PENDAHULUAN
Keluarga berdasarkan teori keluarga itu dipandang sebagai suatu hubungan saling
ketergantungan dan saling keterikatan. Antar anggota keluarga memiliki rasa kasih sayang yang
kuat dan saling memiliki, bahkan ketika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, anggota
keluarga yang lain akan merasakan kesedihan dan selalu mendampingi supaya cepat sembuh
(Gavaghan & Carroll, 2009).
FCMC merupakan pemberian asuhan kepada wanita dan keluarganya pada saat
kehamilan, kelahiran, post partum dan perawatan bayi yang dimasukan ke dalam siklus
kehidupan keluarga sebagai peristiwa normal dan sehat. Melalui pendekatan FMCM, peran
keluarga dikenali dan di hargai keterlibatannya, keluarga diberikan dorongan untuk mengenali
dan membangun kekuatannya, serta memungkinkan keluarga untuk membuat keputusan terbaik
dalam perawatan ibu hamil.
Cara pandang dasar dalam melihat suatu permasalahan dalam suatu disiplin. ilmu disebut
dengan paradigma. Paradigma juga sering diartikan sebagai suatu perangkat bantuan yang
memiliki nilai dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara
pandang dasar dalam melihat, memikirkan, menentukan makna serta menyikapi dan memilih
tindakan dalam menyelesaikan masalah kehidupan manusia (Poerwanto,1997).
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami konsep Family Centered Maternity Care
2. Mengetahui aspek-aspek penting dalam Family Centered Maternity Care
3. Mengetahui falsafah dari Family Centered Maternity Care
4. Mengetahui bentuk tindakan dalam Family Centered Maternity Care
5. Mengetahui model konseptual dari Ernestine Wiedenbach
2
BAB II
PEMBAHASAN
Family Centered Maternity Care (FCMC) merupakan pemberian asuhan kepada wanita
dan keluarganya pada saat kehamilan, kelahiran, post partum dan perawatan bayi yang
dimasukan ke dalam siklus kehidupan keluarga sebagai peristiwa normal dan sehat. Sebagaimana
yang dikutip menurut( Phillips 2003) ”Family centered maternity care is a way providing care for
women and their families that integrates pregnancy, childbirth, post partum and infant care into
the continuum of the family life cycle as a normal, healthy live event ” Pemberian asuhan FCMC
didasarkan pada kepercayaan bahwa kelahiran itu proses natural yang membutuhkan intervensi
yang minimal dan selektif, sehingga menghasilkan kualitas yang sangat tinggi dengan biaya
perawatan yang rendah. Sesuai dengan kutipan menurut Phillips 2003 “Providing family
centered-maternity care, based on the belief that birth is a natural process requiring minimal and
selective intervention, in general results in the highest quality low-cost care” Simpson Knox,
1999 dalam Phillips, 2003 Perawatan ibu-bayi merupakan bentuk lain perawatan yang berpusat
pada keluarga. Perawatan ibu dan bayi diberikan oleh perawat yang mendukung kesatuan
keluarga. Orang tua lebih memiliki rasa percaya diri dalam merawat dan ikatan maternal serta
peran maternal ditingkatkan NAACOG, 1989 dalam Bobak, 2005.
Salah satu metode perawatan yang berpusat pada keluarga adalah memberi fasilitas
ruangan bagi perawatan ibu dan bayi. Bayi ditransfer dari ruangan perawatan transisi jika ada
fasilitas semacam ini pada rumah sakit tersebut setelah menunjukkan adaptasi ekstrauterin yang
memuaskan. Ayah dianjurkan mengunjungi dan berpartisipasi dalam perawatan bayi. Saudara
kandung dan kakek-nenek juga dianjurkan melakukan kunjungan dan mengenali bayi. Banyak
rumah sakit yang menyediakan unit bersalin keluarga, ibu ditemani ayah sewaktu melahirkan
bayi dan mereka bertiga tinggal bersama sampai keluar dari rumah sakit. Petugas kesehatan,
dokter dan perawat memberikan perawatan yang diperlukan Bobak, 2005.
