Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menekan seminimal mungkin hambatan belajar yang dialami
oleh sebagian besar mahasiswa terutama dalam menyelesaikan soal -soal pembuktian suatu
tautologi. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan meningkatkan
frekuensi pengerjaan soal pembuktian suatu tautologi dengan berasaskan penalaran reductio
ad absurdum yang senantiasa bertolak dari sebuah pengandaian bahwa yang benar adalah
ingkaran dari tautologi , namun pada akhirnya pengandaian itu harus dicabut, karena , dengan
berangkat dari sebuah asumsi yang mengingkari kebenaran suatu tautologi, ternyata
memunculkan sebuah kontradiksi . Pada dasarnya penalaran yang berasaskan reductio ad
absurdum adalah sebuah alternatif untuk mencapai akhir bukti kebenaran suatu
tautologi yang tertuang baik dalam bentuk implikasi maupun bi-implikasi melalui bukti tak
langsung. Ketika seseorang tak dapat secara langsung memberdayakan hipotesis yang
dipunyai untuk mencapai akhir bukti bahwa pernyataan “ jika x bersifat P maka x bersifat Q”
merupakan suatu tautologi , ia masih punya kesempatan untuk membuktikan kebenaran dari
pernyataan “ jika x bersifat P maka x bersifat Q” apabila ia berhasil menunjukkan bahwa
pernyataan “ada x yang bersifat P tetapi x tidak bersifat Q” merupakan suatu kontradiksi.
Dari hasil penelitian ini memberi petunjuk bahwa pembelajaran Analisis Real 1 yang
disertai tindakan berupa pemberdayaan penalaran berasaskan prinsip reductio ad absurdum,
berhasil menekan hambatan belajar mahasiswa dalam mengerjakan dengan benar soal-soal
pembuktian suatu tautologi, yang ditengarai adanya peningkatan ketajaman berfikir
mahasiswa dalam menyusun premis-premis dengan logika yang benar untuk mencapai akhir
suatu bukti yang absah, meskipun baru sebatas kenaikan jumlah mahasiswa berkemampuan
akademik cukup dari yang semula memperoleh nilai D pada Angkatan 97 meningkat
mencapai nilai C pada Angkatan 98, dan penurunan jumlah mahasiswa berkemampuan
akademik sedang dari yang semula memperoleh nilai E pada Angkatan 97 meningkat
mencapai nilai D dan bahkan ada yang mencapai nilai C pada Angkatan 98.
A. Latar Belakang Masalah Dan bagian yang sangat vital pada setiap
Hipotesis Tindakan perkembangan matematika murni
khususnya dan perkembangan matematika
Bertolak dari hakekat matematika pada umumnya. Dalam matematika murni
sebagai ilmu yang bersifat deduktif setaraf Analisis Real , hampir semua
aksiomatis yang bercirikan, setiap persoalan terkait dengan masalah
pembuktian suatu tautologi yang pembuktian dan hampir tidak ada
diungkapkan dalam bentuk teorema permasalahan yang solusinya hanya
senantiasa melalui sebuah proses melibatkan ketrampilan menghitung.
bernafaskan logika yang bertumpu pada Keberhasilan seseorang menguasai
penalaran yang berasaskan pada salah satu Analisis Real yang notabene adalah
prinsip atau kombinasi dari prinsip modus matematika murni disamping Aljabar
ponen, prinsip modus tolens dan prinsip abstrak, sangat bergantung pada ketajaman
silogisme. Nampak jelas bahwa menganalisis dengan menggunakan alur
penguasaan logika matematika, menjadi logika yang absah.
(37)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar
(38)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar
atau dengan kata lain, pernyataan “p” menjiwai maka betapapun kayanya
suatu taotologi. Sebagai illustrasi, ketika perbendaharaan teorema prasyarat
seorang mahasiswa tak mampu tetap saja pengetahuan itu tak dapat
memberdayakan hipotesis “ x+y=x+z” muncul tepat pada waktunya ketika
untuk mencapai akhir bukti dari suatu pengguna jasa itu memerlukannya.
