Sistem Distribusi Lengkap PDF
Sistem Distribusi Lengkap PDF
BAB V
KRITERIA TEKNIS PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI
Jaringan distribusi merupakan komponen penting dalam sistem penyediaan air bersih
karena berdasarkan fungsinya, komponen ini akan berhadapan langsung dengan konsumen.
Oleh karena itu, sistem distribusi harus mendapat perhatian dan perencanaan yang baik.
Sistem distribusi air bersih terdiri dari jaringan perpipaan berikut reservoir dan tangki
distribusi. Jaringan perpipaan tersebut digunakan untuk mengalirkan air bersih ke blok-
blok pelayanan. Sedangkan reservoir dan tangki distribusi berfungsi untuk mengatasi
fluktuasi penggunaan air yang disebabkan oleh perbedaan pola penggunaan air di suatu
kota.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu jaringan distribusi antara lain :
1. Kualitas
Jaringan distribusi harus mampu menjaga kualitas air terhadap standar yang
berlaku, sehingga aman dipakai. Syarat ini meliputi syarat fisik, kimia, dan
bakteriologis.
2. Kuantitas
Jaringan distribusi harus mampu mengalirkan air sesuai dengan kebutuhan
pemakaian.
3. Kontinuitas
Jaringan distribusi harus mampu mengalirkan air secara kontinu selama waktu
pemakaian.
4. Tekanan
Jaringan distribusi harus mampu mengalirkan air dengan tekanan yang cukup pada
saat sampai pada pemakai. Dengan tekanan yang cukup, maka air minum tidak
akan mengalami kontaminasi.
V-1
Kriteria Teknis Perencanaan
Jaringan perpipaan dalam sistem distribusi ini ada dua macam, yaitu:
Jaringan perpipaan dalam sistem distribusi dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pipa Primer atau Pipa Induk
Pipa induk adalah pipa yang menghubungkan antara tempat penampungan dengan
pipa retikulasi. Jenis pipa ini mempunyai diameter pipa terbesar. Untuk menjaga
kestabilan aliran, maka pipa induk tidak diperbolehkan untuk disadap langsung
oleh pipa servis atau pipa yang langsung mengalirkan air ke konsumen.
Klasifikasi dan kriteria desain jaringan untuk pipa induk adalah sebagai berikut:
a. Diameter pipa minimum adalah 150 mm.
b. Kecepatan aliran maksimum 3-5 m/s (Sukarmadijaya,et al,1978) dan
minimum 0,3 m/s, tergantung dari jenis pipa.
V-2
Kriteria Teknis Perencanaan
c. Tekanan pada sistem harus dapat menjangkau titik kritis dengan sisa
tekanan tidak kurang dari 6 meter pada pipa pelayanan.
d. Tekanan statis yang tersedia tidak lebih dari 80 meter.
e. Pipa tidak melayani penyadapan langsung ke konsumen.
f. Mampu mengalirkan air pada debit puncak.
Tujuan dari pengklasifikasian jaringan perpipaan dalam distribusi air adalah untuk:
1. Mengisolasi bagian jaringan menjadi suatu sistem hidrolis tersendiri sehingga
diharapkan mampu memberikan keuntungan seperti :
a. Kemudahan operasi sesuai debit yang mengalir.
b. Mempermudah perbaikan bila terjadi kerusakan.
V-3
Kriteria Teknis Perencanaan
Untuk menentukan pola jaringan distribusi yang sesuai, maka diperlukan suatu analisis
pemilihan sistem yang didasarkan pada :
V-4
Kriteria Teknis Perencanaan
V-5
Kriteria Teknis Perencanaan
Dalam perencanaan sistem distribusi secara keseluruhan, maka beberapa syarat yang harus
dipertimbangkan di antaranya adalah :
V-6
Kriteria Teknis Perencanaan
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani suatu daerah tertentu,
sedapat mungkin jalur yang dibuat mendekati kondisi yang optimum, dimana diharapkan:
1. Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam pengoperasian.