Dengan perawatan berpusat pada keluarga, suami, kakek, nenek, saudara kandung dan
teman-teman boleh hadir saat ibu bersalin dan melahirkan. Ayah boleh mengikuti proses
kelahiran sesaria. Neonatus tinggal bersama ibunya dan boleh segera disusui setelah lahir. Kelas-
3
kelas penyuluhan pra kelahiran adalah hal yang umum dan mendorong partisipasi individu
pendukung, mengajarkan teknik relaksasi dan bernapas dan memberi informasi umum tentang
kelahiran Bobak, 2005.
b. Asuhan prenatal adalah bersifat individual sesuai dengan kondisi psikososial, pendidikan,
fisik, spiritual dan kultur individu yang dibutuhkan pada setiap wanita dan keluarganya.
Salah satu aspek terpenting keperawatan adalah pelayanan yang diberikan kepada unit
keluarga. Secara empiris, kesehatan anggota keluarga berhubungan erat dengan kualitas
kehidupan dalam sebuah keluarga. Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat ddddan
merupakan lembaga sosial yang memiliki pengaruh paling besar terhadap anggotanya.
Keluarga yang didalamnya mempunyai beragam fungsi seperti fungsi fisik, psikologis,
reproduksi, sosial, dan fungsi ekonomi merupppakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi
dalam kesehariannya (Friedman,2003). Lebih konkrit dijelaskan oleh Gillies (1994) bahwa saat
perawatan difokuskan pada keluarga, efektivitas perawatan terbukti meningkat. Keluarga adalah
salah satu institusi masyarakat yang paling penting. Keluarga mengemban tanggung jawab utama
dalam memperkenalkan dan mensosialisasikan individu. Keluarga meneruskan latar belakang
4
budaya dasar suatu keluarga kepada anggota-anggotanya. Guna memberikan perawatan yang
aman, komprehensif dan holistik dalam konteks proses keperawatan, perawat memerlukan
pemahaman yang baik tentang keluarga sebagai suatu institusi dalam masyarakat.
1. Keluarga dapat membuat keputusan sendiri jika diberikan informasi yang adekuat dan
dukungan profesional dari petugas kesehatan. Artinya keluarga mempunyai hak dalam
segala keputusan yang menyangkut kesehatan anggota keluarganya. Petugas kesehatan
mempunyai peranan penting dalam menguatkan persepsi keluarga melalui informasi yang
tepat dan dukungan yang adekuat dalam membantu keluarga membuat keputusan.
2. Kelahiran adalah peristiwa yang normal atau sehat. Dalam perspektif FCMC, kelahiran
merupakan sebuah proses yang normal dan dinamis dengan terjadinya perubahan fisik,
emosional, dan sosial dalam keluarga.
3. Kelahiran adalah proses awal hubungan keluarga yang penting. Proses melahirkan
merupakan langkah awal sebuah keluarga mengalami perubahan peran sehingga ini
merupakan masa yang penting bagi hubungan keluarga dalam menjalankan peran
masing-masing anggota keluarga.
Falsafah tersebut kemudian dikembangkan oleh Reeder, Martin & Koniak (1997) yang
meliputi:
1. Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu meyakini bahwa
peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikososial dari individu dan keluarga.
Keluarga perlu didukung untuk memandang kehamilannya sebagai pengalaman yang
positif dan menyenangkan.
3. Adalah salah satu tahap perkembangan dalam kehidupan individu sehingga semua
kebutuhan pada tahap perkembangan ini penting untuk dipenuhi oleh keluarga.
6
4. Perubahan fisiologis dan adaptasi cenderung membuat keluarga rentan terhadap proses
perubahan dan adaptasi yang terjadi . Periode ini merupakan periode transisi peran
menjadi orang tua yang harus dijalani dengan informasi yang adekuat dari petugas
kesehatan dan kesadaran keluarga untuk menjalani tugas keluarga pada tahap
perkembangan
5. Budaya dan beberapa akses sosial dapat mempengaruhi hasil reproduksi dan proses
dalam keluarga. Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan
sosial ekonominya sehingga perawat penting untuk memperhatikan aspek sosial budaya
ini dalam memberikan asuhan keperawatan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa falsafah yang mendasari konsep
keperawatan maternitas berfokus pada keluarga meliputi:
1. Peristiwa kelahiran merupakan peristiwa normal dan sehat dalam kehidupan suatu
keluarga serta awal tahap perkembangan baru bagi suatu hubungan keluarga.
