DI SUSUN OLEH:
NAMA : INDRIANI
KELAS : S1.KEPERAWATAN
NIM: A.18.10.026
NIM : A.18.10.026
No. RM :-
Tanggal :-
Ruangan :-
DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : Ny.T
Umur : 64 Th
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Suku :Bugis
Pekerjaan : IRT
Telp. : -
Tanggal masuk RS :-
Golongan darah : -
Nama : -
Umur : -
Pendidikan terakhir : -
Pekerjaan : -
Alamat :-
Telp :-
2. Alasan masuk RS : -
3. Riwayat Penyakit
Timing : 7 (sedang)
Data Medik
B. Diagnosa Medik
o Saat masuk :-
Saat kecil / kanak-kanak : Pssien mengatakan tidak ada riwayat penyakit saat
kecil.
pernah dialami.
lalu.
terlebih dahulu.
imunisasinya.
Lain-lain :-
Genogram:
2. Harapan klien thd keadaan peny.-nya : Harapan pasien agar dapat bisa sembuh
kembali.
dan
menjalankan aktivitas.
9. Perhatian thd org lain & lawan bicara : Pasien mengatakn bahwa dirinya
aktivitas.
11. Bahasa yang sering digunakan: Bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa
bugis.
12. Keadaan lingkungan : Pasien mengatakan tidak teralalu berabur dengan keadaan
sekitarnya.
13. Kegiatan keagamaan / pola ibadah : Pasien mengatakan rajin sholat 5 waktu.
sembuh.
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
dari 75 ke 50
Vital sign :
- TD : 120/80 mmhg
- N : 84x/menit
- S : 36,7 0C
- P : 20 x/menit
Tingkat kesadaran :
- E:4
- V:5
- M:6
2. Head to toe
o Kepala & rambut : Warna dan bentuk rambut berwarna hitam keputihan
bantu
o Mulut dan gigi : Bentuk bibir sedang,gangguan menelan tidak ada, dan
mulut serta
3. Pemeriksaan diagnostik : -
4. Penatalaksanaa medis/terapi : -
Yang mengkaji
INDRIANI
NIM : A. 18.10.026
Ruang / kamar : -
Fisiologis Respirasi -
Sirkulasi -
Eliminasi DS:
-Nokturia
-Mengompol
-Enuresis
DO:
DO:
- Sendi kaku.
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah
Neorosensori -
Integritas Ego -
- menyatakan kesal
DO:
-Distori sensori
,mengecap,meraba,atau mencium,sesuatu.
- Menyendiri
- Melamun
- Konsentrasi buruk
- Bicara sendiri
Integritas Ego -
Ruang / kamar : -
DO:
DO:
1. Distori sensori
2. Respons tidak sesuai
3. Bersikap seolah
melihat,mendengar,mengecap,meraba,atau mencium
sesuatu
4. Menyendiri
5. Melamun
6. Konsentrasi buruk
7. Disorientasi waktu,tempat,orang atau situasi
8. Curiga
9. Melihat ke satu arah
10. Mondar-mandir
11. Bicara sendiri
DO:
Ruang / kamar : -
Ruangan :-
No. RM :-
pergerakan.
mobilisasi.
Terapeutik
perlu.
Edukasi
ke kursi.
Observasi
2. Gangguan persepsi sensori -verbalisasi merasakan melalui - Periksa status mental,status sensori, dan
(mis.cahaya,suara,aktivitas).
istirahat.
(mis,mengatur pencahayaan
ruangan,mengurangi kebisingan,membatasi
kunjungan).
Kolaborasi
prosedur/tindakan.
Observasi
Terapeutik
memudaahkan eliminasi.
- Dukung penggunaan
toilet/commode/pispot/urinal secara
konsisten.
eliminasi,jika perlu.
digunakan.
perlu.