2. Mudah dalam pemasangan, pemeliharaan, dan pengoperasiannya (secara teknis semua
mudah dikerjakan).
3. Biaya sekecil-kecilnya dalam jumlah pipa dan diameter pipa (diusahakan jalur
terpendek).
4. Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapatkan keuntungan.
V-7
Kriteria Teknis Perencanaan
Air bersih dapat didistribusikan ke konsumen dengan berbagai cara, bergantung pada
topografi daerah pelayanan, lokasi air, dan pertimbangan lainnya. Untuk transportasi dapat
digunakan kanal, terowongan air (tunnel), flums, dan pipa bertekanan. Air bersih dari
reservoir atau langsung dari sistem transmisi dapat didistribusikan dengan bantuan gaya
gravitasi, pompa, atau gabungan keduanya.
V-8
Kriteria Teknis Perencanaan
Dalam merencanakan dan memilih jenis dan perlengkapan pipa, diperlukan sebuah analisis
untuk menyesuaikan karakteristik masing-masing pipa beserta perlengkapannya dengan
kondisi eksisting. Hal ini menjadi penting agar diperoleh kondisi optimum dalam
perencanaan.
V-9
Kriteria Teknis Perencanaan
kelemahan tidak elastis dan tidak tahan terhadap benturan dan beban berat. Pipa
jenis ini tersedia dalam ukuran 50-600mm.
2. Cast Iron Pipe (CIP) dan Ductile Cast Iron Pipe (DCIP)
Jenis pipa ini terbuat dari bahan besi tuang dengan sifat tahan terhadap tekanan
yang besar, daya mekanis yang baik, mampu menahan getaran dan berat, serta
tahan lama. CIP mudah terkena korosi terutama pada begian permukaan dan
sambungan, oleh karenanya ada jenis tertentu yang diberi lapisan anti korosif
seperti pada jenis DCIP. DCIP mudah dalam pemasangan, penyambungan dapat
dilakukan dengan flanged, bell, dan spigot serta mechanical jonit. Pipa jenis ini
tersedia dalam ukuran 75-150 mm.
3. Galvanited Iron Pipe (GIP)
Pipa ini terbuat dari baja campuran atau besi tempa dengan sifat tahan terhadap
kesadahan tinggi, pengangkutan dan pemasangan mudah. Pipa ini kuat terhadap
tekanan tinggi dan tekanan balik, tahan terhadap sinar matahari, dan relatif tahan
lama. Kelemahannya, pipa ini kurang tahan terhadap korosi dan harganya relatif
mahal. Pipa ini tersedia dalam ukuran 75-1500 mm.
4. Steel Pipe
Pipa ini terbuat dari baja dengan sifat tidak tahan terhadap korosi elektris dan
tekanan atau benturan, tipis dan ringan, pembuatannya mudah, tetapi sulit dalam
pemasangan karena membutuhkan waktu yang lam, serta penyambungan dilakukan
dengan pengelasan dan membutuhkan biaya yang besar. Pipa ini tersedia dalam
ukuran 75-1500 mm.
5. Prestressed Concrete Pipe
Pipa ini terbuat dari beton atau tanah liat dengan sifat tahan terhadap korosi, tidak
mengalami perubahan kekasaran dinding pipa untuk waktu yang lama, tetapi cukup
berat dan sukar dalam pemasangan. Biasanya pipa jenis ini diperuntukkan dalam
kondisi khusus. Pipa ini tersedia dalam ukuran 500-2000mm
6. Polyvinyl Chloride Pipe (PVC)
PVC tahan terhadap pengaruh korosi dan tanah yang agresif, sangat baik dalam
kemampuan pengaliran air, ringan, mudah, dan cepat dalam konstruksinya (dengan
menggunakan rubber ring). Dengan sistem pemasangan menggunakan rubber ring,
pipa tidak perlu lagi direkatkan dan sambungan antar pipa akan fleksibel terhadap
gerakan pipa. PVC terbuat dari serat fiber dan juga memiliki sifat isolator,
V-10
Kriteria Teknis Perencanaan
menghambat pertumbuhan bakteri, tidak merubah sifat air, dan umumnya mudah
didapat dan tersedia banyak di pasaran. Kelemahannya adalah memiliki kekuatan
mekanis rendah, koefisien muai panas besar, dan kurang baik bila dipasang di
tempat yang tidak terlindungi dari sinar matahari. PVC tersedia dalam ukuran
diameter pipa 50-400 mm.
