Anda di halaman 1dari 11

Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar

Meminimalisir Hambatan Belajar Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal


Pembuktian Suatu Tautologi Pada Mata Kuliah Analisis Real I
dengan Memberdayakan Penalaran yang Berasaskan
Prinsip Reductio Ad Absurdum
Wuryanto
Dosen Jurusan Matematika
FMIPA Unnes

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menekan seminimal mungkin hambatan belajar yang dialami
oleh sebagian besar mahasiswa terutama dalam menyelesaikan soal -soal pembuktian suatu
tautologi. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan meningkatkan
frekuensi pengerjaan soal pembuktian suatu tautologi dengan berasaskan penalaran reductio
ad absurdum yang senantiasa bertolak dari sebuah pengandaian bahwa yang benar adalah
ingkaran dari tautologi , namun pada akhirnya pengandaian itu harus dicabut, karena , dengan
berangkat dari sebuah asumsi yang mengingkari kebenaran suatu tautologi, ternyata
memunculkan sebuah kontradiksi . Pada dasarnya penalaran yang berasaskan reductio ad
absurdum adalah sebuah alternatif untuk mencapai akhir bukti kebenaran suatu
tautologi yang tertuang baik dalam bentuk implikasi maupun bi-implikasi melalui bukti tak
langsung. Ketika seseorang tak dapat secara langsung memberdayakan hipotesis yang
dipunyai untuk mencapai akhir bukti bahwa pernyataan “ jika x bersifat P maka x bersifat Q”
merupakan suatu tautologi , ia masih punya kesempatan untuk membuktikan kebenaran dari
pernyataan “ jika x bersifat P maka x bersifat Q” apabila ia berhasil menunjukkan bahwa
pernyataan “ada x yang bersifat P tetapi x tidak bersifat Q” merupakan suatu kontradiksi.
Dari hasil penelitian ini memberi petunjuk bahwa pembelajaran Analisis Real 1 yang
disertai tindakan berupa pemberdayaan penalaran berasaskan prinsip reductio ad absurdum,
berhasil menekan hambatan belajar mahasiswa dalam mengerjakan dengan benar soal-soal
pembuktian suatu tautologi, yang ditengarai adanya peningkatan ketajaman berfikir
mahasiswa dalam menyusun premis-premis dengan logika yang benar untuk mencapai akhir
suatu bukti yang absah, meskipun baru sebatas kenaikan jumlah mahasiswa berkemampuan
akademik cukup dari yang semula memperoleh nilai D pada Angkatan 97 meningkat
mencapai nilai C pada Angkatan 98, dan penurunan jumlah mahasiswa berkemampuan
akademik sedang dari yang semula memperoleh nilai E pada Angkatan 97 meningkat
mencapai nilai D dan bahkan ada yang mencapai nilai C pada Angkatan 98.

Kata Kunci : Tautologi, reductio ad absurdum, kontradiksi, implikasi, bi-implikasi

A. Latar Belakang Masalah Dan bagian yang sangat vital pada setiap
Hipotesis Tindakan perkembangan matematika murni
khususnya dan perkembangan matematika
Bertolak dari hakekat matematika pada umumnya. Dalam matematika murni
sebagai ilmu yang bersifat deduktif setaraf Analisis Real , hampir semua
aksiomatis yang bercirikan, setiap persoalan terkait dengan masalah
pembuktian suatu tautologi yang pembuktian dan hampir tidak ada
diungkapkan dalam bentuk teorema permasalahan yang solusinya hanya
senantiasa melalui sebuah proses melibatkan ketrampilan menghitung.
bernafaskan logika yang bertumpu pada Keberhasilan seseorang menguasai
penalaran yang berasaskan pada salah satu Analisis Real yang notabene adalah
prinsip atau kombinasi dari prinsip modus matematika murni disamping Aljabar
ponen, prinsip modus tolens dan prinsip abstrak, sangat bergantung pada ketajaman
silogisme. Nampak jelas bahwa menganalisis dengan menggunakan alur
penguasaan logika matematika, menjadi logika yang absah.

