Anda di halaman 1dari 16

Perbandingan Pendidikan di Indonesia dan Belgia

Oleh :
Afra Afifah Widianti, I’ Tiffany Yumna Paraswati, Muhammad Ardiansyah
Fakultas Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Luar Biasa
Universitas Negeri Yogyakarta
2020
Email : afraafifah.2020@student.uny.ac.id, itiffany.2020@student.uny.ac.id ,
muhamadardiansyah.2020@student.uny.ac.id

Abstrak
Pemerintah di tiap negara memiliki cara tersendiri bagaimana mengelola sistem
pendidikannya. Dengan adanya sistem pendidikan yang sistematis, negara dapat
mencapai tujuannya untuk mencerdaskan warga negaranya dan sebagai tonggak
majunya sebuah negara di ranah internasional, sistem terstruktur tersebut juga
diterapkan di Belgia dan Indonesia. Penelitian ini kami lakukan guna menjabarkan
dengan detail mengenai perbandingan pendidikan yang berlaku di dua negara yaitu
Indonesia dan Belgia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan yang
merupakan penelitian berdasarkan dengan sumber dari berbagai literatur seperti jurnal,
artikel, dll. Data yang didapat kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, Pendidikan di Indonesia dan Belgia terdapat
banyak perbedaan dari berbagai macam aspek seperti filosofis dan tujuan pendidikan,
biaya pendidikan, kurikulum, struktur sistem pendidikan, dan sistem penilaian.
Kata kunci : Perbandingan pendidikan, sistem pendidikan, Indonesia, Belgia.

Abstract
Every government in each country have its own way of managing their
education system. With the existence of a systematic education system, the state can
accomplish its goal to educate citizens and as a milestone in the advance of a state in
the international scene, the structured system is also applied in Belgium and Indonesia.
The purpose of this study is to describe the detailed comparison of education prevailing
in two countries, namely Indonesia and Belgium. Library research sourced from
various works of literature such as journals, articles, etc used as a method of this
research. The data obtained were then analyzed using descriptive methods. There are
many differences from various aspects in Indonesia and Belgium's education system,
such as philosophical and educational objectives, funding, curriculum, education
system structure, entrance examinations, and assessment systems.
Keyword : Comparative Education, education system, Indonesia, belgium.

PENDAHULUAN

Menurut Sholihah dan Zulfa (2019), pendidikan merupakan salah satu tolak
ukur keberhasilan dari suatu negara atau daerah. Keberhasilan dan pencapaian suatu
negara dapat dilihat dari segi dan kualitas sumber daya manusianya. Untuk
meningkatkan sumber daya menusia, negara atau daerah biasanya menawarkan
tingkatan pendidikan. Kualitas pendidikan juga merupakan tanggung jawab dari semua
pihak. Kualitas pendidikan akan memberikan manfaat bagi organisasi berupa
produktivitas, efesiensi, moral, efektivitas dan stabilitas organisasi.
Tingkat pendidikan adalah kunci esensial dalam kehiduan manusia, pendidikan
untuk generasi muda juga sebagai langkah yang tepat dalam terjaminnya
keberlangsungan dan peningkatan kesejahteraan warga negara. Peranannya yang
begitu penting menyebabkan pendidikan menjadi ukuran dari suatu negara apakah
dianggap maju atau mundur. Pendidikan akan mencetak sumber daya manusia
berkualitas dan juga mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas pula. Bagi
negara maju pendidikan dianggap sebagai kebutuhan yang tingkatannya disamakan
dengan kebutuhan – kebutuhan lainnya. mutu sumber daya manusia bisa dilihat dari
pendidikan yang dilangsungkannya sehingga diperlukan sistem pendidikan yang
konkret dan terstruktur (Idris dan Tabrani., 2017).
Menurut Novalita (2017), pada tahun 1972 The International Comission for
Education Development dari Unesco sudah mengingatkan bangsa – bangsa bahwa
pendidikan merupakan kunci dari pembangunan dan perbaikan dari suatu bangsa.
Negara – negara maju sudah memiliki kesadaran tinggi mengenai pentingnya
pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusianya sehingga memberikan
prioritas tinggi akan pendidikan. Dalam mewujudkan pendidikan yang jelas dan terarah
maka diperlukan kurikulum yang baik, tenaga pengajar, fasilitas, biaya dan lingkungan
yang kondusif. Jurnal ini akan mencoba menguraikan perbandingan pendidikan di
Negara Indonesia dan Negara Belgia.

