LAPORAN M1-M5-dikonversi
LAPORAN M1-M5-dikonversi
MANAGEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG BOUGENVILE
RS KASIH
Oleh :
BAB I
PENDAHULUA
N
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan
dapat mengerti prinsip managemen keperawatan dan model pemberian
asuhan keperawatan yang sesuai dengan ruangan.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di ruangan mahasiswa
mampu :
a. Melakukan kajian situasi di unit pelayanan (5 M = Man, Methode,
Material, Money, Marketing)
b. Menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana di ruang Bougenvile
c. Melakukan analisis SWOT
d. Mengidentifikasi permasalah dan menentukan prioritas masalah
e. Melakukan penghitungan BOR
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengolahan suatu ruang rawat inap
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model yang
diaplikasikan di ruang Arofah
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan model MAKP di ruang Bougenvile
d. Mahasiswa dapat menganilisi maslah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan profesional di ruang Bougenvile
1.3.2 Bagi Perawat Ruangan
a. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-
masalah yang ada di ruang Bougenvile yang berkaitan dengan
pelaksanaan MAKP.
b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga
d. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas disiplin dari perawat.
BAB 2
PENGKAJIA
Perawat Assosiate
Perawat Assosiate
Perawat Assosiate Perawat Assosiate
Perawat Assosiate
Perawat Assosiate
Malam Perawat
Penanggung
Assosiate
Jawab
Gambar 2.1 Struktur MAKP Ruang Bedah Bougenvil Model MAKP Moduler
Sumber : Data Sekunder Hasil Wawancara Kepala Ruangan Bedah Bougenvil
RSUD KASIH
Tabel 2.1 Daftar Perawat Ruang Bedah Bougenvil RSUD KASIH Bulan
NOVEMBER 2020
Lama Kerja
Pendidikan
No Nama Jabatan di Ruangan Pelatihan
Terakhir
(Th)
1 Ibu E, Ka Ruang S2 24 tahun PKMRS, Rehabilitasi,
S.Kep.,Ns., CI, AT, Meneg. Kep,
M.Kes Palliative, LSH, K3RS,
PPGD, Renpra,
Tranfusi, LKE,
Radiologi, Laborat,
Komputer, PPI,Patient
Safety
2 Ibu EY, CI S1 23 tahun PKMRS, Rehabilitasi,
S.Kep. Ns CI, AT, Meneg. Kep,
Palliative, LSH, K3RS,
PPGD, Renpra,
Tranfusi, LKE,
Radiologi, Laborat,
Komputer, PPI,Patient
Safety
3 Bpk M CI S1 19 tahun Dalin, PKMRS, ATLS,
S.Kep.Ns Rehabilitasi, CI, AT,
PPOSR, Palliative,
LSH, Flu Burung,
K3RS, LKE, Laborat,
HIV, PPI, Patient
Safety
4 Bp. D Pelaksana D3 22 tahun Renpra, Pra Tugas,
A.Md.Kep Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
5 Bp S, Pelaksana D3 17 tahun Renpra, Pra Tugas,
A.Md.Kep Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, LKE,
Radiologi, Komputer,
PPI, Patient Safety
6 Bp K, Pelaksana D3 20 tahun Renpra, Pra Tugas,
A.Md.Kep Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
7 Bp R, Pelaksana D3 17 tahun Renpra, Pra Tugas,
A.Md.Kep Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
8 Bp G, Pelaksana D3 9 tahun Renpra, Pra Tugas,
A.Md.Kep Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
9 Bp SW, Pelaksana D3 7 tahun Renpra, Pra Tugas,
A.Md.Kep Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
10 Bp SA, Pelaksana D3 7 tahun Renpra, Pra Tugas,
A.Md.Kep Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
11 Bpk Nu, Pelaksana S1 4 tahun Renpra, Pra Tugas,
S.Kep.Ns Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
12 Bp BA, Pelaksana S1 3 tahun Renpra, Pra Tugas,
S.Kep.Ns Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
13 Ibu Al, Pelaksana D3 2 tahun Renpra, Pra Tugas,
A.Md.Kep Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
14 Bp Hs. Pelaksana S1 1 tahun Renpra, Pra Tugas,
S.Kep. Ns Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD Renpra,
Pra Tugas, Laborat,
HIV, Meneg. Kep,
GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
15 Ibu Dha, Pelaksana D3 1 tahun Renpra, Pra Tugas,
A.Md.Kep Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
16 Bp Pelaksana D3 1 tahun Renpra, Pra Tugas,
AW.AMd.Ke Laborat, HIV, Meneg.
p Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, PPI,
Patient Safety
17 Bp DW, Pelaksana D3 3 bulan Renpra, Pra Tugas,
Amd.Kep Laborat, HIV, Meneg.