(37)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar

Dari pengamatan kami dalam mengingat latar belakang penguasaan


beberapa kali mengampu mata kuliah logika mereka masih sangat rendah.
analisis Real, kami menangkap kesan, Dalam illustrasi di atas,
bahwa para mahasiswa baru sebatas hafal ketakberdayaan mahasiswa dalam
tabel nilai kebenaran dari kalimat menyelesaikan soal pembuktian suatu
matematika baik yang berbentuk tauutologi terhambat oleh antara lain
disjungsi, konjungsi, implikasi maupun kelemahan mereka menyusun negasi dari
bi-implikasi lengkap dengan tabel negasi suatu kalimat berkuantor. Menurut
dari kalimat-kalimat tersebut. Dengan pengalaman, tak satupun diantara para
melengkapi tabel nilai kebenaran negasi mahasiswa yang tanpa bimbingan
dari implikasi “p→ q” dan tabel nilai pengampu dapat memunculkan suatu
kebenaran “ p ∧ q ” , pada umumnya kontradiksi dari hipotesis (pengandaian )
yang menyatakan “ ada bilangan Real p
mahasiswa dapat mengatakan bahwa,
batas atas terkecil E dengan sifat untuk
ingkaran dari “ jika p maka q” adalah “ p
dan non q” . Dan sebagian besar para suatu bilangan ε>0, berlaku p-ε batas atas
E”. Hambatan selanjutnya, ketika
mahasiswa, yang sudah dapat
mereka dengan bimbingan pengampu
menunjukkan ekuivalensi dari “ p → q ” telah berhasil menyusun ingkaran dari
dan “ p ∧ q “ ternyata belum mampu tautologi, mereka tanpa bimbingan
menyimpulkan bahwa ingkaran dari pengampu tak mampu memberdayakan
pernyataan “ Setiap x yang bersifat P fakta “p-ε batas atas E untuk suatu ε>0”
senantiasa x bersifat Q” adalah , “Ada x di satu pihak, dan fakta (hipotesis
yang bersifat P tetapi x tidak bersifat Q” pengandaian) yang menyatakan “ p suatu
Dengan bekal telah menempuh dan batas atas terkecil E” di pihak lain,
lulus mata kuliah Dasar-dasar logika menjadi suatu kontradiksi . Pada
matematika, seharusnya, ketika ia tak umumnya para mahasiswa tak mampu
mampu memberdayakan hipotesis untuk memunculkan kontradiksi, bahwa di satu
membuktikan secara langsung pihak ditemukan fakta yang mengatakan “
pernyataan “ jika p batas atas terkecil E p-ε> p” dan dari lain pihak berdasarkan
maka untuk setiap ε>0 senantiasa berlaku sifat urutan dari sistem bilangan Real yang
p-ε bukan batas atas E” suatu tautologi , seharusnya berlaku “ p-ε< p” .
ternyata tidak ada mahasiswa yang Ada kalanya suatu soal pembuktian
mempunyai ide cemerlang dalam suatu tautologi dapat dengan mudah
menyiasati pembuktian bahwa pernyataan dikerjakan melalui pembuktian secara
tersebut suatu tautologi dengan langsung dengan memberdayakan
menggunakan logika berfikir, bahwa hipotesis yang dipunyai diturunkan
ingkaran dari suatu tautologi adalah berdasarkan pada prinsip inferensi
suatu kontradiksi. Kami sangat penarikan kesimpulan yang absah untuk
memahami, bahwa keinginan pengampu sampai pada akhir pengerjaan suatu bukti,
agar mahasiswa mempunyai kreativitas namun tak jarang untuk membuktikan
untuk menempuh bukti alternatif yang pernyataan “p” suatu tautologi dengan
berangkat dari sebuah hipotesis pembuktian langsung tak mudah dilakukan
pengandaian bahwa yang berlaku adalah dan bahkan ada beberapa soal pembuktian
ingkaran dari tautologi sedemikian hingga, yang hanya dapat dibuktikan melalui suatu
melalui prinsip inferensi logika dalam bukti tak langsung yang bertolak dari
penarikan kesimpulan yang absah, sebuah hipotesis pengandaian bahwa
diharapkan mahasiswa mampu “ingkaran p bernilai benar” , yang
memunculkan sebuah kontradiksi. Namun ternyata melahirkan sebuah kontradiksi,
keinginan itu barangkali terlalu berlebihan, yang berarti “ingkaran p bernilai salah”,
ini ekuivalen dengan “p bernilai benar”

