Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KLIEN DENGAN ASMA

MOHAMMAD IQBAL
33411801092

Politeknik Negeri Madura


Jurusan Kesehatan Prodi D3 Keperawatan
LEMBAR PERNYATAAN

Saya mahasiswa yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Mohammad Iqbal


NIM : 33411801092
Alamat : Jl. Sersan Mesrul Gg 3A No : 12
Judul : laporan pendahuluan Asma Bronchial

Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan praktik klinik keperawatan Gawat Darurat sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.Saya sampaikan laporan pelaksanaan ini sebagai bukti nyata pelaksanaan
Asuhan Keperawatan yang telah saya lakukan. Saya bersumpah bahwa laporan ini bukan merupakan karya
orang lain kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini saya buat, jika ada kesalahan yang terbukti sengaja saya buat saya siap
menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Pamekasan, 27 NOVEMBER 2020


Yang membuat pernyataan

MOHAMMAD IQBAL
33411801092
LEMBAR PENGESAHAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Mohammad Iqbal

NRP : 33411801092

Kelompok: C4

Judul :Asma Bronchial

Telah menyelesaikan laporan dan pelaksanaan asuhan keperawatan dengan judul Asma Bronchial

Laporan asuhan keperawatan ini bukan merupakan hasil karya orang lain
kecuali yang sudah saya sampaikan dalam bentuk kutipan.

Pamekasan, 27 NOVEMBER 2020


Mahasiswa

MOHAMMAD IQBAL
33411801092

Mengetahui pembingbing

Ns .Muhammad nur S.Kes., M.Si.