Kep, GKM, PPLSR,
Tranfusi, Palliative, Flu
Burung, Audit Kep,
K3RS, PPGD, LKE,
Radiologi, Komputer,
PPI, Patient Safety
2. Tenaga medis
Tabel 2.2 Daftar Kualifikasi Pendidikan Ketenagaan Ruang Bedah Bougennvile Bulan
november 2020
Tabel 2.5 Nilai Standar Jumlah Perawat Per Shift Berdasarkan Klasifikasi Klien
Klasifikasi Klien
Jumla Minimal Parsial Total
h P S M P S M P S M
Klien
1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,15 0,0 0,3 0,3 0,2
7 4 0 7 7 6 0 0
2 0,3 0,2 0,2 0,5 0,30 0,1 0,7 0,6 0,4
4 8 0 4 4 2 0 0
3 0,5 0,4 0,3 0,8 0,45 0,2 1,0 0,9 0,6
1 2 0 1 1 8 0 0
Dst
3) Metode Gillies
Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan
dengan Metode Gillies di Ruang Bougenvile RSUD Kasih November
Kapasitas : 36 Bed
Pasien : 25 orang
Mandiri : 22 orang
Parsial : 3 orang
Total : - orang
BOR ( Bed Occupacy Rate )
a. BOR pasien di ruang Bedah Bougenvile RSUD Kasih
Tabel 2.7 BOR Ruang Bedah Bougenville tgl 16 November 2020
NO SHIFT KELAS 2 KELAS 3 BOR
1 Pagi 4 bed 32 bed
(0 kosong) (11 kosong)
2 Sore 4 bed 32 bed
(0 kosong) (11 kosong)
3 Malam 4 bed 32 bed
(0 kosong) (11 kosong)
Tabel 2.10 BOR Ruang Bougenville RSUD KASIH tanggal 19 November 2020
NO SHIFT KELAS 2 KELAS 3 BOR
1 Pagi 4 bed 32 bed
(0 kosong) (8 kosong)
2 Sore 4 bed 32 bed
(0 kosong) (8 kosong)
3 Malam 4 bed 32 bed
(0 kosong) (8 kosong)
Tabel 2.11 BOR Ruang Bougenville RSUD KASIH tanggal 20 November 2020
NO SHIFT KELAS 2 KELAS 3 BOR
1 Pagi 4 bed 32 bed
(0 kosong) (7 kosong)
2 Sore 4 bed 32 bed
(0 kosong) (7 kosong)
3 Malam 4 bed 32 bed
(0 kosong) (7 kosong)
5. TKV 7
6. KL 4
Total 65 100%
Kegiatan
Pagi Sore Malam
Tindakan Produktif :
DIRECT
a. Memberi obat kepada pasien (injeksi;oral) 25 menit 25 menit 25 menit
b. Pengambilan spesimen lab
c. Rawat luka 15 menit 5 menit 10 menit
d. Observasi TTV 15 menit 15 menit -
e. Merapikan tempat tidur 40 menit 40 menit 60 menit
f. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan elektrolit 30 menit 5 menit -
g. Memenuhi kebutuhan rasa aman 10 menit 5 menit 5 menit
dan nyaman
h. Menerima pasien baru 15 menit 15 menit 15 menit
i. Pendidikan kesehatan
j. Persiapan operasi 15 menit 20 menit -
15 menit 15 menit -
15 menit 15 menit 15 menit
Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 16 November 2020. Adapun data
yang didapat adalah sebagai berikut:
2.2.1 Visi Misi RS Kasih
Dalam ruang Bougenvile sendiri terbagi menjadi ruang rawat inap yang
digolongan menjadi kasus orthopedik luka kotor, spine, non-orthopedik (seperti
digestive), dan orthopedik luka bersih atau tanpa luka. Secara umum, kapasitas ruang
Bedah Bougenvil memiliki kapasitas 36 tempat tidur (bed), terdiri dari 32 bed kelas
III dan 4 bed kelas II. Kelas III terdiri dari 4 bed untuk luka kotor, 8 bed untuk kasus
non-orthopedik, 7 bed untuk spine, dan 13 bed untuk luka bersih ataupun tidak ada
luka. Kelas II terdiri dari 4 bed yang diutamakan untuk kasus-kasus orthopedik.
Ruangan sebelah Barat terdapat pintu utama keluar/masuk Bedah Bougenvil, apotek,
tempat pembagian makanan, ruang mahasiswa, kamar mandi pasien, dan tempat tidur
pasien yang terdiri dari kasus spine, kasus orthopedik luka bersih, dan kelas II.
Ruangan sebelah Timur terdapat lemari linen, spoel hock, kamar pasien yang terdiri
atas kasus orthopedik luka kotor, non-orthopedik, dan spine. Ruangan sebelah selatan
adalah pintu keluar/masuk akses bedah Bougenvil yang sudah tidak digunakan dan
terdapat ruang edukasi yang didalamnya berisi kulkas penyimpan darah, lemari obat,
dan aerocom. Ruangan bagian Utara terdapat ruang kepala ruangan, TU, dapur,
kamar ganti, mushala untuk pegawai, dan meja perawat untuk timbang terima.