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terstruktur yang bertujuan


menciptakan atau mewujudkan taraf hidup yang lebih baik. Pendidikan
merupakan salah satu media efektif dalam menerapkan norma-norma,
mengajarkan nilai-nilai serta menumbuhkan sikap etos kerja. Tujuan dari
pendidikan sendiri untuk meningkatkan kualita SDM. Pendidikan sendiri
menjadi salah satu penompang dari majunya bangsa dan negara. Kemajuan
bangsa bisa dilihat berdasarkan mutu sistem pendidikan yang berlaku. Suatu
negara dikatangan tertingal atau maju dari negara lain dapat dilihat dari kualitas
pendidikannya (Kadi dan Awwaliyah, 2017).
2. Pengertian Pendidikan Komparatif

Menurut Rohman (2013), pendidikan komparatif merupakan ilmu yang


mempelajari sistem – sistem pendidikan baik dalam satu negara maupun antar
negara. Pendidikan komparatif meliputi tiga hal; (a) sistem pendidikan formal,
non-formal dan in-formal, (b) teori dan praktek pendidikan, (c) latar belakang
sosial, politik, ekonomi, ideology, dan budaya yang dapat mempengaruhi
sistem pendidikan. Pendidikan komparatif merupakan ilmu yang berkedudukan
sebagai fondasi yang mampu memperkuat atau mengokohkan ilmu pendidikan.
Pendidikan komparatif merupakan disiplin ilmu tersendiri yang mana selalu
mencari persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaan antar sistem
pendidikan. Pendidikan komparatif memiliki tujuan Repertoril-deskriptif,
Historik-fungsional daan Melioristik.

3. Pendidikan di Indonesia

Pendidikan adalah salah satu hal yang terpenting setiap negara untuk
dapat berkembang secara pesat. Di Indonesia sendiri pendidikan diatur didalam
Undang – Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional.
Dalam uraian undang – undang tersebut arah pendidikan Indonesia dapat dilihat
untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang lebih baik. Dalam
mempersiapkan generasi penerus bangsa yang lebih baik maka diperlukan
pendanaan dalam pelaksanaannya pendidikan. Pendanaan pendidikan di
Indonesia juga sudah diatur dalam Undang – Undang No.20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional yaitu pada bab XIII, pasal 46, 47, 48 dan
49. Pendanaan pendidikan Indonesia menjadi tanggung jawab bersama baik
dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. Tingkat pendidikan
di Indonesia juga sudah di atur dalam Undang – Undang No.20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional yaitu pada bab VI pasal 16 dijelaskan
bahwa tingkatan pendidikan formal di Indonesiaterdiri dari tiga jenjang yaitu
pendidikan dasar (9 tahun terdiri dari Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama), pendidikan menengah (3 tahun terdiri dari SMA dan SMK) dan
pendidikan tinggi (2 – 4 tahun atau lebih). Pendidikan di Indonesia dari segi
kualitas terlihat tertinggal apabila dijajarkan dengan yang lainnya. Dalam
meningkatkan kualitas tingkat pendidikan Indonesia telah mengalami banyak
pergantian kurikulum. Pergantian kurikulum yang diterapkan di Indonsia
bertujuan untuk mengejar pendidikan Indonesia supaya bisa setara dengan
pendidikan di negara maju (Megawati, 2012).

