Neurodermatitis
Neurodermatitis
NEURODERMATITIS
(LIKEN SIMPLEKS KRONIKUS)
Disusun Oleh :
Dhita Andini G1A212082
Pembimbing :
dr. Ismiralda Oke, Sp.KK
2013
HALAMAN PENGESAHAN
NEURODERMATITIS
(LIKEN SIMPLEKS KRONIKUS)
Disusun oleh :
Dhita Andini G1A212082
Telah dipresentasikan
Pada Tanggal : Agustus 2013
Menyetujui
2
I. PENDAHULUAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 56 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sokaraja Kulon RT 02/05 Banyumas
Agama : Islam
No. CM : 39-78-53
II. ANAMNESIS
Diambil dari autoanamnesis pada tanggal 30 Juli 2013,pukul 11.30 WIB
Keluhan Utama : Gatal di punggung tangan dan kaki kanan dan kiri
3
terasa dapat sampai berair setelah itu rasa gatal hilang dan terasa enak.
Keluhan gatal pada malam hari sampai menggangu waktu tidur pasien,
sehingga menurut pasien waktu tidurnya terganggu.Menurut pasien daerah
yang digaruk menjadi merah dan lama kelamaan tebal, kemerahan dan
bersisik di bagian tengah serta berwarna kehitaman di tepinya.
Sebelum datang ke Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RS Margono
Soekardjo, pasien pernah berobat ke puskesmas dan mendapat obat ,
namun tidak sembuh. Keluhan gatal kemudian dirasakan membaik, namun
setelah obat habis dapat kembali timbul.Tetapi bekas garukan menetap
tidak pernah hilang.
4
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : Bentuk daun telinga normal, sekret (-)
Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
Tenggorokan : T1 – T1 tenang , tidak hiperemis
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung : BJ I – II reguler , murmur (-) , Gallop (-)
Paru : SN vesikuler , ronki (-/-) , wheezing (-)
Abdomen : Supel,datar,BU (+) normal
Kelenjar Getah Bening: tidak teraba pembesaran.
Ekstremitas : Akral hangat, edema ( )
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
VI. RESUME
Pasien Ny. S, Laki-laki usia 56 tahun datang dengan keluhan gatal
di punggung tangan dan kaki kanan kiri sejak dua minggu sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan dirasakan berulang sejak enam bulan yang lalu,
muncul terutama saat pasien sedang memiliki masalah, terutama masalah
keluarga. Keluhan gatal dirasa menganggu sampai mengurangi waktu tidur
pasien. Jika keluhan yang sama timbul, pasien berobat ke Puskesmas
kemudian keluhan gatal mereda. Pada pemeriksaan status generalis dalam
batas normal. Pada pemeriksaan status dermatologikus lokasi dorsum
palmar dekstra et sinistra didapatkan tampak bercak-bercak eritematosa,
5
berbatas kurang tegas, tampak likenifikasi dengan skuama pada bagian
tepi, ukuran plakat, gambaran annular, lokalisasi soliter.
6
X. PENATALAKSANAAN
1. Non Medikamentosa
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya.
b. Mencegah garukan dan gosokan pada daerah yang gatal
c. Istirahat yang cukup
d. Hindari stress psikologis
e. Menjaga kebersihan kulit
f. Hindari dari gigitan serangga
2. Medikamentosa
Sistemik:
Antihistamin Loratadine 10 mg tablet 1x1
Antidepresi Amitriptylin tab 1x1 (malam)
Topikal:
Inerson 15 gr ointment 2x1
Asam Salisilat 3%
LCD vaseline salep
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad kosmeticum : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
7
Effloresensi Pada Pasien Ny.S
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
1.2. Sinonim
Nama lain dari liken simpleks kronikusadalah neurodermatitis
sirkumskripta, istilah yang pertama kali dipakai oleh Vidal, oleh karena itu
disebut pula liken Vidal.(Djuanda Adhi,2006)
9
mast yang selanjutnya akan memicu pruritus. Ekspresi faktor pertumbuhan
saraf p75 pada membran sel Schwan dan sel perineurum meningkat, mungkin
ini menghasilkan hiperplasi neural.(Djuanda Adhi, 2006).
Faktor gangguan emosi dan psikologis telah dikaji dalam literatur.