(38)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar

atau dengan kata lain, pernyataan “p” menjiwai maka betapapun kayanya
suatu taotologi. Sebagai illustrasi, ketika perbendaharaan teorema prasyarat
seorang mahasiswa tak mampu tetap saja pengetahuan itu tak dapat
memberdayakan hipotesis “ x+y=x+z” muncul tepat pada waktunya ketika
untuk mencapai akhir bukti dari suatu pengguna jasa itu memerlukannya.
tautologi yang menyatakan “ Jika x+y=x+z Bahkan yang sangat fatal, hampir
maka y=z” maka seorang pengampu harus setiap tautologi yang tidak mungkin
segera memberikan tindakan agar dibuktikan secara langsung , apakah itu
mahasiswa tersebut mampu menunjukkan prinsip modus ponen, kontrapositif
pernyataan “ada x,y,z∈R dengan sifat atau silogisme, tak seorangpun
x+y=x+z tetapi y≠z” merupakan suatu mempunyai ide cemerlang (atas dasar
kontradiksi. pengalaman) bahwa ingkaran dari
Dalam rangka meningkatkan kualitas tautologi tentu suatu kontradiksi,
produk mahasiswa dibidang matematika yang jika ini berhasil ia
murni khususnya analisis Real, dengan perlihatkan maka sebenarnya
mempertimbangkan kenyataan bahwa ia(mahasiswa) telah membuktikan apa
sebagian besar mahasiswa kurang mampu yang seharusnya ia buktikan .
memberdayakan dasar-dasar logika 2. Bidang studi kalkulus sebagai
matematika maka diperlukan kreatifitas prasyarat masih belum optimal
pengampu analisis Real untuk dapat pemberdayaannya dalam mendukung
menciptakan suatu media pembelajaran penyelesaian soal pembuktian.
analisiss Real yang dapat menjembatani 3. Ketidakmampuan sebagian besar
kemampuan prasyarat yang dipunyai mahasiswa dalam menyelesaikan soal
mahasiswa dapat berkembang sedemikian yang berkaitan dengan pembuktian
hingga para mahasiswa mampu suatu tautologi, baik itu yang berupa
mengaplikasikan kemampuan prasyarat teorema dasar maupun teorema
tersebut dalam dalam menyelesaikan soal- akibat.
soal yang berkaitan dengan pembuktian . Masalah dalam penelitian ini
Kemampuan prasyarat yang paling dirumuskan dengan mengacu pada
mendukung dalam menyelesaikan soal- identifikasi masalah di atas. Bertolak dari
soal yang berkaitan dengan pembuktian latar belakang yang telah diuraikan di atas
adalah dasar-dasar logika matematika, dan dengan mempertimbangkan
tetapi, dasar-dasar logika saja tanpa identifikasi masalah tersebut di atas.
kemampuan memahami konsep dasar Masalah 1) merupakan akar permasalahan
kalkulus yang baik tentu tidak akan dapat sesungguhnya yang paling mendesak
mencapai hasil yang baik untuk bidang untuk segera dijawab dan ditindaklanjuti.
studi analisis. Masalah 2)dapat diberikan solusi(telah
Dibalik rasa optimistis bahwa diteliti tahun 1990) meskipun baru terbatas
setiap upaya untuk dapat keluar dari pada satuan bahasan limit fungsi dan
kesulitan pasti akan membawa kearah kekontinuan suatu fungsi bernilai Real,
perubahan yang lebih baik betapapun tentunya ini perlu ditindaklanjuti namun
kecilnya , namun tetap saja ada kerisauan belum terlalu mendesak. Adapun masalah
yang sangat dalam, oleh karena 3) hanyalah dampak dari akar
berdasarkan pengalaman beberapa kali permasalahan 1), dengan demikian
mengampu mata kuliah analisis Real selalu sesungguhnya jika masalah 1) ada suatu
muncul masalah yang serupa, yakni: solusi maka ini sekaligus akan mengatasi
1. Bidang studi dasar-dasar logika masalah 3).
matematika terkesan hanya sebatas Dengan demikian rumusan masalah
dapat melengkapi tabel kebenaran, dalam tulisan ini adalah :
belum menjiwai , dan karena belum

(39)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar

”Bagaimanakah memberdayakan diperlihatkan pada contoh menyelesaikan


hukum-hukum yang berlaku dalam logika soal analisis Real 1 berikut.
matematika, untuk meminimalkan
hambatan belajar mahasiswa pada mata Contoh 1:
kuliah analisis Real 1?” Jika y bilangan Real maka tentu ada
Atas dasar uraian di atas dan fakta bilangan asli n sehingga n>y. Buktikan!
yang ditemukan dalam beberapa kali
mengampu mata kuliah analisis Real 1, Bukti:
kami(peneliti), merumuskan hipotesis Menurut teorema Archimedes,
tindakan sebagai berikut. ”Jika x,y∈R , x>0 maka ada n∈N
”Jika mahasiswa banyak diberikan sehingga nx >y(1.1)
latihan mengerjakan soal pembuktian yang dan dari lain pihak, dipunyai 1, y∈R , 1>0
berasaskan prinsip reductio ad absurdum (1.2)
maka hambatan belajar analisis Real 1 Berdasarkan prinsip modus ponen, ada
dapat diminimalisir”. n∈N sehingga n1>y. Jadi, n>y

B. Pemberdayaan Reductio Ad Contoh 2:


Absurdum Sebagai Tindakan Buktikan bahwa, ”jika x bilangan bulat, x2
Alternatif genap maka x genap”

Hambatanmenyelesaikan soal yang Bukti:


berkaitan dengan pembuktian sifat, Untuk membuktikan tautologi implikasi
teorema (dalil atau lemma) memang tersebut, cukup dengan membuktikan
bukan hanya masalah yang muncul pada kontrapositif dari implikasi di atas,
pembelajaran analisis Real, tetapi muncul yakni,”jika x ganjil maka x2 ganjil”.
pada setiap pembelajaran mata kuliah Selanjutnya karena x ganjil maka tentu ada
bidang studi matematika murni seperti bilangan bulat k sehingga, x=2k+1, ini
pada struktur aljabar, geometri dan statistik berakibat x2=4k2+4k+1 yang
matematik, meski bukan berarti bidang merupakan bilangan ganjil. (bukti selesai)
studi matematika terapan tak bermasalah.
Tetapi memang hanya pada bidang studi Contoh 3:
analisis Real dan struktur aljabar yang Jika a,b∈R, a>b , c>0 maka ac>bc.
baik latar belakang konsep dan Buktikan !
pengembangannya bertumpu pada definisi
dan teorema yang terkait erat dengan Bukti:
persoalan pembuktian dan sedikit sekali Sebut himpunan bilang positif dengan P.
dan bahkan hampir tidak ada persoalan Jika a,b∈ℝ, a>b maka a-b>0 , berakibat
yang terkait dengan hanya ketrampilan a−b∈ℝ(3.1)
menggunakan teorema untuk sekedar
dan karena diketahui c>0 maka c∈P
menghitung. Sebagaimana kita ketahui
(3.2)
bahwa hakekat matematika adalah deduktif
Karena P tertutup terhadap perkalian,
aksiomatis, jadi pengembangan konsepnya
maka, oleh sebab, telah diperoleh fakta
tentu bertumpu pada dasar-dasar logika
a−b∈P danc∈P, berakibat (a−b)c∈P
matematika. Hampir soal yang berkaitan
(3.3)
dengan pembuktian pada dasarnya untuk
dari lain pihak karena sifat distributif
sampai pada akhir bukti, bertumpu pada
salah satu atau gabungan tiga prinsip bilangan Real maka dipunyai (a−b)c=
inferensi penarikan kesimpulan yang ac−bc (3.4)
absah, yakni, prinsip modus ponen, Berdasarkan fakta (3.3) dan (3.4) maka,
kontrapositif dan silogisme, sebagaimana ac−bc∈P, yang berakibat ac>bc.

