HASIL PENELITIAN
Bab ini dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama membahas tentang
pasung pada pasien gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Kras Kabupaten
Kediri.
dilakukan kepada enam partisipan yang dilakukan selama kurang lebih 30-40
rata-rata adalah lulusan sekolah dasar, empat partisipan lulusan SD, satu
partisipan lulusan SMP dan satu partisipan tidak lulus SD. Rata-rata
pekerjaan partisipan adalah wiraswasta ada empat partisipan dan dua dari
Untuk pendapatan rata-rata dari partisipan per bulan adalah dibawah Upah
Partisipan pertama adalah seorang laki-laki bernama Tn. T, usia saat ini
menikah, hubungan keluarga adalah adik kandung dari pasien gangguan jiwa
Partisipan kedua:
Partisipan kedua adalah seorang perempuan bernama Ny. K, usia saat ini
menikah, hubungan keluarga adalah ibu kandung dari pasien gangguan jiwa ,
Partisipan ketiga:
Partisipan ketiga adalah seorang perempuan bernama Ny. P, usia saat ini
menikah, hubungan keluarga adalah ibu kandung dari pasien gangguan jiwa ,
Partisipan keempat:
ini 50 tahun, beragama islam, suku jawa, pendidikan terakhir SD, sudah
Partisipan kelima:
Partisipan kelima adalah seorang laki-laki bernama Tn. G, usia saat ini 63
tahun, beragama islam, suku jawa, pendidikan terakhir SMP, sudah menikah,
ini 60 tahun, beragama islam, suku jawa, pendidikan terakhir SD tidak lulus,
sudah menikah (janda), hubungan keluarga adalah ibu kandung dari pasien
Berikut ini akan diuraikan analisis tematik yang akan dilakukan melalui
transkrip yang telah dibuat ke semua partisipan, 4). Mencari kata kunci
pasien gangguan jiwa. Arti stigma sendiri adalah ciri negatif yang
menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya.
Tema ini dibangun dari satu sub tema yaitu stigma lingkungan pada
pasien gangguan jiwa . Didalam tema ini ditemukan sub-sub tema, berikut
ini akan dijelaskan masing-masing sub tema beserta sub-sub tema dan
P1-47 : “Nggeh wedi, eruh tok niku pun mlayu. Opo neh cah cilik-cilik
ngoten kan wedi.” (ya takut, ketemu saja itu sudah lari. Apa lagi anak
berikut:
P1-20 : “Tanggi-tanggi maringi masukan diken masung niku terus
P2-17 : “..terus tanggi-tanggi niku sami matur wong koyo ngono kok
keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa. Tema ini dibangun dari
delapan sub tema yaitu: 1) respon awal keluarga melihat pasien pada
dalam tema ini ditemukan sub-sub tema, berikut ini akan dijelaskan
ditemukan
a. Sub tema : respon awal keluarga melihat pasien pada fase krisis
jiwa mengalami fase krisis pertama kali adalah respon emosi, respon
fisik dan respon perilaku yang merupakan sub-sub tema dari respon
awal keluarga melihat pasien pada fase krisis. Dalam penelitian ini
P1-4 : “Kaget pas pertama kali tiyang'e kumat.” (Kaget saat pertama
kok mboten normal..” (ya saya itu kaget orang namanya anak
saja…)
Sub-sub tema kedua yang didapatkan dalam sub tema ini adalah
Sub-sub tema ketiga yang didapatkan dalam sub tema ini adalah
P5-2 : “..Terus mripat’e uabang niki kulo gelut mawon peng kaleh kok
Sub tema kedua yang didapatkan dari tema respon keluarga pada
dipasung. Sub tema ini dibangun dari sub-sub tema respon emosi dan
P4-10 : “..Kulo niku lek umat nggeh susah wong jenenge yoga nggeh
Kategori kedua yang didapatkan dari sub tema ini adalah kepasrahan
P5-33 : “Kulo niki nggeh kulo pikir nggeh mboten dadi kulo bebas
Kategori ketiga yang didapatkan dari sub tema ini adalah rasa iba
P1-30 : “Kulo nggeh biasa mawon mbak, nggeh sinten maleh lek
P2-28 : “..ngeten niki menawi kulo mboten betah niku lek teng griyo
seng ngurusi terus sinten lo bu..” (Lha seperti ini kalau saya
Kategori kelima yang didapatkan dari sub tema ini adalah putus asa
harapan..)
