Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

NUTRISI PADA LANSIA


Dosen Pembimbing : Nur Rakhmawati, S.kep.,MPH

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Angesti Dyah Triyani (S16006)
2. Dian Fatmawati (S16013)
3. Fenika Aprillia Maryani (S16021)
4. Iin Sekarsari (S16027)
5. Kirana Nandito Indra P (S16035)
6. Lulu’ul Arifah (S16037)
7. Niken Ayuk Putri Utami (S16043)
8. Rika Nilamsari (S16051)
9. Septiana Lestari (S16045)
10. Tivanny Natalia Putri (S16060)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019
A. Konsep Gizi Pada Lansia

Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak


berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari.

Pengelompokan Zat Gizi

Zat gizi digolongkan kedalam 6 kelompok utama, yaitu


karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Pengelolaan lain
dikelompokkan menjadi esensial dan tidak esensial. Fungsi umum zat gizi
dalam tubuh adalah :

1. Sumber energi
2. Pertumbuhan dan perkembangan jaringan-jaringan tubuh.
3. Mengatur proses metabolisme didalam tubuh
a. Kalori
b. Protein
c. Lemak
d. Karbohidrat dan serat makanan
e. Vitamin dan mineral
f. Air

Zat gizi dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Zat gizi makro


Zat gizi makro dibagi menjadi 3 yaitu, ada karbohidrat, lemak, dan
protein.
a. Karbohidrat
Sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik
yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda walaupun
terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.
b. Lemak
Lemak disebut juga lipid adalah suatu zat yang kaya akan
energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses
metabolisme tubuh. Lipid dapat dibagi ke dalam dua kelas yaitu,
lipid yang terdapat dalam pangan tubuh dan lipid struktural atau
kompleks yang di hasilkan dalam tubuh untuk membentuk
membran.
c. Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh sesudah air. Semua enzim, berbagai
hormon, pengangkat zat-zat gizi dan darah, matriks intra seluler
dan sebagainya adalah protein, disamping itu asam amino yang
membentuk protein bertindak sebagai prekusor sebagian besar
koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul yang
penting untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang
tidak dapat di gantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta
memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

Jenis dan Sumber Vitamin

Berdasarkan larutan dalam air vitamin dibagi menjadi 2


kelompok yaitu :

1. Vitamin yang larut dalam air


a. Vitamin C
Adalah derivatheksana dan digolongkan sebagai suatu
karbohidrat yang mudah teroksidasi menjadi dehidroaskobrat
yang mudah pula tereduksi menjadi asam askorbat. Vitamin C
yang mudah larut air dan mudah rusak oleh oksidasi, panas dan
alkali, sehingga vitamin c tidak banyak hilang, sebaiknya
menghindari penghancuran dan pengirisan makanan berlebihan
yang terlalu lembut.
b. Vitamin B Kompleks
Jika dari segi gizi vitamin B termasuk dalam kelompok
vitamin yang disebut vitamin B kompleks yang meliputi tiamin
(vitamin B1), riboflavin(vitamin B2), niasin(B3)(asam nikotinat,
niasinamida), pridoksin(vitamin B6), asam patontenat (B5),
biotin(B10), folasin (asam folat dan turunan aktifnya), serta
vitamin B12 (sianokobalamin). Tiamin adalah zat yang berupa
kristal tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan
belerang, mudah larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol.
2. Vitamin tidak larut didalam air(larut lemak)
a. Vitamin A
Vitamin ini biasanya ditemukan dalam bahan-bahan
makanan yang berlemak. Vitamin A umumnya stabil terhadap
panas, asam dan alkali dan mempunyai sifat yang sangat
teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu
tinggi bersama udara, sinar dan lemak. Contoh bahan makanan
yang mengandung karoten seperti sayuran dan buah-buahan yang
berwarna hijau atau kuning, ubi jalar dan waluh.
b. Vitamin D
Laju vitamin ini dalam kulit tergantung pada jumlah sinar
matahari yang diterima serta konsentrasi pigmen di kulit. Vitamin
D banyak terkandung padabahan makanan seperti minyak ikan,
mentega, susu, kuning telur, ragi dan sedikit buah pisang.
c. Vitamin E
Terdapat dalam 4 bentuk yaitu tokoferol alfa, beta, gamma
dan delta. Zat inilah yang merupakan antioksidan yang utama
dalam lemak dan minyak yang dapat mencegah ketengikan.
Vitamin E merupakan salah satu faktor yang larut dalam lemak.
Sumber vitamin E banyak diperoleh pada bahan makanan seperti
minyak gandum, minyak jagung, sayuran, hati, telur, mentega,
susu, daging, dan terutama kecambah.
d. Vitamin K

Merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak.


Vitamin ini disintesis dan diisolasi dari hati ikan, dan proses
pembusukan oleh bakteri usus. Biasanya vitamin ini terdapat
didalam makanan seperti hati,bayam, kubis, kol,susu, kuning
telur, dan minyak kedelai.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi


1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat keruskan gigi
atau ompong.
2. Berkurangnyainderapengecapanmengakibatkanpenurunanterhadapcita
rasa manis, asin, asam, danpahit.
3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4. Rasa laparmenurun, asam lambung menurun.
5. Gerakan usus atau gerak peristalic lemah dan biasanya menimbulkan
konstipasi.
6. Penyerapan makanan di usus menurun.

C. Permasalahan Gizi Pada Lansia


1. Gizi Berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan
kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda
menyebeabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan
kalori berkurang karena berkurangnya aktifitas fisik. Kebiasaan
makan itu sulit untuk di ubah walaupun di sadari untuk mengurangi
makanan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai
penyakit, misalnya : Penyakit jantung, kencing manis, darah tinggi.
2. Gizi Kurang
Gizi kurang sering di sebabkan oleh masalah-masalah social-
ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori
terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badn kurang
dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein
menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat di perbaiki,
akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,
kemungkinan terkena infeksi.
3. Kekurangan Vitamin
Bila konsusmsi buah dan sayur dalam makanan kurang dan
ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibat nafsu
makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan
menjadi lesu tidak bersemangat.

