KATA PENGANTAR
Rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat kemurahannya makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai yang di harapkan. Kami berharap proposal terapi bermain ini bisa
diterima.
Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing di mata kuliah Keperawatan Anak II, Ibu
Lidia Hastuti, M.Kes. sehingga proposal ini dapat selesai seperti yang telah diharapkan.
Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan hidayah, bimbingan dan petunjuk-Nya
kepada kita semua. Amin.
Pontianak,April 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan.
Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal
tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.
Bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Anak
bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya sehingga hal
tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga orang tua dapat mengetahui
suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan
jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
B. Tujuan
Terapi Bermain
I. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral, dan
bermain dengan terapi.
II. Tujuan Khusus
- Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas.
- Meningkatkan keterampilan anak.
- Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu.
- Memberikan kesenangan dan kepuasan.
III. Manfaat Terapi Bermain
- Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan terhadap
suasana rumah sakit.
- Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
BAB II
ISI
A. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari secara
sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-anak untuk
belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan
sosial anak.
L. Metode
Demonstrasi
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja
bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan
sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat
sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas
dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk beradaptasi secara efektif
terhadap stress karena sakit dan di rawat di Rumah Sakit.
B. Saran
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga
disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit. Mensosialisasikan
terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di rumah dan di
rumah sakit.
BAB I
PENDAHULUAN
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal, meskipun tidak
pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia. Melalui bermain,
anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al,
1991) bermain dipandang sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang
penting untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah selain berguna
untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin, 2008), bermain adalah
pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui bermain akan semakin
mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui
kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih
banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008).
B. TUJUAN
Tumbuh Kembang anak usia prasekolah akhir (4-5tahun) merupakan pertumbuhan dimana
anak berada pada fase inisiatif vs masa bersalah (initiative vs guilty). Sedangkan menurut
Sigmund Freud anak berada pada fase phalid yaitu dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis
kelamin perempuan dan laki-laki .
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak
disadari (wholey and Wong,1991). Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
keinginan untuk memperoleh kesenangan (Foster,1989). Bermain adalah kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).
BAB III
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN UNTUK ANAK
USIA 4-6 TAHUN
d. Penutup
1. Istirahat
2. Evaluasi kegiatan
3. Doa
4. Memberaskan alat
D. Pengorganisasian
Leader : Dedy Kurniawan Silitonga
Co leader : Firda Garbo Iman
Observer : Noverita Gusmeta
Fasilitator :
1. Eko Febriantoro
2. Elfina Maharani
3. Fatkhurohman
4. Galuh Widia Kesuma N
5. Komang Astrawan
6. Nur Aris Hendayanto
7. Nurleili
E. Kriteria Sasaran Bermain
1. Anak usia 4-6 tahun sejumlah 4-6 orang
2. Tidak dalam keadaan sakit berat
3. Kooperatif
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, bagi anak bermain sama dengan
bekerja bagi orang dewasa, bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan
sensorik , motorik, intelektual,social,kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi saat
anaksakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkebangan yang normal,
mengekpresikan dan mengalihkan perasaan kegiatan fantasi. Dan idenya mengembangkan
kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalahan dan membantu untuk anak untuk beradaptasi
secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di rumah sakit.
B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaliknya di RS juga di
sediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang dirawat.
2. Tempatkan petugas kesehatan yangmengerti tentang kejiwaan anak-anak dan pandai membujuk
anak-anak untuk ditugaskkan di ruang anak.
Sabtu, 08 Oktober 2011
KONSEP BERMAIN PADA ANAK
Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya
yang tidak disadarinya . (Miller dan Keong, 1983).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh
kesenangan. (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah:
“Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain
sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar
berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal
dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”
2.2. FUNGSI BERMAIN PADA ANAK
Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak akan
merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti
halnya makan, perawatan dan cinta kasih. Fungsi utama bermain adalah merangsang
perkembangan sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan
kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi (Soetjiningsih, 1995).