V-11
Kriteria Teknis Perencanaan
6. Flexible joint berfungsi untuk menghindari pecahnya pipa yang ikut tertarik akibat
adanya pemuaian dan mengatasi pergerakan akibat penyusutan pipa karena adanya
perubahan temperatur. Perlengkapan ini biasanya dipasang di antara dua pipa yang
diragukan kestabilan posisinya satu sama lain.
7. Gate valve berfungsi untuk menghentikan aliran air pada suatu bagian pipa yang
diperlukan pada suatu bagian pipa yang diperlukan pada saat pengetesan,
perbaikan, dan pemeliharaan pipa. Perlengkapan ini diperlukan untuk memisahkan
suatu blok pelayanan atau jalur pipa. Gate valve biasanya dipasang pada inlet dan
outlet reservoir distribusi, titik tapping yang dipasang sesuai dengan draft aliran,
titik pertemuan atau persilangan pipa, pada pipa yang lurus tanpa percabangan.
Berdasarkan Draft Guidelines untuk desain dan Construction of Public Water Supply
System di Indonesia, pipa distribusi utama sedapat mungkin diletakkan dekat dengan pusat
jalan berada di sisi jalan atau di bawah trotoar jalan untuk jalan yang lebar, begitupun
dengan percabangan dari pipa distribusi utama. Sedangkan untuk jalan yang sempit,
sebaiknya dihindari adanya jaringan pipa yang secara langsung berada di bawah jalur roda
kendaraan.untuk mencegah kerusakan pipa.
Pada pemasangan jaringan pipa di bawah sisi jalan, kedalaman pipa cabang distribusi
biasanya sekitar 90 cm. Apabila pipa distribusi dipasang melintasi jaringan lain yang
ditanam atau adanya struktur lain dalam tanah, jarak pemisah harus lebih dari 30 cm. Pipa
air bersih sebaiknya diletakkan dengan jarak horizontal 3 m dan jarak vertikal 45 cm dari
pipa buangan. Kedalaman jaringan dipengaruhi oleh ketebalan pasir yang dipadatkan
dibawah pipa.
V-12
Kriteria Teknis Perencanaan
5.7 Penyadapan
Penyadapan dapat dilakukan pada pipa induk maupun pipa cabang distribusi, kemudian air
didistribusikan ke konsumen melalui pipa pelayanan. Pipa induk melayani dan
menghubungkan daerah atau blok pelayanan dalam kota dan setiap blok memiliki satu atau
dua buah pipa penyadapyang dihubungkan dengan pipa cabang atau pipa sekunder.
Untuk pipa induk distribusi, penyadapan dilakukan dengan menggunakan fitting / tee,
dimana pada ujung keluarannya dihubungkan dengan sebuah reducer dan valve. Valve ini
berguna untuk mengatur aliran air yang akan disuplai menuju pipa cabang distribusi. Pipa
pelayanan merupakan pipa yang langsung melayani konsumen ke rumah dan bersumber
pada pipa sekunder.
V-13
Kriteria Teknis Perencanaan
Penyadapan pada pipa cabang dilakukan dengan menggunakan suaru alat yang disebut
clamp saddle dengan diameter 1 inchi pada posisi vertikal dan 2 inchi pada posisi
horizontal. Penyaluran ke konsumen dilanjutkan melalui reducer dengan menggunakan
pipa berdiameter kecil. Pemasangan sambungan ke konsumen dilengkapi dengan meter air
dan katup.
