S+B A+B
(Extract) (Feed)
A - Carrier
B B - Soute
S - Solvent
S A
(Solvent) (Raffintae)
B. Syarat-syarat Pelarut
Pemilihan suatu pelarut pada umumnya dibedaka dengn syarat
sebagai berikut (Khopkar, 1990) :
1. Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan,
bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
2. Kerapatan
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan
secara kimia, komponen bahan ekstraksi tersebut.
3. Kelarutan
Pelarut sebisa mungkin memiliki kemampuan melarutkan
ekstrak yang besar.
4. Reaktivitas
Pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan kimia pada
komponen-komponennya. Tetapi dalam satu hal tertentu
diperlukan adanya reaksi kimia untuk mendapatkan selektivitas
yang tinggi.
5. Titik didih
Ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan.
6. Kriteria yang lain :
a. Murah
b. Tersedia dalam jumlah besar
c. Tidak mudah terbakar
d. Memiliki viskositas rendah
e. Tidak beracun dan tidak korosif
f. Stabil secara kimia dan termis
C. Klarifikasi Ekstraksi
Berdasarkan prosesnya ekstraksi dibedakan jadi beberapa macam,
yaitu (Khopkar, 1990) :
1. Ekstraksi khelat, yaitu ekstraksi yang berlangsung melalui
pembentukan khelat dan struktur.
2. Ekstraksi melalui solvasi (spesies di solvasi ke fase organik).
3. Proses yang melibatkan pembentukan spesis tidak bermuatan di
ekstraksi ke fase organik
4. Ekstraksi energik, yaitu ekstraksi yang menyatakan adanya efek
saling memperkuat yang berakibat penambahan ekstraksi dengan
memanfaatkan pelarut ekstraksi.
D. Proses Ekstraksi
Proses ekstraksi melibatkan tahap-tahap sebagai berikut (Khopkar,
1990) :
1. Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkan
saling berkontak.
2. Memisahkan larutan ekstrak darirefinat dengan cara penjernihan
dan filtrasi.
Mekanisme ekstrakso atau proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga
tahap yaitu (Khopkar, 1990) :
1. Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan
golongan ekstrak.
2. Distribusi dari kompleks yang terekstraksi.
3. Interaksinya yang mungkin dalam fase organik.
Ada dua cara pengontakan berulang pada operasi ekstraksi yaitu
(Bernasconi, 1995) :
1. Cara arus lawan arah (Countre Current Mulitiple Contact)
Pada ekstraksi cara inim arus umpan dan srus solvent
dimasukkan pada kedua ujung rangkaian stage secara lawan arah.
Cara ini sering digunakan dalam industri, karena pelarut yang
digunakan relatif sedikit dan konsentrasi larutan dalam bentuk
ekstrak cukup tinggi.
Eo, Yo
Ln-1Xn-1 Ln, Xn
En, Yn
E. Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair adalah pemisahan solute dari solvent cair
campuran diulen dan solvent bersifat heterogen dan jika dipisahkan
terdapat dua fase yaitu diluen (refinat) dan fase solvent (ekstrak). Pada
ekstraksi cair-cair satu komponen bahkan lebih dipisahkan dengan
bantuan pelarut (Fessenden, 1992).
Ekstraksi cair-cair (ekstraksi pelarut) adalah salah satu yang paling
banyak teknik yang banyak digunakan untuk pemisahan dan
pemurnian campuran ion logam. Sistem ekstraksi cair-cair umumnya
terdiri dari dua fase yang tidak bercampur: fase organik (kurang polar,
LP) yang mengandung ekstraktan, pengencer dan kemungkinan
pengubah, dan fase air (lebih polar, MP) mengandung logam yang
akan dipisahkan (Jassim, 2020)
Ekstraksi pelarut adalah teknik yang efisien dan murah untuk
menghasilkan bioaktif ekstrak zat terlarut untuk aplikasi seperti
pewarna makanan dan aditif nutraceutical. Pencampuran dan
pengadukan matriks pelarut / biomassa adalah langkah-langkah utama
ekstraksi tradisional senyawa fitokimia. Selain itu, pelarut harus
dipilih dengan hati-hati untuk mengurangi gangguan pada produk.
Untuk mencapai ekstraksi signifikan dari biomolekul yang diinginkan,
parameter eksperimental (pH, waktu, suhu, biomassa untuk rasio
pelarut dan kecepatan pengadukan) harus dioptimalkan. Proses
ekstraksi memiliki aplikasi industri yang luas dalam makanan industri
dan tren penelitian penting di bidang ini adalah penggunaan tidak
beracun dan pelarut murah (Li et al., 2019).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Berikut ini merupakan alat yang digunkan dalam percobaan
ekstraksi
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam percobaan ekstraksi
Keterangan :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Klem
4. Statif
Couper, J.R., Penney, W.R., Fuir, J.R.,Walas, S.E. 2004. “Chemical Process
Equipment”. Seleccction ad Design Bulk Proffesional Publishing.
Fessenden, R.J., J.S, Fessenden. 1982. “Kimia Organik Jilid 2”. Erlangga. Jakarta.
Yazid, Estien. 2005. “Kimia Fisikan Untuk Para Medis”. ANDI Offset.
Yogyakarta.