Anda di halaman 1dari 27

MINI RISET

MK.PEMBELAJARAN KREATIF
PRODI S1 PGSD

SKOR :

“PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DALAM


MENINGKATKAN KREATIFITAS ANAK SD KELAS IIIA SD
SWASTA TRI BHAKTI 2”

Kelompok 4 :

Bryan Saragih 1193311174


Emmelo Theresya Br. Tarigan 1193311070
Lola F Simbolon 1193311040
Stefani Malau 1193311051

Kelas : PGSD Ekstensi H 2019

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar

Dosen Pengampu : Sujarwo, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan Laporan Mini Riset dengan judul “Pembelajaran Seni Budaya Dalam
Meningkatkan Kreatifitas Anak SD Kelas III SD Swasta Tri Bakti 2” pada waktunya.
Laporan Mini Riset ini dibuat untuk memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar, semoga Laporan Mini Riset ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca.

Dalam penulisan Laporan Mini Riset ini, penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikan
sendiri tanpa pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan

2. Kepada Bapak dosen pengampu, Sujarwo, S.Pd., M.Pd

Penulis menyadari bahwa Laporan Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis meminta maaf dan mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada
dalam Laporan Mini Riset ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ...................................................................................................... 2

1.3 Tujuan penelitian .................................................................................................... 2

1. 4 Manfaat penelitian .................................................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... 3

2.1 Pengertian Seni Budaya .......................................................................................... 3

2.2 Pengertian Kreatif .................................................................................................... 6

2.3 Metode Pembelajaran di SD..................................................................................... 9

2.4 Kesulitan Anak Belajar............................................................................................ 11

2.5Media Pembelajaran .................................................................................................. 14

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 17

3.1 Desain Penelitian...................................................................................................... 17


3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................... 17
3.3 Variabel dan Penelitian dan Definisi Operasional.................................................... 18
3.4 Instrumen dan Teknik pengumpulan Data ............................................................... 18
3.5 Teknik Analisi Data.................................................................................................. 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................ 20


4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................................ 20

4.2 Deskripsi Data........................................................................................................... 20


4.3 Hasil Wawancara ..................................................................................................... 21

ii
BAB V PENUTUP......................................................................................................... 22

4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 22

4. 2 Saran ....................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah dasar merupakan tempat dimana interaksi anak terjadi pertama sekali. Dalam
berinteraksi dalam sesama, tentu diperlukan sikap-sikap yang mendukung terjadinya interaksi
yang sehat. Interaksi yang sehat berarti interakasi yang berlandaskan Pancasila. Dengan
begitu, tentu sangat diperlukan pemaham mengenai nilai-nilai Pancasila kepada siswa.
Dengan begitu siswa tersebut akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai pancasila yang
diajarkan kedalam kehidupannya sehari-hari.

Sebagai sarana pendidikan, pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk bermain, maka


kegiatan ini dapat dilaksanakan dalam pelajaran kesenian. Dalam kegiatan bermai inilah
bentuk ekspresi kreatif anak dapat ditumbuhkembangkan. Secara garis besar pendidikan seni
rupa di SD berperan untuk menumbuhkan daya apresiasi, kreatifitas, kognisi serta
mengembangkan kemampuan berpikir. Bagi peserta didik yang berbakat, pendidikan
kesenian juga dapat membentuk keterampilan vokasional. Dengan demikian pendidikan
kesenian merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan
apresiasi, estetik dan membentuk kepribadian manusia seutuhnya. Untuk dapat melaksanakan
pendidikan seni rupa di SD sesuai peranannya, mahasiswa sebagai calon guru harus
memahami materi, media, model, metode, pendekatan dan evaluasi pembelajaran seni rupa di
SD.
Guru yang professional adalah mengerti cara memberikan pelajaran anak sd dengan baik.
Guru dapat menyampaikan materi secara maksimal kepada siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut
memang bukan hal yang mudah, apalagi pada pendidikan SD. Hal ini mengingat bahwa anak
sekolah dasar masih berada tahap yang masih kecil sekali. Kadangkala, ketika pembelajaran
berlangsung, masih ada anak yang keluyuran di luar kelas atau menjahili temannya. Oleh
karena itulah, guru perlu memiliki sifat sabar dan mempelajari model-model pembelajaran
anak sekolah dasar. Mengajar sekolah anak dasar bukanlah hal yang mudah. Guru perlu sabar
karena ini akan memengaruhi perkembangan siswa itu sendiri. Jika guru sering
memperlihatkan kekerasan, maka siswa akan berkarakter sama dengan si pendidik.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pembelajaran Seni Budaya di dalam lingkungan sekolah SD Swasta Tri


Bakti 2 ?