Edukasi
perlu
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN STROKE DENGAN SISTEM
GANGGUAN NEUROLOGI
DI SUSUN OLEH:
NAMA : INDRIANI
KELAS : S1.KEPERAWATAN
NIM: A.18.10.026
1. Latar Belakang:
khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang
ras, jenis kelamin, atau usia . Spesialis Saraf Rumah Sakit Premier Jatinegara,
menduduki urutan pertama di Asia dan keempat di dunia, setelah India, Cina,
dan Amerika. Berdasarkan data terbaru dan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013
sebesar 7,0 per mil dan yang berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau
57,9 persen penyakit stroke telah terdiagnosis oleh nakes. Definisi stroke
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan
kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler (Israr, 2008). Setiap
tercatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi
kematian akibat stroke. Pada suatu saat, 5,8 juta orang di Amerika Serikat
stroke mendekati 70 miliar dolar per tahun. Pada tahun 2010, Amerika telah
menghabiskan $ 73,7 juta untuk menbiayai tanggungan medis dan rehabilitasi
akibat stroke. Selain itu, 11% orang Amerika berusia 55-64 tahun mengalami
tahun dan 43% pada usia 85 tahun (Medicastore, 2011). Prevalensi Stroke
dan gejala) juga meningkat dari 8,3 per1000 (2007) menjadi 12,1 per1000
orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila
menyadari dan mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini. Badan kesehatan
dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada
2. Tujuan:
a. Tujuan Umum: Untuk mengetahui gambaran kadar gula darah > 200
iskemik trombotik.
b. Tujuan Khusus:
mg/dl.
3. Manfaat: Agar dapat mengetahui apa itu penyakit stroke dan membantu
B. TINJAUAN TEORI
1. Konsep Medis
dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang
terganggu.
8. Etiologi :
7. Thrombosis celebral
orang tua sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena
thrombosis.
8. Emboli
bekuan darah, lemak dan udara pada umumnya emboli berasal dari
menimbulkan emboli:
desease,(RHD)
6. Myokard infark
9. Haemorhagi
terjadi:
vena.
subarachnoid.
9. Patofisiologi
seperti jaringan pada bagian tubuh lain, misalnya otot, otak, tidak bisa
bergantung pada lokasi dan ukuran arteri yang tersumbat dan kekuatan
area suplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak
pada area yang stenosid, diaman aliran darah akan lambat atau terjadi
bersangkutan.
darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa
awaal.
11. Komplikasi :
16. Hidrochepalus.
20. Angiografi
13. Penatalaksanaan:
kateter.
a. Pengkajian
C. Identitas klien
D. Riwayat kesehatan
lelah.
16. Pola tidur dan istirahat : biasanya klien
gangguan bicara.
tidak kooperatif.
berfikir.
kesulitan komunikasi.
22. Pola tata niali dan kepercayaan : klien biasaanya
E. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
kesadaran.
- Pemeriksaan integument :
1998)
- Pemeriksaan reflex.