(40)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar

Dari contoh 1 dan contoh 2 cukup dengan membuat pengandaian bahwa


jelas penggunaan prinsip inferensi ingkaran dari teorema atau sifatsebagai
penarikan kesimpulan sampai akhir bukti, pernyataan yang bernilai benar adalah
sedangkan contoh 3 untuk sampai pada metode reductio ad absurdum yang
akhir bukti lebih bertumpu pada konsep artinya adalah suatu kemustahilan.
sebelumnya (dalam hal ini konsep Sebagai illustrasi diberikan contoh soal
bilangan positif) dan sifat aljabar dari berikut.
bilangan Real untuk memperoleh satu
fakta ke fakta berikutnya yang saling Contoh 4:
mendukung untuk sampai pada akhir “Jika S ={ x∈R : x>0 } maka inf S = 0”.
bukti. Perlu diketahui bahwa tidak semua Buktikan!
soal pembuktian dapat menggunakan bukti
langsung, berangkat dari yang diketahui Bukti:
dan melalui proses deduktif logis sampai Andaikan, pernyataan “jika S≔{x∈ℝ:
pada akhir bukti, seperti ketiga contoh di x>0} maka inf S = 0” bernilai salah.
atas, tetapi tidak sedikit masalah Artinya, kita punya S≔{x∈R: x>0} tetapi
pembuktian sifat atau teorema yang sukar inf S ≠ 0. Dari lain pihak karena 0 batas
bahkan tidak dapat dibuktikan secara bawah S maka, oleh sebab inf S ≠ 0 ,
langsung. Jika demikian keadaannya, artinya ada suatu batas bawah S, selain 0
apakah sifat atau teorema tersebut hanya yang lebih besar dari 0. Namakan batas
menjadi sebuah postulat atau aksioma bawah S ini dengan simbol “v”. Jadi
yang diakui kebenarannya tanpa bukti. v∈ℝ dengan sifat, v ≤x untuk setiap x∈S
Sejauh tautologi yang dimaksud adalah dan v>0. Berakibat kita punya fakta,
teorema, konsekwensinya harus dibuktikan 1
kebenaranya melalui penalaran deduktif. v> v > 0 . Ini suatu kontradiksi (sebab, v
Jika segala upaya untuk membuktikan 2
secara langsung tidak berhasil, maka suatu batas bawah S, tetapi v lebih besar
ketika itu kita berpaling pada metode 1
dari suatu unsur v ∈ S ). Jadi
pembuktian terbalik dengan strategi 2
mengingkari sifat atau teorema yang akan pengandaian harus dicabut, yang benar, inf
dibuktikan, jelasnya, prosedur pembuktian S= 0. █
diawali dari pengandaian bahwa sifat atau
teorema tersebut, salah(tidakbenar). Setelah mempelajari deskripsi dan
Bertolak dari fakta yang diperoleh dengan GBPP mata kuliah Analisis Real 1 serta
cara mengingkari sifat atau teorema yang fakta yang ditemukan pada proses
bersangkutan, melalui prosedur yang pembelajaran analisis Real 1 berupa
benar(deduktif logis) sedemikian hingga hambatan menyelesaikan soal pembuktian
diperoleh satu fakta dan beberapa fakta oleh hampir sebagian besar mahasiswa
berikutnya sampai pada suatu ketika yang sudah berada pada posisi semester
diperoleh suatu fakta yang kontradiksi 5(lima) yang sudah menempuh matakuliah
dengan fakta sebelumnya(biasanya prasyarat yakni, Kalkulus I, Kalkulus II
kontradiksi terhadap pengandaian). dan Dasar-dasar logika matematika.
Mengapa terjadi suatu kontradiksi?, Khususnya, hambatan ini sangat dirasakan
jawabnya,oleh karena kita telah membuat oleh mahasiswa ketika harus
pengandaian yang salah.Mengapa pula menyelesaikan soal pembuktian
musti pengandaian yang dicurigai sebagai (biasanya teorema dasar) yang tidak dapat
biang terjadinya kontradiksi? Jawabnya, dibuktikan langsung dengan hanya
oleh karena mustahil terjadi kontradiksi mengandalkan unsur-unsur yang
kalau saja pengandaian itu tak diketahui saja, seperti misalnya pada
menyesatkan. Strategi pembuktian terbalik contoh 4 di atas, ide untuk menunjukkan