4. Pendidikan di Belgia
Menurut Novalita (2017), sistem pendidikan di Belgia memiliki tujuan
yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Sistem pendidikan Belgia yaitu
memberikan kesempatan yang sama, memerangi diskriminasi serta mencegah
kegagalan dalam bersekolah. Kebebasan pendidikan di Negara Belgia diatur
dan dijamin di Pasal 24 dari Konstitusi Belgia. Pendidikan di Belgia
mendapatkan dana subsidi dari negara. Sarana prasarana pendidikan di Belgia
disediakan dari negara secara gratis. Mayoritas siswa di Belgia memperoleh
bantuan dana hibah dalam melanjutkan pendidikan dan biaya sekolahnya
terbilang murah. Tingkat pendidikan di Belgia secara umum terdapat tiga
tingkatan yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar di Belgia meliputi TK (Kleuteronderwjs) dan SD (lager
onderwijs). Pendidikan menegah (secundair onderwijs)dibagi menjadi tiga
jenis pendidikan meliputi Pendidikan umum ASO (Algemen Secundair
Ondetwijs), Pendidikan untuk bekerja BSO (Beroepsscundair Ondetwijs),
Pendidikan seni KSO (Kunstsecundair Ondetwijs).
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian yang kami tulis ini memakai jenis penelitian kepustakaan.
Mardalis (1999) Mengemukakan bahwa penelitian kepustakaan ialah suatu
penelitian yang dipakai dengan adanya dorongan dari sumber-sumber literatur
yang ada baik berupa buku, majalah, catatan sejarah, dll. untuk mendapat
informasi maupun data tertentu.
Menurut Sarwono (2006) Penelitian kepustakaan merupakan riset yang
dilakukan guna mendapatkan kajian teori dari bahasan yang hendak diteliti
dengan bersumber dari buku referensi maupun hasil penelitian sebelumnya
yang berkaitan.
Sedangkan penelitian kepustakaan menurut Khatibah (2011) yaitu
penelitian yang dilaksanakan dengan sistematis menggunakan pendekatan
tertentu untuk mendapat data-data yang kemudian diolah dan disimpulkan guna
ditemukannya solusi dari masalah yang tengah diteliti menggunakan penelitian
kepustakaan.
Dari pendapat tokoh-tokoh tersebut, penelitian kepustakaan dapat
disimpulkan sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan secara terstruktur
dengan memakai pendekatan tertentu untuk mengumpulkan berbagai data yang
didorong oleh sumber-sumber literatur seperti buku referensi, majalah, artikel,
jurnal, catatan sejarah, maupun dari hasil penelitian sebelumnya yang terkait
guna menghasilkan solusi dari permasalahan yang tengah dikaji.

B. Sumber informasi
Penelitian ini membutuhkan informasi atau data. Data yang dipakai
merupakan data sekunder. Menurut Hanke dan Reitsch (1998), Data sekunder
adalah data yang bisa diakses khalayak ramai yang dikumpulkan oleh lembaga
kolektif tertentu. Secara sederhana, data sekunder merupakan informasi yang
diperoleh berdasarkan penelitian terdahulu. Sumber tersebut yaitu buku, artikel,
jurnal, maupun literatur lainnya.
Sumber utama dalam penelitian ini yaitu sebuah jurnal dengan judul
“PERBANDINGAN PENDIDIKAN NEGARA BELGIA DENGAN
NEGARA INDONESIA” oleh Rahmi Novalita yang diterbitkan di tahun 2017.
Dalam jurnal tersebut menjelaskan bagaimana perbedaan yang tampak antara
pendidikan yang ada di Indonesia dengan yang pendidikan di Belgia
Selain jurnal karya Rahmi Novalita, penelitian ini juga didukung oleh
sumber-sumber terpercaya lainnya.

C. Metode analisis
Pendekatan analisis yang dipakai untuk riset ini yaitu deskriptif.
Menurut Peter Conolly (Aulia, 2018 : 14), Deskriptif adalah penjabaran dengan
jelas dan rinci menggunakan susunan kata-kata, sedangkan analisis adalah
penelitian mengenai suatu hal guna mengetahui kondisi tertentu.
Berdasarkan penjelasan tersebut, metode analisis deskriptif adalah cara
mengkaji penelitian dengan dengan menggambarkan objek kajian tertentu yang
dijadikan sebagai pokok pembahasan kemudian diuraikan dalam bentuk
tulisan. Pada metode deskriptif, informasi yang telah diperoleh akan dipilih,
kemudian dibagi menjadi beberapa bagian, dianalisis, dan diambil
kesimpulannya sebagai solusi dari permasalahan yang diangkat.
Dalam hal ini, metode deskriptif diterapkan guna menguraikan
Perbandingan pendidikan indonesia dan belgia.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Filosofis dan Tujuan Pendidikan


