Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015

GAMBARAN INDEKS ERITROSIT


PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU

R. Suhartati, Yusrizal Alwi


Email : rsuhartati@yahoo.com
Prodi DIII Analis Kesehatan, STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

ABSTRAK

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan kelainan hematologi, baik sel-sel hematopoiesis


maupun komponen plasma. Kelainan-kelainan tersebut sangat bervariasi dan kompleks. Kelainan -
kelainan hematologis ini dapat merupakan petanda diagnosis, pentunjuk adanya komplikasi atau
merupakan komplikasi obat - obat anti tuberkulosis.
Metode penelitian bersifat deskriptif. Subjek penelitian diambil dari 20 data rekam medis pasien 2
puskesmas kabupaten Tasikmalaya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran indeks eritrosit
pada pasien tuberkulosis paru.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai indeks eritrosit pada pasien tuberkulosis yang diambil
sampel di puskesmas cineam dan puskesmas karangnunggal didapatkan hasil gambaran eritrosit
hipokrom normositik 10%, hipokrom mikrositik 20%, hiperkrom makrositik 10% normokrom
makrositik 5% , normokrom normositik 55%.
Berdasarkan hasil penelitian gambaran index eritrosit pada pasien tuberkulosis paru dapat
disimpulkan gambaran indeks eritrosit volume sel rerata (MCV), hemoglobin sel rerata (MCH),
konsentrasi hemoglobin sel rerata (MCHC) terdapat hasil hipokrom normositik 10%, hipokrom
mikrositik 20%, hiperkrom makrositik 10% normokrom makrositik 5% , normokrom normositik 55%.

Kata Kunci : Index eritosit, Anemia, Tuberkulosis

PENDAHULUAN eritrosit dengan akibat oksigenasi jaringan


tidak dapat terpenuhi (Evatt et al., 1992).
Penyakit tuberkulosis (TB) paru Beberapa jenis anemia yang ada pada
sampai saat ini masih menjadi masalah pasien tuberkulosis yaitu anemia penyakit
kesehatan masyarakat. Perhitungan kronis, merupakan salah satu penyebab
organisasi kesehatan dunia World Health tersering anemi pada penderita (Fleming
Organization (WHO) menunjukan et al, 2003).
sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi Anemia penyakit kronis ditemukan
kuman TB dengan sekitar 9 juta kasus pada 72 % penderita tuberkulosis yang
baru tuberkulosis setiap tahun. Kematian mengalami infiltrasi ke sumsum tulang
yang disebabkan oleh penyakit (Lombart, 1993).
tuberkulosis sekitar 1,6 juta per tahun. Anemia makrositik dapat disebabkan
Tuberkulosis sebagai penyakit kronis defisiensi vitamin B12 atau folat.
dapat menyebabkan beberapa komplikasi Defisiensi folat disebabkan karena asupan
yaitu anemia, hiponatremia, leukositosis, yang berkurang atau peningkatan
abnormalitas fungsi hepar, hipokalsemia, pemakaian folat sebagai akibat aktivitas
dan peningkatan sedimen eritrosit (Oyer, tuberkulosis atau pada anemi hemolitik .
1994) Defisiensi vitamin B12 lebih jarang
Tuberkulosis dapat menimbulkan didapatkan, disebabkan karena adanya
kelainan hematologi, baik sel-sel malabsorbsi pada penderita dengan
hematopoiesis maupun komponen plasma. tuberkulosis ileum (Oyer, 1994).
Kelainan-kelainan tersebut sangat Anemia hemolitik dapat terjadi pada
bervariasi dan kompleks. Kelainan - tuberkulosis dapat menimbulkan anemi
kelainan hematologis ini dapat merupakan hemolitik otoimun yang bersifat sementara
bukti yang berharga sebagai petanda dan reaksi tes Coombs postitif. Hemolisis
diagnosis, pentunjuk adanya komplikasi terjadi pada infeksi tuberculosis yang
atau merupakan komplikasi obat - obat berat dan menghilang dengan berhasilnya
anti tuberkulosis (OAT). pengobatan. Anemi hemolitik berat
Anemia secara fungsional kadang- kadang didapatkan pada
didefinisikan sebagai penurunan massa tuberkulosis, beberapa di antaranya
29
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015

didapatkan pada tuberkulosis milier atau METODOLOGI PENELITIAN


tuberkulosis limpa. A. Metodelogi Penelitian
Pada kasus lainnya Menurut Lee, Metode yang digunakan dalam
1999 terdapat anemi sideroblastik akibat penelitian ini adalah deskriptif.
gangguan metabolisme B6, pemberian B. Pengumpulan sampel
isoniazid, sikloserin atau pirazinamide 1. Sampel diambil dari 20 pasien
dapat mencetuskan terjadinya anemi tuberkulosis
sideroblastik. Kadang-kadang sel 2. Masing-masing diambil 1
sideroblast bercincin menetap walaupun sampel darah EDTA dengan
obat-obat tersebut dihentikan atau tabung vacutainer EDTA.
sebaliknya sel sideroblasit bercincin dapat 3. Setelah didapatkan sampel darah
ditemukan selama pengobatan tanpa sampel langsung dibawa ke
disertai anemi (Oyer D, 1994). laboratorium untuk di periksa.
Polisitemia ditemukan pada 8% C. Alat-alat dan Bahan
penderita tuberkulosis dengan infiltrasi ke Alat-alat yang digunakan dalam
sumsum tulang ( Lombart, 1993) penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat Penelitian