D. Penilaian Status Gizi


Penilaian status gizi masyarakat melibatkan dua unsur penting
yaitu:
kebutuhan manusia dan asupan makanan. Jika kedua unsur ini berada
dalam keseimbanagan, status gizi menjadi normal sedangkan gizi kurang
atau lebih di anggap abnormal. Penilaian status gizi dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain: Pemeriksaan klinis, tes biokimia, dan
pemeriksaan antropometer. (Supariasa,2002).
Penilaian status gizi dengan biokomia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah,
urine, tinja dan juga beberapa 27 jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan
terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi banyak gejala klinis yang
kurang spesifik, maka penentuan status gizi dapat lebih banyak menolong
untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. ( Setiyabudi, 2007).
Antropometri adalah pengukuran dari berbagai dimensi fisik tubuh
dan komposisi tubuh secara kasar pada beberapa tingkat umur dan tingkat
gizi., cara ini sudah digunakan secara meluas dalam pengukuran status
gizi, terutama pada ketidak keseimbangan yang menahun antar asupan
energi dan protein.(Proferawati, dkk 2010).
Dalam prakteknya, antropometri yang paling sering digunakan
adalah Ukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) atau Panjang
Badan , kadangkadang pula digunakan ukuran Lengan Atas (LILA),
lingkaran Kepala atau Tebal Lingkaran Kulit (TLK).
1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran tubuh yang memberikan
gambaran massa Jaringan tubuh. Berat badan sangat dipengaruhi oleh
keadaan yang mendadak, seperti terserang penyakit infeksi atau diare,
konsumsi makan yang menurun. Sebagai indikator status gizi, berat
badan dalam bentuk indeks berat badan menurun umur ( BB/U ). Tinggi
badan menurut Umur ( TB/U), dan berat badan menurut Tinggi Badan
(BB/BT) memberikan gambaran saat ini. (Nugroho 2008).
2. Tinggi Badan
Tinggi Badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan
yang
lalu dengan keadaan yang sekarang, jika umur tidak diketahui. Tinggi
badan memberikan gambaran pertumbuhan tulang yang sejalan dengan
pertumbuhan umur. Berbeda dengan berat badan dan tinggi badan tidak
banyak mempengaruhi suatu keadaan yang tidak mendadak. Tinggi
badan dalam suatu hasil pertumbuhan secara kumulatif semenjak lahir,
karena itu memberikan gambaran tentang riwayat hidup pada masa lalu.
Tinggi badanjuga erat kaitanya dengan masalah sosial ekonomi. Karena
itu indeks ini selain digunakan sebagai indikator status gizi juga dipakai
untuk melihat keadaan perkembangan sosial ekonomi. (Nugroho 2008)
3. Lingkar Lengan Atas
Pengukuran LLA atau LILA dapat digunakan untuk mengetahui
status gizi bayi, balita, dan bumil, anak sekolah serta dewasa. Indeks ini
dapat 29 digunakan tanpa mengetahui umur. Bersama dengan nilai
triseps skinfold dapat digunakan untuk nenentukan otot lengan.
Lingkaran otot lengan merupakan gambaran dari massa otot tubuh.
(Proverawati. dkk 2008)
4. Cara mengukur Status Gizi
Tubuh dilaporkan sangat mudah kehilangan berat badan dan
masalahmasalah gizi lainya, Mendapatkan angka yang tepat untuk
tinggi badan lansia merupakan persoalan yang sulit karena hilangnya
mineralisasi vertebra dansemua volume intervertebralis yang berakibat
pada hilangnya tinggi badan. Namun tulang-tulang panjang
mempertahankan panjang dewasanya. Tinggi lutut erat kaitanya dengan
tinggi badan sehingga data tinggi badan di dapatkan dari tinggi lutut
bagi orang yang tidak dapat berdiri atau lansia. Untuk mendapatkan
data tinggi badan, berat badan menggunakan formula sebagai berikut
ini:
a. Untuk Pria :
(2,02 x tinggi lutut (cm) ) – (0.04 x umur (tahun) ) + 64,19
b. Untuk Wanita :
30 (1,83 x tinggi lutut (cm) ) – (0,24 x umur (tahun) ) + 84,44.
( Nugroho 2008).
Status gizi merupakan komponen yang terdiri dari beberapa
masukan makanan terhadap kecukupan gizi yang dapat dilihat dengan
mempergunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Batasan berat badan
normal orang dewasaditentukan orang dewasa dan berdasarkan nilai
body massa indeks (BMI). Di Indonesia istilah BMI di terjemahkan
dengan indeks massa tubuh (IMT). IMT merupakan alat sederhana
untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Maka mempertahankan
berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia
harapan hidup lebih panjang. (Nugroho, 2008).
Dimana untuk mengetahui IMT di pergunakan rumus berikut ini :
IMT = Berat badan (kg)
Tinggi badan (M2)
Kategori ambang batas IMT untuk orang Indonesia sebagaiberikut:

Kategori IMT
Kekurangan berat badan tingkat < 17,0
berat.
Kekurangan berat badan tingkat 17,0-18,5
ringan.
Normal >18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat >25,0-27,0
ringan.
Kelebihan berat badan tingkat
berat >27,0

E. Pedoman umum Gizi Seimbang Untuk Lansia


1. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
Secara umum sayur dan buah merupakan sumber berbagai vitamin,
mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung
dalam sayur dan buah berperan sebagai antioksidan atau penangkal
senyawa jahat dalam tubuh. Berbeda dengan sayur, buah juga
menyediakan 38 karbohidrat terutama berupa fruktosa dan glukosa.
Sayur tertentu juga menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan
kentang sayur. Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak
jenuh seperti buah alpokat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi
sayuran dan buah-buahan salah satu bagian penting dalam
mewujudkan gizi seimbang.
2. Biasakan mengonsumsi makanan sumber kalsium seperti ikan dan
susu.
Kepadatan tulang usia lanjut mulai berkurang sehingga beresiko
mengalami pengeroposan tulang/osteoporosis. Selain itu sistim gigi
geligi tidak sempurna dan rapuh sehingga untuk mencegah kondisi
yang lebih parah dianjurkan untuk mengkonsumsi pangan sumber
kalsium terutama dari ikan dan susu.