2. Apa yang sudah dibuat oleh para siswa dalam penerapan Seni Budaya di SD
Swasta Tri Bakti 2?

3. Apa saja hambatan dalam pembelajaran Seni Budaya di SD Swasta Tri Bakti 2?

1.3 Batasan Masalah

Agar tidak terjadi kerancuan dalam pembahasan dan juga pelaksanaan penelitian dan juga
agar tidak terjadi kesulitan dalam melaksanakan mini riset, maka kami akan membatasi
permasalahan mini riset ini hanya pada pembelajaran seni budaya di SD Swasta Tri Bakti 2.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembelajaran Seni Budaya di dalam lingkungan Sekolah SD


Swasta Tri Bakti 2.

2. Untuk mengetahui apa saja yang sudah dibuat oleh murid kelas IIIA SD Swasta Tri
Bakti dalam menerapkan pembelajaran seni budaya.

3. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam pembelajaran seni budaya di SD


Swasta Tri Bakti 2.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah pengetahuan dan informasi Pembelajaran Seni Budaya di SD


Swasta Tri Bakti2.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam mencari sebab
masalah atau kegagalan yang terjadi di dalam sistem penilaian pelayanan yang
sedang berjalan. Dengan memudahkan pencarian alternatif pemecahan masalah-
masalah dalam pembelajaran Seni Budaya SD Swasta Tri Bakti 2 Kelas IIIA.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Seni Budaya

Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan, dan
pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian.
Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin
disebut genius, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir.
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal
budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata
budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan
sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat
menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Seni Budaya berdasarkan asal frasa katanya adalah Setiap karya yang sengaja dibuat
melalui penyatuan berbagai unsur berdasarkan akal dan budi yang dimiliki sekelompok
masyarakat serta digunakan dan diturunkan dari masa ke masa secara berkelanjutan. Untuk
dapat lebih mendalami pengertian seni budaya, kita bisa memahami beberapa pengertian
berikut menurut para ahli seni dan bahasa indonesia.

1. Harry Sulastianto
Salah seorang dosen seni rupa dari Universitas Pendidikan Indonesia menerangkan
pengertian seni budaya adalah sebuah keahlian dalam aktivitas mengekspresikan ide-ide dan
pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan dan imajinasi pandangan atas
bebeberapa benda, karya, atau pun suasana, yang dapat menghadirkan rasa indah dan
menciptakan peradaban manusia yang lebih maju.

2. Sartono Kartodirdjo
Sejarawan indonesia yang dikenal sebagai pelopor dalam penulisan sejarah dengan
pendekatan mutlidimensi menyebutkan seni budaya merupakan sistem yang koheren, yang
dapat digunakan untuk menjalankan komunikasi efektif melalui satu bagian seni yang dapat
menunjukkan keseluruhan maksudnya

3. Ida Bagus Putu Perwita


Seorang tokoh seni yang berasal dari pulau dewata bali mengungkapkan pengertian
seni budaya adalah penunjang sarana pelaksanaan aktivitas dan upacara adat.

3
4. M. Thoyibi
Seorang filsuf yang cukup berpengaruh di indonesia menjelaskan seni budaya dapat
diartikan sebagai penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek
kebudayaan dan dapat dirasakan dan diresapi oleh banyak orang dalam rentang perjalanan
sejarah peradaban manusia.

Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk
dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan
sejarah peradaban manusia. Seni dapat berupa seni tari, seni musik, seni teater, maupun seni
rupa.
A. FUNGSI SENI

Beberapa fungsi seni dapat bedakan dalam dua kelompok, yaitu fungsi seni bagi
individu dan fungsi seni bagi sosial.

A. Fungsi Seni Bagi Individu

Bagi individu, seni memiliki fungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan mereka.
Adapun bentuk kebutuhan tersebut diantaranya.
1. Seni Sebagai Alat Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Manusia adalah mahluk yang mempunyai kecakapan dalam memberi apresiasi pada
keindahan dan penggunaan berbagai benda. Dalam proses pemenuhan kebutuhan fisik ini,
para seniman mempunyai peranan penting dalam menciptakan berbagai benda-benda bernilai
seni untuk pemuasan kebutuhan fisik dan memberikan kenyamanan bagi orang lain.
2. Seni Sebagai Alat Pemenuhan kebutuhan Emosional
Emosi adalah peraasaan di dalam diri manusia, baik itu perasaan senang, marah, sedih,
haru, cinta, benci, dan lain-lain. Semua orang perlu meluapkan perasaan di dalam diri mereka
agar kondisi kejiwaannya tetap normal. Untuk memenuhi kebutuhan emosional tersebut,
manusia membutuhkan dorongan dari luar dirinya. Misalnya, seseorang yang punya jiwa seni
dan estetika akan mengungkapkan emosinya melalui musik, lukisan. Atau ketika seseorang
merasa stress, maka ia membutuhkan waktu untuk rekreasi, nonton bioskop, atau hal lainnya
untuk meredakan tekanan jiwa.
B. Fungsi Seni Bagi Sosial
Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan akan interaksi dengan orang
lain dan lingkungannya. Dalam hal ini seni juga berfungsi sebagai media untuk pemenuhan
kebutuhan sosial tersebut.