1) Indonesia
Indonesia merupakan negara demokrasi yang mempunyai ideologi
sendiri yaitu pancasila. Oleh karena itu, dalam demokrasi, pemerintahan
memiliki tugas untuk melindungi warga dan negara dari luar maupun dalam
terhadap serangan yang beresiko menganggu keamanan negara, membangun
kekuatan hukum, memastikan keadilan, serta menjalankan peraturan guna
terciptanya suasana yang tentram, damai dan sejahtera.
Negara Indonesia mempunyai tujuan pendidikan yang tertulis di
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 mengenai sistem
pendidikan nasional yang merupakan hasil kerjasama antara lembaga
pemerintahan yang bertugas untuk menyusun undang-undang pendidikan.
Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa
sebagai bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
2) Belgia
Belgia merupakan negara di benua Eropa bagian barat yang juga
pencetus terbentuknya Uni Eropa.Negara ini memiliki luas sekitar 30.528
km dan populasi penduduk sekitar 15,5 juta jiwa.Terdapat dua kelompok
etnik utama di negara ini, yaitu kelompok yang menggunakan bahasa
Belanda (Flanderen) dan kelompok yang menggunakan bahasa Perancis
(Wallonia),ada juga kelompok kecil yang menggunakan bahasa Jerman.
Kebebasan pendidikan di Belgia diatur dalam Pasal 24 dari
konstitusi Belgia, dan berisi tentang kebebasan pendidikan yang tidak
hanya terdiri dari kebebasan belajar, melainkan juga kebebasan untuk
mendirikan sekolah atau Pedagogis. Sistem pendidikan di Belgia bertujuan
untuk memerangi diskriminasi dan juga mencegah kegagalan sekolah.
Kebijakan Eropa tentang anti-diskriminasi memberikan pengaruh pada
reformasi pendidikan di negara belgia

2. Biaya pendidikan
1) Indonesia
Mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 SIDIKNAS BAB
IV pasal 5 ayat 1 yang menegaskan tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan layak. Sebagai wujud pemenuhan terhadap hak
tersebut, pemerintah pusat yang bekerjasama dengan pemerintah daerah di
seluruh indonesia saling bahu membahu supaya terjaminnya
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh lapisan
masyarakat tanpa adanya sikap diskriminatif maupun hal-hal yang
menghalangi seseorang untuk bisa mengenyam pendidikan. Selain itu,
pemerintah Indonesia juga menjamin adanya biaya untuk memberi
kesempatan kepada warga negara usia tujuh hingga 15 tahun agar bisa
memperoleh haknya untuk mendapat pendidikan yang layak.
Pendidikan di Indonesia masuk ke dalam negara dengan pendidikan
terbelakang, ditinjau dari aspek kualitas maupun alokasi dana pendidikan
jika dibandingkan dengan negara lain. Untuk menyikapi hal tersebut,
pemerintah berusaha untuk mengejar ketertinggalan, konstitusi amandemen
UUD 1945 pasal 31 ayat 4 memberi amanah bahwa pemerintah diwajibkan
supaya menyisihkan dana pendidikan masing-masing lebih dari atau sama
dengan 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) agar masyarakat bisa
mengenyam pendidikan, terutama pendidikan dasar.
2) Belgia

Biaya sekolah di negara belgia terbilang murah karena sejak Tk


hingga pendidikan dasar (usia 18 tahun) semua biayanya ditanggung oleh
pemerintah dan gratis. Alat prasarana sekolah seperti Pulpen, Buku, Spidol,
LKS, Buku agenda, pensil warna, dan beberapa perlengkapan sekolah
lainnya telah disediakan oleh pihak sekolah. Selain itu terdapat Program
studi etoealagen bagi siswa yang ingin mengajukan bantuan kepada
pemerintah Belgia.