(41)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar

bahwa ingkaran dari pernyataan bernilai 2) Tipe 2: soal yang hanya mungkin atau
salah tidak segera muncul, meskipun dimungkinkan ,dibuktikan dengan asas
sudah belajar dasar-dasar logika bahwa, reductio ad absurdum. Diberikan
apabila ingkaran suatu pernyataan contoh menyelesaikan soal tipe 1 dan
bernilai salah maka pernyataan tersebut soal tipe 2, dilanjutkanobservasi
bernilai benar. Jadi perlu meningkatkan pendahuluan sebelum melaksanakan
kemampuan mereka (mahasiswa) tindakan, sebagai berikut.
menyelesaikan soalpembuktian yang 3) Dipilih 6 mahasiswa, 2 berkemampuan
berasaskan prinsip reductio ad sedang, 2 berkemampuan cukup, 2
absurdum. Atas dasar itu semua, perlu berkemampuan baik yang dipantau dari
diteliti, apakah dengan memberdayakan IP Kumulatif 4 semester sebelumnya
strategi pembuktian yang berasaskan dengan mempertimbangkan nilai
prinsip reductio ad absurdum, dapat Kalkulus 1, Kalkulus 2 dan Dasar-
meminimalisir hambatan belajar meraka?. dasar Logika .
4) Tiga mahasiswa yang pertama dengan
C. Metodologi Penelitian tiga jenjang kemampuan yang berbeda
untuk diminta mengerjakan soal tipe
3.1 Subyek Penelitian dan Rancangan 1.
Penelitian 5) Tiga mahasiswa yang kedua dengan
tiga jenjang kemampuan yang berbeda
Subyek yang akan diteliti adalah untuk diminta mengerjakan soal tipe 2.
mahasiswa semester 5(lima) jurusan
Pendidikan Matematika yang mengikuti (2) Tindakan:
matakuliah Analisis Real 1 kelas C. Untuk meminimalisir hambatan dalam
a. Pihak yang Dilibatkan menyelesaikan soal pembuktian, dan
− Tim Dosen Pengampu mata kuliah dengan mempertimbangkan observasi
Analisis Real 1 (kelas A dan B) pendahuluan dilakukan tindakan berikut:
− Tim Dosen mata kuliah Dasar- 1) memberikan contoh menyelesaikan
dasar logika Matematika soal tipe 1 yang untuk mencapai akhir
− Tim Dosen mata kuliah Kalkulus I bukti secara tuntas dan benar, harus
b. Rancangan Penelitian. memuat penggunaan logika
Rancangan penelitian ini mengikuti matematika yang bertumpu pada
model Kemmis dan Mc Tanggart prinsip modus ponen, kontrapositif dan
(1989) yang terdiri dari empat silogisme
komponen utama , yaitu, (1) rencana, 2) memberikan contoh menyelesaikan
(2) tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. soal tipe 2 yang untuk mencapai akhir
bukti secara tuntas dan benar,
3.2 Rancangan Tindakan pada Siklus 1 disamping pada awal pembuk tian
harus bertolak dari asas reductio ad
(1) Rencana: absurdum, harus pula memuat unsur-
Merencanakan Proses Pembelajaran unsur modus ponen, kontrapositif dan
Satuan Bahasan 1 dan 2 dengan silogisme.
mempersiapkan Satuan Acara Perkuliahan
yang dibuat oleh tim dosen analisis Real 1. (3) Observasi
Dalam setiap kegiatan perkuliahan Pada akhir perkuliahan Satuan Bahasan 1
selama 3X50 menit, dipersiapkan 2 tipe dan 2 diberikan UTS (Ujian Tengah
soal, yakni, Tipe 1 dan Tipe 2 Semester)
1) Tipe 1: soal yang dapat dibuktikan
langsung(tanpa pengandaian) (4) Refleksi