Sebuah studi dari pasien dengan liken simpleks kronikus dan prurigo
nodularis menemukan bahwa setengah dari 46 pasien yang diteliti memiliki
riwayat depresi, kecemasan, dan penyakit psikologis ringan lainnya. Masih
belum jelas faktor emosi merupakan faktor sekunder atau bahkan primer dan
kausa dari timbulnya rasa gatal.Terdapat postulat bahwa neurotransmitter
yang mempengaruhi suasana hati, seperti dopamin, serotonin, atau peptida
opioid memodulasi persepsi rasa gatal melalui jalur spinal desenden.
Gangguan obsesif kompulsif turut dikaitkan dengan penyakit ini
(Hogan,2011)
1.4. Epidemiologi
Frekuensi yang tepat pada populasi umum tidak diketahui. Dalam
suatu studi,12% dari pasien penuaan dengan kulit pruritus telah
mengalami liken simplekskronis.Tidak ada perbedaan dilaporkan dalam
frekuensi antara ras. Lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria..
Kebanyakan terjadi pada pertengahan akhir dewasa,dengan prevalensi
10
tertinggi pada orang berusia 30-50 tahun (Djuanda Adhi, 2006; Susan Burgin,
2008)
11
Letak lesi bisa timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan adalah
di scalp, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva,
skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral,
pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki. Neurodermatitis di
daerah tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak
kecil di tengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke scalp. Biasanya
skuamanya banyak menyerupai psoriasis (Hogan,2011)
13
Gambaran Likenifikasi (Susan Burgin, 2008)
14
b. Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi untuk menegakkan diagnosis
neurodermatitis sirkumskripta adalah menunjukkan proliferasi dari sel
schwann dimana dapat membuat infiltrasi selular yang cukup besar. Juga
ditemukan neural hyperplasia. Didapatkan adanya hiperkeratosis dengan
area yang parakeratosis, akantosis dengan pemanjangan rete ridges yang
irregular, hipergranulosis dan perluasan dari papillo dermis. Spongiosis bisa
ditemukan, tetapi vesikulasi tidak ditemukan.Papilomatosis kadang-kadang
ditemukan.Ekskoriasi, dimana ditemukan garis ulserasi punctata karena
adanya jaringan nekrotik papila dermis superfisial. Fibrin dan neutrofil bisa
ditemukan, walaupun keduanya biasanya ditemukan pada penyakit
dermatosis yang lain. Pada papillary dermis ditemukan peningkatan jumlah
fibroblas.Padalesiyang sudah sangatkronis, khususnya padalikenifikasiyang
gigantik besar , akantosis dan hiperkeratosis dapat dilihat secara
gross,danrete ridges tampak ireguler namuntetapmemanjang dan melebar.
(Wolff Klauss, A Lowell. et.all.)
15
1.7. Diagnosis
16
Psoriasis merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik, dengan
karakteristik plak eritematous, berbatas tegas, berwarna putih
keperakan,skuama yang kasar, berlapis-lapis, transparan, disertai fenomena
tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Lokasi terbanyak ditemukan didaerah
ekstensor.Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa
telah mendapatkan bahwa penyakit ini bersifat autoimun, dan residif (Wolff
Klauss, A Lowell. et.all.)
c. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik merupakan gangguan papuloskuamosa yang
terdapat pada daerah kaya sebum seperti kulit kepala, wajah dan
punggung.Dermatitis ini berhubungan dengan malassezia, abnormalitas
imunologis, dan aktivasi dari komplemen.Berhubungan erat dengan keaktifan
glandula sebasea.Biasa terjadi pada bayi umur bulan pertama dan mencapai
puncak pada umur 18-40 tahun.Kelainan kulit terdiri atas eritema dam
skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas
(Djuanda Adhi, 2006).
d. Liken Planus
Lesi yang pruritis, erupsi popular yang dikarakteritikkan dengan warna
kemerahan berbentuk polygonal, dan kadang berbatas tegas.Sering ditemukan
pada permukaan fleksor dari ekstremitas, genitalia dan membrane
mukus.Mirip dengan reaksi mediasi imunologis. Liken planus ditandai
dengan papul-papul yang mempunyai warna dan konfigurasi yang khas.
Papul-papul berwarna merah biru, berskuama, dan berbentuk siku-siku.