5.8 Pompa
Pompa merupakan suatu alat yang terdiri dari mesin dan motor yang dapat menghasilkan
energi untuk memindahkan fluida dari suatu tempat (pada elevasi tertentu) ke tempat lain
yang memiliki elevasi lebih tinggi.
(Hf) = Σv
2
2g
H A = H S + ( Pd − Ps )
γ + ΣH f (untuk sistem tertutup)
H A = H S + ΣH f (untuk sistem terbuka dimana Pd-Ps=Patm)
V-14
Kriteria Teknis Perencanaan
Daya pompa adalah tenaga yang harus dimiliki atau dibutuhkan untuk menaikkan air
dengan diameter, slope, dan panjang pipa tertentu. Besarnya daya pompa dapat dihitung
sebagai berikut : (Sularso, Tahara, Haruo, 2000)
Ppompa = ρgH T Q
(η 75)
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sistem pemadam kebakaran
perkotaan yang terintegrasi dengan sitem distribusi air minum, yaitu : (Moestikahadi,
1989)
1. berapa banyak air yang diperlukan untuk pemadam suatu kebakaran
2. ketersediaan air dalam sistem penyediaan air
3. sistem darurat yang direncanakan
4. keseimbangan sistem yang berlaku dengan berfungsinya sistem darurat
Besarnya debit aliran yang diperlukan untuk daerah perkotaan dapat diperkirakan dengan
menggunakan persamaan di bawah, yaitu : (Moestikahadi, 1989)
Kuichling Q = 700 P
V-15
Kriteria Teknis Perencanaan
Q = 3860 P (1 − 0,01 P )
Kriteria sistem pemadam kebakaran adalah sebagai berikut : (Al-Layla, 1980 dan
Sukarmadijaya, 1978)
1. unit hidran dipasang pada interval jarak 300m atau bergantung pada kondisi
maupun peruntukan dan kepadatan daerah setempat
2. hidran sebaiknya berada dekat dengan jalan dan persimpangan
3. jenis hidran halaman yang dapat digunakan terdiri atas 2 tipe, yaitu :
a. tipe single nozzle dengan diameter sadap minimal 150mm
b. tipe double nozzle dengan diameter sadap minimal 300mm
Reservoir distribusi merupakan komponen yang sangat penting dari jaringan distribusi.
Sistem distribusi direncanakan memberikan kapasitas air berdasarkan kebutuhan air
maksimum per jam, sedangkan instalasi berdasar kebutuhan air maksimum per hari, untuk
mengatasi perbedaan ini diperlukan suatu tempat penampungan air yaitu reservoir
distribusi.
V-16
Kriteria Teknis Perencanaan
Reservoir sebagai pemerata tekanan. Ciri penting reservoir dengan fungsi ini adalah
terletak di tengah-tengah daerah pelayanan, sehingga perbedaan tekanan air di satu
lokasi dan lokasi lainnya dalam suatu daerah pelayanan tidak terlalu besar.
3. Distributor
Reservoir sebagai pendistribusi air. Fungsi reservoir sebagai distribusi aliran air
tidak berbeda dengan fungsi reservoir sebagai pemerata tekanan. Fungsi ini juga
mencakup penyimpanan untuk melayani kebutuhan darurat.
Reservoir dapat diletakkan di tengah-tengah daerah distribusi untuk daerah yang relatif
datar. Sedangkan untuk daerah dengan kondisi elevasi menurun pada satu arah, reservoir
diletakkan di daerah tinggi untuk memanfaatkan sisa tekan.