Ruangan Tengah, terdapat nurse station, kamar mandi pegawai, dan ruangan kecil
untuk menyimpan body jacket, brankard, dan kursi roda.
Gambar 2.2 Denah Ruangan Bedah Bougenville RSUD KASIH
23
Daftar Linen:
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak
1 Sprei 72 72 -
2 Penjurus - - -
3 Selimut 72 72 -
4 Sarung bantal 72 72 -
5 Sarung guling 72 72 -
6 Masker 50 50 -
7 Handuk 28 28 -
8 Celana klien 30 30 -
9 Baju klien 30 30 -
10 Waslap 28 28 -
11 Kordern besar 40 40 -
12 Korden jendela 8 8 -
13 Skort kerja 20 20 -
14 Taplak meja - - -
15 Sarung oksigen - - -
16 Serbet makan 1 1 -
17 Lap piring 2 2 -
18 Kasur 36 36 -
19 Bantal 36 36 -
Kepala Ruang mendelegasikan tugas kepada penanggung jawab inventaris untuk
perawatan dari barang inventaris dan fasilitas di Ruang Bougenville. Semua alat
kesehatan yang berada di Ruang Bougenville di kalibrasi setiap bulan dan mendapat
tanda telah di kalibrasi.
a. Consumable (obat dan bahan habis pakai)
Di Ruang Bougenville dalam memenuhi stok obat dan Consumable
dilakukan oleh pihak farmasi, namun ada 1 set obat emergency yang
disediakan di ruangan.
b. Administrasi penunjang
1. Buku injeksi
2. Buku observasi suhu dan nadi
3. Lembar dokumentasi
4. Buku timbang terima buku laporan
5. Buku konsultasi
6. Buku SAK
7. Buku-buku protap dan acuan
a) Buku protap rekam medik
b) Protap keperawatan
1) Pemberian makan/ minum melalui pipa lambung
2) Menolong klien BAK/BAB
3) Menyisir rambut
4) Memberikan oksigen
5) Menjaga keselamatan klien di tempat tidur
6) Membersihkan mulut
7) Membersihkan rongga mulut
8) Membantu klien tidur
9) Menghidangkan dan membantu memberikan makanan dan
minuman kepada klien
10) Memelihara dan memotong kuku
11) Memelihara rambut
12) Memandikan klien di tempat tidur
13) Mencuci tangan
14) Menerima klien baru
15) Melaksanakan program orientasi kepada klien
16) Persiapan klien pulang
17) Komunikasi secara langsung
18) Mengukur tekanan darah
19) Menghitung pernapasan
20) Mengukur denyut nadi
21) Mengukur suhu aksila
22) Mengukur suhu rektal
23) Menimbang berat badan orang dewasa
24) Menimbang berat badan bayi
25) Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda
26) Memindahkan klien dari tempat tidur ke brankar
27) Melaksanakan ambulasi dini
28) Memberikan penyuluhan secara individual
29) Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur yang ada klien di
atasnya
30) Mencukur daerah operasi
31) Memberikan obat oral
32) Injeksi IM
33) Injeksi SC
34) Injeksi IV
35) Injeksi IC
36) Perawatan luka bersih
37) Perawatan luka kotor
38) Merawat borok tirah baring
39) Memasang infus
40) Mengambil darah vena
41) Posisi fowler
42) Mengatur posisi trendelenberg
43) Mengukur cairan masuk/ keluar
44) Penghisapan lendir
45) Persiapan pemasangan dan perawatan kateter
46) Pemasangan kateter
47) Melakukan enema dengan gliserin
48) Melakukan enema
49) Pengambilan gas darah
50) Timbang terima klien
51) Persiapan klien pulang
52) Mengangkat jahitan pada luka
53) Perawatan akut
54) Perawatan luka kronik
55) Prosedur assesment awal keperawatan
56) Catatan perkembangan terintegrasi keperawatan
57) Prosedur menerima pindahan klien dari Roy
58) Persiapan alat memberikan tranfusi darah
59) Penggunaan nebulizer
60) Perawatan fiksasi klien gaduh, gelisah dan beringas
61) Merujuk klien ke IRD
62) Drying stelilizer
63) Pemakaian penatalaksanaan alat pelindung diri bagi petugas
pada klien agresif
64) Kumbah lambung
65) Obat Suppositoria
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa di Ruang Bedah
Bougenville terdapat 1 booklet untuk edukasi kepada pasien, namun masih
belum ada leaflet yang seharusnya digunakan sebagai media penambah
pengetahun pasien di rumah dan sebagai komponen kelengkapan
discharge planning.
29
PENGADAAN KERUSAKAN
Alat Habis Pakai ATK Kran air, air Listrik padam, Pintu rusak
(kasa, handscone, alcohol swab, dll) (form/borang, alat tulis, tinta, stempel, dll) macet, limbah lampu padam
Diajukan ke farmasi 1x seminggu (hari kamis) Diajukan ke IRNA Bedah 1x dalam sebulan
Setiap timbang terima dihadiri oleh perawat yang bertugas dan juga
kepala ruangan kecuali untuk shift sore dan malam tanpa kepala ruangan.
