi /mentaatinya.[16]

Penyuluhan hukum dapat dilakukan melalui dua cara : pertama, penyuluhan


hukum langsung yaitu kegiatan penyuluhan hukum berhadapan dengan
masyarakat yang disuluh, dapat berdialog dan bersambung rasa misalnya :
ceramah, diskusi, temu, simulasi dan sebagainya. Kedua, penyuluhan hukum
tidak langsung yaitu kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan tidak
berhadapan dengan masyarakat yang disuluh, melainkan melalui
media/perantara,seperti : radio, televisi, video, majalah, surat kabar, film,dan
lain sebagainya.

Penyuluhan hukum yang tidak langdung dalam bentuk bahan bacaan,


terutama ceritera bergambar atau strip yang bersifat heroik akan sangat
membantu dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Buku pengangan
yang berisi tentang hak dan kewajiban warga negara Indonesia, susunan negara
kita, Pancasila dan \Undang-undang Dasar, pasa-pasal yang penting dalam
KUHP, bagaimana caranya memperoleh perlindungan hukum perlu diterbitkan.
[17]

Penyuluhan hukum bertujuan untuk mencapai kesadaran hukum yang tinggi


dalam masyarakat, sehingga setiap anggota masyarakat menyadari hak dan
kewajibannya sebagai warga Negara, dalam rangka tegaknya hukum, keadilan,
perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia, ketertiban, ketentraman,
dan terbentuknya perilaku warga negara yang taat pada hukum.[18]

2.b Kampanye
Kampanye peningkatan kesadaran hukum masyarakat dilakukan secara
ajeg yang diisi dengan kegiatan-kegiatan yang disusun dan
direncanakan,seperti : ceramah, berbagai macam perlombaan, pemilihan warga
negara teladan dan lain sebagainya.

2.c Pameran
Suatu pameran mempunyai fungsi yang informatif edukatif. Maka tidak
dapat disangkal peranannya yang positif dalam meningkatkan dan membina
kesadaran hukum masyarakat. Dalam pameran hendaknya disediakan buku
vademecum, brochure serta leaflets di samping diperlihatkan film, slide,VCD
dan sebagainya yang merupakan visualisasi kesadaran hukum yang akan
memiliki daya tarik masyarakat yang besar.[19]

Dan pada akhirnya dalam upaya mensukseskan peningkatan kesadaran


hukum masyarakat masih diperlukan partisipasi dari para pejabat dan pemimpin-
pemimpin.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesadaran hukum merupakan cara pandang masyarakat terhadap hukum,
apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan terhadap hukum, serta
penghormatan terhadap hak-hak orang lain. Kondisi kesadaran hukum
masyarakat gapat ditinjau dari empat parameter (dari segi
pelanggaran,pelaksanaan hukum,jurnalistik dan dari segi hukum). Pandangan
tersebut bukan hanya pertimbangan semata yang bersifat objektif. Kesadaran
hukum bukan hanya untuk dipahami dan ditingkatkan melainkan juga harus kita
bina agar terbentuk suatu warga negara yang taat pada hukum. Maka dari itu
dibutuhkan suatu pendidikan gan penyuluhan hukum.
Daftar Pustaka

Titik Triwulan Tutik. 2006. Pengantar Ilmu Hukum. Surabaya : PT. Prestasi
Pustaka.
Van aveldoorn. 1996. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta : PT.Pradanya Paramita.
Soeroso,R. 1993. Pegantar Ilmu Hukum. Jakarta : PT. Sinar Grafika.
http://www.google.com// kesadaran hukum dalam masyarakat.com
http://www.google.com// penyuluhan hukum.com
http://www.goole.com// pendidikan hukum.com

Anda mungkin juga menyukai