Nik
A.Konsep Asma Bronchial
1. Pengertian
Asma bronchial adalah penyakit obstruksi saluran pernafasan akibat penyempitan saluran
nafas yang sifatnya reversibel (penyempitan dapat hilang dengan sendirinya) yang ditandai oleh
episode obstruksi pernafasan diantara dua interval asimtomatik (Djojodibroto, 2017).
Asma bronchial adalah penyakit radang/inflamasi kronik pada paru, karena adanya
penyumbatan saluran nafas (obstruksi) yang bersifat reversible, peradangan pada jalan nafas, dan
peningkatan respon jalan nafas terhadap berbagai rangsangan hiperresponsivitas, obstruksi pada
saluran nafas bisa disebabkan oleh spasme/ kontraksi otot polos bronkus, oedema mukosa bronkus
dan sekresi kelenjar bronkus meningkat (Putri & Sumarno, 2014).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan asma bronchial adalah
penyakit saluran pernafasan yang terjadi karena adanya penyempitan saluran nafas yang
mengakibatkan sesak nafas dimana fase inspirasi lebih pendek dari fase ekspirasi dan diikuti oleh
bunyi mengi (wheezing).
2. Etiologi
Faktor penyebab asma bronchial menurut Wijaya & Putri (2013) adalah sebagai berikut :
a. Alergen
Bila tingkat hiperaktivitas bronkus tinggi diperlukan jumlah alergen yang sedikit untuk
menimbulkan serangan asma.
b.Infeksi saluran pernafasan
Infeksi saluran pernafasan biasanya disebabkan oleh virus respiratory synchyhal virus
(RSV) dan virus para influenza.
c. Iritasi
Iritasi dapat di sebabkan oleh hairspray, minyak wangi, asap rokok, bau asam dari cat
dan polutan udara, air dingin dan udara dingin.
d. Refleks gastroesopagus
Iritasi trakeobronkheal karena isi lambung dapat memperberat penyakit asma.
e. Psikologis
Hal ini dapat memicu stress yang akan menurunkan respon tubuh sehingga mudah terjadi
inflamasi pada bronkus yang akan menimbulkan asma bronkiale (Muttaqin, 2008).
3. Klasifikasi
Menurut Djojodibroto (2017) Ada 2 penggolongan besar asma bronchial, yaitu :
a. Asma bronchial yang berkaitan dengan penderita yang mempunyai riwayat pribadi atau riwayat
keluarga dengan kelainan atopik. Dapat disebut asma ekstrinsik (asma alergik) yaitu asma
yang mulai terjadi saat kanak-kanak, kadar IgE serum meningkat, mekanisme terjadinya
berkaitan dengan sistem imun.
b. Asma bronchial pada penderita yang tidak ada kaitannya dengan diatesis atopik. Asma ini
golongkan sebagai asma instrinsik atau asma idiosinkratik yaitu asma yang terjadi saat
dewasa, kadar IgE normal dan bersifat Non-imun.
4. Manifestasi klinik
Menurut Putri & Sumarno, 2013 manifestasi klinik untuk asma bronkial adalah sesak nafas
mendadak disertai inspirasi yang lebih pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi dan diikuti oleh
bunyi mengi (wheezing), batuk yang disertai serangan sesak nafas yang kumat-kumatan.
5. Pathofisiologi
Asma timbul karena seseorang yang atopik (alergik) akibat pemaparan allergen. Alergen
yang masuk tubuh akan ditangkap oleh makrofag dan selanjutnya akan merangsang pembentukan
IgE. IgE akan segera diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan basofil yang ada dalam
sirkulasi.
Ikatan tersebut akan menimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan terjadi perubahan dalam sel
yang menurunkan kadar cAMP.Kadar cAMP yang menurun itu akan menimbulkan degranulasi sel
berupa histamin dan kinin. Akibat dari bronkospasme akan terjadi penyempitan bronkus dan
percabangannya sehingga akan menimbulkan rasa sesak ,nafas berbunyi (wheezing) dan batuk
yang produktif. Tanda gelaja tersebut merupakan tanda dari asma bronkiale (Muttaqin, 2008).
6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mubarak, Chayatin, dan Susanto (2015) pemeriksaan diagnostik pada pasein asma
bronchial yaitu :
a. Pemeriksaan laboratorium dapat dilihat leukosit dengan netrofil yang meningkat menunjukkan
adanya infeksi, eosinofil darah meningkat > 250/mm3.
b. Pemeriksaan radiologi pada asma bronchial akan ditandai dengan adanya hiperinflasi paru-
paru diafragma mendatar (wijaya & putri, 2013)
c. Uji kulit dilakukan untuk menunjukan adanya antibody IgE hipersensitif yang spesifik dalam
tubuh.
7. Penatalaksanaan
Menurut (Muttaqin, 2008) penatalaksanaan pada pasien asma bronchial yaitu :
a. Pengobatan Farmakologi
1) Agnosis beta: metaproterenol ( alupent, metrapel). Bentuknya aerosol, bekerja sangat
cepat, diberikan sebanyak 3-4 x semprot, dan jarak antara semprotan pertama dan kedua
adalah 10 menit.
2) Metilxantin : aminofilin dan teofilin. Obat ini diberikan bila golongan beta agonis tidak
memberikan hasil yang memuaskan.
3) Kortikosteroid. Diberikan jika agonis beta dan metilxantin tidak memberikan respon
yang baik. Dosis 4 x semprot tiap hari. Pemberian steroid dalam jangka yang lama harus
diawasi dengan ketat.
4) Kromolin dan Iprutropioum bromide (atroven). Kromolin merupakan obat pencegah
asma khusunya untuk anak-anak.
5) Terapi nebulizer. Dosis obat untuk pemberian Nebulizer ditentukan dengan cara Berat
badan (BB) x 3600/ cc. Jenis obat yang dipakai yaitu Pulmicord ( budesonide 100 μg, 200
μg, 400 μg/ dosis), Ventolin ( beclomethasone 50, 100, 200, 250, 400 μg / dosis, NaCl 2 ml,
Bisolvon larutan (Putri & Sumarno, 2013).
b. Non Farmakologi
Penatalaksanaan pada pasien asma menurut Putri & Sumarno (2013) dapat dilakukan
dengan melakukan terapi nebulizer dan batuk efektif
a. Batuk Effektif. Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana
pasien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan
secret secara maksimal.. Tujuan membantu membersihkan jalan nafas., Indikasi :Produksi
sputum yang berlebih , Pasien dengan batuk yang tidak efektif
b. Menerapkan posisi semi fowler untuk memfasilitasi nafas dan ekspansi paru. Posisi ini
mengurangi kerja napas dan meningkatkan ekspansi paru.
8. Komplikasi
Status asmatikus merupakan asma yang lama dan hebat dan tidak berespon terhadap terapi
rutin. status asmatikus dapat menyebabkan gagal napas dengan hipoksemia, hiperkapnia, dan
asidosis. Intubasi endotrakea, ventilasi mekanis, dan terapi obat agresif dapat diperlukan untuk
mempertahankan jiwa. Selain gagal nafas akut, komplikasi lain terkait status asma, antara lain
dehidrasi, infeksi pernafasan, atelektasis, pneumotoraks, dan kor pulmonale (Priscilla, Karen,
Gerene, 2016).