4
1. Seni Sebagai Media Agama/ Kepercayaan
Seni punya peranan penting dalam penyampaian pesan religi/ agama kepada manusia.
Hal ini bisa kita lihat dari busana/ pakaian, upacara pernikahan, upacara kematian, lagu
rohani, kaligrafi, dan lain-lain.
Contoh fungsi seni dalam agama dapat kita lihat pada Candi Borobudur dan Candi
Prambanan. Relief yang terdapat di dinding Candi tersebut merupakan ilustrasi kitab suci
agama Budha dan Hindu.
2. Seni Sebagai Media Pendidikan
Seni juga punya peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu
 Pendidikan formal; pendidikan di lingkungan sekolah

 Pendidikan non formal; pendidikan di lingkungan masyarakat

 Pendidikan informal; pendidikan di lingkungan keluarga


Melalui seni, individu dapat belajar tentang nilai-nilai dan ilmu pengetahuan dengan
cara yang menyenangkan. Misalnya seorang siswa dapat belajar musik atau drama, dimana
kegiatan ini dapat mengekspresikan diri mereka kepada orang lain.
3. Seni Sebagai Media Informasi
Melalui seni juga kita bisa menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan lebih
mudah. Misalnya penggunaan poster yang bernilai seni dimana di dalamnya terdapat
informasi tentang bahaya narkoba, pentingnya imunisasi, dan penyampaian program
pemerintah.
4. Seni Sebagai media Hiburan
Sebagian besar yang berkaitan dengan hiburan mengandung unsur seni dimana para
pelaku seni dapat mengekspresikan diri secara aktif atau pasif. Seorang seniman dapat
merasakan senang, marah, terharu, ketika karyanya disukai atau tidak disukai orang lain.
Begitupun individu yang melihat, mendengar, merasakan sebuah karya seni. Manusia bisa
merasa terhibur ketika melihat sebuah lukisan, menonton bioskop, atau menonton sebuah
konser musik.
B. MACAM-MACAM SENI
Seni dapat dinikmati melalui media pendengaran (audio art), penglihatan (visual art),
dan kombinasi keduanya (audio visual art). Secara umum, seni dapat dibedakan menjadi
empat kelompok, yaitu:

5
1. Seni Musik
Seni musik merupakan karya seni yang menggunakan bunyi sebagai unsur utamanya.
Selain itu, di dalam musi terdapat juga unsur lain seperti harmonisasi, melodi, dan notasi.
Selain dari alat-alat musik, suara musik juga berasal dari manusia, misalnya akapela
atau beatbox.
2. Seni Rupa
Seni rupa adalah karya seni yang dapat dinikmati melalui media penglihatan, atau
visual art. Seni rupa fokus pada karya yang memiliki wujud dan rupa yang diekspresikan
dalam bentuk lukisan, gambar, patung, kerajinan tangan, multimedia, dan lain-lain.
3. Seni Tari
Seni tari merupakan bentuk seni yang memanfaatkan gerakan tubuh sebagai
keindahan. Seorang pengarah tari (koreografer) dapat menyampaikan maksud atau pesan
tertentu melalui gerakan tarian. Pada umumnya seni tari digabungkan dengan seni musik.
Dengan begitu maka konsentrasi dan konsistensi gerakan tari menjadi lebih sempurna dalam
penyampaian pesan dan perasaan.
4. Seni Sastra
Seni sastra merupakan bentuk seni yang dinikmati melalui media pendengaran dan
penglihatan. Melalui seni sastra dalam kata-kata, seseorang bisa menyampaikan pesan dan
kesan dengan cara yang indah. Contoh seni sastra misalnya puisi (suara) dan kaligrafi
(tulisan).
5. Seni Teater
Seni teater adalah seni yang memvisualisasikan imajinasi atau menggambarkan buah
pikir seseorang. Hasil imajinasi tersebut berhubungan dengan perilaku mahluk hidup, baik
secara individu maupun kelompok. Adapun beberapa kemampuan dasar dalam seni teater
adalah kemampuan menciptakan naskah, memahami karakter, dan mengekspresikan karakter
dalam naskah.
2.2 Pengertian Kreatif

Kreatif adalah suatu kemampuan yang ada pada individu atau kelompok yang
memungkinkan mereka untuk melakukan terobosan atau pendekatan-pendekatan tertentu
dalam memecahkan masalah dengan cara yang berbeda. Arti kreatif juga dapat didefinisikan
sebagai suatu kemampuan dalam menciptakan hal-hal baru atau cara-cara baru yang berbeda
dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.

6
Secara etimologis, kata “Kreatif” berasal dari bahasa Inggri yaitu “to create” yang
artinya membuat atau menciptakan. Sehingga arti kreatif adalah kemampuan dalam
menciptakan suatu ide dan konsep dalam memecahkan suatu masalah.
Baca juga:
A. Pengertian Kreatif Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti kreatif, maka kita dapat merujuk pada pendapat para
ahli. Berikut ini adalah pengertian kreatif menurut para ahli:
1. Shadiq (2010)
Menurut Shadiq (2010), pengertian kreatif adalah gagasan terhadap konsep dan
rencana untuk kemajuan, gagasan ini dibutuhkan dalam pemikiran dan juga hasil karya
seseorang di dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang sedang berkembang.
2. Widyatun
Menurut Widyatun (1999), pengertian kreatif adalah kemampuan dalam
menyelesaikan suatu masalah yang memberi kesempatan kepada setiap personal untuk
berkreasi untuk memunculkan ide-ide baru/adaptif yang memiliki fungsi dan kegunaan secara
menyeluruh untuk berkembang
3. James R. Evans
Menurut James R. Evans (1994), pengertian kreatif adalah kemampuan dalam
menemukan hubungan baru, melihat subjek dari sudut pandang yang berbeda, dan
mengkombinasikan beberapa konsep yang sudah mindstream di masyarakat dirubah menjadi
suatu konsep yang berbeda.
4. Supriadi
Menurut Supriadi, definisi kreatif adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa
yang telah ada. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi,
diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara tahap perkembangan.
5. Conny R. Semiawan
Menurut Conny R. Semiawan, arti kreatif adalah kemampuan dalam membuat suatu
gagasan baru dalam upaya memecahkan masalah.
6. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

7
Menurut KBBI, kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan atau daya cipta,
kreativitas juga dapat bermakna sebagai kreasi terbaru dan orisinil yang tercipta, sebab
kreativitas suatu proses mental yang unik untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan
orisinil.
B. Bentuk Kreatif
Dalam kehidupan manusia, hal-hal kreatif dapat diwujudkan ke dalam berbagai bentuk,
diantaranya:
1. Ide
Pemikiran yang kreatif akan menghasilkan ide yang unik dan tidak terpikirkan
sebelumnya. Ide merupakan suatu pemikiran yang menciptakan solusi atas masalah yang ada
di masyarakat.
2. Produk (Barang/ Jasa)
Produk yang dihasilkan juga merupakan salah satu wujud dari kreatif. Tanpa adanya
proses kreatif tentunya produk yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan konsumen.
3. Gagasan
Kreatif dapat juga diwujudkan dalam bentuk gagasan-gagasan dalam mengatasi
masalah yang ada. Gagasan dapat dikemukakan secara langsung maupun melalui tulisan
pendek, buku, dan lain-lain.
C. Ciri-Ciri Orang Kreatif
Setelah memahami apa itu kreatif dan bagaimana bentuk kreatif, maka berikutnya
adalah melihat beberapa karakteristik orang-orang kreatif. Adapun ciri-ciri orang kreatif
adalah sebagai berikut:
1. Sering Berimajinasi
Mereka yang sering berimajinasi kemungkinan besar termasuk dalam kategori orang-
orang kreatif. Umumnya orang yang suka berimajinasi memiliki otak kanan yang lebih
dominan dibanding otak kirinya. Mereka sering juga disebut sebagai pemimpi yang realistis
karena mampu merealisasikan imajinasi mereka menjadi nyata.
2. Menyukai Tantangan
Bagi orang-orang kreatif tantangan dan kesulitan merupakan sesuatu yang dapat
memicu semangat. Umumnya mereka menghadapi tantangan dengan sikap optimis berani
mengambil risiko. Ketika mereka gagal menghadapi tantangan, hal itu dianggap sebagai