3. Biasakan mengonsumsi makanan berserat


Serat pangan sangat diperlukan oleh usia lanjut agar tidak
mengalami sembelit sehingga buang air besar menjadi lancar. Serat
pangan akan menghambat penyerapan gula dan cholesterol sehingga
membantu meningkatkan kesehatan usia lanjut. Usia lanjut dianjurkan
untuk mengonsumsi sumber karbohidrat yang masih banyak
mengandung serat (whole grains) dan mengonsumsi sayuran yang
banyak mengandung serat pangan.
4. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi natrium.
Natrium merupakan elektrolit dalam tubuh yang mempunyai peran
yang sangat penting, namun apabila jumlah natrium dalam tubuh
meningkat akan mengakibatkan kondisi yang disebut hipernatriumia.
Pada kondisi tersebut akan terjadi ketidakseimbangan elektrolit di
dalam dan di luar sel yang akan mengakibatkan oedema. Oleh karena
itu kelompok usia lanjut harus berusaha mempertahankan kondisi
natrium darah tetap normal dengan cara mengonsumsi air sesuai
dengan kebutuhan dan mengonsumsi makanan yang rendah natrium.
Kadar natrium yang tinggi akan memicu terjadinya hipertensi.
5. Minumlah air putih sesuai kebutuhan
Sistem hidrasi pada usia lanjut sudah menurun sehingga
kurangsensitif terhadap kekurangan maupun kelebihan cairan. Akibat
dehidrasi pada usia lanjut adalah demensia, mudah lupa, kandungan
Natrium darah menjadi naik sehingga berisiko terjadi hipertensi.
Sebaliknya bila kelebihan cairan akan meningkatkan beban jantung
dan ginjal.Oleh karena itu kelompok usia lanjut perluair minum yang
cukup (1500-1600ml/hari).
6. Tetap melakukan aktivitas fisik
Sel-sel otot pada usia muda mempunyai kelenturan yang optimal
dan mulai menurun pada usia lanjut. Kontraksi dan relaksasi otot
menjadi berkurang akibatnya usia lanjut sering mengalami kekakuan
otot. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik
yang ringan seperti berjalan-jalan, bersepeda, berkebun dan melakukan
olah raga ringan seperti yoga, senam usia lanjut yang berfungsi
membantu kelenturan otot dan relaksasi otot. Aktivitas fisik yang
dilakukan usia lanjut akan menambah kesehatah jantung dan
kebugaran tubuh.
7. Batasi konsumsi gula, garam dan lemak
Banyak mengonsumsi makanan berkadar gula, garam, lemak bagi
kelompok usia lanjut meningkatkan risiko terhadap timbulnya penyakit
seperti hipertensi, stroke, penyakit jantung, kanker dan penyakit
kencing manis (diabetes melitus). Usia lanjut berisiko mengalami gout
(tinggi asam urat) oleh karena itu, konsumsi pangan dengan kandungan
purin tinggi seperti jeroan dan emping melinjo agar dibatasi.
DAFTAR PUSTAKA

Gallo, Joseph.2014. Buku Saku Gerontologi. Jakarta :EGC

Darmojo, R. Boedhi..,dkk.2010. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Nugroho, wahyudi.2000. Perawatan Usia Lanjut. Jakarta:EGC

Efendi, N. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Msyarakat. Jakarta:EGC

Leueckenote,AA.2010. Pengkajian Gerontologi. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai