Makalah Macam Macam Konsep Kurikulum
Makalah Macam Macam Konsep Kurikulum
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah.
1. Apa pengertian kurikulum subjek akademis?
2. Apa pengertian kurikulum humanistik?
3. Apa pengertian kurikulum rekonstruksi sosial?
4. Apa pengertian kurikulum teknologi ?
C. Tujuan penulisan.
1. Untuk mengetahui dan mampu memahami apa itu kurikulum subjek
akademis.
2. Untuk mengethaui dan mampu memahami tentang kurikulum
humanistik.
1
3. Untuk mengetahui dan mampu memahami kurikulum reskontruksi
sosial.
4. Untuk mengetahui dan mampu memahami kurikulum teknologi.
BAB II
2
metode ekspositori dan inquiri. Sedangkan pola organisasi isi (materi
pelajaran) kurikulum subjek akademis antara lain:
1. Correlated curriculum
2. Unified atau concentrated curriculum
3. Integrated curriculum
4. Problem solving curriculum.
3
menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individu dan kebutuhan setempat,
ketiga pemanfaatan fasilitas dan sumber yang ada pada masyarakat.
B. Kurikulum Humanistik.
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan
humanistik. Kurikulum ini berdasarakan konsep aliran pendidikan pribadi (
personalized education) yaitu john dewey (progressive education) dan J.J
Rousseau (romantic education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama
kepada siswa. mereka bertolak dari asumsi bahwa anak/siswa adalah yang
pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat
kegiatan pendidikan.
Pendidikan humanistic menekankan peranan siswa. Pendidikan merupakan
suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, dan akrab. Oleh
karena itu, peran guru yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif.
2. Menghormati individu peserta didik,
3. Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.
4
b. Kelemahan kurikulum humanistik.
1. Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi
perkembangan individual peserta didik.
2. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta
didik, pada kenyataannya di setiap program terdapat keseragaman
peserta didik.
3. Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat
secara keseluruhan.
4. Dalam kurikulum ini, prinsip-prinsip psikologis yang ada kurang
terhubungkan.
5
Sekolah bukan saja dapat membantu individu mengembangkan kemampuan
sosialnya, tetapi juga dapat membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya
dalam kegiatan sosial.
1. Desain kurikulum rekonstruksi social
Ciri dari desain kurikulum ini adalah,
a. Asumsi
b. Masalah-masalah sosial yang mendesak
c. Pola-pola organisasi
D. kurikulum Teknologi
Di kalangan pendidikan, teknologi sudah dikenal dalam bentuk
pembelajaran berbasis komputer, sistem pembelajaran individu, kaset atau video
pembelajaran. Banyak pihak yang kurang menyadari bahwa teknologi sangat
membantu menganalisi masalah kurikulum, dalam hal pembuatan, implementasi,
evaluasi dan pengelolaan instruksional/pembelajaran.
6
Persepektif teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektifitas
program metode dan material/bahan untuk mencapai suatu manfaat dan
keberhasilan. Teknologi mempengaruhi kurikulum dalam dua cara yaitu aplikasi
dan teori.
Pada tahun 1960, B. F. Skimmer menganjurkan efesiensi dalam belajar,
yaitu cara mengajar yang memberikan lebih banyak subjek kepada peserta
didik .Efesiensi ini adalah tahapan belajar melalui terminal perilaku tertentu.
Berdasarkan hal ini, teknologi mengembangkan aturan-aturan untuk membangun
kurikulumdalam bentuk latihan terprogram.
7
Salah satu kelemahan kurikulum teknologi ini adalah kurangnya perhatian
pada penerapan dan dinamika inovasi. Model teknologi ini hanya menekankan
pengembangan efektifitas produk saja, sedangkan perhatian untuk mengubah
lingkungan yang lebih luas, seperti organisasi sekolah, sikap guru, dan cara
pandang masyarakat sangat kurang.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan.
Kurikulum yang digunakan dalam lingkungan pendidikan dapat berupa
realisasi dari masing-masing model kurikulum hal dapat disesuaikan berdasarkan
kebijakan yang diputuskan pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas
pendidikan.
Kebijakan kurikulum yang ada dapat berdasarkan kepada satu model
kurikulum atau berdasarkan gabungan dari setiap model kurikulum yang
tercermin dari landasan filosofis, tujuan, materi, kegiatan belajar, mengajar dan
smapai kepada evaluasi.
Porsi dari setiap kurikulum yang digunakan pada setiap jenjang
pendidikan tidak sama, porsi penggunaan kurikulum harus disesuaikan dengan
karakterisitik dari setiap jenjang pendidikan, baik itu pendidikan dasar,
pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi dan penyesuaian juga harus
dilakukan terhadap karakter perkembangan peserta didik.
Pendidikan tinggi juga memiliki porsi yang berbeda terhadap penggunaan
setiap kurikulum yang didasarkan pada output pendidikan yang diharapkan dan
ini terjadi pada pendidikan vokasional, pendidikan profesi, dan pendidikan
akademik.
8
DAFTAR PUSTAKA