8
pelajaran. Dan ada kepuasan tersendiri ketika mereka berhasil melalui kesulitan yang
dihadapi.
3. Mudah Beradaptasi
Orang-orang kreatif merupakan individu yang dapat berpikir cepat dalam menemukan
ide atau gagasan untuk mengatasi masalah. Hal tersebut membuat mereka mudah beradaptasi
dengan lingkungan dan suka membantu dalam penyelesaian kasus secara berkelompok.
4. Mudah Merasa Bosan
Orang-orang kreatif sering berimajinasi dan mereka selalu terbuka dengan hal-hal
baru di sekitarnya. Inilah yang kemudian membuat mereka cenderung mudah bosan terhadap
sesuatu dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru.
5. Pribadi yang Misterius
Orang kreatif mudah dipengaruhi oleh mood yang cepat berubah sehingga kepribadian
mereka sulit ditebak. Sensitifitas dan rasa empati mereka tinggi, namun seringkali sikap
mereka membingungkan orang lain.
2.3 Mode Pembelajaran Di SD
Guru yang professional adalah mengerti cara memberikan pelajaran anak sd dengan
baik. Guru dapat menyampaikan materi secara maksimal kepada siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut
memang bukan hal yang mudah, apalagi pada pendidikan SD. Hal ini mengingat bahwa anak
sekolah dasar masih berada tahap yang masih kecil sekali. Kadangkala, ketika pembelajaran
berlangsung, masih ada anak yang keluyuran di luar kelas atau menjahili temannya. Oleh
karena itulah, guru perlu memiliki sifat sabar dan mempelajari model-model pembelajaran
anak sekolah dasar. Mengajar sekolah anak dasar bukanlah hal yang mudah. Guru perlu sabar
karena ini akan memengaruhi perkembangan siswa itu sendiri. Jika guru sering
memperlihatkan kekerasan, maka siswa akan berkarakter sama dengan si pendidik. Akan
tetapi, kalau kita mengajarkan sesuatu dengan cara yang baik, maka karakter mereka juga
akan baik pula. Hal ini juga berlaku dalam proses pembelajaran pada anak sekolah dasar di
dalam kelas. Saat seorang guru memperlihatkan wajah seram di kelas, maka suasana belajar
jadi menyeramkan. Berbeda dengan ketika guru tersebut selalu terlihat ramah dan tersenyum
kepada siswa-siswanya. Guru perlu menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa
tidak merasa terbebani. Akan lebih bagus lagi jika guru juga menyampaikan materi
dengan metode pembelajaran yang interaktif.
A. Pengertian Model Pelajaran SD

9
Metode pembelajaran sendiri adalah rangkaian kesatuan antara pendekatan, strategi, taktik
atau metode dalam pembelajaran. Model pembelajaran anak sd juga bisa dikatakan sebagai
desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif
sehingga memungkinkan siswa untuk bisa berinteraksi dengan aktif yang akan membuat
mereka mengalami pengembangan diri.
B. Model Pembelajaran Anak Sekolah Dasar
Model pembelajaran yang digunakan untuk anak SD harus disesuaikan dengan materi dan
tingkat pendidikan yang dihadapi. Model pembelajaran mengenai pelajaran anak
SD biasanya lebih bersifat menyenangkan. Di bawah ini adalah contoh-contoh model
pembelajaran :
o Pakemi
Pakemi adalah singkatan dari pendidikan aktif kreatif dan menyenangkan islami. Model
ini menuntut anak agar bisa aktif dan kreatif dan menanamkan nilai-nilai keislaman.
o CTL
CTL atau Contekstual Teaching Learning adalah sebuah pembelajaran yang terdiri dari
sejumlah kegiatan seperti kontruksivisme, bertanya, inkuiri, pemodelan, masyarakat
belajar, refleksi serta penilaian. Metode ini menuntut anak juga untuk berpikir kreatif
dengan membangun sendiri materi yang akan mereka dapatkan.
o Metode Collaborative Learning
Metode ini disebut juga dengan belajar kolaboratif adalah kegiatan kelompok yang
bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah secara bersama untuk menempuh satu
tujuan.
o Metode Quantum Learning
Metode ini adalah metode yang bisa diandalkan untuk menanggulangi masalah
yang paling sulit untuk diselesaikan di sekolah, yaitu kebosanan siswa.

Teknik-Teknik Bimbingan Untuk Anak SD bisa dilakukan dengan sejumlah cara


yakni :
o Teknik Individual
o Directive Counseling : konselor akan membuka jalan pemecahanan yang dihadapi
oleh anak
o Non-Directive Counseling : Prosedur ini yaitu pelayanan bimbingan difokuskan untuk
anak-anak yang bermasalah.

10
o Elective Counseling : Dengan menggunakan teknik ini, pelayanan sendiri tidak
dipusatkan pada pembimbing atau si klien, namun masalah yang dihadapi itulah yang
perlu ditangani.
Jadi, memang banyak sekali hal-hal yang bisa dilakukan untuk melakukan memberikan
pelajaran anak sd. Ingat, bahwa anak sekolah dasar masih bersifat anak-anak dan tidak bias
dikeraskan. Sekali-kali, berikanlah mereka suatu reward jika mereka bisa meraih ranking atau
hasil yang bagus dengan membelikan mereka sebuah tas anak atau berbagai hadiah lainnya
yang akan membuat mereka menjadi lebih bersemangat. Ketika mereka bersemangat,
pendidik pun akan lebih mudah memberikan pelajaran anak sd.
2.4 Kesulitan Anak Belajar
Kesulitan belajar adalah terjemahan dari istilah bahasa Inggris learning
disability. Terjemahan tersebut kurang tepat karena learning artinya belajar
dan disability artinya ketidakmampuan. Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang tampak
pada peserta didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau dibawah
norma yang telah ditetapkan.
Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. 
Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam
bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, menalar atau dalam bidang matematika.
Blassic dan Jones mengatakan bahwa kesulitan belajar itu menunjukkan adanya
suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai
oleh peserta didik (prestasi aktual). Dengan kata lain bahwa peserta didik dikatakan
mengalami kesulitan belajar bila prestasi belajar yang dicapai tidak sesuai dengan kapasitas
intelegensinya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana
peserta didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun
gangguan dalam belajar.
Kesulitan belajar tampil sebagai suatu kondisi ketidakmampuan yang nyata pada
orang-orang yang memiliki intelegensi rata-rata hingga superior dalam berbagai kondisi.
Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap harga diri, pendidikan, pekerjaan, sosialisasi
atau segala aktivitas sehari-hari.

11
Macam-macam kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang sangat
luas, diantaranya :
1.    Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar
seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang
mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya
terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil
belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
2.    Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak
berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya
subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya.
3.    Underachiever merupakan siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual
yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
4.    Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain
yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5.    Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa
tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya.
Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok :
a.  Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning
disabilities), meliputi gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan
komunikasi dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial juga dalam hal
pemecahan masalah.
b. Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities), menunjuk pada adanya
kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang
diharapkan seperti membaca, menulis dan matematika.
Misalnya untuk dapat menguasai soal matematika bentuk cerita, seorang anak harus
menguasai terlebih dahulu kemampuan membaca pemahaman. Untuk dapat membaca,
seorang sudah harus berkembang kemampuannya dalam melakukan diskriminasi visual
maupun auditif, serta kemampuan untuk memusatkan perhatian.
Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun
fisiologis. Hambatan tersebut menyebabkan prestasi belajar siswa yang dicapai berada di
bawah semestinya.

12
 Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Kesulitan Belajar
Fenomena kesulitan belajar (learning difficult) seorang siswa biasanya tampak jelas
dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga
dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti suka
berteriak-teriak didalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan
sering kabur dari sekolah.
Menurut Ross, kesulitan belajar banyak disebabkan oleh adanya gangguan
perkembangan dari penggunaan dan mempertahankan perhatian selektif.
Mengingat akan hal-hal tersebut, sudah tidak disangsingkan lagi
bahwa didalam pendidikan terdapat bermacam-macam kesulitan yang disebabkan oleh
keadaan atau pembawaan anak itu sendiri maupun oleh lingkungan dan atau oleh si pendidik
sendiri.
Secara garis besar, faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua
macam, yakni faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa.
a.    Faktor intern siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko fisik siswa,
yakni:
1.    Yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas inteligensi siswa.
2.    Yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya emosi dan sikap.
3. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat-alat indra
penglihatan dan pendengaran.
b.    Faktor ekstern siswa
Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang
tidak mendukung aktifitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
1.    Lingkungan keluarga, contohnya: ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan
ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
2.    Lingkungan masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan
teman sepermainan (peer group) yang nakal.
3.    Lingkungan sekolah contohnya adalah kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk
seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah dan lain-
lain.

13
Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada pula faktor-faktor lain yang juga
menimbulkan kesulitan belajar siswa yaitu factor keturunan, kerusakan pada fungsi otak,
biokimia, deprivasi lingkungan, kesalahan nutrisi. Diantara faktor-faktor yang dapat
dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa learning
disability (ketidakmampuan belajar).
Sindrom (syndrome) yang berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator
adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar itu terdiri atas:
1)   Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca.
2)   Disgrafia (disgrapia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.
3)   Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.
Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara umum
sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan diantaranya memiliki kecerdasan di atas
rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi
mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain disfunction, yaitu gangguan ringan
pada otak.
Sehingga berbagai faktor yang dialami oleh peserta didik yang telah disebutkan
diatas dalam kesulitan belajar sangat menentukan dan juga berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik. Akan lebih baik jika faktor-faktor tersebut bisa dikenali sejak dini, guna dalam
penanganannya bisa lebih cepat dan efisien serta tidak menjadi masalah yang paten bagi
peserta didik sendiri.
2.5 Media Pembelajaran
Media adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari bahasa Latin, yang
merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah, media berarti perantara, yaitu
perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).

Selain itu para pakar juga memberikan batasan terhadap pengertian media
pembelajaran. Leslie J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat-alat
fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam bentuk buku, film, rekaman video, dan
lain sebagainya. Briggs juga berpendapat bahwa media merupakan alat untuk memberikan
perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.

Sedangkan gangne menyatakan bahwa media merupakan wujud dari adanya berbagai


jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar. Miarso menyatakan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan

14
untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaaan, perhatian, dan kemauan
siswa untuk belajar. Schram menyatakan bahwa media merupakan teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, sehingga media menjadi perluasan
dari guru.

Dari berbagai pengertian tersebut, kita bisa memahami bahwa media merupakan alat
bantu yang sangat bermanfaat bagi para siswa dan pendidik dalam proses belajar mengajar.
Dengan adanya media pembelajaran, peran guru menjadi semakin luas. Sedangkan anak didik
akan terbantu untuk belajar dengan lebih baik, serta terangsang untuk memahami subjek yang
tengah diajarkan dalam bentuk komunikasi penyampaian pesan yang lebih efektif dan efisien.