b. Diagnosis Keperawatan :
DS:
DO:
- Sendi kaku
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah
DS:
- Menyatakan kesal
DO:
- Distori sensori
- Menyendiri
- Melamun
- Konsebtrasi buruk
- Curiga
- Mondar-mandir
- Bicara sendiri
DS:
NEUROLOGI
DI SUSUN OLEH:
NAMA : INDRIANI
KELAS : S1.KEPERAWATAN
NIM: A.18.10.026
STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
Ruangan :-
Preceptor Klinik :-
Hari/Tanggal : Bulukumba, 14 Desember 2020
Preceptor Institusi : Amirullah, S.Kep, Ns, M.Kep
Jam : 13;09
Nama Preceptee : INDRIANI
- Populasi dan sampel : Dalam pernelitian ini adalah sebagian pasien yang menderita
penyakit stroke iskemik dan non stroke iskemik di RSUD Ngimbang Lamongan. Besar
sampel di ambil dengan menggunakan rumus perhitungan Lemeshow. Berdasarkan Odds
Ratio dari beberapa variabel didapatkan Odds Ratio yang paling kecil yaitu variabel usia
tua, setelah dilakukan perhitungan berdasarkan rumus sehingga didapatkan besar sampel
sebesar 44 responden untuk kelompok kasus dan 44 responden untuk kelompok kontrol.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling, yaitu
cara pengambilan sampel dari anggota populasi denggan menggunakan acak tanpa
memperhatikan strata dalam anggota populasi tersebut (Riduwan, 2013). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah karakteristik dan hipertensi dan variabel terikat adalah
kejaidan stroke iskemik. data yang digunakan merupakan jenis data sekunder dengan
menggunakan buku rekam medik yang ada di Rumah Sakit. Analisis data dilakukan
secara bertahap yaitu dengan menggunakan analisis univariat, dan analisis bivariat,
dimana analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk masing-masing variabel
atau disebut juga dari hasil analisis berdistribusi tunggal (Notoatmojo, 2010). Analisis
univariat bertujuan untuk menggambarkan kejadian stroke iskemik dan non stroke
iskemik berdasarkan variabel independen karakteristik dan hipertensi, dan variabel
dependen kejadian stroke iskemik dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk menganilisis hubungan antara dua
variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Analisis bivariat bertujuan
untuk melihat hubungan antara variabel independent (hipertensi) dan variabel dependen
(kejadian stroke) setelah dikontrol oleh variabel penganggu (umur, jenis kelamin dan
pekerjaan). Analisis data yang dilakukan untuk melihat hubungan penelitian dengan
menggunakan uji Chi-square (Yasril, 2009).
- Intervensi : Terapi pengobatan menggunakan obat anti hipertensi,obat antiplatelet untuk
mencegah pembekuan darah serti aspirin.
- Comparation: data yang ada menunjukkan bahwa dari 88 responden yang memiliki
riwayat hipertensi dan mengalami stroke iskemik sebesar 97,7% dan yang tidak
mengalami stroke iskemik sebesar 25,0%. Responden yang tidak mempunyai riwayat
hipertensi dan mengalami stroke iskemik hanya 2,3% dan yang tidak mengalami stroke
iskemik sebesar 75,0%. Perbandingan persentase kejadian stroke iskemik lebih banyak
terjadi pada pasien dengan riwayat hipertensi, hampir seluruh pasien stroke iskemik
memiliki riwayat hipertensi. Analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji
Chi square didapatkan p = 0,000 (p < 0,05) artinya bahwa ada hubungan antara hipertensi
dengan kejadian stroke iskemik. Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh nilai OR
sebesar 129,000 (95% CI ; 15,848 - 1050,034) sehingga responden yang riwayat
hipertensi 129,000 kali lebih berisiko mengalami stroke iskemik dibandingkan dengan
responden yang tidak mempunyai riwayat.
- Out come: Dari penelitian ini adalah sebagian besar responden mempunyai riwayat
hipertensi, sebagian besar responden berusia ≥ 55 tahun, sebagian responden berjenis
kelamin laki-laki, sebagian responden mempunyai status tidak bekerja. Berdasarkan
analisis statistik didapatkan nilai p < α, sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan
antara usia dengan kejadian stroke iskemik, ada hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian stroke iskemik, ada hubungan pekerjaan dengan kejadian stroke iskemik, dan
ada hubungan antara hipertensi dengan kejadian stroke iskemik. Berdasarkan perhitungan
statistik antara usia dengan kejadian stroke iskemik diperoleh OR sebesar 3,286.