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian dilakukan pada pasien asma bronkial menurut Wijaya & Putri (2013) dan Priscilla,
Karen, Gerene (2016) meliputi :
a. Identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin ras dll
b. Informasi dan diagnosa medik yang penting
c. Data riwayat kesehatan
d. Riwayat kesehatan dahulu : pernah menderita penyakit asma sebelumnya, menderita
kelelahan yang amat sangat dengan sianosi pada ujung jari.
e. Riwayat kesehatan sekarang
 Biasanya klien sesak nafas, batuk-batuk, lesu tidak bergairah, pucat tidak ada nafsu
makan, sakit pada dada dan pada jalan nafas
 Sesak setelah melakukan aktivitas / menhadapi suatu krisis emosional
 Sesak nafas karena perubahan udara dan debu
 Batuk dan susah tidur karena nyeri dada.
f. Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat keluarga yang mengalami asma
 Riwayat keluarga positif menderita penyakit alergi, seperti rinitis alergi, sinustis,
dermatitis, dan lain-lain
g. Pemeriksaan fisik : tingkat distres yang tampak ,tanda-tanda vital, kecepatan pernapasan
dan ekskursi, suara napas di seluruh lapang paru, nadi apikal.
h. Pemeriksaan diagnostik meliputi volume ekspirasi paksa, kecepatan aliran ekspirasi puncak,
gas darah.
i. pola gordon
1. Pola aktivitas dan latihan
Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian,
eliminasi,mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga.
Airway
Batuk kering/tidak produktif, wheezing yang nyaring, penggunaan otot–otot
aksesoris pernapasan ( retraksi otot interkosta)
Breathing
Perpanjangan ekspirasi dan perpendekan periode inspirasi, dypsnea,takypnea, taktil
fremitus menurun pada palpasi, suara tambahanronkhi, hiperresonan pada perkusi
Circulation
Hipotensi, diaforesis, sianosis, gelisah, fatique, perubahan tingkatkesadaran, pulsus
paradoxus > 10 mm
2. Pola istirahat tidur
Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur, kualitas dan kuantitas jam tidur
3. Pola nutrisi – metabolic
 Berapa kali makan sehari
 Makanan kesukaan
 Berat badan sebelum dan sesudah sakit
 Frekuensi dan kuantitas minum sehari
4. Pola eliminasi
 Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
 Nyeri
 Kuantitas
5. Pola kognitif perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)
6. Pola konsep diri
 Gambaran diri
 Identitas diri
 Peran diri
 Ideal diri
 Harga diri
 Cara pemecahan dan penyelesaian masalah
7. Pola seksual – reproduksi
Adakah gangguan pada alat kelaminya.
8. Pola peran hubungan
 Hubungan dengan anggota keluarga
 Dukungan keluarga
 Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
9. Pola nilai dan kepercayaan
 Persepsi keyakinan
 Tindakan berdasarkan keyakinan

2. Diagnosis

Salah satu masalah keperawatan untuk Asma bronkial menurut NANDA adalah
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan spasme jalan napas (Herdman &
Kamitsuru, 2015).

1. Intervensi Keperawatan
Menurut Moorhead, dkk (2016) tujuan perencanaan keperawatan atau NOC untuk
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu :
NOC : Status Pernafasan : kepatenan jalan nafas dengan indikator frekuensi pernafasan,
irama pernafasan, kedalaman inspirasi berdasarkan skor awal dan skor akhir dimana skala indikator
(1 : deviasi berat dari kisaran normal, 2 : deviasi yang cukup berat dari kisaran normal, 3 : deviasi
sedang dari kisaran normal, 4: deviasi ringan dari kisaran normal, 5: tidak ada deviasi dari kisaran
normal).
Menurut Bulechek, dkk (2016) Intervensi keperawatan pada Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas meliputi : Managemen jalan nafas, pengurangan kecemasan, managemen asma.
NIC 1 yaitu Managemen jalan nafas dapat di lakukan dengan cara posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi, instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif, posisikan
untuk meringankan sesak nafas.
NIC 2 yaitu managemen asma dapat di lakukan dengan cara ajarkan teknik yang tepat untuk
menggunakan pengobatan dan alat (misalnya : nebulizer).
2. Implementasi
Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, membantu pasien memposisikan
fisioterapi dada, mengajarkan batuk efektif, memposisikan untuk meringankan sesak nafas(posisi
semi fowler), memberikan terapi nebulizer.