2. Pengalaman reproduksi dan proses melahirkan merupakan bagian dari keluarga sehingga
perlu dukungan yang adekuat dari keluarga untuk memenuhi tugas dalam tahap
perkembangan ini
3. Adaptasi selama periode persalinan dan merawat bayi menjadikan keluarga rentan karena
merupakan periode transisi peran orang tua sehingga membutuhkan dukungan yang
adekuat dari seluruh anggota keluarga dan petugas kesehatan.
7
b. Melibatkam keluarga dalam proses pemeriksaaan kehamilan dan persalinan.
d. Penggunaan rooming-in yaitu menggabungkan ruang rawat ibu dan bayi agar tercipta
e. Kontak orang tua dan bayi sedini mungkin jika kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik
tanpopa komplikasi.
f. Kunjungan keluarga tidak ketat. Dalam artian keluarga mempunyai akses yang adekuat
untuk bersama dengan ibu dan bayi apabila kondisi ibu dan bayi dalam keadaan optimal.
h. Pemulangan secepat mungkin. Hal ini ditujukan agar ibu dan bayi tidak berada terlalu
lama di rumah sakit sehingga meminimalkan resiko infeksi dan mengembalikan ibu dan
bayi ke tengah-tengah keluarga di rumah.
i. Follow-up di rumah. Peran petugas kesehatan adalah melakukan tindak lanjut dengan tim
kesehatan dikomunitas untuk memantau kondisi ibu, bayi dan keluarga saat di rumah.
Segala bentuk implementasi dalam keperawatan maternitas yang berfokus pada keluarga
yang telah dijelaskan diatas pada dasarnya mempunyai tujuan agar terjadi satu kesatuan sistem
yang saling mendukung antara ibu dan keluarga dalam proses persalinan, nifas, dan dalam
perawatan bayi baru lahir. Dengan adanya dukungan yang adekuat dari keluarga diharapkan
8
kondisi perubahan fisik, psikologis, dan sosial yang dialami selama periode ini dapat berjalan
optimal dan sehat sesuai dengan tahap mengasuh anak
2.5 Model Konseptual Dari Ernestine Wiedenbach : “The Need For Help”
11
konseptual Wiedenbach yang diketahui sebagai lima elemen dalam the Realistis of Nursing,
yaitu:
a. The Agents
Wiedenbach mengidentifikasi empat elemen dalam praktik klinik perawat. Empat elemen
dalam ”clinical nursing” yaitu Philosophy, tujuan,praktik dan art (seni) ( Raleigh, 1989 dan
Wiedenbach, 1964 ) sebagai berikut penjelasannya :
1. Philosophy
Berikut ini adalah 3 point dasar philosophy keperawatan :
a. Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan
b. Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan individualisme pada
setiap orang
c. Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain (Raleigh, 1989)
Philosophy yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera, untuk
mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua.
2. Tujuan
Tujuan yang dimaksud adalah apa yang ingin perawat capai melalui apa yang dilakukan-
keseluruhan tujuan untuk praktik professional, termasuk keseluruhan kegiatan yang berdampak
baik pada pasien
3. Praktik
Mengobservasi aksi keperawatan termasuk disiplin dalam pemikiran dan perasaan
melalui pertemuan bantuan yang dibutuhkan pasien. Aksi ini adalah tujuan secara langsung dan
berpusat pada pasien
4. Art
Art pada keperawatan klinik terdiri dari :
a) Pemahaman perawat pada kondisi, situasi dan kebutuhan pasien
b) Tujuan internal perawat dan aksi eksternal untuk meningkatkan kemampuan pasien
melalui perawatan yang sesuai
c) Aktivitas perawat secara langsung memperbaiki kondisi pasien melalui penggunaan
artful pada perencanaan perawatan medis
d) Intervensi perawat bertujuan mencegah kekambuhan dan membangun new concern
12
b. The Recipient (wanita, keluarga dan komunitas)
Perawat memberikan intervensi kepada individu disesuaikan dengan situasi dan
kebutuhan masing-masing ( Raleigh, 1989). Recipient meliputi wanita, keluarga, dan
masyarakat. Perempuan menurut masyarakat oleh masyarakat tertentu tidak mampu memenuhi
kebutuhannya. Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa recipient adalah individu yang
berkompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri serta dapat memastikan jika need-for-
help telah menjadi pengalaman. Sehingga perawat memberi pertolongan hanya apabila individu
tersebut mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.