Sub-sub tema kedua yang didapatkan dari sub tema ini adalah
P4-19 : “Teng mriko niku malah kados robot, ngiler dredesi, uireng
ngiler dredesi, hitam saya itu kok kasian. Ya Allah saya itu
Sub tema ketiga yang didapatkan dari tema respon keluarga pada
dipasung. Sub tema ini dibangun dari sub-sub tema konflik emosi.
Sub-sub tema konflik emosi dibangun dari kategori rasa iba seperti
P6-23 : “..Nggeh ngesakne bu.. nggeh kulo tangisi..” (Ya kasian bu..
ya saya tangisi)
P1-28 : “..lek kulo maem mriku nggeh kulo sukani, pokok teng warung
ngoten kulo betakne ngoten, kulo pun mboten mikir.” (.. Kalau
Dari kategori rasa iba dan ketakutan tersebut timbul konflik emosi pada
jika dipasung tapi ada rasa takut juga jika nanti pasien dilepaskan akan
Kategori ketiga yang didapatkan dari sub-sub tema ini adalah sedih
sebagai berikut:
Kategori keempat yang didapatkan dari sub-sub tema ini adalah rasa
sebagai berikut:
apa-apa)
Dari kategori sedih saat pasien dipasung dan rasa tenang jika pasien
pihak keluarga juga merasa tenang saat pasien dipasung karena dekat
dengannya.
d. Sub tema : stigma keluarga pada pasien gangguan jiwa
dipasung..)
negatif.
yang merupakan sub-sub tema dari sub tema ini. Sub-sub tema
sebagai berikut:
itu)
mencederai orang lain dan resiko bunuh diri yang merupakan sub-sub
tema dari sub tema ini. Pasien gangguan jiwa menunjukkan gejala
berikut:
tiba teriak-teriak..)
apa)
ngamuk itu)
P4-6 :” Wong tilem ngoten niku lek ketelaten ngeses ngoten kasur-
ngamuk” (Orang kalau tidur itu telat ngasih rokoknya juga kasur
P5-12 :” Wong TV niku nate dipendem teng lemah radio niku eruh-
orang lain. Sub-sub tema ini dibangun dari kategori resiko mecederai
P6-24 :” Nggeh ajrih bu kulo niki, gek ngoten niku upami nutuk ketuk
seperti itu kan seumpama mukul gitu kan tidak bisa dihukum)
rumah ini..)
P6-6 :” Nggeh mboten, nggeh namung kulo tedekne teng Kras niku
juga ditemeukan dalam penelitian ini, bisa dilihat dari partisipan yang
P1-34 :” Nggeh sakjane buerat mbak, kadang kulo ngeten niki pas
kadang saat saya kerja diluar itu kalau siang tidak bisa pulang
P2-24 :” Peh yo suusah bu.. Repot banget bu..” (ya susah bu.. Repot
banget bu..)
kulo niki mergane..” (ya gimana ya mbak, saya itu tidak punya
kemampuan..)
f. Sub tema : Pasung dalam perspektif keluarga
aktivitas pasien ini dibangun dari pasien tidak keluyuran seperti yang
kemana-mana)
saya rawat)
berikut:
keamanannya sendiri-sendiri)
P5-25 :” Nggeh untung mbak niku kulo saget tilem, nyambut gawe
lancar” (Ya untung mbak itu saya bisa tidur, bekerja ya lancar)
gangguan jiwa . Akan tetapi selain keuntungan tersebut disisi lain juga
terletak dibelakang rumah atau bahkan ada yang jauh dari rumah
kondisi pasien.
pasien.
ini merupakan kategori yang dibangun dari pasien tidak bisa bekerja
P6-22 :” Nggeh katah rugine.. lha dos pundi wong lek kulo niki
reno teng nggriyo kan saget masak.” (Ya banyak ruginya.. lha
P4-4 :” ..lak umat kulo beto teng puskesmas..” (kadang saya bawa
ke puskesmas..)
berikut:
P4-19 :” ..Niki masio ngeten pas dibeto teng Malang niko kulo
meskipun seperti ini itu saat dibawa ke Lawang itu saya juga
pintar..)