3. Evaluasi
Menurut Moorhead, dkk (2016) evaluasi pada ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada
asma bronchial sesuai dengan hasil dari perencanaan yang telah dilakukan yaitu menunjukkan
bersihan jalan nafas yang efektif, yang dibukitkan oleh status pernafasan : kepatenan jalan nafas
berupa frekuensi pernafasan normal, irama pernafasan reguler, kedalaman inspirasi tidak mengalami
gangguan.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
                      
               ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT
A. Data Pasien

Nama :Tn.N No Rekam medik :

Jenis Kelamin : Pria Tanggal lahir : 24-10-1955 Umur: 65 tahun

B. Primary Survey

Waktu kedatangan : Transportasi :di antar Kondisi datang :pasien sesak


Jam:09.00 keluarganya nafas,nyeri dada
Jum’at,27 november 2020

Tindakan Pre Hospital :

CPR             O2             Infus             Bidai                  Bebat                 Urin Kateter


Lain – lain : tidak ada

TRIAGE
Kesadaran Kategori Triage : Klasifikasi Kasus

Allert         Verbal P1       P2           P3 Trauma   Non Trauma


Dx Medis :
Pain           Unrespon MerahKuning Hijau Hitam
Keluhan Utama
Tanda dan gejala Karakteristik :px mengatakan nyeri dada,dan sesak

Onset/awal kejadian : sejak awal februari 2020 px Faktor yg meringankan : saat setengah berbaring
mengaku melihara kucing pas kalau deket sama (semi fowler)
kucing itu langsung sesak,tapi sebelumnya px tidak
mempunyai riwayat penyakit asma

Lokasi

Durasi : 10 menit

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Allergi   : asap dan debu


Tanda vital : Tensi : 130/70  HR : 90x/ menit    RR :  29 x/menit    Suhu :37,5°C
mmHg  
AIRWAY CIRCULATION

Paten Obstruksi tindakan Irama jantung :  reguler  ireguler        

Akral : HKM      dingin basah  Pucat


BREATHING Membran
Pergerakan dada : simetris    asimetri

Irama pernapasan : Reguler  Ireguler mukosa :Sianosis Jaundice Normal           


Suara napas tambahan : whezing/mengi
SPO2 ...... CRT :< 2 Dtk        > 2Dtk

Turgor kulit : Baik    sedang    jelek


Edema :tidak ada edema

Perdarahan :tidak ada perdarahan


DISABILITY GCS : E:4 V:5 M:6

Fraktur  : Tidak ada     ada    total=15


Lokasi

Paralisis : tidak ada     ada


Lokasi : ...............................................................

C. Secondary Survey
Diagram Tubuh : PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
Kepala leher, thoraks, abdomen, Genitourinaria

1.kepala :rambut,berwarna hitam,kepala bersih dan


tidak ada tanda perdarahan
2.thoraks :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
3.abdomen:tidak ada nyeri tekan
4.genitourinaria :tidak ada tanda lesi dan kelebihan
pengeluaran cairan

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Jenis Pemeriksaan Hasil :

Darah Lengkap Kimia Klinik  Gula darah Acak

Blood Gas Analisa Kultur Urin   EKG

BUN Kreatinin  Foto Thorak

Lain – lain ..................................................................