Gambaran histopatologi: papul menunjukkan penebalan lapisan granuloma,
degenrasi mencair membrane basal dan sel basal. Dapat pula ditemukan
infiltrate seperti pita yang terdiri dari limfosit dan histiosit pada lapisan
dermis bagian atas (Djuanda Adhi, 2006; Susan Burgin, 2008)
e. Dermatitis atopi
17
Peradangan kulit kronis yang residif disertai gatal, yang umumnya
sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak. Sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami
ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatan.Gambaran lesi kulit pada
remaja dan dewasa dapat berupa plak papuler, eritematosa, dan berskuama
atau plak likenifikasi yang gatal. Lokasi dermatitis atopik pada lipat siku dan
lipat lutut (fleksor) hilang pada usia 2 tahun, pada neurodermatitis
sirkumskripta pada siku dan punggung kaki (ekstensor) dan berlanjut sampai
tua (Susan Burgin,2008; CA Holden, 2004)
f. Tinea corporis
Kelainan kulit yang berbatas tegas, dengan pinggir aktif dan bagian
tengah relative tenang ( Siregar,2004)
1.9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari neurodermatitis sirkumskripta secara primer
adalah untuk mengurangi pruritus dan meminimalkan lesi yang ada dan
menghindarkan pasien dari kebiasaan menggaruk dan menggosok secara
terus-menerus. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti memotong
kuku pasien, memberikan antipruritus, glukokortikoid topikal atau
intralesional, atau produk-produk tar, konsultasi psikiatrik, dan mengobati
pasien dengan cryoterapi, cyproheptadine, atau capsaicin (Wolff Klauss, A
Lowell. et.all)
a. Steroid topical (Richards, 2010)
Merupakan pengobatan pilihan karena dapat mengurangi peradangan
dan gatal serta perlahan-lahan menghaluskan hiperkeratosisnya.Karena
lesinya kronik.Pentalaksanaannya biasanya lama.Pada lesi yang besar dan
aktif, steroid potensi sedang dapat digunakan untuk mengobati inflamasi
akut.Tidak direkomendasikan untuk kulit yang tipis (vulva, skrotum, axilla
dan wajah).Steroid potensi kuat digunakan selama 3 minggu pada area kulit
yang lebih tebal.
1. Clobetasol
18
Topical steroid super poten kelas 1: menekan mitosis dan menambah
sintesis protein yang mengurangi peradangan dan menyebabakan
vasokonstriksi.
2. Betamethasone dipropionate cream 0,05%.6,9
Untuk peradangan kulit yang berespon baik terhadap steroid. Bekerja
mengurangi peradangan dengan menekan migrasi leukosit polimorfonuklear
dan memeperbaiki permeabilitas kapiler.4
3. Triamcinolone 0,025 %, 0.1%, 0.5 % ointment
Untuk peradangan kulit yang berespon baik terhadap steroid.Bekerja
mengurangi peradangan dengan menekan migrasi leukosit polimorfonuklear
dan memeperbaiki permeabilitas kapiler.
4. Fluocinolone cream 0.1 % or 0.05%
Topical kortikosteroid potensi tinggi yang menghambat proliferasi sel.
Mempuyai sifat imonusupresif dan sifat anti peradangan.
19
c. Agen anti pruritus
Obat oral dapat mengurangi gatal dengan memblokir efek pelepasan
histamine secara endogen.Gatal berkurang, pasien merasa tenang atau
sedative dan merangsang untuk tidur.Obat topical menstabilisasi
membrane neuron dan mencegah inisiasi dan transmisi implus saraf
sehingga memberi aksi anestesi lokal.
1. Dipenhidramin.
Untuk meringankan gejala pruritus yang disebabkan oleh pelepasan
histamine.
2. Cholorpheniramine
Bekerja sama dengan histamine atau permukaan reseptor H1 pada
sel efektor di pembuluh darah dan traktus respiratori.
3. Hidroxyzine
Reseptor H1 antagonis diperifer.Dapat menekan aktifitas histamine
diregion subkortikal system sraf pusat.
