Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA


EKSTRAKSI

Nama : 1. Naufal Ichsan Sri Sadono (D500180116)


2. Tri Nita Hidayanti (D500180117)
3. Trixie Aurora Suryananda (D500180118)
Kelompok : E-3
Hari / Tgl Percobaan : Sabtu, 28 November 2020
Asisten Pembimbing : Rilo Ashari
Dosen Pembimbing : Alimatun Nashira, S.T.

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mencari overall stage efficiency dari suatu rangkaian ekstraksi cairan
dan menentukan komposisi larutan keluar tiap-tiap stage serta prosen
recovery dari suatu operasi ekstraksi cairan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan
proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solvent) sebagai separataing
agent. Pemisahan terjadi atas dasr kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran. Tujuan ekstraksi adalah untuk
menarik komponen kimia yang terdapat dalam bahan. Ekstraksi ini
didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,
kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut (Geankoplis, C.J., 2003)
Berdasarkan bentuk campuran yang di ekstraksi, suatu ekstraksi
dibedakan menjadi dua yaitu (Yazid, 2005) :
1. Ekstraksi padat-cair zat yang diekstraksi terdapat di dalam
campuran yang berbentuk padatan. Ekstraksi jenis ini banyak
dilakukan di dalam usaha mengisolasi zat berkhasiat yang
terkandung di dalam bahan alam seperti steroid, hormon,
antibiotika dan lipida pada biji-bijian.
2. Ekstraksi cair-cair zat yang diekstraksi terdapat di dalam
campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga
disebut ekstaraksi pelarut banyak dilakukan untuk memisahkn
zatseperti iod atau logam-logam tertentu dalam larutan.
Pada ekstraksi cairan, kontak kedua fasa harus dijaga baik untuk
menjamin perpindahan massa antara kesua fasa tersebut. Sehingga
dalam ekstraksi terjadi 2 tahap yaitu tahap pencampuran umpan dan
solven, serta tahap pemisahan antara ekstrak dan refinat (Couper,
2004)
Gabungan antara dua proses terseut dikenal sebagai satu stage
setimbang. Sebagaimana terlihat pada gambar berikut (Couper, 2004):

S+B A+B
(Extract) (Feed)

A - Carrier
B B - Soute
S - Solvent

S A
(Solvent) (Raffintae)

Gambar 1. Diagram suatu stage setimbang ekstraksi cairan

Operasi pemisahan secar ekstraksi dapat dilakukan jia memenuhi


hal-hal dibawah ini (Hajono, 1995) :
1. Larutan terdiri dari komponen-komponen yang kurang volatile.
2. Komponen-komponen penyusun larutan mempunyai volatilitas
yang hampir sama.
3. Larutan akan terdegradasi pada suhu tinggi.
4. Larutan hanya sedikit mengandung komponen yang tidak volatile.
Salah satu fak tor yang menentukan kualitas hasil ekstraksi adalah
jenis pelarut dan lama waktu ekstraksi. Lama ekstraksi, Semakin lama
waktu ekstraksi yaitu waktu kontak antara pelarut dan bahan,
kesempatan untuk bersentuhan semakin besar maka hasil ekstrak juga
bertambah sampai titik jenuh larutan (Kumalasari dan Siska, 2019).
Alternatif proses ekstraksi yang dianggap tepat adalah proses
ekstraksi dengan kriteria: (i) menggunakan pelarut yang tidak bersifat
toksik; (ii) menggunakan pelarut yang murah, mudah diperoleh,
ketersediaan melimpah, memiliki kemurnian tinggi, dapat direcycle
dan mudah di handling; (iii) memiliki polaritas yang mendekati
polaritas alkohol; serta (iv) memiliki viskositas dan tegangan
permukaan yang rendah. Proses ekstraksi yang memenuhi kriteria
tersebut diatas adalah proses ekstraksi menggunakan pelarut air (green
solvent) (Amalia et al., 2020)