Tindak lanjut : KRS  MRS   PP  DOA  OPERASI PINDAH   LAIN LAIN

E. Pemberian Terapi

Pukul Medikasi/Obat yang diberikan Dosis / rute pemberian

F. Diagnosa,Intervensi & Implementasi Keperawatan


Evaluasi
Masalah Keperawatan Waktu Tindakan keperawatan
(SOAP)
Diagnosa 1:
• Bersihan jalan napas
tidak efektif S: pasien mengatakan
B/d respon alergi d/d • Berikan oksigen (Alat, aliran) sesaknya berkurang dan
wheezing dahak dapat di keluarkan
Pola napas tidak efektif   •Posisikan pasien dengan semi
Resiko aspirasi
fowler O:
Penurunan perfusi
jaringan      1.sesak nafas (-)
Nyeri akut  •Pasang jalur intravena pada 2.sianosis(-)
Kerusakan integritas kulit    3.gelisah(-)
Retensi urin akut
Hipothermia • Berikan cairan (jenis/ jumlah) 4.masih terdengar
Hiperthermia whezing/mengi
•Pasang monitor jantung 5.RR:29×/menit
A:Masalah teratasi
•Observasi tanda – tanda vital sebagian
P:pertahankan intervensi
• mengajarkan batuk efektif

• mengajarkan mobilisisasi
sederhana
S:pasien mengatakan masih
sulit bernafas dan nafas
terasa berat namun tidak
sepaeah sebelumnya

O:
1.N:80×/menit
2.RR:24×/menit
3.masih terdengar
whezing mengi

PAMEKASAN
Perawat
.............................................

G. Penatalaksanaan Komprehensif

Waktu Tindakan kolaborasi Rasional Evaluasi


Bandung
Perawat
.............................................

PETUNJUK PENGGUNAAN FORMAT


A. Data Pasien

1.      Nama : Isi nama pasien dengan inisial


2.      No rekam medik : isi dengan nomor rekam medik pasien
3.      Jenis kelamin : coret yang tidak perlu
4.      Tanggal lahir : Isi tanggal lahir pasien dengan format tanggal / bulan / tahun
5.      Umur : Lalu isikan perhitungan umur pasien berdasarkan tanggal lahir.
B. Primary Survey
1.      Waktu kedatangan : waktu kedatangan diisi sesuai jam berapa pasien datang ke instalasi gawat darurat,
tempat anda bertugas dengan format : tanggal, bulan , tahun dan jam
2.      Transportasi : isikan transportasi apa yang digunakan pasien saat datang ke IGD seperti : berjalan kaki,
diantar, naik ambulans atau kendaraan lainnya
3.      Kondisi datang : isikan bagaimana kondisi pasien saat datang seperti penurunan kesadaran, delirium,
nyeri hebat
4.      Tindakan pre hospital : isikan tindakan yang telah dilakukan kepada pasien sebelum datang ke IGD baik
tindakan di fasilitas kesehatan lain maupun di rumah.
5.      Kesadaran : Isikan tingkat kesadaran pasien secara cepat dengan pengkajian AVPU
a.       Allert : Bila pasien dalam keadaan sadar penuh, orientasi
b.      Verbal : Bila pasien dalam penurunan kesadaran namun hanya dapat mengeluarkan suara secara verbal
c.       Pain : bila pasien hanya berespon terhadap rangsangan nyeri yang diberikan
d.      Unrespon : bila pasien tidak memberikan respon apapun terhadap rangsangan yang telah diberikan
pemeriksa baik dengan suara keras sampai pada rangsang nyeri . (INGAT !!! dalam keadaan ini, pasien
dalam kondisi GAWAT DARURAT)
6.        Kategori triage : isikan kategori triage, ada 2 jenis pengkategorian silakan dengan memilih salah satu
yaitu :

P1 : Merah :
P2 : Kuning :
P3: Hijau :
Hitam :

7.      Klasifikasi kasus : isikan sesuai dengan diagnosa medis kasus pasien apakah termasuk trauma (cedera
kepala, cedera medula spinalis, dll) atau trauma (Ketoasidosis, CVA , dll)
8.      Keluhan utama : Isikan keluhan utama yang dirasakan pasien sampai membuat pasien meminta
pertolongan kesehatan di IGD yang meliputi :
a.       Tanda dan gejala : hal utama yang dirasakan pasien  misal : nyeri dada, sakit kepala, sesak napas
b.      Onset : Isikan waktu awal pertama kali kapan tanda dan gejala mulai dirasakan pasien seperti sejak pagi
hari, sejak malam hari, dll
c.       Lokasi : isikan di lokasi bagian tubuh mana , tanda dan gejala di rasakan pasien. Misal nyeri dirasakan di
perut sebelah kanan bawah, perasaan ampek di dada bawah.
d.      Durasi : isikan berapa lama tanda dan gejala dirasakan pasien seperti “nyeri dada dirasakan setiap 3
menit”,  “nyeri perut dirasakan setiap waktu” dan lain lain
e.       Karakteristik : Gambarkan karakteristik keluhan tanda dan gejala yang dirasakan pasien seperti “ nyeri
dirasakan seperti terhimpit” , “nyeri dirasakan seperti diremas, mulas” dll
f.       Faktor meringankan : faktor apa yang dirasa meringankan keluhan tanda dan gejala yang muncul misal “
nyeri dirasakan mereda disaat pasien duduk membungkuk”, “ sesak napas dirasakan berkurang ketika
posisi fowler tinggi” dll
g.      Tindakan yang telah dilakukan sebelum ke RS : isikan tindakan yang telah dilakukan pasien untuk
meredakan keluhan yang dirasakan sebelum datang ke rumah sakit, misal “ kerokkan”, “ kompres
hangat”, “ minum obat yang dijual bebas” dll.
h.      Faktor pencetus : isikan faktor awal yang mendasari timbulnya keluhan yang dirasakan seperti “ makan
kerang”, “ aktivitas berat” dll.  
9.      Riwayat penyakit dahulu : isikan riwayat penyakit yang pernah di derita pasien sebelum dirawat atau
masuk ke IGD , Usahakan riwayat penyakit ada kaitannya dengan keadaan yang diderita saat ini misal “
Diagnosa medis pasien adalah CVA, maka kaji apakah ada riwayat hipertensi? “
10.  Riwayat Allergi : isikan riwayat alergi pasien terkait makanan, obat- obatan dan lain – lain.
11.  Tanda vital : isikan tanda vital pasien sesuai dengan pengukuran yang telah anda lakukan meliputi
tekanan darah, heart rate, respiratory rate, dan suhu serta lokasi pengukurannya
12.  Airway : Isikan kondisi airway pasien saat datang apakah obstruksi (snoring, gargling, crowing) atau
paten, bila obstruksi maka tuliskan tindakan apa yang telah dilakukan untuk membebaskan jalan napas.
13.  Breathing : Isikan pengkajian breathing yang telah anda dapatkan meliputi : Pergerakan dada, irama
pernapasan, suara napas tambahan seperti ronkhi, wheezing, crackels, saturasi oksigen
14.  Sirkulasi : isikan pengkajian kondisi sirkulasi pasien saat datang meliputi irama jantung apakah reguler
atau tidak, akral, warna kulit, capilarry refill time, turgor kulit, edema (gambarkan dengan skema),
perdarahan
15.  Disability : isikan kondisi disability pasien saat datang meliputi apakah ada fraktur, paralisis, dislokasi dan
pengkajian GCS.
C. Secondary Survey

1. Pemeriksaan head to toe : isikan pemeriksaan head to toe yang terkait sebagai
secondary survey yaitu pada

a.       Kepala leher
b.      Thoraks
c.       Abdomen
d.      Genitourinaria
2. Diagram tubuh : Gambarkan pada diagram tubuh terkait laserasi, trauma atau gangguan
fungsi.

D. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan diagnostik : beri tanda cecklist pada jenis pemeriksaan yang dilakukan lalu
tuliskan hasilnya di kolom sebelah kanan.

Tindak lanjut : Isi kolom tindak lanjut terkait kondisi pasien keluar dari IGD diantaranya
a.  KRS : Pasien keluar dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan

b. MRS : Pasien masuk rumah sakit

c. PP : Pasien memutuskan untuk pulang paksa

d. DOA : Death of Arrival (Pasien meninggal saat datang)

e. Operasi : Pasien masuk ke OK dan langsung menjalani operasi

f. Pindah : Pasien memutuskan untuk pindah dan dirawat di RS lain

E. Pemberian Terapi
Pemberian terapi diisikan di dalam kolom berupa pukul pemberian, obat –obatan yang diberikan, dosis
obat dan rute pemberian
F. Diagnosa ,Intervensi dan Implementasi

Isikan (1) diagnosa keperawatan pada pasien , diagnosa terlampir pada kolom sebelah kiri,
(2) Waktu (3) Tindakan keperawatan (4) Evaluasi 

Anda mungkin juga menyukai