3. Kurikulum
1) Indonesia
Pemerintah negara Indonesia selalu berupaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Sejauh ini, kurikulum yang berlaku di indonesia mengalami
perubahan sebanyak enam kali, diantaranya adalah kurikulum 1968,
kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 2004, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, serta kurikulum 2013 sudah mulai
diberlakukan beberapa tahun belakangan ini.
Kurikulum 2013 adalah penyempurna kurikulum sebelumnya. Terdapat
banyak perbedaan antara kurikulum yang berlaku sekarang dengan
kurikulum lama. Kurikulum 2013 mempunyai cakupan studi yang lebih luas
yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Terdapat empat kompetensi
inti yang berlaku pada kurikulum 13 diantaranya pengetahuan, keterampilan,
sikap sosial, dan sikap spiritual. Sehubungan dengan berlakunya empat
kompetensi tersebut, siswa yang memiliki kemampuan selain kognitif bisa
terlihat dan ditingkatkan.
2) Belgia
Sistem pendidikan di Belgia bisa dibilang mirip dengan sistem
pendidikan di Eropa dan Amerika karena di Belgia juga mewajibkan anak
yang sudah berumur 6 tahun untuk bersekolah hingga umur 18 tahun. Selama
masa wajib belajar (plus masa TK), semua biaya pendidikan kecuali baju
seragam dan peralatan penunjang lainnya, semuanya telah ditanggung oleh
pemerintah sehingga dapat dikatakan gratis

4. Struktur sistem Pendidikan


1) Indonesia
Mengacu pada Undang-Undang No. 20 tahun 2003 SIDIKNAS BAB
VI pasal 14, Pendidikan formal yang terdapat di indonesia Indonesia terbagi
menjadi tiga tingkatan, diantaranya : pendidikan dasar, pendidikan,
menengah, dan pendidikan tinggi
1) Pendidikan dasar
Pendidikan dasar adalah pendidikan yang diselenggarakan sebagai
landasan untuk melaju ke pendidikan menengah. Bagi warga negara
yIndonesia yang berumur 7 tahun diwajibkan untuk mengenyam
pendidikan dasar, dan seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah
sehubungan dengan berlakunya aturan pemerintah wajib belajar 9 tahun.
Pendidikan dasar yang terdapat di Indonesia yaitu SD, MI, sekolah
SMP, MTs, dan lain-lain dengan tingkat yang setara.
2) Pendidikan menengah
Pendidikan menengah yaitu pendidikan yang ditempuh selesai
pendidikan dasar. Pendidikan menengah di Indonesia terdapat banyak
bentuk, diantaranya SMA, MA, atau setara lainnya; dan Pendidikan
menengah kejuruan, seperti SMK, MAK, maupun jenis setara lainnya,
dengan lama pendidikan 3 tahun
3) Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi merupakan tingkatan pendidikan yang ditempuh
setelah menyelesaikan SMA sederajat. Pendidikan tinggi dilaksanakan
dengan adanya pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Pendidikan tinggi terdapat berbagai programa yaitu
diploma dengan lama studi 2-4 tahun, sarjana dengan lama 4 tahun atau
lebih, magister, doktor, spesialis dengan pendidikan selama 2 tahun atau
lebih. Perguruan tinggi bisa berupa Akademi, politeknik, institut,
sekolah tinggi, maupun universitas.
2) Belgia
Di Belgia terdapat tiga tahapan pendidikan yang terbagi berdasarkan
umur,yaitu :
A. Pendidikan Dasar (basisonderwijs)
1. TK (kleuteronderwijs) merupakan pendidikan yang tidak wajib bagi
anak berumur 2.5-6 tahun, mereka boleh mengikuti kegiatan
pembelajaran sehari penuh atau hanya mengikutinya selama
setengah hari. Pendidikan TK lebih menekankan kepada permainan
dan kesenian untuk perkenalan kepada anak. Pendidikan di masa ini
juga belum terlalu memfokuskan pada pelajaran seperti membaca
atau menulis
2. SD (lager onderwijs) merupakan pendidikan wajib bagi anak yang
sudah berumur enam tahun. Jika anak tidak mengikuti pendidikan
ini maka orang tua mereka akan ditegur oleh pemerintah
Belgia. Pada masa SD anak sudah mulai diajari untuk, menulis
huruf, membaca kata dan juga matematika dasar/berhitung.