tautologi yang menyatakan “ Jika x+y=x+z Bahkan yang sangat fatal, hampir
maka y=z” maka seorang pengampu harus setiap tautologi yang tidak mungkin
segera memberikan tindakan agar dibuktikan secara langsung , apakah itu
mahasiswa tersebut mampu menunjukkan prinsip modus ponen, kontrapositif
pernyataan “ada x,y,z∈R dengan sifat atau silogisme, tak seorangpun
x+y=x+z tetapi y≠z” merupakan suatu mempunyai ide cemerlang (atas dasar
kontradiksi. pengalaman) bahwa ingkaran dari
Dalam rangka meningkatkan kualitas tautologi tentu suatu kontradiksi,
produk mahasiswa dibidang matematika yang jika ini berhasil ia
murni khususnya analisis Real, dengan perlihatkan maka sebenarnya
mempertimbangkan kenyataan bahwa ia(mahasiswa) telah membuktikan apa
sebagian besar mahasiswa kurang mampu yang seharusnya ia buktikan .
memberdayakan dasar-dasar logika 2. Bidang studi kalkulus sebagai
matematika maka diperlukan kreatifitas prasyarat masih belum optimal
pengampu analisis Real untuk dapat pemberdayaannya dalam mendukung
menciptakan suatu media pembelajaran penyelesaian soal pembuktian.
analisiss Real yang dapat menjembatani 3. Ketidakmampuan sebagian besar
kemampuan prasyarat yang dipunyai mahasiswa dalam menyelesaikan soal
mahasiswa dapat berkembang sedemikian yang berkaitan dengan pembuktian
hingga para mahasiswa mampu suatu tautologi, baik itu yang berupa
mengaplikasikan kemampuan prasyarat teorema dasar maupun teorema
tersebut dalam dalam menyelesaikan soal- akibat.
soal yang berkaitan dengan pembuktian . Masalah dalam penelitian ini
Kemampuan prasyarat yang paling dirumuskan dengan mengacu pada
mendukung dalam menyelesaikan soal- identifikasi masalah di atas. Bertolak dari
soal yang berkaitan dengan pembuktian latar belakang yang telah diuraikan di atas
adalah dasar-dasar logika matematika, dan dengan mempertimbangkan
tetapi, dasar-dasar logika saja tanpa identifikasi masalah tersebut di atas.
kemampuan memahami konsep dasar Masalah 1) merupakan akar permasalahan
kalkulus yang baik tentu tidak akan dapat sesungguhnya yang paling mendesak
mencapai hasil yang baik untuk bidang untuk segera dijawab dan ditindaklanjuti.
studi analisis. Masalah 2)dapat diberikan solusi(telah
Dibalik rasa optimistis bahwa diteliti tahun 1990) meskipun baru terbatas
setiap upaya untuk dapat keluar dari pada satuan bahasan limit fungsi dan
kesulitan pasti akan membawa kearah kekontinuan suatu fungsi bernilai Real,
perubahan yang lebih baik betapapun tentunya ini perlu ditindaklanjuti namun
kecilnya , namun tetap saja ada kerisauan belum terlalu mendesak. Adapun masalah
yang sangat dalam, oleh karena 3) hanyalah dampak dari akar
berdasarkan pengalaman beberapa kali permasalahan 1), dengan demikian
mengampu mata kuliah analisis Real selalu sesungguhnya jika masalah 1) ada suatu
muncul masalah yang serupa, yakni: solusi maka ini sekaligus akan mengatasi
1. Bidang studi dasar-dasar logika masalah 3).
matematika terkesan hanya sebatas Dengan demikian rumusan masalah
dapat melengkapi tabel kebenaran, dalam tulisan ini adalah :
belum menjiwai , dan karena belum
(39)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar
(40)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar
(41)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar
bahwa ingkaran dari pernyataan bernilai 2) Tipe 2: soal yang hanya mungkin atau
salah tidak segera muncul, meskipun dimungkinkan ,dibuktikan dengan asas
sudah belajar dasar-dasar logika bahwa, reductio ad absurdum. Diberikan
apabila ingkaran suatu pernyataan contoh menyelesaikan soal tipe 1 dan
bernilai salah maka pernyataan tersebut soal tipe 2, dilanjutkanobservasi
bernilai benar. Jadi perlu meningkatkan pendahuluan sebelum melaksanakan
kemampuan mereka (mahasiswa) tindakan, sebagai berikut.
menyelesaikan soalpembuktian yang 3) Dipilih 6 mahasiswa, 2 berkemampuan
berasaskan prinsip reductio ad sedang, 2 berkemampuan cukup, 2
absurdum. Atas dasar itu semua, perlu berkemampuan baik yang dipantau dari
diteliti, apakah dengan memberdayakan IP Kumulatif 4 semester sebelumnya
strategi pembuktian yang berasaskan dengan mempertimbangkan nilai
prinsip reductio ad absurdum, dapat Kalkulus 1, Kalkulus 2 dan Dasar-
meminimalisir hambatan belajar meraka?. dasar Logika .