Sehingga responden yang memiliki usia ≥55 tahun kemungkinan mempunyai risiko
mengalami stroke iskemik sebesar 3,286 kali dibandingkan dengan responden yang
berusia <55 tahun dan secara statistik bermakna. Menurut perhitungan statistik antara
jenis kelamin dengan kejadian stroke iskemik diperoleh OR 4,765. Sehingga responden
yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai risiko untuk mengalami stroke iskemik
sebesar 4,765 kali dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin perempuan dan
secara statistik bermakna. Berdasarkan perhitungan statistik antara status pekerjaan
dengan kejadian stroke iskemik diperoleh nilai OR sebesar 4,667. Sehingga responden
yang tidak bekerja mempunyai risiko untuk mengalami stroke iskemik sebesar 4,667 kali
dibandingkan dengan responden yang memiliki pekerjaan dan secara statistik
bermakna.Berdasarkan perhitungan statistik antara hipertensi dengan kejadian stroke
iskemik diperoleh OR 129,000. Sehingga responden yang memiliki riwayat hipertensi
mempunyai risiko untuk mengalami stroke iskemik 129,000 kali lebih besar
dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki riwayat hipertensi.
- Critical thingking: Melakukan penyuluhan dengan bekerja sama dengan puskesmas
setempat tentang factor resiko stoke dengan lebih intensif melalui media cetak atau audio
visual serta ceramah kesehatan disekolah, tempat-tempat ibadah dan ditempat-tempat
umum lainnya. Bagi masyarakat sehat diharapkan mengurangi gaya hidup yang tidak
sehat dan berhenti merokok. Seelain itu juga melakukan olahraga untuk kesehatan tubuh
minimal 3 kali dan maksimal 5 kali dalam seminggu pada hari yang berbeda-beda secara
bergantian. Sedangkan bagi masyarakat yang memiliki riwayat hipertensi supaya
mengkomsumsi obat anti hipertensi sesuai dosis yang dianjurkan dokter, mengurangi
stress, hindari merokok serta mengkomsumsi makanan yang tinggi serat,rendah lemak
dan rendah karbohidrat.
Preceptor institusi
Preceptor klinik
NEUROLOGI
DI SUSUN OLEH:
NAMA : INDRIANI
KELAS : S1.KEPERAWATAN
NIM: A.18.10.026
Populasi dan sampel : Dalam pernelitian ini adalah sebagian pasien yang menderita penyakit
stroke iskemik dan non stroke iskemik di RSUD Ngimbang Lamongan. Besar sampel di ambil
dengan menggunakan rumus perhitungan Lemeshow. Berdasarkan Odds Ratio dari beberapa
variabel didapatkan Odds Ratio yang paling kecil yaitu variabel usia tua, setelah dilakukan
perhitungan berdasarkan rumus sehingga didapatkan besar sampel sebesar 44 responden untuk
kelompok kasus dan 44 responden untuk kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik simple random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari anggota
populasi denggan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata dalam anggota populasi tersebut
(Riduwan, 2013). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik dan hipertensi dan
variabel terikat adalah kejaidan stroke iskemik. data yang digunakan merupakan jenis data
sekunder dengan menggunakan buku rekam medik yang ada di Rumah Sakit. Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu dengan menggunakan analisis univariat, dan analisis bivariat,
dimana analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk masing-masing variabel atau
disebut juga dari hasil analisis berdistribusi tunggal (Notoatmojo, 2010). Analisis univariat
bertujuan untuk menggambarkan kejadian stroke iskemik dan non stroke iskemik berdasarkan
variabel independen karakteristik dan hipertensi, dan variabel dependen kejadian stroke iskemik
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan
untuk menganilisis hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independent
(hipertensi) dan variabel dependen (kejadian stroke) setelah dikontrol oleh variabel penganggu
(umur, jenis kelamin dan pekerjaan). Analisis data yang dilakukan untuk melihat hubungan
penelitian dengan menggunakan uji Chi-square (Yasril, 2009).
Intervensi : Terapi pengobatan menggunakan obat anti hipertensi,obat antiplatelet untuk
mencegah pembekuan darah serti aspirin.