 Cirri-ciri Umum Media Pembelajaran

Ciri-ciri umum media pengajaran atau pembelajaran adalah sebagai berikut :

1)      Sesuatu yang menjadi penekanan dalam media pengajarab adalah keperagaan,


yang berasal dari kata dasar “raga”. Sedangkkan kata raga berarti sesuatu yang dapat diindra,
yakni dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati. Namun yang menjadi komponen utama
indera adalah penglihatan dan pendengaran.

2)      Media pengajaran merupakan bentuk komunikasi guru dan murid.

3)      Media pengajaran merupakan alat bantu atama dalam mengajar didalam kelas
atau luar kelas.

4)      Media pelajaran itu erat kaitannya dengan metode mengajar.

 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana dan
murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang
diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan
ada yang sengaja dirancang.

Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.

Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual
dan gerak):

1)      Media audio

15
2)      Media cetak

3)      Media visual diam

4)      Media visual gerak

5)      Media audio semi gerak

6)      Media visual semi gerak

7)      Media audio visual diam

8)      Media audio visual gerak

Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:

1)      audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon

2)      cetak  : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar

3)      audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

4)      proyeksi visual diam  : Overhead transparansi (OHT), film bingkai


(slide)

5)      proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara

6)      visual gerak : film bisu

7)      audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi

8)      obyek fisik  : Benda nyata, model, spesimen

9)      manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran

10)  komputer       : CAI

16
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian, metode penelitian, dan memilih lokasi
untuk melakukan penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi gambaran yang lebih jelas
tentang situasi-situasi sosial. Penelitian deskriptif yang biasa disebut juga penelitian
taksonomik dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena
atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti (Mulyadi, 2012:73)
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian
deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:14) metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji
3. Lokasi Penelitian
Lokasi observasi penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Swasta Tri Bakti 2 Jl. Marelan
IX No. 5, Tanah Enam Ratus, Kec. Medan Marelan, Kota Medan
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis 31 Oktober 2019 mulai pukul 14.00 WIB.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Sugiyono
(2011:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut

17
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhan siswa Kelas IIIA Sekolah Dasar
Swasta Tri Bakti 2 dengan jumlah 35 siswa.

2. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penlitian ini adalah simple random sampling.
Menurut Sugiyono (2017:120) dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara purposiverandom sampling, yang
sejumlah 35 siswa kela IIIA SD Swasta Tri Bakti 2.
3.3 Variabel dan Penelitian dan Definisi Operasional
1. Penelitian Variabel
Menurut Sugiyono (2017:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian
ini variabel yang digunakan terdiri dari satu variabel yaitu: Pembelajaran Seni Budaya
Dalam Meningkatkan Kreatifitas Anak SD kelas IIIA Sekolah Dasar Tri Bakti 2
2. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Dari variabel yang disebutkan di atas maka dapat dibuat defenisi operasional
variabelnya yaitu: Pembelajaran Seni Budaya Dalam Meningkatkan Kreatifitas Anak
SD kelas IIIA Sekolah Dasar Tri Bakti 2 yang terdiri atas Kerajinan Tangan dan
Media Gambar.
3.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan (Sugiyono, 2017:308). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
pada pada penelitian ini yaitu menggunakan angket atau kuesioner dan observasi.

1. Jenis Data
Jenis data ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan data
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono 2017:308)
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

18
a) Jenis data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah angket atau
kuesioner, observasi dan Wawancara.
b) Jenis data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah buku dan
jurnal-jurnal yang sesuai dengan judul penelitian ini.

2. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
pertanyaan berupa angket atau kuesioner yang disebarkan berupa pernyataan dan
mewancarai guru wali kelas.

3.5 Teknik Analisis Data


Analisa data dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan cara interpretasi data dan
informasi yang telah dikumpulkan melalui pemahaman mendalam dengan prinsip validitas,
objektifitas, dan reabilitas. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan sejak awal
sampai sepanjang proses penelitian berlangsung.

19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil observasi mendalam dan wawancara mendalam dengan para peserta didik di SD
Swasta Tri Bakti 2 Kelas IIIA diperoleh data penelitian sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang diberikan oleh guru sudah cukup bagus.


Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa secara keseluruhan metode
pembelajaran dan isi pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa-siswi sudah
cukup baik hal ini dibuktikan dengan sangat antusiasnya siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran dan siswa-siswi merasa sangat senang dengan metode
pembelajaran yang diberikan oleh guru kelasnya.