4) Tiga mahasiswa yang pertama dengan
C. Metodologi Penelitian tiga jenjang kemampuan yang berbeda
untuk diminta mengerjakan soal tipe
3.1 Subyek Penelitian dan Rancangan 1.
Penelitian 5) Tiga mahasiswa yang kedua dengan
tiga jenjang kemampuan yang berbeda
Subyek yang akan diteliti adalah untuk diminta mengerjakan soal tipe 2.
mahasiswa semester 5(lima) jurusan
Pendidikan Matematika yang mengikuti (2) Tindakan:
matakuliah Analisis Real 1 kelas C. Untuk meminimalisir hambatan dalam
a. Pihak yang Dilibatkan menyelesaikan soal pembuktian, dan
− Tim Dosen Pengampu mata kuliah dengan mempertimbangkan observasi
Analisis Real 1 (kelas A dan B) pendahuluan dilakukan tindakan berikut:
− Tim Dosen mata kuliah Dasar- 1) memberikan contoh menyelesaikan
dasar logika Matematika soal tipe 1 yang untuk mencapai akhir
− Tim Dosen mata kuliah Kalkulus I bukti secara tuntas dan benar, harus
b. Rancangan Penelitian. memuat penggunaan logika
Rancangan penelitian ini mengikuti matematika yang bertumpu pada
model Kemmis dan Mc Tanggart prinsip modus ponen, kontrapositif dan
(1989) yang terdiri dari empat silogisme
komponen utama , yaitu, (1) rencana, 2) memberikan contoh menyelesaikan
(2) tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. soal tipe 2 yang untuk mencapai akhir
bukti secara tuntas dan benar,
3.2 Rancangan Tindakan pada Siklus 1 disamping pada awal pembuk tian
harus bertolak dari asas reductio ad
(1) Rencana: absurdum, harus pula memuat unsur-
Merencanakan Proses Pembelajaran unsur modus ponen, kontrapositif dan
Satuan Bahasan 1 dan 2 dengan silogisme.
mempersiapkan Satuan Acara Perkuliahan
yang dibuat oleh tim dosen analisis Real 1. (3) Observasi
Dalam setiap kegiatan perkuliahan Pada akhir perkuliahan Satuan Bahasan 1
selama 3X50 menit, dipersiapkan 2 tipe dan 2 diberikan UTS (Ujian Tengah
soal, yakni, Tipe 1 dan Tipe 2 Semester)
1) Tipe 1: soal yang dapat dibuktikan
langsung(tanpa pengandaian) (4) Refleksi
(42)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar
Hasil observasi pada langkah (3) bukti secara tuntas dan benar,
merupakan landasan untuk menentukan disamping pada awal pembuktian
tindakan pada siklus II. harus bertolak dari asas reductio ad
absurdum, harus pula memuat unsur-
3.3 Rancangan Tindakan pada Siklus 2 unsur modus ponen, kontrapositif dan
silogisme .
(1) Rencana
Merencanakan Proses Pembelajaran (3) Observasi
Satuan Bahasan 3 dan 4 dengan Pada akhir perkuliahan Satuan Bahasan 3
mempersiapkan Satuan Acara Perkuliahan dan 4 diberikan ujian sisipan khusus
yang dibuat oleh tim dosen analisis Real materi Satuan Bahasan 3 dan 4.
1. Dalam setiap kegiatan perkuliahan
selama 3X50 menit, dipersiapkan 2 tipe (4) Refleksi/evaluasi
soal, yakni, tipe 1dan tipe 2 . Berupa Hasil Belajar mahasiswa
1) Tipe 1: soal yang dapat dibuktikan denganmempertimbangkan, UTS, ujian
langsung(tanpa pengandaian) sisipan dan Ujian Akhir Semester.
2) Tipe 2: soal yang hanya mungkin atau
dimungkinkan dibuktikan dengan asas 3.4 Teknik Pengumpulan Data
reductio ad absurdum.
Penekanan contoh soal, apakah lebih Teknik pengumpulan data dilakukan
didominasi contoh pembuktian sebagai berikut
langsung atau pembuktian yang 1) Teknik dokumentar
berasaskan murni reductio ad Untuk memperoleh data kemampuan
absurdum atau gabungan dari kedua akademis mahasiswa semester 5
tipe, sangat bergantung pada masukan peserta mata kuliah Analisis Real 1,
yang diperoleh dari refleksi/evaluasi berupa IP kumulatif 4 semester
pada siklus 1. Observasi sebelum sebelumnya, dan mata kuliah prasyarat
menentukan tindakan 2 dalam hal ini sebelumnya, dan mata kuliah prasyarat
lebih bersifat evaluasi, yang teknik langsung, yakni,Dasar-dasar logika,
pelaksanaanya tak perlu sama persis Kalkulus 1 dan 2, Diperoleh
dengan observasi pendahuluan pada langsung dari jurusan Pendidikan
siklus 1. Matematika.