Sebelum memberikan berbagai jenis permainan pada anak, maka orang tua seharusnya
mengetahui maksud dan tujuan permainan pada anak yang akan diberikan, agar diketahui
perkembangan anak lebih lanjut,mengingat anak memiliki berbagai masa dalam tumbuh
kembang yang membutuhkan stimulasi dalam mencapai puncaknya seperti masa kritis,optimal
dan sensitif.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat beberapa fungsi bermain pada anak
diantaranya :
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan
pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam
sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan taktil,audio dan visual melalui
rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat.Hal tersebut dapat
dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di
kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu
yang baru dilihatnya.Demikian juga pendengaran,apabila sejak bayi dikenalkan atau dirangsang
melalui suara-suara maka daya pendengaran dikemudian hari anak lebih cepat berkembang
dibandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.
Berdasarkan isinya :
a. Permainan
Permainan ini dapat dilakukan secara sendiri atau bersama temannya dengan
menggunakan beberapa peraturan permainan seperti permainan ular tangga. Sifatnya adalah
aktif, anak akan memberikan respons kepada temannya sesuai dengan jenis permaianan dan akan
berfungsi memberikan kesenangan yang dapat mengembangkan perkembangan emosi pada anak.
Ada juga yang disebut dengan Alat Permainan Edukatif (APE). APE Merupakan alat
permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan
anak,dimana melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan
fisiknya,bahasa,kemampuan kognitifnya,dan adaptasi sosialnya.Dalam mencapai fungsi
perkembangan secara optimal,maka alat permainan ini harus aman,ukurannya sesuai dengan usia
anak,modelnya jelas,menarik,sederhana,dan tidak mudah rusak.
Dalam penggunaan alat permainan edukatif ini banyak dijumpai pada masyarakat kurang
memahami jenis permainan karena banyak orang tua membeli permainan tanpa memperdulikan
jenis kegunaan yang mampu mengembangkan aspek tersebut,sehingga terkadang harganya
mahal,tidak sesuai dengan umur anak dan tipe permainannya sama.
Untuk mengetahui alat permainan edukatif,ada beberapa contoh jenis permainan yang
dapat mengembangkan secara edukatif seperti : permainan sepeda roda tiga atau dua,bola,mainan
yang ditarik dan didorong jenis ini mempunyai pendidikan dalam pertumbuhan fisik atau
motorik kasar,kemudian alat permainan gunting,pensil,bola,balok,lilin jenis alat ini dapat
digunakan dalam mengembangkan motorik halus, alat permainan buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka , pensil warna, radio dan lain-lain, ini dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan kognitif atau kecerdasan anak, alat permainan seperti buku gambar, buku cerita,
majalah, radio, tape dan televise tersebut dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan
bahasa, alat permainan seperti gelas plastic, sendok, baju, sepatu, kaos kaki semuanya dapat
digunakan dalam mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri dan alat permainan seperti
kotak, bola dan tali, dapat digunakan secara bersama dapat dilakukan untuk mengembangkan
tingkah laku social.
Selain menggunakan alat permainan secara edukatif, harus ada peran orang tua atau
pembimbing dalam bermain yang memiliki kemampuan tentang jenis alat permainan dan
kegunaannya, sabar dalam bermain, tidak memaksakan, mampu mengkaji kebutuhan bermain
seperti kapan harus berhenti dan kapan harus dimulai, memberikan kesempatan untuk mandiri.
2.5.
PRINSIP BERMAIN DI RS :
DAFTAR PUSTAKA
- Perry, A,G & Potter, P.A. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC.
- Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999.Fundamental Keperawatan,buku kedokteran.Jakarta:EGC
- Alimul Hidayat, A.Aziz.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.Jakarta:salemba medika.
- Soetjiningsih (1998), Tumbuh Kembang Anak,EGC,Jakarta.
- Soetjiningsih.2005. Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta:Idai
- Wong,D.L (1995), Nursing Care of Instants and Children,St. Louis Mosby