Timbang terima dilakukan setiap pergantian shift di ruang perawat. Timbang
terima didahului dengan pembukaan oleh kepala ruangan atau didelegasikan
kepada ketua tim kemudian memimpin berdoa dan perawat primer
dipersilahkan mengoperkan kliennya kepada perawat assosiate. Laporan yang
dibacakan pada timbang terima berupa identitas klien, nomor bed klien,
diagnosa medis, keadaan umum, keluhan utama, DPJP, dokter yang merawat,
data obyektif maupun subyektif, masalah keperawatan, intervensi baik
mandiri maupun kolaborasi. Pada saat timbang terima antara PP kepada PA
membahas setiap masalah keperawatan yang ada pada klien, kemudian
dilanjutkan validasi ke klien secara bersama-sama. Pelaksanaan timbang
terima tercatat di dalam buku timbang terima.
Obat oral maupun obat injeksi telah dilakukan sistem sentralisasi obat
dengan program yang disebut ODD (One Day Dose). Alur sentralisasi obat
adalah obat diresepkan adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian
diserahkan oleh keluarga untuk mengambil resep ke depo farmasi, setelah itu
berdasarkan resep obat diserahkan depo farmasi ke perawat dalam kemasan
perdosis pemberian dengan tanda bukti lembar serah terima obat namun
belum ada informed consent tentang sentralisasi obat dari depo farmasi kepada
klien. Terdapat format pencatatan jenis obat dan jadwal pemberiannya ke
klien serta nama perawat yang bertugas memberikan obat sehingga obat apa
saja yang sudah diberikan dapat terdokumentasikan. Jumlah obat oral dan
injeksi yang diserahkan adalah dosis obat untuk 2 atau 3 kali pemberian dalam
waktu 24 jam berdasarkan kebutuhan klien.
2.3.6 Dokumentasi Keperawatan
Penerimaan klien baru dilakukan bila ada klien datang, perawat akan
menyiapkan tempat tidur klien, memperkenalkan diri, memberitahukan aturan
rumah sakit, dan memberikan petunjuk untuk pengambilan obat. Klien baru
yang datang diorientasikan berdasarkan format penerimaan klien baru yang
berisi identitas klien, dokter yang bertanggung jawab, dan perawat yang
bertanggung jawab.
a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a period under consideration”. Menurut
Depkes RI (2005), BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Rumus
perhitungan BOR:
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu
periode)
Tabel 2.21 BOR (Bed Occupation Rate) Ruang Bedah Bougenville tgl 16
Shift Kelas 2 Kelas 3 BOR
Pagi 4 bed 32 bed 25/36 x 100% = 69 %
(0 kosong) (11 kosong)
Sore 4 bed 32 bed 25/36 x 100% = 69 %
(0 kosong) (11 kosong)
Malam 4 bed 32 bed 25/36 x 100% = 69 %
(0 kosong) (11 kosong)
Tabel 2.22 BOR (Bed Occupation Rate) Ruang Bedah Bougenville tgl 17
Shift Kelas 2 Kelas 3 BOR
Pagi 4 bed 32 bed 26/36 x 100% = 72 %
(0 kosong) (10 kosong)
Sore 4 bed 32 bed 26/36 x 100% = 72 %
(0 kosong) (10 kosong)
Malam 4 bed 32 bed 26/36 x 100% = 72 %
(0 kosong) (10 kosong)
Tabel 2.23 BOR (Bed Occupation Rate) Ruang Bedah Bougenville tgl 18
Shift Kelas 2 Kelas 3 BOR
Pagi 4 bed 32 bed 25/36 x 100% = 69 %
(0 kosong) (11 kosong)
Sore 4 bed 32 bed 25/36 x 100% = 69 %
(0 kosong) (11 kosong)
Malam 4 bed 32 bed 25/36 x 100% = 69 %
(0 kosong) (11 kosong)
Tabel 2.24 BOR (Bed Occupation Rate) Ruang Bedah Bougenville tgl 19
Shift Kelas 2 Kelas 3 BOR
Pagi 4 bed 32 bed 28/36 x 100% = 78 %
(0 kosong) (8 kosong)
Sore 4 bed 32 bed 28/36 x 100% = 78 %
(0 kosong) (8 kosong)
Malam 4 bed 32 bed 28/36 x 100% = 78 %
(0 kosong) (8 kosong)
Tabel 2.25 BOR (Bed Occupation Rate) Ruang Bedah Bougenville tgl 20
Shift Kelas 2 Kelas 3 BOR
Pagi 4 bed 32 bed 29/36 x 100% = 81%
(0 kosong) (7 kosong)
Sore 4 bed 32 bed 29/36 x 100% = 81%
(0 kosong) (7 kosong)
Malam 4 bed 32 bed 29/36 x 100% = 81%
(0 kosong) (7 kosong)
2) Billing System
Pelaksanaan billing klien di ruang Bougenvil dilakukan oleh petugas
administrasi. Adanya petugas yang melaksanakan billing dapat mengurangi
beban kerja perawat. Petugas administrasi merekap semua jenis pelayanan
yang diterima klien kemudian disajikan dalam bentuk Rincian Biaya Klien.