c. The Goal
Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan
pertolongan. Konsep Wiedenbach tujuan akhir dari perawatan “ sebuah ukuran atau tindakan
yang diperlukan dan diinginkan seseorang dan berpotensi untuk merubah atau memperpanjang
kemampuan seseorang tersebut untuk mengatasi keterbatasan.Wiedenbach mendefinisikan need-
for-help adalah pengukuran atau tindakan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh individu dan
yang berpotensi untuk memulihkan atau memperluas kemampuannya untuk mengatasi implisit
dalam situasi. Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum
menemukan goal. Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan
dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis yang berbeda
dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan
memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis. Untuk bisa mengidentifikasi
kebutuhan pasien, bidan/perawat harus menggunakan mata, telinga, tangan, serta pikirannya.
d. The Means
Maksud atau arti pada pencapai tujuan perawatan midwifery diekpresikan dalam praktik
terdiri dari empat fase :
1) Identifikasi pengalaman need-for-help pasien
2) Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang dibutuhkan
3) Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang
dibutuhkan
13
4) Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
pasien Model Wiedenbach mengidentifikasi kebutuhan dari nurse midwife akan
pengetahuan, penilaian dan keterampilan yang dapat dicapai:
a. Pengetahuan meliputi segala sesuatu yang telah dipahami. Pengetahuan dapat berupa
fakta, spekulatif atau praktik dan menyediakan sumber
b. Penilaian meliputi kemampuan perawat dalam membuat keputusan
c. Keterampilan menunjukan kemampuan perawat dalam mencapai keberhasilan hasil
e. The Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi, dan profesional.
Tujuan Wiedenbach dalam teorinya adalah untuk mengindentifikasi bantuan yang dibutuhkan
pasien melalui tahapan berikut:
1) Mengobservasi perilaku yang konsisten atau tidak konsisten terhadap kenyamanan pasien
2) Mengeksplorasi maksud atau arti dari perilaku pasien
3) Memastikan penyebab ketidaknyamanan atau ketidakmampuan pasien
4) Menentukan apakah pasien dapat mengatasi masalahnya sendiri atau membutuhkan
bantuan
Philosopi Tujuan
Identifikasi, pertolongan, validasi, koodinasi
need-for-help Tujuan
Art Praktik
14
untuk memenuhi tujuan utama keperawatan melalui praktek. Kemudian, tiap-tiap perawat
memformulasikan preskriptif teorinya sebagai sebuah disiplin praktik sesuai dengan realitas dan
situasi.
Fokus Konseptual Wiedenbach dan Komponen-komponen Praktik Keperawatan
Berdasarkan ilustrasi di atas, pusat dari bulatan adalah pengalaman individu atau pasien.
Individu menerima pelayanan secara langsung melalui komponen-komponen praktik klinik.
Komponen-komponen ini mengidentifikasi need-for-help, pemberian bantuan (pertolongan) yang
dibutuhkan (skema 2.2), dan validasi bantuan yang dibutuhkan (skema 2.3). Komponen ini
memasukkan koordinasi pelayanan keperawatan, kolaborasi dan konsultasi secara langsung.
