Askep Vertigo
Askep Vertigo
A. Pengertian
Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian
vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya,
dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat
keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja,
melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus,
unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari
(http://www.kalbefarma.com).
B. Etiologi
1. Lesi vestibular :
o Fisiologik
o Labirinitis
o Menière
o Obat ; misalnya quinine, salisilat.
o Otitis media
o “Motion sickness”
o “Benign post-traumatic positional vertigo”
2. Lesi saraf vestibularis
o Neuroma akustik
o Obat ; misalnya streptomycin
o Neuronitis
o vestibular
3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
o Infark atau perdarahan pons
o Insufisiensi vertebro-basilar
o Migraine arteri basilaris
o Sklerosi diseminata
o Tumor
o Siringobulbia
o Epilepsy lobus temporal
C. Patofisiologi
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling
besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil
kontribusinya adalah proprioseptik.
D. Klasifikasi Vertigo
D. Manifestasi klinik
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan
lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat
dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan
kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan
selaput tipis.
E. Pemerikasaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik :
o Pemeriksaan mata
o Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
o Pemeriksaan neurologik
o Pemeriksaan otologik
o Pemeriksaan fisik umum.
2. Pemeriksaan khusus :
o ENG
o Audiometri dan BAEP
o Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan :
o Laboratorium
o Radiologik dan Imaging
o EEG, EMG, dan EKG.
F. Penatalaksanaan Medis
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) : Terdiri dari :
1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik
3. Terapi rehabilitatif.
A. Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
o Letih, lemah, malaise
o Keterbatasan gerak
o Ketegangan mata, kesulitan membaca
o Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
o Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau
karena perubahan cuaca.
2. Sirkulasi
o Riwayat hypertensi
o Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
o Pucat, wajah tampak kemerahan.
3. Integritas Ego
o Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
o Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
o Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
o Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).
4. Makanan dan cairan
o Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog,
MSG (pada migrain).
o Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
o Penurunan berat badan
5. Neurosensoris
o Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
o Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
o Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
o Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
o Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
o Perubahan pada pola bicara/pola pikir
o Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
o Penurunan refleks tendon dalam
o Papiledema.
6. Nyeri/ kenyamanan
o Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,
ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
o Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
o Fokus menyempit
o Fokus pada diri sendiri
o Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
o Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
7. Keamanan
o Riwayat alergi atau reaksi alergi
o Demam (sakit kepala)
o Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
o Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
8. Interaksi sosial
o Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan
dengan penyakit.
9. Penyuluhan / pembelajaran
o Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
o Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone,
menopause.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan aktivitas berhubungan dengan pusing, nyeri dikepala.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah
C. Rencana Keperawatan
Intervensi :
Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan
otot serta mengurangi nyeri
Kaji intensitas/skala nyeri.
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Pantau tanda-tanda vital
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi
lebih nyaman.
Intervensi :
Monitor output dan intake pasien
Rasional : Evaluasi ketat kebutuhan intake dan output
Beri cairan sesuai dengan pengeluaran
Rasional: Jumlah pengeluaran cairan yang banyak harus di imbangi dengan
masukan.
Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : Meningkatkan nafsu makan.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antasida.
Rasional : Antasida untuk mengurangi mual, muntah.
C. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999:28)
Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :
VERTIGO
ANISA PUTRI
Tingkat II.A
PENGKAJIAN DATA
I. Identitas Klien
a. Identitas Klien
Nama : Ny. “M”
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Perum Kom Blok E Palembang.