2. Peserta didik mampu menyerap pembelajaran yang diberikan guru dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa secara keseluruhan siswa-siswi SD
Swasta Tri Bakti 2 Kelas IIIA mampu menyerap pembelajaran dengan baik dengan
bukti beberapa pengujian yang dilakukan oleh peneliti seperti memberikan pertanyaan
mengenai materi apa saja yang sudah dipelajari dan dapat menjawab pertanyaan
mengenai seni budaya dan ilmu pengetahuan lainnya yang diberikan oleh peneliti.

4.2 Deskripsi Data


Isi Pertanyaan Wawancara Untuk Guru
1. Pukul berapa masuk dan pulang di sekolah ini?

2. Berapa murid dalam satu kelas yang bapak/ibu ajar?

3. Apakah siswa dan siswi di sekolah ini aktif dalam proses pembelajaran khususnya
mata pelajaran seni budaya?

4. Bagaimana cara bapak/ibu dalam meningkatkan kreatifitas anak di sekolah ini?

5. Apakah bapak/ibu pernah menyuruh siswa untuk membuat kerajinan tangan?


Sebutkan contohnya?

6. Bagaimana metode atau cara bapak/ibu melakukan pembelajaran di kelas?

20
7. Apakah bapak/ibu pernah mengalami kesulitan dalam melakukan pengajaran di kelas
pada mata pelajaran seni budaya?

8. Bagaimana bapak/ibu bisa mengajar murid di kelas ini dengan karakter siswa yang
berbeda-beda?

9. Apakah bapak/ibu pernah memberi hadiah/apresiasi bagi siswa yang berprestasi di


kelas?

10. Apakah bapak/ibu dalam mengajar pernah menggunakan media pembelajaran? Dan
bagaimana media pembelajaran yang bapak/ibu pakai khususnya mata pelajaran seni
budaya?

4.3 Hasil Wawancara


1. Senin samapai kamis masuknya jam 13.00 WIB pulang jam 17.00 WIB, hari jumat
masuknya jam 13.30 WIB pulang jam 17.00 WIB, sedangkan hari sabtu masuk jam
10.00 WIB pulang jam 12.00 WIB.
2. Jumlah siswa 35 siswa
3. Iya, siswa di SD Swasta Tri Bakti 2 Kelas IIIA aktif
Aktif dalam bertanya dan tugas di kerjakan
4. Dengan cara menyuruh menggambar, kerajinan tangan dan alat-alat peraga yang
sederhana
5. Iya pernah, misalnya membuat asbak rokok dari sabun dan tanah liat
6. Dengan menggunakan metode-metode yang di sediakan sekolah
7. Pernah, tapi kita harus menjalaninya dengan baik, namanya juga anak-anak pasti ada
aja yang mau di lakukannya, sebagai guru SD kita harus ramah dan tetap sabar dan
juga kita harus mengenali krakteristik anak tersebut
8. Dengan cara mengenali krakteristik anak tersebut, jika ada anak yang kurang pandai
cara menyikapinya dengan cara memberikan perhatian lebih kepada anak tersebut.
9. Pernah, seperti naik-naikan kelas ibu memberikan buku kepada siswa yang mendapat
rangking
10. Pernah, dengan menggunakan media gambar

21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan, dan
pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian.
Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin
disebut genius, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir.
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal
budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata
budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan
sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat
menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Seni Budaya berdasarkan asal frasa katanya adalah Setiap karya yang sengaja dibuat
melalui penyatuan berbagai unsur berdasarkan akal dan budi yang dimiliki sekelompok
masyarakat serta digunakan dan diturunkan dari masa ke masa secara berkelanjutan. Untuk
dapat lebih mendalami pengertian seni budaya, kita bisa memahami beberapa pengertian
berikut menurut para ahli seni dan bahasa indonesia.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian,pembahasan, dan simpulan sebagaimana diuraikan di
atas, maka peneliti menyampaikan saran sebagi berikut:
1) Guru sebaiknya lebih memberikan pendekatan khusus bagi siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar pada mata pelajaran tertentu.
2) Kepala Sekolah sebagai pemimpin lembaga sekolah sebaiknya mengadakan evaluasi
yang rutin untuk mengetahui perkembangan siswa-siswi yang ada di sekolah yang
dipimpinnya.
3) Orangtua juga seharusnya lebih memperhatikan kondisi anak-anaknya ketika di
rumah, untuk didorong supaya lebih giat lagi dalam belajar dan membantu anaknya
agar tidak terlambat datang ke sekolah agar tidak menganggu proses pembelajaran
sang anak.

22
DAFTAR PUSTAKA
http://ikazakiyah.wordpress.com/2012/11/30/pengertian-dan-definisi-seni-budaya-menurut-
para-ahli/, September 2013
http://atarblog.blogspot.com/2012/03/pengertian-seni-budaya-kebudayaan.html, September
2013
http://yokimirantiyo.blogspot.com/2012/09/pengertian-seni-tari.html, September 2013
http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-seni-musik.html, September 2013

23

Anda mungkin juga menyukai