Pendidikan keperawatan, administrasi keperawatan dan organisasi keperawatan terlihat sebagai
level praktik selanjutnya, dengan bekerja bersama-sama untuk mencapai perawatan yang
berkualitas. Advanced study, penelitian dan publikadi dipandang sebagai level tertinggi pada
praktik keperawatan profesional untuk menginvestigasi masalah keperawatan dan mencari solusi.
Wiedenbach percaya bahwa perbaikan kualitas praktik keperawatan dengan pendidikan
yang didukung usaha perawat secara individual untuk bertanggung jawab akan hasil tanpa
adanya pelanggaran keperawatan yang ideal. Wiedenbach mengatakan bahwa pelayanan
keperawatan dan pendidikan keperawatan saling ketergantungan. Melalui kerja sama dengan
mutual respect, dan melalui pembelajaran yang sistematik akan masalah yang telah menjadi
pengalaman dalam praktik keperawatan, perawat dapat memberikan konsistensi dan stabilitas
pada penyediaan pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Adapun skema dari pengelolaan bantuan yang dibutuhkan dan validasi bantuan digambarkan
dalam point-point di bawah ini.
15
diikuti presentasi perencanaan. Pasien sependapat dengan perencanaan Pasien tidak sependapat
dengan perencanaan. Perawat menyarankan cara implementasi Perawat mencari bantuan untuk
mendapatkan dalam perencanaan respon definitiv. Pasien menerima saran Pasien tidak menerima
saran.
Perencanaan implementasi perawat: Perawat mengeksplorasi penyebab pemberian
pertolongan yang dibutuhkan ketidakterimaan pasien.Pasien mengungkapkan penyebab Pasien
tidak mengungkapkan penyebab ketidakterimaan: masalah yang mengganggu
ketidakterimaan.Pasien membutuhkan: penyelesaian masalah.Perawat dapat mencari bantuan
untuk menetapkan penyebab ketidakterimaan pasien.Perawat mengeksplorasi kemampuan
pasien.dalam solusi masalah indikasi kemampuan pasien indikasi ketidakmampuan pasien dalam
menyelesaikan masalah: dalam menyelesaikan masalah pasien tidak membutuhkan bantuan
pasien membutuhkan bantuan.Perawat memformulasikan perencanaan dalam pertemuan ini
need-for-help berbasis pengenalan sumber yang baru; perencanaan pasien; dan mengeksplorasi
maksud perilaku.pasien dalam merespon perencanaan baru menurut outline pada chart.
Point 2.3 Validasi Bantuan yang Dibutuhkan yang Telah Ditemukan (Wiedenbach,
1964)
16
Tujuan Wiedenbach adalah untuk mengindentifikasi bantuan yang dibutuhkan pasien
melalui tahapan berikut :
a) Mengobservasi perilaku yang konsisten atau tidak konsisten terhadap kenyamanan pasien
b) Mengeksplorasi maksud/arti dari perilaku pasien
c) Memastikan penyebab ketidaknyamanan atau ketidakmampuan pasien
d) Menentukan apakah pasien dapat mengatasi masalahnya sendiri atau membutuhkan
bantuan
17
1. Agen: Perawat maternitas atau tenaga medis yang bertugas pada saat itu
2. Penerima: Pasien
3. Tujuan : Mengindentifikasi bantuan pasien
18
8) Ibu adalah pengasuh terbaik bagi anak-anak mereka sendiri. Jika nantinya peran dialihkan
kepada tenaga keperawatan, maka peran ibu tetaplah yang utama. Sedangkan pelayan
kesehatan merupakan peran pendukung
9) Saat ibu mengasuh bayi, mereka harus menyadari pelayanan kesehatan dan bayi nya
masih tetap sama
10) Orangtua selalu memiliki izin untuk mereka baru lahir, bahkan jika itu adalah bayi
berisiko tinggi. Mereka menjadi terlibat dalam merawat anak-anak mereka sejauh status
kesehatan bayi memungkinkan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa keluarga harus berperan aktif dalam
membantu ibu agar dapat menjalani proses kehamilan, persalinan, nifas, dan perawatan bayi
dengan baik, dukungan keluarga sangat berpengaruh untuk kesehatan ibu dan anak.
20