3) Tarif Rawat Inap
(1) Tarif Pelayanan Rawat Inap
Tabel 2.28 Tarif pelayanan ruang Bedah Bougenvil RSUD kasih
Kelas Perawatan Tarif
Kelas II Rp 95.000,00
Fasitiltas
1) Bedhead
2) Meja bedside
3) Kursi bedside
4) AC ruangan
5) Makanan + snack
6) Tirai
7) Kamar mandi luar
8) Hand rub
Kelas III Rp 75.000,00
Fasilitas
1) Bedhead
2) Meja bedside
3) Kursi bedside
4) Kamar mandi luar
5) AC ruangan
6) Makanan
7) Hand rub
Sumber: Observasi ruang Bougenvil RSUD kasih
4) Tarif Tindakan Keperawatan Di Rawat Inap
Tarif tindakan keperawatan di ruang Bougenvil berdasarkan paket perawatan
penyakit yang diderita oleh klien. Tarif pelayanan hanya diketahui oleh pihak
BPJS.
5) Gaji Pegawai
Gaji pegawai dengan status kepegawaian PNS mendapatkan gaji dari negara,
sedangkan Pegawai Non PNS mendapatkan Gaji dari RSUD kasih sesuai
dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah kasih tentang
pedoman pemberian gaji pegawai harian kontrak di lingkungan rumah sakit
umum kasih . Gaji pegawai RSUD kasih terdiri dari gaji pokok, remunerasi,
serta tunjangan daerah.
Berikut ini adalah rincian gaji pokok pegawai berdasarkan status kepegawaian
dan golongan:
(1) Golongan IIId : 4.162.900
(2) Golongan IIIc : 3.300.000
(3) Golongan IIIb : 3.100.000
(4) Golongan IIIa : 2.935.000
(5) Golongan IId : 2.886.000
(6) Golongan IIc : 2.400.000
(7) Golongan IIb : 2.315.800
(8) BLUD : 2.400.000 (S1)
2.390.000 (D3)
2.380.000 (SMA)
Tabel 2.29 Status Kepegawaian dan Golongan Karyawan di Ruang Bedah
Bougenvil RSUD kasih
No Nama Pegawai Status Golongan Pendidikan
Kepegawaian terakhir
1 Ibu EV, S.Kep., Ns., M.Kes PNS IIId S2
2 Ibu EY, S.Kep., Ns. PNS IIIc S1
3 Bp M, S.Kep., Ns PNS IIIc S1
5 Bp D, A.Md. Kep PNS IIId D3
6 Bp S, A.Md. Kep PNS IIIb D3
7 Bp K, A.Md. Kep PNS IIIa D3
8 Bp R, A.Md. Kep PNS IIIa D3
9 Bp DF, A.Md. Kep PNS IIIb D3
10 Bp G, A.Md. Kep Non-PNS BLUD D3
11 Bp s, A.Md. Kep Non-PNS BLUD D3
12 Bp SA, A.Md. Kep Non-PNS BLUD D3
13 Bp Nu, S.Kep., Ns Non-PNS BLUD S1
14 Bp Ba, S.Kep., Ns Non-PNS BLUD S1
15 Ibu Al, A.Md. Kep Non-PNS BLUD D3
16 Bp HS, S.Kep., Ns Non-PNS BLUD S1
17 Ibu DC, A.Md. Kep Non-PNS BLUD D3
18 Bp Aw, A.Md. Kep Non-PNS BLUD D3
19 Ibu AR, A.Md.RMK Non-PNS BLUD D3
20 Bp Bu PNS IIIb SMA
22 Bp Su PNS IIIb SMA
23 Bp Wi PNS IIc SMA
24 Bp BUA PNS IIb SMA
25 Bp Ed PNS IIb SMA
26 Bp Ai PNS IIb SMA
27 Bp Ra PNS IIb SMA
28 Ibu Pe Non-PNS BLUD SMA
2.4.3 Remunerasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruang Bougenvil,
remunerasi mulai ada sejak kurang lebih tujuh tahun yang lalu. Remunerasi
merupakan pengganti dari jasa pelayanan yang diberikan setiap 1 bulan sekali.
Ada dua jenis remunerasi, remunerasi perfomance dan umum. Remunenasi
perfomance berdasarkan golongan, dan masa kerja, sedangkan remunerasi
umum dihitung berdasarkan poin, poin diperoleh dari jabatan (perawat
pelaksana, kepala ruang, atau perawat penanggung jawab). Setiap perawat
yang telah memberikan pelayanan menulis pada form yang sudah disediakan
kemudian dimasukkan ke dalam log book dan di rekap oleh kepala ruangan.