P3-9 :” ..lek ngarani wong tuek niku kenging seng njogo omah niki..
P5-10 :” Terus kulo beto teng kiyai Pare” (Terus saya bawa ke kiyai
Pare)
ini:
P6-6 :” Maune dereng ngertos disukani obat niku kulo tedekne teng
supaya sadar)
berikut:
P1-12 :” ..pokok'e sak unine tiyang kulo parani damel ngobati mas..
(pokok tiap masukan dari orang itu saya temui untuk mengobati
kakak saya)
obatkan kemana-mana..)
sebagai berikut:
P5-20 :” Teng kiyai niku telu.. mantri loro, dugo pun supe kulo katah..”
(ke kiyai itu tiga, perawat dua, sudah lupa saya banyak..)
P6-8 :” kulo peng gangsal teng Padangan niko, nggene P. Gun niki
bagaimana..)
P3-37 :” ..nyapo kok wes mari tapi kok sek kumat eneh koyo ngono
seperti itu)
P5-14 :” ..kulo padosne gembok terus dirantai terus kulo teng kiyai
menjadi sub-sub tema dari sub tema harapan keluarga pada pasien
sebagai berikut:
P3-39 :” ..Nggeh pengen mari terus ngoten.” (Ya ingin sembuh terus)
bisa dipimpin)
sendiri)
berikut:
sebagai berikut:
Kesembuhan
Kurang pengetahuan pasien:
tentang gangguan
jiwa: 1. Pasien tidak
1. Ketidaktahuan kambuh
keluarga tentang
gangguan jiwa Produktivitas pasien Harapan
2. Ketidakmampuan meningkat: keluarga
keluarga dalam 1. Bisa pada pasien
merawat pasien dipimpin/diarahk gangguan
an jiwa
2. Kembali bekerja
3. Perlu
pendidikan dan
ketrampilan
4. Memberikan
aktivitas ke
pasien
Gambar 4.2 Skema tema 2: kondisi keluarga yang memicu keputusan pasung
Arti stres adalah gangguan emosional yang disebabkan oleh faktor luar .
Tema ini dibangun dari dua sub tema yaitu menjaga martabat keluarga
dan hambatan dalam perawatan pasien. Didalam tema ini ditemukan sub-
sub tema, berikut ini akan dijelaskan masing-masing sub tema beserta
nemen lek ngomongne uwong kaleh kulo niki..” (..ya pokok cari
saya..)
jemurannya gitu..)
diseneni tiyang nggeh kulo rantai..” (tapi saya itu daripada anak
P4-9 :” Nggeh lek umat niku nyuwun ses nopo nyuwun arto ngoten.
tapi lek umat nggeh mboten (Ya kadang itu minta uang atau
minta rokok gitu. Tapi kalau menurut dia tidak enak gitu ya
yang merupakan sub-sub tema dari sub tema ini. Kendala finansial ini
P5-31 :”Danane teng Malang, Rejoso, pak kiyai pundi-pundi niku kan
P6-19 :” Nggeh lha niku diaturi pun diobatne dugi pundi-pundi teng
sudah habis..)