(42)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar

Hasil observasi pada langkah (3) bukti secara tuntas dan benar,
merupakan landasan untuk menentukan disamping pada awal pembuktian
tindakan pada siklus II. harus bertolak dari asas reductio ad
absurdum, harus pula memuat unsur-
3.3 Rancangan Tindakan pada Siklus 2 unsur modus ponen, kontrapositif dan
silogisme .
(1) Rencana
Merencanakan Proses Pembelajaran (3) Observasi
Satuan Bahasan 3 dan 4 dengan Pada akhir perkuliahan Satuan Bahasan 3
mempersiapkan Satuan Acara Perkuliahan dan 4 diberikan ujian sisipan khusus
yang dibuat oleh tim dosen analisis Real materi Satuan Bahasan 3 dan 4.
1. Dalam setiap kegiatan perkuliahan
selama 3X50 menit, dipersiapkan 2 tipe (4) Refleksi/evaluasi
soal, yakni, tipe 1dan tipe 2 . Berupa Hasil Belajar mahasiswa
1) Tipe 1: soal yang dapat dibuktikan denganmempertimbangkan, UTS, ujian
langsung(tanpa pengandaian) sisipan dan Ujian Akhir Semester.
2) Tipe 2: soal yang hanya mungkin atau
dimungkinkan dibuktikan dengan asas 3.4 Teknik Pengumpulan Data
reductio ad absurdum.
Penekanan contoh soal, apakah lebih Teknik pengumpulan data dilakukan
didominasi contoh pembuktian sebagai berikut
langsung atau pembuktian yang 1) Teknik dokumentar
berasaskan murni reductio ad Untuk memperoleh data kemampuan
absurdum atau gabungan dari kedua akademis mahasiswa semester 5
tipe, sangat bergantung pada masukan peserta mata kuliah Analisis Real 1,
yang diperoleh dari refleksi/evaluasi berupa IP kumulatif 4 semester
pada siklus 1. Observasi sebelum sebelumnya, dan mata kuliah prasyarat
menentukan tindakan 2 dalam hal ini sebelumnya, dan mata kuliah prasyarat
lebih bersifat evaluasi, yang teknik langsung, yakni,Dasar-dasar logika,
pelaksanaanya tak perlu sama persis Kalkulus 1 dan 2, Diperoleh
dengan observasi pendahuluan pada langsung dari jurusan Pendidikan
siklus 1. Matematika.
2) Teknik Observasi
(2) Tindakan Untuk menentukan rancangan tindakan
Untuk meminimalisir hambatan dalam pada siklus 1. Dilakukan seperti yang
menyelesaikan soal pembuktian, dan yang direncanakan pada butir (1.3)
dengan mempertimbangkan dan (1.4).Sebagai bahan pertimbangan
refleksi/evaluasi pada siklus 1, namun menentukan tindakan pada siklus 2,
pola pemberian tindakan tetap mengacu disamping hasil belajar pada akhir
pada pola umum seperti pada pola umum siklus 1. Dilakukan lebih bervariasi
tindakkan pada siklus 1 sebagai berikut. bergantung pada hasil siklus 1
1) memberikan contoh menyelesaikan 3) Teknik tes
soal tipe 1 yang untuk mencapai akhir Untuk memperoleh hasil siklus 1,
bukti secara tuntas dan benar, harus diberikan UTS (Ujian Tengah
memuat penggunaan dasar-dasar Semester) khusus bahan Satuan
logika yang memuat tiga prinsip Bahasan 1 dan 2, Sistem Bilangan Real
sekaligus, yakni, prnisip modus ponen, dan Ruang Euclides.Untuk
kontrapositif dan silogisme memperoleh hasil siklus 2, diberikan
2) memberikan contoh menyelesaikan Ujian Sisipan meliputi bahan ajar
soal tipe 2 yang untuk mencapai akhir Satuan Bahasan 3 dan 4, Himpunan