NO NAMA ALAT SFESIFIKASI JUMLAH
1 Jarum vacutainer BD 20 buah
2 Tabung vacutainer BD 20 buah
3 Holder BD 1 buah
4 torniquet BD 1 buah
5 fotometer Mydray BC 1800 1 unit

Bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan Penelitian


NO NAMA BAHAN SFESIFIKASI JUMLAH
1 Kapas kering Steril 20 sampel
2 Kaas alkohol BD 70% 20 ml
3 Plester OK plas 20 buah

D. Prosedur dalam holder dan dorong


sehingga jarum bagian posterior
1. Cara pengambilan darah vena tertancap pada tabung, maka
1) Disiapkan alat – alat yang darah akan mengalir masuk ke
diperlukan : jarum, kapas dalam tabung, ditunggu sampai
alkohol 70 %, torniquet, plester darah berhenti mengalir. Pasien
dan tabung vacutainer. di minta membuka kepalan
2) Dipasangkan jarum pada holder, tangannya.
dipastikan terpasang erat. 8) Diletakkan kapas di atas jarum
3) Diminta pasien untuk lalu tarik jarum dari vena tekan
meluruskan lengan dan kapas untuk menghentikan
mengepalkan tangannya. pendarahan setelah berhenti
4) Dipasangkan torniquet kira – tutup dengan plester selama 15
kira 5 cm di atas lipatan siku. menit.
5) Dilakukan perabaan untuk 2. Cara pemeriksaan sampel
memastikan posisi vena. a.menghidupkan alat Mindray BC
6) Dibersihkan kulit pada bagian 1800
yang akan diambil dengan kapas tekan tombol power pada posisi
alcohol 70 % dan dibiarkan on di main unit BC 1800
kering. (samping kiri bawah) & air
7) Ditusuk bagian vena dengan compressor (belakang). Tekan
posisi lubang jarum menghadap tombol on\off dibagian depan
keatas. Dimasukkan tabung ke main unit BC 1800 tunggu

30
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015

sampai inisialisasi alat selesai bawah, merah). Tunggu


(4-12menit). beberapa saat sampai proses
Menjalankan sampel dengan shutdown selesai dan layar
AUTO LOADER WHOLE monitor gelap.
BLOOD (AL-WB). Dari menu
count tekan mode dan pilih
HASIL PENELITIAN
AL_WB. Isi ID tekan ok. A. Hasil Penelitian
Jalankan sampel. Hasil penelitian gambaran indek
b. Mematikan alat eritrosit adalah sebagai berikut:
Dari menu utama pilih tombol
on\off dilayar monitor (paling

Tabel 4.1
Hasil gambaran indeks eritroit pada pasien tuberkulosis paru.

HASIL Keterangan
NO MCV MCH MCHC Lama pengobatan
(fL) (pg) (g/dL)
Normokrom
1 89,1 27,9 31,3 6 bulan
Normositik
Normokrom
2 86,6 28,1 32,5 2 bulan
Normositik
Hipokrom
3 67,0 20,5 30,6 6 bulan
mikrositik
Normokrom
4 89,5 30,0 33,6 2 bulan
Normositik
Normokrom
5 98,3 28,3 28,8 5 bulan
Makrositik
Hipokrom
6 67,1 21,1 31,5 5 bulan
Mikrositik
Hipokrom
7 73,0 23,7 32,6 5 bulan
Mikrositik
Hiperkrom
8 127,4 41,8 32,8 6 bulan
Makrositik
Normokrom
9 93,7 29,6 31,6 1 bulan
Normositik
Normokrom
10 88,3 28,0 31,7 1 bulan
Normositik
Hipokrom
11 73,4 24,1 32,9 5 bulan
Mikrositik
Hiperkrom
12 126,7 40,9 32,3 5 bulan
Makrositik
Normokrom
13 85,6 28,6 33,5 2 bulan
Normositik
Hipokrom
14 77,3 24,7 32,1 4 bulan
Normositik
hipokrom
15 77,3 25,1 32,5 4 bulan
Normositik
Normokrom
16 82,2 27,7 33,7 2 bulan
Normositik
Normokrom
17 85,6 27,8 32,6 3 bulan
Normositik
Normokrom
18 84,6 27,4 32,4 2 bulan
Normositik
Normokrom
19 82,3 27,3 33,1 2 bulan
Normositik
Normokrom
20 87,0 28,4 32,7 4 bulan
Normositik