2.5 Pemasarran (M5/Marketing)
g. Plebitis
Penilaian Plebitis dilakukan pada tanggal 16 November – 20 November
2020
Tabel 2.31 Angka kejadian plebitis tanggal 16 November – 20 November 2020
No Plebitis 16nov 17 18 19 20
1. Ya 0 0 0 0 0
2. Tidak 25 23 25 28 29
Total 25 23 25 28 29
h. Dekubitus
Hasil data dari tiga bulan terakhir didapatkan kejadian dekubitus seperti
tabel dibawah ini:
Tabel 2.32 Angka kejadian dekubitus bulan sep- nov 2020
Indikator Kinerja Februari Maret April Total
Angka kejadian dekubitus grade II/lebih
0 0 0 0
akibat perawatan di Rumah Sakit
Sumber: Laporan peningkatan mutu & keselamatan pasien ruang bedah
bougenville bulan sep - nov
No Dekubitus 16nov 17 18 19 20
i. Restrain
Hasil data dari tiga bulan terakhir didapatkan kejadian tindakan restrain
seperti tabel dibawah ini:
Tabel 2.34 Angka kejadian tindakan restrain bulan sep - nov
Indikator Kinerja sep oct nov Total
Pasien gelisah yang dilakukan
0 0 0 0
pengikatan (restrain) saat rawat inap
Sumber: Laporan peningkatan mutu & keselamatan pasien ruang bedah
bougenvil bulan sep - nov
2.5.2 Kepuasaan
2.5.4 Kecemasan
Berdasarkan data variasi MRS dalam bulan nov 202 di Ruang Bougenville
RSUD Kasih didapatkan sebagian besar pasien menggunakan Non PBI.
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 16 November – 20 November 2020
Tabel 2.42 Angka variasi klien tanggal 16 November – 20 November 2020
Tgl 16 November – 20
No Variasi Klien
November 2020
1. PBI 8 (32%)
2. Non PBI 17 (68%)
Total 25 100%
Berdasarkan data mahasiswa selama bulan nov 2020 , tidak ada mahasiswa
yang praktik di ruang Bedah Bougenvile RSUD Kasih Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Standar operasional prosedur (SOP) merupakan pedoman untuk
melaksanakan tindakan keperawatan maupun tindakan medis sesuai dengan
penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator – indikator teknis,
administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem
kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Di ruang Bedah Bougenville telah
memiliki 25 jenis POKJA (Kelompok Kerja), dan jenis POKJA terdiri dari
berbagai SOP. (SOP Terlampir)
Tabel 2.44 BOR (Bed Occupation Rate) Ruang Bedah Bougenville tgl 17
November 2020
Shift Kelas 2 Kelas 3 BOR
Pagi 4 bed 32 bed 26/36 x 100% = 72%
(0 kosong) (10 kosong)
Sore 4 bed 32 bed 26/36 x 100% = 72%
(0 kosong) (10 kosong)
Malam 4 bed 32 bed 26/36 x 100% = 72%
(0 kosong) (10 kosong)
Tabel 2.45 BOR (Bed Occupation Rate) Ruang Bedah Bougenville tgl 18
November 2020
Shift Kelas 2 Kelas 3 BOR
Pagi 4 bed 32 bed 25/36 x 100% = 69%
(0 kosong) (11 kosong)
Sore 4 bed 32 bed 25/36 x 100% = 69%
(0 kosong) (11 kosong)
Malam 4 bed 32 bed 25/36 x 100% = 69%
(0 kosong) (11 kosong)
Tabel 2.46 BOR (Bed Occupation Rate) Ruang Bedah Bougenville tgl 19 November
2020
Shift Kelas 2 Kelas 3 BOR
Pagi 4 bed 32 bed 28/36 x 100% = 78%
(0 kosong) (8 kosong)
Sore 4 bed 32 bed 28/36 x 100% = 78%
(0 kosong) (8 kosong)
Malam 4 bed 32 bed 28/36 x 100% = 78%
(0 kosong) (8 kosong)
Tabel 2.47 BOR (Bed Occupation Rate) Ruang Bedah Bougenville tgl 20 November
2020
Shift Kelas 2 Kelas 3 BOR
Pagi 4 bed 32 bed 29/36 x 100% = 81%
(0 kosong) (7 kosong)
Sore 4 bed 32 bed 29/36 x 100% = 81%
(0 kosong) (7 kosong)
Malam 4 bed 32 bed 29/36 x 100% = 81%
(0 kosong) (7 kosong)
2.6 Analisis SWOT
1. M1 (Man)
Strength
Total 1 15 2,85
WEAKNESS
a.Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORNITY
1. Sebanyak 95%
0,5 3 1,5
perawat mempunyai
kemampuan untuk
melanjutkan
pendidikan ke
jenjang yang lebih
tinggi 0,5 3 1,5
2. Rumah sakit
memberikan
kebijakan untuk
memberi beasiswa
dan pelatihan bagi O–T
perawat ruangan
3 – 1,75 =
Total 1 6 3 1,25
THREATENED
2. M2 sarana dan
prasarana Internal
Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Mempunyai sarana
dan prasarana yang 0,25 3 0,75
mencukupi untuk
pasien dan tenaga
kesehatan.