2) Teknik Observasi
(2) Tindakan Untuk menentukan rancangan tindakan
Untuk meminimalisir hambatan dalam pada siklus 1. Dilakukan seperti yang
menyelesaikan soal pembuktian, dan yang direncanakan pada butir (1.3)
dengan mempertimbangkan dan (1.4).Sebagai bahan pertimbangan
refleksi/evaluasi pada siklus 1, namun menentukan tindakan pada siklus 2,
pola pemberian tindakan tetap mengacu disamping hasil belajar pada akhir
pada pola umum seperti pada pola umum siklus 1. Dilakukan lebih bervariasi
tindakkan pada siklus 1 sebagai berikut. bergantung pada hasil siklus 1
1) memberikan contoh menyelesaikan 3) Teknik tes
soal tipe 1 yang untuk mencapai akhir Untuk memperoleh hasil siklus 1,
bukti secara tuntas dan benar, harus diberikan UTS (Ujian Tengah
memuat penggunaan dasar-dasar Semester) khusus bahan Satuan
logika yang memuat tiga prinsip Bahasan 1 dan 2, Sistem Bilangan Real
sekaligus, yakni, prnisip modus ponen, dan Ruang Euclides.Untuk
kontrapositif dan silogisme memperoleh hasil siklus 2, diberikan
2) memberikan contoh menyelesaikan Ujian Sisipan meliputi bahan ajar
soal tipe 2 yang untuk mencapai akhir Satuan Bahasan 3 dan 4, Himpunan
(43)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar
(44)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar
ukuran bahwa tindakan kelas yang a) Yang memperoleh nilai (dalam huruf)
dikenakan pada siklus 2 telah gagal. A, ada 2 mahasiswa.
Sebab : b) Yang memperoleh nilai (dalam huruf)
1. Target peningkatan jumlah mahasiswa B, ada5 mahasiswa.
yang pada akhir seluruh rangkaian c) Yang memperoleh nilai (dalam huruf)
kegiatan selama satu semester C, ada 13 mahasiswa.
memperoleh nilai (dalam huruf) A, d) Yang memperoleh nilai (dalam huruf)
dipredeksikan mencapai D, ada 9 mahasiswa.
sekurangkurangnya 5 % dari jumlah e) Yang memperoleh nilai (dalam huruf)
peserta, yaitu sebanyak 2 mahasiswa E, ada 3 mahasiswa.
(pembulatan) masih terpenuhi.
2. Peningkatan jumlah mahasiswa E. Kesimpulan dan Saran
berkemampuan cukup, yang semula
memperoleh nilai D, menjadi C 5.1 Kesimpulan
meningkat tajam.
Bertolak dari hasil belajar analisis
Jika melihat kenyataan masih Real 1 yang dicapai oleh mahasiswa
terdapat 5 mahasiswa berkemampuan jurusan pendidikan matematika semester 5
sedang yang dipredeksikan akan angkatan 98 (kelas C), apakah
memperoleh nilai E, terbesit rasa pembelajaran analisis Real 1 pada
optisimisme bahwa tindakan kelas sudah mahasiswa semester 5C tahun ajaran
menyentuh menyentuh para mahasiswa 2000/2001, yang disertai tindakan
yang berkemampuan sedang, yang dengan meningkatkan frekuensi
ditengarai oleh penurunan jumlah pengerjaan soal pembuktian suatu
mahasiswa yang dipredeksikan tautologi dengan memberdayakan
memperoleh nilai E dari 20 orang pada penalaran yang berasaskan reductio ada
siklus 1,menjadi hanya 5 orang pada absurdum dapat dikatakan berhasil, kurang
siklus 2. berhasil atau bahkan gagal sama sekali,
sangat bergantung pada apa alat ukur
4.3 Refleksi dan Evaluasi Final Hasil keberhasilan itu. Kita kembali kepada
Penelitian Tindakan kesepakatan semula tentang penetapan
kriteria keberhasilan tindakan ini , dengan
Refleksi akhir dari seluruh membandingkan hasil belajar mahasiswa
rangkaian kegiatan penelitian ini, jurusan pendidikan matematika angkatan
tercermin dari nilai akhir mata kuliah 97 tahun ajaran 1999/2000 untuk mata
Analisis Real 1 yang dicapai mahasiswa, kuliah yang sama, ketika itu diikuti oleh
berdasarkan standart PAP yang disepakati 37 mahasiswa, dan tercatat hanya ada 1