B. Pendidikan menengah (secundair onderwijs).


1. Pendidikan Teknik. TSO (Technisch Secundair Onderwijs):
Merupakan pendidikan yang menjurus ke bidang Teknik.Siswa
diberikan teori dan juga cara mengaplikasikan teknik dalam suatu
bidang tertentu karena lulusannya akan langsung diserap oleh
lapangan kerja.
2. Pendidikan untuk bekerja, BSO (Beroepssecundair Onderwijs):
Pendidikan ini memberikan materi lapangan kerja kepada siswa
secara langsung karena mereka tidak dapat melanjutkan ke perguruan
tinggi dan harus langsung bekerja setelah dinyatakan lulus.
3. Pendidikan Seni, KSO (Kunstsecundair onderwijs): Pendidikan
khusus bagi siswa yang tertarik kepada kesenian,. Lulusan KSO
dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi sesuai dengan bidangnya
(terutama hogeschool).

C. Pendidikan Tinggi (hoger onderwijs)


1. Universitas (universiteit): Universitas biasanya lebih menekankan
kepada penelitian dan pengembangan ilmu (science). Program
sarjana (Bachelor) ditempuh dalam waktu tiga tahun (sebelumnya
dapat ditempuh selama dua tahun), program Master ditempuh selama
satu sampai dia tahun karena terdapat master and advance master
(master setelah master), sedangkan untuk program Doktorat dapat
ditempuh selama empat sampai lima tahun.
2. Politeknik/sekolah tinggi (hogeschool): Biasanya peminatnya
merupakan lulusan dari TSO dan KSO,sama seperti politeknik atau
sekolah tinggi di Indonesia. Sekolah ini lebih fokus kepada ilmu
terapan karena lulusannya disiapkan untuk langsung bekerja.
1. Sistem penilaian
1) Indonesia
Pemerintah Indonesia menerapkan sistem ujian penghabisan sebagai
ujian kelulusan yang berlaku sejak awal kemerdekaan hingga tahun 1964.
Pada rentang waktu 1980, sistem ujian nasional diubah dengan ujian sekolah.
Setelah tahun 1990, terjadi percampuran antara sistem ujian sekolah dengan
sistem ujian yang dinamai Ebtanas (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional)
dan berlaku hingga tahun 2002. Pada tahun 2003 terjadi perubahan nama
menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN), selanjutnya diubah lagi menjadi
Ujian Nasional (UN) hingga 2020. Tetapi sekarang, untuk jenjang Sekolah
Dasar menggunakan sistem Ujian Sekolah (US).
2) Belgia
Ujian akhir untuk Program S1 dan S2 dilakukan dengan dua tahap yaitu
ujian tertulis dan ujian lisan. Tujuan ujian lisan adalah untuk
mengkonfirmasi jawaban dari mahasiswa dan juga merupakan sebuah
pendalaman pertanyaan dari dosen pengajar. Beberapa Universitas
menerapkan sistem ujian berupa take-home-test yaitu ujian yang boleh
dibawa dan dikerjakan dirumah.

Untuk mahasiswa program S3 harus melakukan beberapa tahapan ujian


akhir, yaitu:
1. Pertama Mengevaluasi rencana dan juga kemajuan dari penelitian yang
dilakukan pada masa studi bulan ke Sembilan sampai dua belas.
2. Yang kedua mempresentasikan dan mengevaluasi kemajuan studi yang
telah dilakukan pada masa studi bulan ke duapuluh sampai dua puluh
empat.
3. Tahapan yang ke tiga adalah mempresentasikan dan mengevaluasi
studi dan juga rencana detail untuk penyelesaian masa studi.