2. Terdapat administrasi
penunjang 0,25 2 0,5
3. Tersedia nurse station
0,5 4 2
Total 1 9 3,25
WEAKNESS S–W
1. Terawatnya kamar 0,5 1 0,5 3,25 – 1 =
mandi ,AC, kelambu, 2,25
dan termometer, dan
tensi meter
0,5 1 0,5
2. Lokasi farmasi
strategis
Total 1 2 1
Faktor eksternal
(EFAS) peluang
(Opportunity)
1. Adanya kesempatan 0,58 3 1,74
menambah anggaran
untuk pembelian set
rawat luka
2. Adanya kesempatan
untuk penggantian 0,42 4 1,68
alat-alat yang tidak
layak pakai
Total 1 7 3,42
Total 1 3 1,4
3. M3-METHOD
(MAKP) Penerapan
Model
STERENGHT (S)
Total
1 15 3,2 S–W
3,2 – 3 =
0,2
WEAKNESS (W)
Total 1 6 3
Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY (O)
sakit sehingga
diharapkan perawat
ruangan
melaksanakan MAKP
sesuai prosedur yang
ditentukan.
2. Persaingan dengan
institusi Kesehatan 0,43 1 0,43
lain semakin
meningkat
Total
1 3 1,57
TIMBANG TERIMA
STERENGHT (S)
Total 1 13 2,63
WEAKNESS (W)
Total
1 7 5,54
Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY (O)
THREAT (T)
STERENGHT (S)
2. Ruangan bougenvile
0,16 3 0,48
yaitu ruangan bedah
di RS Kasih yang
memiliki 36 bed
3. Kepala Ruangan 0,26 4 1,04
Bougenvile
mendukung kegiatan
supervise demi
meningkatkan mutu
pelayanan
keperawatan
4. Supervisi yang 0,16 3 0,48
dilakukan meliputi
supervisi terjadwal S–W
dan yang tidak
3,52 – 1 =
terjadwal 2,52
5. Supervisi dilakukan
0,26 4 1,04
lebih detail pada
masing-masing
perawat.
Total
1 17 3,52
WEAKNESS (W)
Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY (O)
DISCHARG
E
PLANNING
STERENGHT (S)
0,30 4 1,2
1. Pada ruangan
Bougenvile sudah
dilakukan pada klien
yang akan pulang
menggunakan form
Discharge Planning
2. Proses pelaksanaan 0,20 2 0,4
Discharge Planning
dilakukan di ruang
perawat dengan cara
memanggil keluarga
S–W
dan klien
0,25 3 0,75 3,1 – 1 =
3. Kartu Discharge 2,1
Planning sudah ada
dengan isi sesuai
dengan standart.
Identitas klien,
tanggal kontrol,
aturan diet, obat,
perawatan luka di
rumah, aktivitas dan
istirahat, perawatan
umum, dan hasil
pemeriksaan yang
dibawa pulang.
4. Discharge Planning 0,25 3 0,75
dilakukan oleh PP
tepat sebelum akan
pulang.
Total 1 12 3,1
WEAKNESS (W)
OPPORTUNITY (O)
1. Jumlah perawat
1 4 4
lulusan S2 dan S1
ners di ruangan bedah
bougenvile berpotensi
menjadi penyuluh
yang baik untuk
meningkatkan mutu
dan kepuasan pasien.
Total
1 4 4
THREAT (T)
O–T
1. Semakin tingginya
0,5 3 1,5 4–3=1
keingintahuan
klien/keluarga/masyar
akat tentang penyakit,
namun jarang
bertanya
2. Adanya tuntutan 0,5 3 1,5
masyarakat yang
semakin tinggi
terhadap peningkatan
pelayanan
keperawatan yang
lebih proesional
Total
1 6 3
SENTRALISASI OBAT
STERENGHT (S)
dan jadwal
pemberiannya ke
klien serta nama
perawat yang bertugas
memberikan obat
sehingga obat apa saja
yang sudah diberikan
dapat
terdokumentasikan.
3. Jumlah obat oral dan 0,25 3 0,75
injeksi yang
diserahkan adalah
dosis obat untuk 2
atau 3 kali pemberian
dalam waktu 24 jam
berdasarkan
kebutuhan klien.