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Tanggal MRS : 30 Januari 2011
Tanggal Pengkajian : 31 Januari 2011
No Med Rec : 021548
Diagnosa Medis : Vertigo
f. Aktivitas sehari-hari
No Aktivitas Sebelum MRS Selama MRS
1. Pola Nutrisi
- Makanan Makan nasi 1 porsi habis 3 Makan 3 x sehari dengan
x sehari dengan lauk dan diet yang diberikan oleh
sayur RS
- Minuman Minum air putih Minum air putih
2. Pola Eliminasi
- BAB BAB frekuensi 1-2x sehari, BAB frekuensi 1-2x sehari,
konsistensi padat, warna konsistensi padat, warna
kuning kuning
- BAK BAK frekuensi 4-5x sehari, BAK frekuensi 4-5x sehari,
warna kuning warna kuning
4. Personal Hygiene
- Mandi Klien mandi 2x sehari Klien hanya di lap
badannya oleh keluarganya
- Kuku Bersih Kebersihan Cukup
- Rambut Bersih Kebersihan Cukup
- Kulit Bersih Kebersihan Cukup
g. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Komposmentis
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 oC
RR : 16 x/menit
Skala nyeri : 8-10
2. Keadaan khusus
Sistem Persepsi Sensori
Pendengaran : Normal
Penglihatan : Normal
Pengecap : Normal
Peraba : Normal
Sistem Penglihatan
Nyeri tekan : Tidak OD/OS
Lapang pandang : Normal
Alis : Normal
Kelopak mata : Normal
Konjungtiva (palpebra): Normal
Konjungtiva (bulbi) : Normal
Kornea : Normal
Reflek : Ada OD/OS
Pupil : Isokor
Diameter : Normal (2-6 mm)
Respon cahaya : Ada OD/OS
Sistem Pernapasan
Frekuensi : 16 x/menit
Kualitas : Normal
Batuk : Tidak ada
Sistem Kardiovaskular
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Bunyi jantung : Normal
Edema : Tidak ada
Sistem Perkemihan
Warna : Kuning jernih
h. Data Penunjang
Pemeriksaan EKG (tanggal 30 Januari 2011)
Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 31 Januari 2011)
Hb : 11,4 g/dl
LED : 85 mm/jam
Lekosit : 6800/mm
DITCOUNT : 0/0/1/76/19/4
BSS : 112 mg/dl
i. Terapi
IVFD RL gtt xx/menit
Inj ranitidin 1 amp (1xorder)
Inj ondacontron 3 x 8mg
Freto 3 x 10
Dramamin 3 x 1
Vastigo 3 x 8mg
j. Analisis Data
Tubuh bergerak
Do: Ku lemah, Os
meringis, pucat
Penyesuaian otot tidak
adekuat
Diagnosa Keperawatan
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1. Gangguan Tupan: Nyeri Atur posisi - posisi yang tepat
aktivitas hilang atau pasien senyaman mengurangi
berhubungan berkurang. mungkin penekanan dan
dengan pusing, mencegah
nyeri dikepala. ketegangan otot
serta mengurangi
Tupen: Dalam
Ds: Os
nyeri.
waktu 2 x 24 jam
mengatakan
nyeri berkurang, Kaji intensitas/
kepalanya - Mengenal dan
TTV normal, Klien skala nyeri.
pusing, memudahkan dalam
tampak tenang.
berkunang- melakukan tindakan
kunang keperawatan.
- analgetik berguna
untuk mengurangi
nyeri sehingga pasien
Kolaborasi menjadi lebih
dengan tim medis nyaman.
untuk pemberian
analgetik.
-Evaluasi ketat
kebutuhan intake dan
2. Gangguan Tupan: Tidak Monitor output
output.
nutrisi kurang adanya muntah, dan intake pasien
dari kebutuhan mual - Jumlah
tubuh pengeluaran cairan
Tupen: Dalam
berhubungan yang banyak harus di
Beri cairan
waktu 1 x 24 jam
dengan mual, imbangi dengan
sesuai dengan
intake adekuat baik
muntah masukan.
pengeluaran.
IV ataupun oral
- Meningkatkan
nafsu makan
Beri
makanan dalam
porsi kecil tapi
- Antasida untuk
sering.
mengurangi mual,
muntah.
Kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
antasida.
Catatan Perkembangan
2.
2 Februari Memonitor output dan
S: Klien mengatakan muntah
2011 pukul intake pasien
berkurang
06.00 WIB Memberikan cairan sesuai
dengan pengeluaran O: Ku masih lemah, Klien
Memberikan tampak menghabiskan
makanan dalam porsi kecil makanannya
tapi sering.
A: Masalah teratasi sebagian
Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian terapi P: Intervensi dilanjutkan
(injeksi ranitidin)
DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi
keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta,
1999.
Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta, 1999.