dengan kriteria berikut. mahasiswa memperoleh nilai A atau 2,7 %
P + 2Q + 3R dari jumlah peserta. Berarti ada
1. Nilai Akhir = peningkatan kuantitas, karena hasil belajar
6
2. P= Skor Tugas Rumah (Pengerjaan analisis Real 1 yang mahasiswa angkatan
Ulang Ujian Sisipan, sehari sesudah 98 kali ini tercatat ada 2 mahasiswa
pelaksanaan ujian sisipan) ; Q= memperoleh nilai A atau 6,25 % dari
skore UTS ; R= skore UAS. jumlah peserta yang berarti sudah
mencapai target poin pertama yang
4.4 Distribusi nilai Analisis Real 1 dari disepakati. Dan, kalau pada angkatan 97,
32 mahasiswa semester 5C angkatan jumlah peserta yang memperoleh nilai E
98 ada sebanyak 7 mahasiswa memperoleh
nilai E atau 18,9% dari jumlah. Ini artinya
upaya meminimalisir jumlah mahasiswa
(45)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar
yang gagal menempuh analisis Real 1 yang bertumpu pada prinsip logika
dapat diwujudkan atau berhasil, karena matematika. Mengingat bahwa materi
hasil belajar analisis Real 1 mahasiswa analisis Real 2 tak sekedar membahas
angkatan 98 kali ini hanya tercatat 3 sifat-sifat topologi di sistembilangan Real,
mahasiswa atau 9,3% dari jumlah peserta namun sudah menjangkau ruang metrik
yang berarti sudah memenuhi target yang yang sangat umum, seperti misalnya
ditetapkan dalam penelitian ini, yaitu, berbicara masalah ruang fungsi kontinu
diharapkan jumlah mahasiswa yang yang notabene lebih sulit dibayangkan
memperoleh nilai E dapat ditekan sampai secara kasat mata dibandingkan dengan
mencapai angka 10% dari jumlah peserta ruang Euclid berdimensi hingga yang
(setahun lalu 18,9%). masih memungkinkan divisualisasikan
melalui R1 dan R2 sebenarnya berbicara
5.2 Saran ruang Euclid
itupun sudah cukup sulit jika dimensinya
Terutama ditujukan kepada rekan sudah lebih dari 3. Karenanya,
pengampu mata kuliah analisis Real 1 pembelajaran analisis Real 2, pada pokok
untuk banyak memberikan latihan bahasan tertentu seperti ruang fungsi
pengerjaan soal pembuktian suatu kontinu dan kekonvergenan uniform
taotologi yang barisan fungsi bernilai Real pada suatu
terbuka kemungkinan dapat dibuktikan himpunan kompak , memerlukan
secara langsung atau pembuktian tak pengampu yang memiliki kiat yang tajam
langsung melalui prinsip reductio ad untuk mampu memberi gambaran yang
absurdum. agak lebih konkrit dari keadaan yang
Berdasarkan hasil penelitian ini, sangat abstrak dalam upaya membantu
pembelajaran berasaskan prinsip reductio meringankan beban mahasiswa memahami
ad absurdum perlu ditindaklanjuti pada konsep yang abstrak sekali. Karena itu
pembelajaran analisis Real 2 yang menurut kami, pemberdayaan pelalaran
merupakan kelanjutan analisis Real 1 yang yang berasaskan reductio ad absurdum
secara umum pembelajaran konsepnya masih harus dikombinasikan dengan suatu
mempunyai karakteristik yang seragam strategi khusus dengan satu tujuan,
dengan bahan ajar matematika murni pada meminimalisir hambatan belajar para
umumnya dan analisis Real 1 khususnya, mahasiswa kita dalam mendalami analisis
yaitu dengan pola deduktif aksiomatis Real 2.
Daftar Pustaka
Achmad Arifin, 1991. Segi Kreativitas dan Kemandirian dalam proses belajarMatematika.
Makalah, ITB Bandung.
Bacman George, Lawrence Naraci. 1966 Functional Analysis. Academid PressNewyork and
London.
Gupta VP,Join PK. 1986. Lebesgue Measure and integration. World Scientific Publishing
Co. Plt.
(46)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar
(47)