Total 1 10 3,5
WEAKNESS (W)
Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY (O)
mendapatkan
perawatan yang
professional
2. Semakin tinggi
0,5 2 1
kesadaran masyarakat
tentang hukum
Total 1 4 2
DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
STERENGHT (S)
1. Dokumentasi di
0,25 4 1
ruangan bedah
bougenvile
Menggunakan system
SOR
(Source Oriented
Record)
0,25 4 1
2. Pendokumentasian
S–W
dilakukan satu kali
4–3=
pada setiap shift
3. Adanya SOP tentang 0,25 4 1 1
cuci tangan ditempel
di dekat tempat cuci
tangan
4. Beberapa 0,25 4 1
pendokumentasian
yang dilaksanakan
berdasarkan syarat
LARB (Langsung,
Aktual, Relevan, dan
Baru)
Total 1 16 4
WEAKNESS (W)
1. Belum semua
1 3 3
Tindakan perawat
didokumentasikan
Total 1 3 3
Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY (O)
1. Peluang perawat
1 3 3
untuk meningkatkan
pendidikan
(pengembangan
SDM) O–T
Total 1 3 3 3–2=1
THREAT (T)
PENERIMAAN KLIEN
BARU
STERENGHT (S)
WEAKNESS (W)
1. Perawat tidak 1 4 4
melakukan pengkajian
secara menyeluruh
Total 1 4 4
Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY (O)
1. Adanya kerjasama 1 4 4
baru antara perawat
dan pasien
Total
1 4 4 O–T
4–3=1
THREAT (T)
1 3 3
1. Adanya tuntutan dari
pasien untuk
mendapatkan
perawatan yang
profesional
Total 1 3 3
RONDE
KEPERAWATAN
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
S–W
1. Belum ada masalah 1 4 4 4–2=2
sehingga ronde belum
dilaksanakan
1 4 4
Total
WEAKNESS
1. Ronde keperawatan
0,5 1
2
belum terlaksana
2. Adanya keterbatasan
waktu antara tenaga 0,5 2 1
medis satu dengan
yang lain
Total 1 4 2
Total
10 2,7
1
WEAKNESS
1. Banyak Pegawai 0,5 3 1,5
yang berlatar
pendidikan SMA
2. Pemutusan hubungan 0,5 3 1,5
kerja sama antara
KSO dengan RS
Total 1 6 3
TREATHENED
1 3 3
1. Persaingan antar RS
Total 1 3 3
M5 MARKET
5.
a. Internal Faktor
(IFAS)
STRENGHT/
KEKUATAN
1) Pasien yang 0,5 4 2
dirawat di ruang
Bedah
Bougenville 64%
merasa puas
terhadap
pelayanan
kesehatan yang
diberikan
2) Rata-rata BOR S–W
cukup baik 0,25 3 0,75
(>60%) 3,5 – 3 =
3) Adanya variasi 0,5
karakteristik dari 0,25 3
pasien ( PBI, Non 0,75
PBI)
TOTAL 1 10 3,5
WEAKNESS/
KELEMAHAN
1) Dari 26 pasien
0,6 3
dipilih 2 pasien 1,8
secara acak,
pasien tersebut
kurang tepat
dalam
mempraktekan
cara cuci tangan
yang benar
2) Tidak adanya 0,4 3
praktik 1,2
mahasiswa
TOTAL
1 6 3
b. Eksternal Factor
(EFAS)
OPPORTUNITY/
PELUANG
1) Kerjasama yang 0,5 2
4
baik antar tenaga
medis
2) Tingkat 0,5 4 2
keamanan
pemberian obat
sudah
menggunakan 7
prinsip O–T
TOTAL 1 8 4 4 -2,5 =
1,5
TREATHENED/
ANCAMAN
1) Adanya
peningkatan 0,5 3 1,5
standart
kesehatan
masyarakat yang
harus dipenuhi
2) Persaingan RS 0,5 2 1
dalam
memberikan
pelayanan
keperawatan
TOTAL
1 5 2,5
2.7 Diagram Layang
DIAGRAM LAYANG
ANALISIS SWOT
Keterangan :
M1 (0,85 ; 1,25)
M2 (2,25 ; 2,02)
M3 (0,2 ; 1,03)
Dokumentasi Keperawatan (DK) (1 ; 1)
Penerimaan Pasien Baru (PPB) (-1 ; 1)
Sentralisasi Obat (SO) (0,5 ; 1)
Supervisi (2,25 ; 1)
Timbang Terima (TT) (-2,91 ; 0,2)
Discharge Planning (DP) (2,1 ; 1)
M4 (-0,3 ; -2)
M5 ( 0,5 ; 1,5)
2.8 Identifikasi Masalah
1. Supervisi sudah berjalan dengan baik tetapi tidak terdapat format penilaian
yang baku.
2. Discharge planning sudah berjalan dengan baik tetapi tidak terdapat leaflet
tentang perawatan selama dirumah.
3. Sentralisasi obat sudah dilakukan dengan baik tetapi belum ada
informed consent tentang sentralisasi obat dari depo farmasi kepada
klien.
4. Dokumentasi keperawatan belum semua Tindakan keperawatan
didokumentasikan.
5. Timbang terima sudah dilakukan tetapi adanya keterlambatan dalam proses
timbang terima antara shift pertama dengan shift selanjutnya.
6. Penerimaan pasien baru sudah dilakukan tetapi ada sebagian tenaga perawat
yang tidak melakukan pengkajian secara menyeluruh.