trauma niku jan trauma. Dugi tuebih lo mbak, kulo nganti telas
awak kulo. Nggohne ora cetuk karo anakku no piye, turu ndek
pergi keluar itu tidak bisa pulang, saya ya trauma. Nyampe jauh
itu mbak, saya sampai kurus ini. Kalau saya tidak nemukan
anak ini)
P2-16 :”..niku pun dirante terus lawang nggeh dipalangi niku lo saget
malam-malam)
P3-30 :” Mboten mantuk, niku kan mlajeng mawon dugi pundi-pundi
P1-9 :” ..lek dicedeki mesti pengen njotos.” (kalau didekati pasti ingin
memukul)
pernah dipukul)
melempari orang)
Perasaan malu keluarga:
Rasa malu keluarga
terhadap kondisi pasien Menjaga martabat
keluarga
Mengganggu masyarakat
sekitar:
Mengganggu tetangga
Keluarga stress
Kendala finansial:
Kesulitan ekonomi
Hambatan dalam
Kendala dalam perawatan
perawatan pasien
pasien gangguan jiwa :
1. Putus obat
2. Keluyuran
3. Resiko mencederai
orang lain
4. Perilaku mencederai
orang lain
penyelesaian masalah. Tema ini dibangun dari dua sub tema yaitu
Didalam tema ini ditemukan sub-sub tema, berikut ini akan dijelaskan
ditemukan.
a. Sub tema: musyawarah sebelum pemasungan
P4-18 :” Nggeh kulo sanjangi sedanten masio pak RT, sedanten kulo
mengke ical mboten karuan nggeh lebih baek nggeh kulo rantai
niku tambah keramut” (Ya saya kasih tahu semua dari Pak RT,
daripada nanti hilang lagi tidak karuan ya lebih baik saya rantai
sebagai berikut:
P3-33 :” ..nggeh namung bapak’e niku kulo matur dirantai ae pak
ngko teko ndi-ndi..” (ya hanya sama bapaknya itu saya bilang
keluarga mbak)
P1-50 :” ..mbok kulo ditutuk alu nggeh mboten wonten pilihan liyo..
niku kaleh dirante..” (tidak ada bu, ya hanya ditaruh di dapur itu
sama dirantai..)
1. Musyawarah dengan
keluarga Musyawarah
2. Musyawarah dengan sebelum
tetangga pemasungan
3. Musyawarah dengan
perangkat desa
Musyawarah
alternatif suatu tindakan. Tema ini dibangun dari dua sub tema yaitu
sebagai berikut:
sendiri orang saya ini disini tidak punya saudara sama sekali)
P5-14 :” mboten, nggeh pas ngamuk niku kulo rantai..” (tidak, ya saat
ngko lek enek opo-opo repot..” (Wo ya sudah kalau gitu dirantai
saja Mbah Sami juga sudah tua nanti kalau ada apa-apa repot)
antar partisipan
P1-18 :” Sehari-dua hari ditokne riyen.. (sehari dua hari itu dibiarkan
dulu)
musyawarah jam 4 sore itu terus habis magrib jam 8 itu diajak
dibangun dari satu sub tema yaitu dukungan perawatan pada pasien
gangguan jiwa. Didalam tema ini ditemukan sub-sub tema, berikut ini
P4-19 :” ..lek teng mriki niku bendinten nggeh kulo adus’i kulo
kramasi, nggeh kulo pijeti lek dalu. (kalau disini kan tiap hari
P3-19 :” Lek diparingi obat itu tek-tek dilepeh lo bu, dibucali. Kulo
campur teh nopo kopi ngoten lek kroso pahit nggeh dilepeh
dimuntahkan)
Sub-sub tema terakhir yang didapatkan dari sub tema ini adalah
kulo colne, lek kulo repot nggeh kulo rantai.” (Ya kadang-
pemasungan ulang oleh keluarga dan dilakukan lebih dari satu kali
kulo colne, lek kulo repot nggeh kulo rantai” (Ya kadang-kadang
itu saya rantai kalau tenang gitu ya saya lepaskan, kalau saya
P5-12 :” ..saking kiyai pare kumat neh kulo rantai, teng Demangan
sek kumat neh kulo rantai maleh, dirantai sampek meh mati..”
Pemasungan ulang :
Pemasungan dilakukan Perawatan pasca
kembali oleh keluarga pasung