31
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015

PEMBAHASAN Indeks eritrosit Mean Corpuscular


Nilai eritrosit rata-rata (Mean Hemoglobin Concentration yang
Corpuscular Volume) atau disebut juga abnormal peningkatan mengambarkan
Indeks Eritrosit merupakan bagian dari hipokromik biasanya terjadi pada anemia
pemeriksaan laboratorium hitung darah mikrositik.
lengkap yang memberi keterangan Nilai indeks eritrosit Mean
mengenai banyaknya hemoglobin (hb) per Corpuscular Volume, Mean Corpuscular
eitrosit. Biasanya digunakan dalam Hemoglobin, Mean Corpuscular
mengklassifikasi anemia dan untuk Hemoglobin Concertration normal yang
membantu mendiagnosis penyebab menggambarkan anemia normositik
anemia. Volume sel rerata (MCV), normokrom, hal ini disebabkan karena
hemoglobin sel rerata (MCH), konsentrasi kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit
Hemoglobin sel rerata (MCHC) dihitung kronik termasuk infeksi, gangguan
dari Hematokrit(PCV), perkiraan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan
hemoglobin, dan hitung sel darah merah. sumsum, dan penyakit metastatik pada
Anemia yang terjadi akibat gangguan sumsum tulang.
dalam kualitas pembentukan sel darah Kelainan hematologi pada pasien
merah timbul apabila sel darah merah tuberkulosis dapat disebabkan karena
berukuran terlalu kecil (mikrositik) atau infeksi tuberkulosis, efek samping OAT
terlalu besar (makrositik). Anemia yang atau kelainan dasar hematologis yang
berkaitan dengan kualitas sel darah merah sudah ada sebelumnya. Kelainan
terjadi apabila ada gangguan pembentukan hematologi tersebut dapat menjadi
hemoglobin. Hal ini akan menyebabkan pertimbangan dalam pemilihan OAT, serta
konsentrasi hemoglobin yang tinggi pemeriksaan penunjang untuk menilai
berlebihan (hiperkomik) atau rendah respon pengobatan.
(hipokromik).
Pada penelitian ini digunakan sampel KESIMPULAN
darah pasien tuberkulosis paru yang Berdasarkan hasil penelian terhadap
berobat di puskesmas Cineam dan 20 sampel darah pada pasien tuberkulosis
puskesmas Karangnunggal sebanyak 20 paru di puskesmas Cineam dan
sampel. Dalam pemeriksaan ini terdapat Karangnunggal kabupaten Tasikmalaya,
hasil didapatkan hipokrom normositik menunjukan hasil hipokrom normositik
10%, hipokrom mikrositik 20%, 10%, hipokrom mikrositik 20%,
hiperkrom makrositik 10% normokrom hiperkrom makrositik 10% normokrom
makrositik 5%, normokrom normositik makrositik 5% , normokrom normositik
55%. 55%.
Indeks eritrosit Mean Corpuscular
yang abnormal penurunan SARAN
menggambarkan mikrositik, biasanya 1. Disaranakan pemeriksaan dikonfirmasi
ditemukan pada anemia defisiensi besi dengan menilai morfologi eritrosit pada
yang disebabkan oleh suplei besi kurang SADT
dalam tubuh yang berpengaruh dalam 2. Disrankan pasien tuberkuosis diperiksa
pembentukan hemoglobin sehingga indeks eritrosit untuk melihat
konsentrasinya dalam sel darah merah kecenderungan efek samping obat anti
berkurang, hal ini mengakibatkan tidak tuberkulosis (OAT).
adekuatnya pengangkutan oksigen ke
DAFTAR PUSTAKA
seluruh tubuh. Sedangkan abnormal Evatt et al , 1992; Desai, Isa-Pratt, 2000;
peningkatan mengambarkan maksrositik, Davey & Elghetany, 2001;
biasanya ditemukan pada defisiensi B12. Glader, 2003; Perkins, 2003;
Indeks eritrosit Mean Corpuscular Rachmawati dkk., 2003.
Hemoglobin yang abnormal penurunan Fleming AF de Silva PS. Haematological
menggambarkan hipokrom dan Diseases in the Tropics. In :
peningkatan hiperkrom biasanya terjadi Cook GC, Zumla AI. eds.
pada defisiensi besi atau thalasemia. Manson’s Tropical Diseases,

32
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015

21st ed.Edinburg, Saunders, Afr J Med Med Sci. 2003; 32:


2003 : 224. 239-42.
Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Oyer RA, Schlossberg D. Hematologic
Klinik. Jakarta: Dian Rakyat. Changes in Tuberculosis. In :
2006. Schlossberg D.ed. Tuberculosis,
Moedjiono, A.W., 2007, penanggulangan 3rd Ed. New York, Springer-
tuberklosis, Kompas No,259.23 Verlag, 1994 : 257-263.
Maret2007.hal 42, Jakarta. Sacher,R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil
Olaniyi JA, Aken’Ova YA. Pemeriksaan
Haematological Profile of Laboratorium.Buku Kedokteran
Patients With Pulmonary EGC.
Tuberculosis in Ibadan, Nigeria.

33

Anda mungkin juga menyukai