Pembimbing dan penguji internal biasanya membantu dalam tahap satu


sampai tiga.Sedangkan ujian akhirnya adalah sebuah presentasi tertutup
untuk menentukan kelulusan dilakukan kepada penguji internaldan tim
pembimbing. Setelah lulus pada ujian tertutup, mahasiswa harus
melakukan presentasi terbuka di depan masyarakat public dan juga dewan
penguji internal maupun external.
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari segi filosofis dan tujuan pendidikan, Indonesia dan Belgia memiliki
perbedaan dimana Indonesia dengan tujuan pendidikannya untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik supaya menjadi bangsa yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. sedangkan Belgia
berusaha untuk memberikan kesempatan yang sama, memerangi diskriminasi dan
mencegah kegagalan sekolah. Dari segi pendanaan Indonesia belum memenuhi secara
maksimal kebutuhan pendidikan sedangkan Belgia memberikan subsidi yang besar dan
memenuhi kebutuhan siswa termasuk alat tulis. Secara garis besar Indonesia dan Belgia
memiliki persamaan dari segi struktur sistem pendidikan, sistem penilaian, dan ujian
masuk namun dari segi kurikulum di Indonesia sendiri masih terfokus pada perbaikan
dari kurikulum sebelumnya sehingga banyak terjadi pergantian kurikulum.
Pendidikan masih menjadi permasalahan di Indonesia, upaya-upaya yang
dilakukan pemerintah dalam memperbaiki pendidikan masih kurang efektif sehingga
belum tercipta meratanya SDM unggul di Indonesia. Indonesia yang merupakan negara
dengan bentuk kepulauan tentu memiliki daerah-daerah yang jauh dari pusat kota. Hal
ini menjadi faktor penghambat sejajarnya tingkat pemahaman dari pendidikan siswa.
Indonesia perlu mempelajari bagaimana pendidikan di negara-negara maju. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan referensi dalam penentuan bagaimana pendidikan di
Indonesia kedepannya. Selain itu, Indonesia perlu menerapkan kurikulum yang sesuai
dengan mempertimbangkan kemampuan siswa untuk mengurangi kegagalan
pemerataan kurikulum, pasalnya terdapat banyak siswa yang merasa sangat kesulitan
saat beradaptasi dengan kurikulum baru. Indonesia perlu memperbaiki pendidikan
untuk mendapatkan SDM yang unggul guna mencapai tujuan pendidikan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Daga, A. T. (2020). Perbandingan Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum Sekolah
Dasar Di Malaysia, India Dan Indonesia. Jurnal Edukasi Sumba (JES), 4(1),
23-30.
Hamid, E. S., & Susilo, Y. (2011). Strategi pengembangan usaha mikro kecil dan
menengah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Idris, S. dan Z. A. Tabrani. 2017. Realitas Konsep Pendidikan Humanisme dalam
Konteks Pendidkan Islam. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling., 3(1):
96 – 113.
Kadi, T. dan R. Awwaliyah. 2017. Inovasi Pendidikan: Upaya Penyelesaian
Problematika Pendidikan di Inonesia. Jurnal Islam Nusantara., 1(2): 144 –
155.
Megawati, F. 2012. Meretas Permasalahan Pendidikan di Indonesia. Jurnal Formatif.,
2(3): 227 – 234.
Novalita, R. 2017. Perbandingan Pendidikan Negara Belgia dengan Negara
Indonesia. Jurnal Spasial., 3(4): 1 – 10.
Ritonga, M. 2018. Politik dan Dinamika Kebijakan Perubahan Kurikulum Pendidikan
di Indonesia Hingga Masa Reformasi. Bina Gogik., 5(2): 88 – 102.
Rohman, A. 2013. Pendidikan Komparatif Dasar – Dasar Teori Perbandingan
Pendidikan Antar Bangsa. Aswaja Pressindo, Sleman, 232 hlm.
Sholihah, I. dan F. E. Zulfa. 2019. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Melalui Pendidikan. Jurnal Al-Hikmah., 7(2): 33 – 46.
Sari, M., & Asmendri, A. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam
Penelitian Pendidikan IPA. NATURAL SCIENCE: Jurnal Penelitian Bidang
IPA dan Pendidikan IPA, 6(1), 41-53.
Sujana, I. W. C. 2019. Fungsi dan tujuan Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan
Dasar., 4(1): 29 – 39.
Tamam, B. 2018. Reorientasi Pendanaan Pendidkan dalam Membangun Mutu
Sekolah. Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat., 29(2): 35 – 48.

Anda mungkin juga menyukai