V-17
Kriteria Teknis Perencanaan
V-18
Kriteria Teknis Perencanaan
Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan ukuran reservoir adalah sebagai berikut :
V-19
Kriteria Teknis Perencanaan
1. Besarnya cadangan air terhadap pemakaian air minimum dan maksimum dalam
sehari
2. Penentuan besarnya air untuk keadaan darurat seperti sistem pemadam kebakaran
3. Variasi sistem pengaliran
a. Sistem gravitasi
Sistem pemompaan, bila menggunakan pemompaan langsung secara
kontinyu selama 24 jam maka kapasitas penampungan pada ground
reservoir adalah kapasitas reservoir total.
b. Dual sistem
Pada sistem ini, pemompaan dilakukan selama terus-menerus selama 24 jam
dengan pengaliran dari instalasi pengolahan, maka kapasitas total yang
perlu ditampung adalah 2/3 volume dari ground reservoir dan 1/3 dari
elevated reservoir . Pada sistem clear well, besarnya adalah 2/3 dari volume
total yang ada. Kapasitas tersebut harus lebih besar atau sama dengan waktu
kontak
4. Waktu pemompaan
Pemompaan pada dual sistem dapat dilakukan terus-menerus dengan satu pompa
yang bekerja dan pompa lain sebagai cadangan atau dilakukan dengan jumlah
pompa yang lebih dari satu dan dioperasikan secara bersamaan.
EPANET 2.0 merupakan salah satu software jaringan distribusi yang dikembangkan oleh
Water Supply and Water Resources Division USEPA’s National Risk Management
Research Laboratory. EPANET adalah sebuah program komputer yang menggambarkan
simulasi hidrolis dan kecenderungan kualitas air yang mengalir di dalam jaringan pipa.
Jaringan itu sendiri terdiri dari pipa, node (titik koneksi pipa), pompa, katup, tangki air,
dan reservoir. EPANET menjajaki aliran air di tiap pipa, kondisi tekanan air di tiap titik,
dan konsentrasi bahan kimia yang mengalir di dalam pipa selama dalam periode
pengaliran. Sebagai tambahan, usia air (water age) dan pelacakan sumber dapat juga
disimulasikan.
V-20
Kriteria Teknis Perencanaan
EPANET didesain sebagai alat untuk mencapai dan mewujudkan pemahaman tentang
pergerakan dan nasib kandungan air minum dalam jaringan distribusi. EPANET juga dapat
digunakan untuk analisis berbagai aplikasi jaringan distribusi, sebagai contoh untuk
pembuatan desain, kalibrasi model hidrolis, analisis sisa khlor, dan analisis pelanggan.
EPANET dapat membantu dalam mengatur strategi untuk merealisasikan kualitas air
dalam suatu sistem. Semua itu mencakup:
1. Alternatif penggunaan sumber dalam berbagai sumber dalam satu sistem.
2. Alternatif pemompaan dalam penjadwalan pengisian / pengosongan tangki.
3. Penggunaan treatment, misal khlorinasi pada tangki penyimpan.
4. Penargetan pembersihan pipa dan penggantiannya.
V-21
Kriteria Teknis Perencanaan
Penyelesaian untuk head dan aliran pada titik yang terpisah meliputi penyelesaian secara
simultan dalam persamaan aliran untuk tiap junction dan hubungan headloss pada tiap link
pada jaringan. Proses tersebut dikenal dengan hydraulic balancing, menggunakan teknik
iterasi yang melibatkan persamaan non-linear. EPANET menggunakan gradient algorithm
untuk kebutuhan tersebut.
V-22
Kriteria Teknis Perencanaan
Untuk mendapatkan garis tekan pada jalur distribusi, perlu dihitung kehilangan tekanan di
tiap titik tertentu pada jalur pipa. Kehilangan tekanan dibagi menjadi dua yaitu major
losses dan minor losses. Kehilangan tekan pada pipa dapat dituliskan melalui persamaan:
∆Htotal = ∆Hmayor + ∆Hminor
1. Major Losses
Major losses adalah kehilangan tekanan akibat aliran dalam pipa. Untuk menghitung
major losses pada titik tertentu , harus diketahui panjang horizontal, beda ketinggian,
debit yang diinginkan, serta diameter pipa yang digunakan pada titik tersebut.
Persamaan yang dipakai adalah Hazen-William: (Babbitt, 1967)
⎡ Q ⎤
∆Hmayor = ⎢ . Lpipa
⎣ (0.2785.C.D .S )⎦
2.63 0.54 ⎥
2. Minor Losses
Minor losses adalah kehilangan tekanan akibat perubahan besar kecepatan aliran
(akibat penyempitan atau pembesaran diameter pipa) atau akibat perubahan arah aliran
(akibat adanya belokan atau aksesoris pipa). Rumus yang digunakan adalah: (Babbitt,
1967)
V-23
Kriteria Teknis Perencanaan
⎛ v2 ⎞
∆Hminor = K ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ 2g ⎠
dengan, K = konstanta perlengkapan pipa
v = kecepatan aliran tiap pipa
g = percepatan gravitasi
Harga K untuk berbagai perlengkapan pipa dapat dilihat pada tabel berikut :
Perhitungan sisa tekan merupakan head yang ada pada suatu titik setelah mengalami
berbagai kehilangan akibat headloss (mayor losses dan minor losses) maupun akibat
kecepatan aliran air ⎛⎜ v ⎞⎟ . Dalam perencanaan ditetapkan sisa tekan di akhir jalur pipa
2
⎝ 2 g ⎠
adalah sebesar 10-15 m kolom air. Jika terlalu besar maka pipa dapat pecah karena tdak
mampu menahan tekanan yang sangat besar dan jika terlalu kecil aliran air tidak dapat
digunakan untuk sistem distribusi nantinya. Sisa tekan (residual head) dinyatakan sebagai :
(Al-Layla et.al, 1980)
V-24
Kriteria Teknis Perencanaan
Rh = Havailable – headloss - ⎛⎜ v ⎞⎟
2
⎝ 2 g ⎠
Persamaan energi dalam sistem dihasilkan dari penerapan prinsip kekekalan energi pada
aliran fluida. Energi yang dimiliki oleh suatu fluida yang mengalir tediri dari energi dalam
dan energi akibat tekanan, kecepatan, dan kedudukan. Dalam arah aliran, prinsip energi
diringkas dalam suatu persamaan sebagai berikut:
Persamaan ini untuk aliran mantap fluida tak kompresible, dalam hal ini perubahan energi
dalam diabaikan. Sehingga di atas dapat disederhanakan menjadi: (teorema Bernoulli)
(Babbitt, 1967)
⎛ P1 v12 ⎞ ⎛ P2 v 22 ⎞
⎜⎜ + + Z 1 ⎟ + (H A − H L − H E ) = ⎜⎜
⎟ + + Z 2 ⎟⎟
⎝ ρg 2 g ⎠ ⎝ ρg 2 g ⎠
Hydraulic Grade Line (HGL) adalah garis yang menunjukkan efek dari gesekan yang
terjadi di dalam pipa, perubahan kecepatan dan perubahan energi dalam pipa tersebut.
Sehingga HGL merupakan garis yang jarak vertikalnya dari sentroid aliran di suatu titik
pada saluran tertutup proporsional terhadap tekanan pada pipa pada titik tersebut. Jika
tekanan di dalam pipa kurang dari tekanan atmosfer maka garis HGL akan terletak di
bawah garis jalur pipa. Hal ini menunjukkan terjadinya tekanan negatif.
P
HGL = +Z
ρg
V-25
Kriteria Teknis Perencanaan
Energy Grade Line (EGL) adalah pernyataan grafis dari energi tiap bagian. Garis energi
akan turun dalam arah aliran kecuali bila ada energi yang ditambahkan oleh alat-alat
mekanik seperti pompa, atau jika profil muka tanah naik.
P v2
EGL = + +Z
ρg 2 g
Kedua garis tersebut menunjukkan pengaruh kehilangan tekan dan perubahan kecepatan
terhadap tekanan dan energi dalam pipa. Penempatan perlengkapan pipa pada pipa
distribusi akan mengakibatkan penurunan HGL dan EGL pada perletakannya. Perhitungan
HGL dan EGL pada jalur pipa dilakukan dengan perhitungan berdasarkan kehilangan
tekan yang terjadi.
EGL
HGL ∆H
Elevasi (z)
Pipa
P
ρg
Jarak (m)
V-26