(43)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar

terbilang ,tak terbilang, dan limit peningkatan jumlah mahasiswa yang


superior dan limit inferiorSebagai dimungkinkan memperoleh nilai A dapat
pertimbangan akhir, disamping UTS mencapai 5 % dari jumlah 32 peserta
dan Ujian Sisipan, untuk mengetahui (paling sedikit ada 2 mahasiswa yang
apakah hipotesis tindakan dapat memperoleh nilai A), hampir pasti dapat
dipenuhi atau tidak, diberikan UAS terpenuhi, disamping belum tertutup
(Ujian Akhir Semester) kemungkinan, para mahasiswa yang
memperoleh skore murni kurang dari 50
D. Analisis Data Penelitian Dan dapat ditekan seminimal mungkin
Pembahasan sehingga target agar jumlah mahasiswa
yang memperoleh nilai E tidak lebih 10
4.1 Refleksi dan Evaluasi HasilPenelitian % dari jumlah 32 peserta (paling banyak 4
pada Siklus 1 mahasiswa memperoleh nilai E), belum
tertutup kemungkinan untuk dapat
Skor UTS murni (nilai Q) mata terpenuhi. Dengan demikian, tindakan
kuliah analisis Real berskala 0 − 100, dari kelas dalam bentuk peningkatan latihan
32 mahasiswa angkatan 98 (semester 5C) pengerjaan soal yang berasaskan prinsip
tercatat sebagai berikut.(Selengkapnya ada reductio ad absurdum masih perlu
pada Lampiran 4). Pada kolom nilai Q dipertahankan pada siklus 2. Fakta lain
tercatat, skore tertinggi 100, skor terendah yang mendukung tetap dipertahankannya
40. Dengan menggunakan standart tindakan kelas yang dikenakan pada siklus
PAPyang ditetapkan UNNES, 1,adalah adanya kenyataan yang
dipredeksikan pada akhir seluruh ditemukan pada mahasiswa C2 yang
rangkaian KBM selama satu semester t ada notabene berkemampuan sedang namun
3 mahasiswa memperoleh nilai A, 1 mempunyai ide cemerlang ketika ia
mahasiswa memperoleh nilai B, 2 menjumpai hambatan membuktikan soal
mahasiswa memperoleh nilai C, 6 Tipe 1 (butir e, minggu ke-8), ia mencoba
mahasiswa memperoleh nilai D, 20 membuktikan dengan prinsip reductio ad
mahasiswa memperoleh nilai E. absurdum, dan berhasil memunculkan
Adanya fakta bahwa terdapat 20 suatu kontradiksi.
mahasiswa yang dipredeksikan akan
memperoleh nilai E, tidak dapat dijadikan 4.2 Refleksi dan Evaluasi Hasil Penelitian
ukuran bahwa tindakan kelas yang pada Siklus 2
dirancang telah gagal sehingga perlu
tindakan yang berbeda dengan apa yang Skor hasil Ujian Sisipan mata
dikenakan pada siklus 1. Sebab, kondisi kuliah analisis Real berskala 0 − 100, dari
semacam ini, hampir selalu kami temukan 32 mahasiswa angkatan 98 (semester 5C)
dari tahun ke tahun baik matakuliah tercatat, skore tertinggi 92,3, skore
analisis Real 1 maupun mata kuliah terendah 40.Dengan menggunakan standart
analisis Real 2. PAP yang ditetapkan UNNES,
Jika melihat refleksi pada siklus 1 dipredeksikan pada akhir seluruh
masih ada 20 mahasiswa yang rangkaian KBM selama satu semester
dipredeksikan akan memperoleh nilai E , tercatat ada, 3 mahasiswa memperoleh
terbesit rasa pesimisme bahwa tindakan nilai A, 4 mahasiswa memperoleh nilai
kelas belum menyentuh para mahasiswa B, 13 mahasiswa memperoleh nilai
yang berkemampuan sedang. Namun (dalam huruf) C, 7 mahasiswa memperoleh
dibalik rasa pesimis oleh kenyataan yang nilai D, 5 mahasiswa memperoleh nilai E.
ditemukan pada kelompok sedang, masih Kenyataan masih ada 5 mahasiswa
ada secercah harapan sebagaimana berkemampuan sedang yang dipredeksikan
ditemukan pada fakta, bahwa target adanya memperoleh nilai E tidak dapat dijadikan

(44)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar

ukuran bahwa tindakan kelas yang a) Yang memperoleh nilai (dalam huruf)
dikenakan pada siklus 2 telah gagal. A, ada 2 mahasiswa.
Sebab : b) Yang memperoleh nilai (dalam huruf)
1. Target peningkatan jumlah mahasiswa B, ada5 mahasiswa.
yang pada akhir seluruh rangkaian c) Yang memperoleh nilai (dalam huruf)
kegiatan selama satu semester C, ada 13 mahasiswa.
memperoleh nilai (dalam huruf) A, d) Yang memperoleh nilai (dalam huruf)
dipredeksikan mencapai D, ada 9 mahasiswa.
sekurangkurangnya 5 % dari jumlah e) Yang memperoleh nilai (dalam huruf)
peserta, yaitu sebanyak 2 mahasiswa E, ada 3 mahasiswa.
(pembulatan) masih terpenuhi.
2. Peningkatan jumlah mahasiswa E. Kesimpulan dan Saran
berkemampuan cukup, yang semula
memperoleh nilai D, menjadi C 5.1 Kesimpulan
meningkat tajam.
Bertolak dari hasil belajar analisis
Jika melihat kenyataan masih Real 1 yang dicapai oleh mahasiswa
terdapat 5 mahasiswa berkemampuan jurusan pendidikan matematika semester 5
sedang yang dipredeksikan akan angkatan 98 (kelas C), apakah
memperoleh nilai E, terbesit rasa pembelajaran analisis Real 1 pada
optisimisme bahwa tindakan kelas sudah mahasiswa semester 5C tahun ajaran
menyentuh menyentuh para mahasiswa 2000/2001, yang disertai tindakan
yang berkemampuan sedang, yang dengan meningkatkan frekuensi
ditengarai oleh penurunan jumlah pengerjaan soal pembuktian suatu
mahasiswa yang dipredeksikan tautologi dengan memberdayakan
memperoleh nilai E dari 20 orang pada penalaran yang berasaskan reductio ada
siklus 1,menjadi hanya 5 orang pada absurdum dapat dikatakan berhasil, kurang
siklus 2. berhasil atau bahkan gagal sama sekali,
sangat bergantung pada apa alat ukur
4.3 Refleksi dan Evaluasi Final Hasil keberhasilan itu. Kita kembali kepada
Penelitian Tindakan kesepakatan semula tentang penetapan
kriteria keberhasilan tindakan ini , dengan
Refleksi akhir dari seluruh membandingkan hasil belajar mahasiswa
rangkaian kegiatan penelitian ini, jurusan pendidikan matematika angkatan
tercermin dari nilai akhir mata kuliah 97 tahun ajaran 1999/2000 untuk mata
Analisis Real 1 yang dicapai mahasiswa, kuliah yang sama, ketika itu diikuti oleh
berdasarkan standart PAP yang disepakati 37 mahasiswa, dan tercatat hanya ada 1
dengan kriteria berikut. mahasiswa memperoleh nilai A atau 2,7 %
P + 2Q + 3R dari jumlah peserta. Berarti ada
1. Nilai Akhir = peningkatan kuantitas, karena hasil belajar
6
2. P= Skor Tugas Rumah (Pengerjaan analisis Real 1 yang mahasiswa angkatan
Ulang Ujian Sisipan, sehari sesudah 98 kali ini tercatat ada 2 mahasiswa
pelaksanaan ujian sisipan) ; Q= memperoleh nilai A atau 6,25 % dari
skore UTS ; R= skore UAS. jumlah peserta yang berarti sudah
mencapai target poin pertama yang
4.4 Distribusi nilai Analisis Real 1 dari disepakati. Dan, kalau pada angkatan 97,
32 mahasiswa semester 5C angkatan jumlah peserta yang memperoleh nilai E
98 ada sebanyak 7 mahasiswa memperoleh
nilai E atau 18,9% dari jumlah. Ini artinya
upaya meminimalisir jumlah mahasiswa