Comparation: data yang ada menunjukkan bahwa dari 88 responden yang memiliki riwayat
hipertensi dan mengalami stroke iskemik sebesar 97,7% dan yang tidak mengalami stroke iskemik
sebesar 25,0%. Responden yang tidak mempunyai riwayat hipertensi dan mengalami stroke
iskemik hanya 2,3% dan yang tidak mengalami stroke iskemik sebesar 75,0%. Perbandingan
persentase kejadian stroke iskemik lebih banyak terjadi pada pasien dengan riwayat hipertensi,
hampir seluruh pasien stroke iskemik memiliki riwayat hipertensi. Analisis statistik yang
dilakukan dengan menggunakan uji Chi square didapatkan p = 0,000 (p < 0,05) artinya bahwa ada
hubungan antara hipertensi dengan kejadian stroke iskemik. Berdasarkan perhitungan statistik
diperoleh nilai OR sebesar 129,000 (95% CI ; 15,848 - 1050,034) sehingga responden yang
riwayat hipertensi 129,000 kali lebih berisiko mengalami stroke iskemik dibandingkan dengan
responden yang tidak mempunyai riwayat.
Out come: Dari penelitian ini adalah sebagian besar responden mempunyai riwayat hipertensi,
sebagian besar responden berusia ≥ 55 tahun, sebagian responden berjenis kelamin laki-laki,
sebagian responden mempunyai status tidak bekerja. Berdasarkan analisis statistik didapatkan nilai
p < α, sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara usia dengan kejadian stroke iskemik,
ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian stroke iskemik, ada hubungan pekerjaan
dengan kejadian stroke iskemik, dan ada hubungan antara hipertensi dengan kejadian stroke
iskemik. Berdasarkan perhitungan statistik antara usia dengan kejadian stroke iskemik diperoleh
OR sebesar 3,286. Sehingga responden yang memiliki usia ≥55 tahun kemungkinan mempunyai
risiko mengalami stroke iskemik sebesar 3,286 kali dibandingkan dengan responden yang berusia
<55 tahun dan secara statistik bermakna. Menurut perhitungan statistik antara jenis kelamin
dengan kejadian stroke iskemik diperoleh OR 4,765. Sehingga responden yang berjenis kelamin
laki-laki mempunyai risiko untuk mengalami stroke iskemik sebesar 4,765 kali dibandingkan
dengan responden yang berjenis kelamin perempuan dan secara statistik bermakna. Berdasarkan
perhitungan statistik antara status pekerjaan dengan kejadian stroke iskemik diperoleh nilai OR
sebesar 4,667. Sehingga responden yang tidak bekerja mempunyai risiko untuk mengalami stroke
iskemik sebesar 4,667 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pekerjaan dan secara
statistik bermakna.Berdasarkan perhitungan statistik antara hipertensi dengan kejadian stroke
iskemik diperoleh OR 129,000. Sehingga responden yang memiliki riwayat hipertensi mempunyai
risiko untuk mengalami stroke iskemik 129,000 kali lebih besar dibandingkan dengan responden
yang tidak memiliki riwayat hipertensi.
Critical thingking: Melakukan penyuluhan dengan bekerja sama dengan puskesmas setempat
tentang factor resiko stoke dengan lebih intensif melalui media cetak atau audio visual serta
ceramah kesehatan disekolah, tempat-tempat ibadah dan ditempat-tempat umum lainnya. Bagi
masyarakat sehat diharapkan mengurangi gaya hidup yang tidak sehat dan berhenti merokok.
Seelain itu juga melakukan olahraga untuk kesehatan tubuh minimal 3 kali dan maksimal 5 kali
dalam seminggu pada hari yang berbeda-beda secara bergantian. Sedangkan bagi masyarakat yang
memiliki riwayat hipertensi supaya mengkomsumsi obat anti hipertensi sesuai dosis yang
dianjurkan dokter, mengurangi stress, hindari merokok serta mengkomsumsi makanan yang tinggi
serat,rendah lemak dan rendah karbohidrat.
Preceptor institusi
Preceptor klinik