4. Klonazepam
Untuk anxietas yang disertai pruritus.Berikatan dengan reseptor-
reseptor di SSP, termasuk sistem limbik dan pembentukan retikular.Efeknya
bisa dimediasi melalui reseptor GABA.
d. Agen imunosupresor
Tacrolimus, Mekanisme kerjanya pada liken simpleks kronik tidak
diketahui. Dapat mengurangi gatal dan peradangan dengan menekan
pelepasan sitokin dari sel T. juga menghambat transkripsi gen yang
mengkode IL-3, IL-4, IL5, GM-CSF, dan TNF- alfa, yang semuanya
terlibat dalam aktivasi sel T derajat dini. Juga dapat menghambat
pelepasan mediator sel mast dan basofil kulit dan mengurangi regulasi
ekspresi FCeRI pada sel langerhans.Obat dari kelas ini lebih mahal dari
kortikosteroid topikal.Terdapat dalam bentuk ointment dalam konsentrasi
0.03% dan 0.1%.indikasi apabila pilihan terapi yang lain tidak berhasil.
e. Immunodilator
20
Berasal dari ascomycin, suatu bahan alami yang diproduksi oleh jamur
streptomyces hygroscopicus var asmyeticus, bekerja menghambat
produksi dan pelepasan sitokin inflamasi dari sel T teraktivasi secara
selektif dan berikatan dengan reseptor imunofilin sitosolik makrofilin 12
(cytosolic immunophili receptor macrophilin-12).Menghambat kompleks
yang menghambat kalsineurin fofatase, yang kemudian memblokir
aktivasi sel T dan pelepasan sitokin.Atropi kutaneus tidak didapati pada
percobaan klinis yang merupakan kelebihan terhadap kortikosteroid
topical. Indikasi apabila pilihan terapi yang lain tidak berhasil (Wolff
Klauss, A Lowell. et.all)
1.10. Prognosis
Prognosis untuk penyakit liken simpleks kronis adalah :
- Lesi bisa sembuh dengan sempurna.
- Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan pigmentasi
dapat diatasi setelah dilakukan pengobatan.
- Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional
yang meningkat.
- Pengobatan untuk pencegahan pada stadium-stadium awal dapat
membantu untuk mengurangi proses likenifikasi.
Pengobatan yang teratur dapat meringankan kondisi pasien.Penyebab utama
dari gatal dapat hilang, atau dapat muncul kembali. Pencegahan pada tahap
awal dapat menghambat proses penyakit ini (Pedoman diagnosis, 2007)
21
III. PEMBAHASAN
Anamnesis ini Sesuai dengan Adhi Juanda Pada Ilmu Penyakit Kulit FKUI
bahwa:
1. Penderita mengeluh gatal sekali, rasa gatal memang tidak terus
menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk
tidak digaruk. Penderita merasa enak setelah digaruk.
2. Timbul dipengaruhi dengan aspek psikologi dan tekanan emosi.
St. Dermatologis:
Lokasi : Dorsum manus et palmar dekstra et sinistra
Effloresensi :Tampak hiperpigmentasi, berbatas tegas, likenifikasi dengan
skuama halus pada bagian tepi, ukuran plakat, bentuk lingkaran tidak beraturan,
lokalisasi soliter.
22
tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan eskoriasi;
sekitarnyahiperpigmentasi, batas dengan kulit tegas
Penatalaksanaan:
Antihistamin Loratadine 10 mg tablet 1x1
Antidepresi Amitriptylin tab 1x1 (malam)
Topikal:
Inerson 15 gr ointment 2x1
Asam Salisilat 3%
LCD vaseline salep
Sesuai djuanda adhi, Wolff Klauss, A Lowell. et.allbahwa:
penatalaksanaan pada penyakit ini adalah tujuanya untuk mengurangi pruritus dan
meminimalkan lesi dengan
a. antipruritus (antihistamin --> Reseptor H1 yaitu contohnya
chlorpeniramin
b. Steroid Topikal contohnya Betametason untuk mengurangi peradangan
dan gatal serta memperbaiki permeabilitas kapiler
c. Antidepresi yang mempunyai aktivitas sedatif. contoh: Amitriptylin
Prognosis:
a. Lesi bisa sembuh dengan sempurna.
b. Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan
pigmentasi dapat diatasi setelah dilakukan pengobatan.
c. Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional
yang meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
23
Djuanda Adhi. Neurodermatitis Sirkumskripta. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Edisi kelima.2006 Jakarta:FKUI:h. 147-148.
Siregar.Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi Dua. 2004. Jakarta: EGC.
Wolff Klauss, A Lowell. et.all. Lichen Simplex Chronicus and Prurigo Nodularis.
In: Fitzpatrick’s Dermatologyin General Medicine7th Edition volumes 1 &
2. New York: McGraw Hill Medical 2008: p. 198-200.
Wolff Klauss. Lichen Simplex Chronicus. In: Fitzpatrick’s Color Atlas &
Synopsis of Clinical Dermatology 6th Edition. New York: McGraw Hill
Medical 2009: p. 42-43
24