(45)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar

yang gagal menempuh analisis Real 1 yang bertumpu pada prinsip logika
dapat diwujudkan atau berhasil, karena matematika. Mengingat bahwa materi
hasil belajar analisis Real 1 mahasiswa analisis Real 2 tak sekedar membahas
angkatan 98 kali ini hanya tercatat 3 sifat-sifat topologi di sistembilangan Real,
mahasiswa atau 9,3% dari jumlah peserta namun sudah menjangkau ruang metrik
yang berarti sudah memenuhi target yang yang sangat umum, seperti misalnya
ditetapkan dalam penelitian ini, yaitu, berbicara masalah ruang fungsi kontinu
diharapkan jumlah mahasiswa yang yang notabene lebih sulit dibayangkan
memperoleh nilai E dapat ditekan sampai secara kasat mata dibandingkan dengan
mencapai angka 10% dari jumlah peserta ruang Euclid berdimensi hingga yang
(setahun lalu 18,9%). masih memungkinkan divisualisasikan
melalui R1 dan R2 sebenarnya berbicara
5.2 Saran ruang Euclid
itupun sudah cukup sulit jika dimensinya
Terutama ditujukan kepada rekan sudah lebih dari 3. Karenanya,
pengampu mata kuliah analisis Real 1 pembelajaran analisis Real 2, pada pokok
untuk banyak memberikan latihan bahasan tertentu seperti ruang fungsi
pengerjaan soal pembuktian suatu kontinu dan kekonvergenan uniform
taotologi yang barisan fungsi bernilai Real pada suatu
terbuka kemungkinan dapat dibuktikan himpunan kompak , memerlukan
secara langsung atau pembuktian tak pengampu yang memiliki kiat yang tajam
langsung melalui prinsip reductio ad untuk mampu memberi gambaran yang
absurdum. agak lebih konkrit dari keadaan yang
Berdasarkan hasil penelitian ini, sangat abstrak dalam upaya membantu
pembelajaran berasaskan prinsip reductio meringankan beban mahasiswa memahami
ad absurdum perlu ditindaklanjuti pada konsep yang abstrak sekali. Karena itu
pembelajaran analisis Real 2 yang menurut kami, pemberdayaan pelalaran
merupakan kelanjutan analisis Real 1 yang yang berasaskan reductio ad absurdum
secara umum pembelajaran konsepnya masih harus dikombinasikan dengan suatu
mempunyai karakteristik yang seragam strategi khusus dengan satu tujuan,
dengan bahan ajar matematika murni pada meminimalisir hambatan belajar para
umumnya dan analisis Real 1 khususnya, mahasiswa kita dalam mendalami analisis
yaitu dengan pola deduktif aksiomatis Real 2.

Daftar Pustaka

Achmad Arifin, 1991. Segi Kreativitas dan Kemandirian dalam proses belajarMatematika.
Makalah, ITB Bandung.

Bacman George, Lawrence Naraci. 1966 Functional Analysis. Academid PressNewyork and
London.

Gupta VP,Join PK. 1986. Lebesgue Measure and integration. World Scientific Publishing
Co. Plt.

Hungerford, Thomas 1974. Graduate Texts in Mathematics. Springer Verlag.Newyork


Heidelberg Berlin.

(46)
Wuryanto – MeminimalisisrHambatanBelajar

Kemmis and Mc, Taggart R, 1989.TheAction. Research Planner.Third


Edition,Australia,Deakin,University Press.

Rudin Walter.1973. Functionaal Analysis. Mc.Graw-Hill Book Company. Singapore.

Sze tsen Hu. 1964. Element of General Topology. Holden-Day.Inc.

Stefan Rolewicz. 1972. Metric Linear Space. Pwn-Polish Scientific Publisher.

Rudin, Walter.1973. FunctionalAnalysis. Mc. Gra-Hill Book Company.Singapore.

Toomey, D, 1997. Reading In Classroom Action Reseach. ia Trobe University.Melbourne


Australia. Apublication of The Indonesia PrimaryTeacher Education Project

(47)

Anda mungkin juga menyukai