B. Syarat-syarat Pelarut
Pemilihan suatu pelarut pada umumnya dibedaka dengn syarat
sebagai berikut (Khopkar, 1990) :
1. Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan,
bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
2. Kerapatan
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan
secara kimia, komponen bahan ekstraksi tersebut.
3. Kelarutan
Pelarut sebisa mungkin memiliki kemampuan melarutkan
ekstrak yang besar.
4. Reaktivitas
Pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan kimia pada
komponen-komponennya. Tetapi dalam satu hal tertentu
diperlukan adanya reaksi kimia untuk mendapatkan selektivitas
yang tinggi.
5. Titik didih
Ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan.
6. Kriteria yang lain :
a. Murah
b. Tersedia dalam jumlah besar
c. Tidak mudah terbakar
d. Memiliki viskositas rendah
e. Tidak beracun dan tidak korosif
f. Stabil secara kimia dan termis

C. Klarifikasi Ekstraksi
Berdasarkan prosesnya ekstraksi dibedakan jadi beberapa macam,
yaitu (Khopkar, 1990) :
1. Ekstraksi khelat, yaitu ekstraksi yang berlangsung melalui
pembentukan khelat dan struktur.
2. Ekstraksi melalui solvasi (spesies di solvasi ke fase organik).
3. Proses yang melibatkan pembentukan spesis tidak bermuatan di
ekstraksi ke fase organik
4. Ekstraksi energik, yaitu ekstraksi yang menyatakan adanya efek
saling memperkuat yang berakibat penambahan ekstraksi dengan
memanfaatkan pelarut ekstraksi.

D. Proses Ekstraksi
Proses ekstraksi melibatkan tahap-tahap sebagai berikut (Khopkar,
1990) :
1. Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkan
saling berkontak.
2. Memisahkan larutan ekstrak darirefinat dengan cara penjernihan
dan filtrasi.
Mekanisme ekstrakso atau proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga
tahap yaitu (Khopkar, 1990) :
1. Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan
golongan ekstrak.
2. Distribusi dari kompleks yang terekstraksi.
3. Interaksinya yang mungkin dalam fase organik.
Ada dua cara pengontakan berulang pada operasi ekstraksi yaitu
(Bernasconi, 1995) :
1. Cara arus lawan arah (Countre Current Mulitiple Contact)
Pada ekstraksi cara inim arus umpan dan srus solvent
dimasukkan pada kedua ujung rangkaian stage secara lawan arah.
Cara ini sering digunakan dalam industri, karena pelarut yang
digunakan relatif sedikit dan konsentrasi larutan dalam bentuk
ekstrak cukup tinggi.

Xn-Yn Xn+1 Yn+1


Ln-1Xn-1 Ln, Xn
Gambar 2. Aliran arus lawan arah

2. Cara arus silang (Cross Current Multiple Contact)


Pada arus ini yang ditambahkan pada tiap stage selalu srgar.
Cara ini digunakan untuk ekstraksi dengan tujuan khusus, karena

Eo, Yo

Ln-1Xn-1 Ln, Xn

En, Yn

diperlukan jumlah pelarut yang lebih banyak dan konsentrasi


solute dalam ekstrak sangat encer.
Gambar 3. Aliran arus silang

Kemurnian dari suaru stage setimbang adalah tertentu. Hal ini


dikarenakan dibatasi oleh kondisi kesetimbangan. Untuk mendapatkan
kemurnian hasil dikehendaki. Hasil yang keluar dari satu stage
setimbang dikentakan lagi pada stage berikutnya hingga diperoleh
hasil yang sesuai (Khopkar, 1990).

E. Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair adalah pemisahan solute dari solvent cair
campuran diulen dan solvent bersifat heterogen dan jika dipisahkan
terdapat dua fase yaitu diluen (refinat) dan fase solvent (ekstrak). Pada
ekstraksi cair-cair satu komponen bahkan lebih dipisahkan dengan
bantuan pelarut (Fessenden, 1992).
Ekstraksi cair-cair (ekstraksi pelarut) adalah salah satu yang paling
banyak teknik yang banyak digunakan untuk pemisahan dan
pemurnian campuran ion logam. Sistem ekstraksi cair-cair umumnya
terdiri dari dua fase yang tidak bercampur: fase organik (kurang polar,
LP) yang mengandung ekstraktan, pengencer dan kemungkinan
pengubah, dan fase air (lebih polar, MP) mengandung logam yang
akan dipisahkan (Jassim, 2020)
Ekstraksi pelarut adalah teknik yang efisien dan murah untuk
menghasilkan bioaktif ekstrak zat terlarut untuk aplikasi seperti
pewarna makanan dan aditif nutraceutical. Pencampuran dan
pengadukan matriks pelarut / biomassa adalah langkah-langkah utama
ekstraksi tradisional senyawa fitokimia. Selain itu, pelarut harus
dipilih dengan hati-hati untuk mengurangi gangguan pada produk.
Untuk mencapai ekstraksi signifikan dari biomolekul yang diinginkan,
parameter eksperimental (pH, waktu, suhu, biomassa untuk rasio
pelarut dan kecepatan pengadukan) harus dioptimalkan. Proses
ekstraksi memiliki aplikasi industri yang luas dalam makanan industri
dan tren penelitian penting di bidang ini adalah penggunaan tidak
beracun dan pelarut murah (Li et al., 2019).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Berikut ini merupakan alat yang digunkan dalam percobaan
ekstraksi
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam percobaan ekstraksi

No Nama alat Ukuran (ml) Jumlah


1 Botol timbang - 1
2 Buret 50 1
3 Corong kaca - 1
4 Corong pemisah 250 1
5 Erlenmeyer 250 3
6 Gelas beker 250 2
7 Gelas ukur 50 1
8 Kaca arloji - 1
9 Labu ukur 100, 250 1, 1
10 Pengaduk kaca - 1
11 Piknometer 10 1
12 Pipet tetes - 1
13 Pipet ukur 50 1
14 Pipet volume 10 1
15 Push ball - 2
B. Bahan
Berikut ini merupakan bahan yang digunakan dalam percobaan
ekstraksi
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam percobaan ekstraksi

No Nama bahan Massa (g) Volume (ml) ρ (g/ml) Kadar (%)


1 Aquades - secukupnya 2,6298 -
2 Asam asetat - 27 2,7148 -
3 Asam diksalat 3,165 - 0,3165 99,5
4 Dietil eter - 73 2,3796 -
5 Indikator PP - Secukupnya - -
6 NaOH 10,10 - 0,0404 99
C. Gambar Alat
Berikut ini merupakan gambar alat yang digunakan pada
percobaan ekstraksi

Keterangan :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Klem
4. Statif

Gambar 4. Rangkaian alat titrasi


Keterangan :
1. Corong pemisah
2. Gelas beker
3. Klem
4. Statif

Gambar 5. Rangkaian alat ekstraksi


DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R. et al. (2020) ‘Ekstraksi Senyawa Bioaktif Theaflavin Teh Oolong


(Camellia Sinesis) Dengan Air Sebagai Green Solvent’. 21(1) : 16–20.

Bernascono, G. et al. 1995. “Teknologi Kimia Bagian 2 diterjemahkan oleh


Lienda Vadjojo”. PT.Pradiya Paramita. Jakarta.

Couper, J.R., Penney, W.R., Fuir, J.R.,Walas, S.E. 2004. “Chemical Process
Equipment”. Seleccction ad Design Bulk Proffesional Publishing.

Fessenden, R.J., J.S, Fessenden. 1982. “Kimia Organik Jilid 2”. Erlangga. Jakarta.

Geankoplis, C.J. 2003. “Transport Processes and Separation Process Principles”.


Pearson Education Inc. New Jersey

Harjono, L. 1995. “Teknologi Kimia 2”. PT.Pradiya Paramita. Jakarta.

Jassim, N. J. (2020) ‘Solvent Extraction Optimization of Chlorophyll Dye from


Conocarpus lancifolius Leaves’. 52(1) : 14–27.

Li, Z. et al. (2019) ‘Enhancing Metal Separations by Liquid – Liquid Extraction


Using Polar Solvents’, pp. 9197–9201. doi: 10.1002/chem.201901800.

Khopkar, S.M. 1990. “Konsep Dasar Kimia Analitik”. UI Press. Jakarta.

Kumalasari, Eka dan Siska M. 2019. “Perbandingan Pelarut Etanol-Air dalam


Proses Ekstraksi Daun Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Linn)
Terhadap Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH”. 2(1) : 98-107.

Yazid, Estien. 2005. “Kimia Fisikan Untuk Para Medis”. ANDI Offset.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai