Bab 1 Pendahuluan Akuntansi
Bab 1 Pendahuluan Akuntansi
Tujuan Pembelajaran:
1. Mengetahui deskripsi akan kebutuhan Deskripsi kebutuhan teori akuntansi dan
teori akuntansi dan apa tujuannya. mengetahui tujuannya. Tujuh alasan dibutuhkan
teori akuntansi.
2. Menjelaskan dan menyebutkan definisi Mendefinisikan teori akuntansi.
teori akuntansi.
3. Menjelaskan pentingnya informasi Mengetahui apa saja kepentingan para
keuangan dan non-keuangan bagi stakeholders terkait informasi keuangan dan non-
stakeholders. keuangan.
4. Memahami Institusionalisasi teori Mampu menjelaskan Institusionalisasi teori
akuntans. akuntans.
5. Mengetahui Perkembangan Standar Mampu menjelaskan Perkembangan Standar
Akuntansi di Indonesia. Akuntansi di Indonesia.
Akuntansi yang dipraktikkan pada sebuah negara tidak terjadi begitu saja secara
alamiah tetapi dirancang dan dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial
tertentu. Praktik akuntansi dipengaruhi oleh faktor lingkungan (sosial, ekonomik, dan politis)
tempat akuntansi dijalankan, maka struktur dan praktik akuntansi akan berbeda antara negara
yang satu dengan yang lainnya, (Suwarjono, 2008:1).
Proses pencarian teori akuntansi diawali dengan adanya kebutuhan akan jawaban
terhadap pertanyaan mengapa PT A mengelola persediaan memakai metode LIFO,
sedangkan PT B mengelola persediaan memakai metode FIFO. Jawaban yang diberikan pasti
berbeda tetapi, sama-sama benar. Suatu pilihan diantara beberapa metode persediaan adalah
suatu konsep, apakah benar demikian? Mari kita lihat bersama, alasan yang mendasari
pilihan tersebut karena adanya manfaat di masa depan terkait pajak pendapatan, karena di
balik LIFO /FIFO berarti pajak yang kecil. Jadi suatu konsep akuntansi memiliki realitas
sosial yang penting: seberapa banyak pajak penghasilan harus dibayar. Pajak penghasilan
bukan hanya realitas sosial yang dipengaruhi oleh angka akuntansi, (Wolk, Tearney dan
Dodd, 2001:2), beberapa contoh lain:
1. Angka laba dapat menjadi instrumen evaluasi kinerja manajemen yang menentukan
besarnya bonus dan gaji, dan bahkan untuk mempertahankan jabatan manajemen.
2. Angka laba dan rasio-rasio neraca dapat memengaruhi pembagian dividen dan harga
saham.
3. Angka laba dan rasio neraca dapat memengaruhi cerdit standing perusahaan dan cost of
capital.
Karena angka akuntansi memengaruhi konsekuensi sosial yang penting, mengapa
kita tidak selalu dapat mengukur realitas ekonomi? Ada persepsi yang berbeda-beda tentang
realitas ekonomi. Misalnya, nilai asset ada yang memandang sebesar jumlah yang dibayar
untuk memperolehnya di pasar (replacement cost/entry value), ada juga yang memandang
sebesar jumlah yang diterima jika asset itu dijual (exit value). Kedua nilai ini berbeda. Exit
value biasanya lebih rendah dari entry value. Jadi di sini tersedia pilihan alternatif penilaian.
Katakanlah kedua pilihan itu tidak memuaskan karena tidak mudah mengukur nilai tersebut,
maka hadir alternatif ketiga yaitu historical cost yang dipandang lebih reliabel. Merujuk
kepada ilustrasi di atas maka, dapat dikatakan bahwa a) untuk tujuan apa pengguna
membutuhkan angka tersebut? b) seberapa mahal untuk membuat ukuran yang diinginkan
tersebut?
Dialog mengenai apa itu teori akuntansi, masih terus berjalan karena sebagai hasil
dari sebuah asumsi dasar, definisi, prinsip, dan konsep maka teori akuntansi tidak pernah
final dan menjadi produk yang final (Wolk, Tearny dan Dodd, 2001:3). Mereka
mendefinisikan teori akuntansi sebagai asumsi dasar, definisi, prinsip dan konsep dan
bagaimana kita menurunkannya, yang mendasari aturan akuntansi yang dibuat oleh lembaga
legislatif, dan pelaporan informasi akuntansi dan keuangan.
Jayne Godfrey at al. (2010:4) menyebutkan bahwa teori merupakan sekumpulan ide
yang digunakan untuk menjelaskan observasi terhadap dunia nyata, selanjutnya berdasarkan
teks klasik teori akuntansi, Hendriksen memberikan definisi dengan baik tentang “teori” dan
“teori akuntansi” dalam dua poin masing-masing, yaitu 1’ ..the coherent set of hypothetical,
conceptual and pragmatic principles forming the general framework of reference for a field
of inquiry. 2’ ...logical reasoning in the form of a set of broad principles that (1) provide a
general framework of reference by which accounting practice can be evaluated and (2)
guide the development of new practices and procedures.
Teori dapat dijelaskan secara sederhana sebagai alasan logik yang melandasi sebuah
keyakinan. Sehingga, teori yang diterima tergantung kepada: 1. Seberapa baik teori dapat
menjelaskan dan memprediksi realita, 2. Seberapa baik teori yang disusun meliputi baik hal
teoritis dan empiris. 3. Bagaimana penerimaan implikasi teori pada ilmu pengetahuan ilmiah,
uangnya dalam perusahaan. Para pemilik dana tersebut tidak perlu untuk bekerja dalam
menjalankan usaha tetapi bisa memiliki perusahaan melalui kepemilikan saham atau tanda
kepemilikan. Disebabkan oleh pemisahan antara pemilik manajemen ini maka diperlukan
adanya komunikasi antar pemilik dan manajemen. Komunikasi tersebut dilakukan melalui
penyajian laporan keuangan yang disusun oleh manajemen untuk para pemilik. Dalam hal
penyajian laporan keuangan oleh manajemen perlu dilakukan pengaturan standar, metode,
prosedur dan tatacara penyajian laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan yang baik
memerlukan teori akuntansi. Yaitu teori yang mengatur apa dan bagaimana laporan keuangan
yang baik. Tanpa aturan yang jelas disertai dengan penyesuaian kebutuhan bisnis maka
laporan keuangan tidak akan memberikan makna bagi pembacanya. Disiniah letak pentingnya
akan teori akuntansi.
Membuat Menerima
Laporan
Manajemen Pemilik
Keuangan
Gambar 1.
Stakeholders Pelaporan Keuangan di Indonesia
Pada gambar 1, secara rutin manajemen setiap akhir tahun membuat Laporan Keuangan
untuk diserahkan Kepada pemilik. Pemilik tidak serta merta, begitu saja menerima pelaporan
keuangan yang telah dibuat oleh manajemen sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka
dalam mengelola perusahaan, meskipun manajemen telah membuat laporan keuangan
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Namun, laporan keuangan tersebut harus di audit
akuntan publik pada KAP Independen yang ditunjuk untuk melakukan audit atas laporan
keuangan tersebut. Hal ini dilakukan agar memberikan perlindungan yang memadai terhadap
pemilik yang berasal dari luar sehingga tidak terjadi penyimpangan atau meminimalisir fraud.
Suwarjono (1985:5) menyatakan bahwa fungsi Akuntan publik adalah untuk meyakinkan
bahwa laporan keuangan telah memenuhi fungsinya, dan selanjutnya fungsi akuntan publik
adalah mewakili investor dan pihak lain yang berkepentingan terhadap manajemen dan
sekaligus mewakili manajemen terhadap pihak-pihak tersebut. Agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik maka, akuntan publik harus berwawasan luas, adil dan tidak memihak
sehingga pendapatnya dapat dipercaya. Dalam kedudukannya yang demikian akuntan publik
harus mempunyai dasar untuk dijadikan acuan (reference) untuk menilai dan menafsirkan
setiap permasalahan. Acuan tersebut adalah berupa konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
telah diterima dan diakui.
Pada akhir pemeriksaan, KAP memberikan Opini Kewajaran atas laporan keuangan yang
telah diaudit. Laporan keuangan auditan ini diserahkan kepada manajemen, pemilik dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk digunakan sebagai dasar di dalam membuat keputusan
bisnis.
regulasi ini maka diharapkan praktik bisnis berjalan secara baik terhindar dari monopoli serta
dapat memaksimalkan pungutan pajak, yang pada akhirnya digunakan untuk membiayai
pembangunan nasional.
Bahwa keterlibatan pemerintah dalam membuat regulasi misalkan pajak telah dilakukan
sejak jaman Kerajaan Roma. Green, Wilmer L (1986:42)
In order that the Empire should receive more revenue, Augustus abolished the
practice of leasing the privilege of collectiing taxes. From this effort in
coordinating the activities of the Empire it was but a further step in progressive
campaign that Augustus should have prepare budget. The income having been
largely predetermined by the census and collection of taxes by govermental
collectors, it was proper that the expenditures be restricted to an amount not in
excess of the revenue if the country were to remain solvent.
dimana anak perusahaan berada ataukah sebaliknya. Disinilah dibutuhkan teori akuntansi
yang dapat menjelaskan secara baik, praktik mana yang di jalankan agar dapat memberikan
manfaat baik kepada induk perusahaan ataupun kepada anak perusahaan.
Merujuk kepada Eldon S. Hendriksen dan Michael Van Breda (2000:16) yang
menyatakan bahwa akuntansi adalah bahasa, maka tidak dipungkiri bahwa akuntansi memuat
informasi, bahkan dikatakan akuntansi sebagai bahasa bisnis. Sebagai bahasa bisnis maka,
apa pengaruh kata-kata itu pada pendengar, apa arti, jika ada, yang dimiliki kata-kata itu, dan
apakah kata-kata itu masuk akal. Sehingga, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut
membentuk Pragmatik adalah ilmu tentang pengaruh bahasa; semantik adalah ilmu tentang
makna bahasa; dan sintaksis adalah ilmu tentang logika atau tata bahasa.
Kandungan informasi (information content) baik informasi keuangan ataupun non-
keuangan, idealnya harus memiliki dampak yang mengarahkan stakeholders kepada tindakan
ekonomi berupa keputusan-keputusan manajerial, keputusan-keputusan investasi, dan
keputusan-keputusan regulasi oleh regulator (government) agar dapat meminimalisir
Information Asymmetry berupa Moral Hazard dan Adverse Selection (Scott, William R,
2015:27-28).
Kandungan informasi pernah di teliti oleh Beaver (1968) ketika menguji variabilitas
harga saham perusahaan sampel, waktu mengeluarkan informasi akuntansi, atau saat earning
announcement. Sampel perusahaan cukup heterogen sehingga menggambarkan pola
koresponden sebaran harga. Perhatian peneliti terfokus pada return (perubahan harga
ditambah dividen yang diterima lebih besar dari Investasi awal). Analisa dilakukan selama
periode announcement, yaitu periode waktu selama pelaporan akuntansi diberikan (released).
Terlihat bahwa terjadi unexplained return selama periode announcement yang mengukur
adanya variasi return. Artinya, dengan adanya pengumuman laba berasosiasi dengan adanya
pergerakkan harga yang tidak direncanakan. Pola grafik “spike” (lancip) ini terjadi selama
periode announcement membentuk pola yang konsisten dengan waktu released informasi.
Respon pasar menunjukkan adanya kandungan informasi pengumuman laba perusahaan, yang
selanjutnya mengarahkan apa bentuk keputusan investasi stakeholders.
laba yang telah di bukukan menunjukkan prestasi yang berkaitan dengan skema bonus dan
gaji, atau bahkan sebagai kekuatan modal yang dapat diinvestasikan kembali sebagai
kebijakan ekspansi perusahaan. Para pekerja/karyawan perusahaan termotivasi karena
kepentingan mereka terhadap kepastian pembayaran gaji dan keberlangsungan skema
kebijakan pensiun. Oleh karena kontrak kerja antara mereka dengan perusahaan biasanya
berdasarkan pada variabel-variabel yang dicapai dalam laporan keuangan perusahaan.
Para debitur dan para pemasok dalam mempertahan keberlanjutan hubungan kerja
yang telah ada bersama perusahaan menggunakan pelaporan akuntansi keuangan perusahaan
apakah untuk melanjutkan hubungan kerja ataukah sebaliknya. Bank memiliki standar
prosedur evaluasi yang telah ditetapkan terkait Informasi yang berhubungan dengan
likuiditas, leverage, profitabilitas dan lain sebagainya sebagai pertimbangan dalam
menetapkan besaran pinjaman, tingkat bunga dan keamanan kredit yang akan diberikan.
Para kastamer memandang hubungan antara mereka dengan perusahaan karena
tanggungjawab hukum terkait garansi, dan jaminan-jaminan pasca penjualan yang disiapkan
bagi kastamer. Selain itu, keberlangsungan hubungan antara perusahaan dengan kastamer
juga bisa berakhir, jika manajemen membuat keputusan-keputusan manajerial, misalkan
“keputusan merger” yang bisa mengganggu kelancaran suplay bahan baku, berubahnya
dominansi kepemilikan perusahaan yang pada akhirnya berdampak terhadap kualitas dan
prioritas pelayanan terhadap kastamer.
Reaksi terhadap informasi laba bagi pemerintah berhubungan dengan beberapa area
yang berbeda. Misalnya, peningkatan laba mengarahkan negara untuk memungut pajak
pendapatan, pajak penjualan, dan nilai tambah penagihan pajak. Bagi BUMN, kontrak-
kontrak kerja dengan negara/pemerintah daerah terkait pembayaran subsidi bagi operator
kapal perintis dengan dasar “cost-plus” atas biaya operasional pelayaran pada rute-rute
tradisional untuk membuka keterisolasian wilayah. Intervensi yang bersifat mengatur
misalnya jaminan keterlambatan pemerintah terhadap jaminan hutang karena tekanan
kesulitan keuangan perusahaan. Serta pihak-pihak lain yang berhubungan secara langsung
maupun tidak langsung dengan perusahaan misalnya para akademisi, masyarakat, organisasi-
organisasi perlindungan lingkungan dan kelompok loby terkait hubungan kemasyarakatan.
Teori akuntansi pada dasarnya dibutuhkan karena bisa menjelaskan hal-hal sebagai
berikut:
1. Hubungan dan memprediksi penomena bisnis,
2. Asumsi dasar penyusunan laporan keuangan,
3. Hipotesis testing dengan statistik inference,
4. Satu set kesimpulan yang didasarkan atas deduksi dan induksi.
TEORI
AKUNTANSI
Penalaran Deduktif
Metode penalaran deduktif dalam akuntansi adalah proses yang bermula dengan tujuan dan
11 | Dr. Ferry Hendro Basuki, SE.,M.Si.,Ak.,C.A.
[Type text]
postulat, yang dari sini diturunkan prinsip-prinsip logis yang memberikan landasan bagi
penerapan yang konkret dan praktis. Jadi, aturan atau penerapan praktis berasal dari
penalaran logis, postulat dan prinsip yang ditarik secara logis seharusnya tidak hanya
mendukung atau berusaha menjelaskan kelaziman akuntansi atau praktek yang sekarang telah
diterima. Struktur proses deduktif mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Perumusan tujuan umum dan khusus laporan keuangan
2. Pernyataan mengenai postulat akuntansi yang berhubungan dengan bidang ekonomi,
politik, dan sosial dimana akuntansi harus berperan
3. Seperangkat kendala untuk mengarahkan proses penalaran
4. Suatu struktur, rangkaian simbol, atau kerangka acuan dimana ide-ide dapat dinyatakan
dan diikhtisarkan
5. Pengembangan seperangkat definisi
6. Perumusan prinsip atau pernyataan umum mengenai kebijakan yang diturunkan dari
proses logik
7. Penerapan prinsip-prinsip dalam situasi khusus dan penetapan metode serta aturan
prosedural
8. Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang berbeda
dapat mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan prinsip-prinsip
yang berbeda pula.
Teori akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai tujuan yang
berbeda, tetapi cukup ketat untuk mempertahankan keseragaman dan konsistensi dalam
laporan keuangan kepada pemegang saham dan masyarakat umum.
Kendala merupakan pembatasan pengembangan prinsip yang diturunkan dari tujuan dan
postulat. Batasan-batasan ini diperlukan karena beberapa keterbatasan lingkungan, khususnya
yang disebabkan oleh ketidakpastian mengenai masa yang akan datang dan perubahan di
dalam lingkungan, misalnya fluktuasi dalam nilai unit pengukur yaitu uang. Simbol dan
struktur kerja umum diperlukan sebagai sarana pengkomunikasian ide-ide, dalam akuntansi
dapat berupa persamaan akuntansi dan beberapa laporan keuangan turunan. Dalam struktur
ini, laporan-laporan keuangan saling berkaitan guna menjaga konsistensi internal.
Kelemahan metode deduktif adalah jika setiap postulat dan premis ternyata salah,
maka kesimpulannya juga akan salah. Metode ini juga dianggap menyimpang dari kenyataan
untuk bisa menurunkan prinsip yang realistis dan berguna, atau untuk memberikan dasar bagi
aturan-aturan praktis.
12 | Dr. Ferry Hendro Basuki, SE.,M.Si.,Ak.,C.A.
[Type text]
Pendekatan deduksi adalah studi empiris untuk membuktikan bahwa apa yang sudah
ditemukan oleh studi dari pendekatan deduksi memang benar atau tidak benar. Sebagai
contoh misalkan laba yang digunakan oleh akuntan dan ekonom berbeda, hal ini disebabkan
deduksi dari teori laba yang digunakan oleh kedua kelompok berbeda. Akuntan menganggap
bahwa laba mengikuti Capital Maintenance Approach, yaitu bahwa laba harus bisa
meningkatkan kesejahteraan pemilik dengan mempertahankan modal awal sama dengan
modal akhir. Sedangkan ekonom menganggap bahwa laba adalak kenaikan kekayaan
perusahaan setelah didiskontokan dengan inflasi. Dengan Capital Maintenance Approach ini
maka teori akuntansi memberikan alternatip pengukuran (measurement) terhadap nilai modal.
Dalam hal ini modal yang dimaksud untuk untuk dipertahankan nilainya bisa didasarkan atas:
1. Nilai Finansial (Fianacial Value) Historical Cost.
2. Nilai Daya Beli (Purchasing Power Value) General Price Level.
3. Nilai Fisik (Physical Value) Current Costs.
3.1 Nilai apabila fisik dijual Exit Value.
3.2 Nilai apabila fisik dibeli Entry Value.
Pendekatan Induktif
Proses induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan dan
pengukuran yang terinci. Pendekatan induktif tidak dapat dipisahkan dari pendekatan
deduktif, karena pendekatan deduktif memberikan petunjuk pemilihan data yang akan
ditelaah.
Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan data keuangan
perusahaan. Jika terdapat hubungan yang berulang-ulang, maka generalisasi dan prinsip dapat
dirumuskan, sehingga ide dan prinsip yang baru dapat ditemukan, khususnya bila
pengamatan tidak dipengaruhi oleh prinsip dan praktek yang berlaku.
Misalnya pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat dibuktikan kecenderungan historis
dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang lebih baik untuk kas yang akan diterima
dari pelanggan pada masa yang akan datang ketimbang catatan kas yang sesungguhnya
diterima pada masa lalu karena adanya tenggang waktu dalam proses penagihannya.
Keunggulan pendekatan induktif adalah tidak perlu dibatasi oleh model atau struktur
yang ditetapkan terlebih dahulu. Para peneliti bebas mengadakan pengamatan yang dianggap
relevan, generalisasi atau prinsip yang telah dirumuskan harus ditegaskan dengan proses logis
pendekatan deduktif dan pembuktian kesimpulan.
Kelemahan utama prosesi induktif adalah bahan pengamat mungkin dipengaruhi
13 | Dr. Ferry Hendro Basuki, SE.,M.Si.,Ak.,C.A.
[Type text]
oleh ide-ide di bawah sadar mengenai hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus
diamati.
Kesulitan pendekatan induktif dalam akuntansi adalah data mentah mungkin
berbeda bagi setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit menarik
generalisasi dan prinsip-prinsip dasar. Misalnya hubungan antara total pendapatan dan harga
pokok penjualan mungkin konstan terus untuk beberapa perusahaan, tetapi hal ini bukan
berarti konsep laba kotor historis merupakan pengukuran yang baik untuk meramalkan
operasi suatu perusahaan pada masa datang dalam seluruh kasus.
Pendekatan induksi bertujuan untuk mengumpulkan data atau membuat observasi
dalam hubungan untuk mendukung (support) hipotesis atau pertanyaan penelitian.
Pendekatan induksi merupakan pendekatan ilmiah yang akan membuat teori baru atau
memperluas teori yang sudah ada. Dalam perkembangan teori akuntansi, perkembangan
induksi belum begitu banyak dilakukan karena teori datang belakangan setelah praktik.
Sehingga banyak teori akuntansi terbentuk dari deduksi atau konvensi. Teori induktif maupun
deduktif bersifat deskriptif atau normatif. Teori deskriptif berusaha menguraikan dan
menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada
pemakai data akuntansi. Teori normatif menjelaskan data apa yang seharusnya
dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan.
Konvensi
Pendekatan Pajak
Pendekatan pajak memberikan pengaruh terhadap praktik akuntansi pajak, misalkan
mengenai penyusutan yang tercakup dalam Excite Act 1909 dan dalam undang-undang
Pendekatan Legal
Pendekatan legal terhadap akuntansi yang banyak dipakai pendatang baru untuk menganalisa
situasi-situasi dengan menyarankan untuk memperoleh pendapat hukum (legal). Dalam
pendekatan legal, praktik akuntansi merujuk kepada putusan hakim terkait kasus-kasus yang
diselesaikan lewat pengadilan. Pada kasus penggelapan uang oleh James, hakim berpihak
kepada James karena James tidak memiliki penghasilan, karena seorang yang melakukan
penggelapan ―sedikitpun tidak mendapat hak, hak milik, atau kepentingan atas barang
jarahan.‖ FASB, dalam menetapkan Kerangka Dasar Konseptual untuk akuntansi,
menyelidiki penggunaan hukum untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi.
Pendekatan etika
Pendekatan etika pada teori akuntansi menekankan konsep-konsep keadilan, kebenaran, dan
kewajaran (justice, truth, fairness). Sistem akuntansi yang andal dikarakteristikan sebagai
tidak bias, kejujuran penyajian, netralitas sehingga dapat meningkatkan kualitas informasi
akuntansi yang dihasilkan. Misalkan, istilah kebenaran dengan arti ―sesuai dengan fakta‖
yang ekuivalen dengan ―kejujuran penyajian‖, data yang objektif dan dapat diuji
(verifiable).
Pendekatan Ekonomi
Terdapat tiga jalur di dalam Pendekatan ekonomi : makroekonomi, mikroekonomi, dan
sosial korporasi.
Makroekonomi, mencoba menjelaskan pengaruh prosedur pelaporan alternatif pada
pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi pada tingkatan yang lebih luas daripada
perusahaan,seperti industri atau perekonomian nasional. Salah satu pendekatan adalah bahwa
tujuan melaporkan penghasilan yang stabil dari tahun ke tahun mengesahkan digunakannya
cadangan dan kebijakan penyusutan yang fleksibel.
Mikroekonomi, mencoba menjelaskan pengaruh prosedur pelaporan alternatif pada
pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi pada tingkatan perusahaan. Pandangan inilah
FASB menyusun Kerangka Dasar Konseptual dengan dasar premis bahwa informasi
keuangan memiliki konsekuensi ekonomi yang tidak dapat dielakan.
Akuntansi Sosial Korporasi, pandangan mikroekonomi terhadap akuntansi tidak mesti
mencakup semua pengaruh perusahaan pada masyarakt. Biaya polusi lingkungan,
pengangguran, kondisi kerja yang tidak sehat, dan masalah sosial lainnya biasanya tidak
dilaporkan oleh perusahaan, kecuali sejauh biaya-biaya itu ditanggung langsung oleh
perusahaan melalui pemajakan dan regulasi. Akuntansi sosial korporasi mencoba membahas
masalh-maslah itu.
Pendekatan Perilaku
Sebuah alternatif selain pendekatan ekonomi dengan mengandalkan diri pada pandangan-
pandangan psikologi dan sosiologi dalam perkembangan teori akuntansi. Fokus pendekatan
ini adalah pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan
dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat dari disajikannya informasi
akuntansi. Pendekatan ini mencoba menjawab pertanyaan: siapa pemakai laporan keuangan
yang dipublikasikan? Bagaimana sifat informasi spesifik yang diinginkan oleh beberapa
kelompok pemakai?
Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural di kategorikan sebagai pendekatan klasik, dalam menyelesaikan
Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan dengan cara yang
signifikan dan berdasarkan nilai uang, transaksi, dan peristiwa, yang paling tidak sebagaian,
bersifat keuangan, lalu mengintepretasikan hasilnya.
Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang
memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai praktek akuntansi
memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru.
Tujuan teori akuntansi adalah untuk memberikan seperangkat prinsip logis yang saling
berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum bagi penilaian dan pengembangan praktek
akuntansi yang sehat.
Dalam pengembangan teori akuntansi selain pertimbangan kemampuan untuk menjelaskan
atau meramalkan, juga harus dipertimbangkan kesanggupan teori tersebut untuk mengukur
risiko, atau probabilitas prediksi untuk berfungsi sebagai pernyataan yang tepat atas kejadian
di masa depan.
Peran teori akuntansi. Konsep teori dapat diungkapkan secara luas serta memiliki beragam
fokus yang berasal dari catatan akuntansi keuangan, kita dapat menjelaskan konsep teori
mengacu kepada metodologi penelitian. Metodologi merupakan hasil dari pencarian peneliti
selama bertahun-tahun berupa pengalamannya di dalam menciptakan teori-teori yang berguna
( Watt, R.L & Zimmerman, J.L: 1986:1).
Sifat Teori, tujuan dari teori akuntnais adalah untuk menjelaskan (to explain) dan
memprediksi ( predict) praktik akuntansi.
Menjelaskan artinya menyediakan alasan-alasan terhadap praktik yang terjadi. Sebagai
17 | Dr. Ferry Hendro Basuki, SE.,M.Si.,Ak.,C.A.
[Type text]
contoh, teori akuntansi harus dapat menjelaskan mengapa perusahaan saat ini menggunakan
metode LIFO daripada metode FIFO dalam mengelola persediaan?
Memprediksi praktik akuntansi artinya bahwa teori memprediksi fenomena akuntansi yang
tidak teramati. Fenomena yang tidak teramati perlu untuk fenomena di masa datang; meliputi
fenomena yang terjadi berupa bukti sistimatis yang tidak terkumpul. Contohnya, teori
akuntansi menyediakan hipotesis tentang karakteristik perusahaan yang menggunakan
metode LIFO dan perusahaan yang menggunakan metode FIFO.
Mengapa teori akuntansi penting
Banyak orang yang membuat keputusan dari laporan keuangan yang dipublikasi. Para
manajer perusahaan membuat keputusan melalui prosedur akuntansi khusus dengan memakai
angka-angka yang tertera dalam laporan.
Para akuntan publik secara berkala dihubungi manajer untuk dimintai pendapatnya terkait
prosedur akuntansi yang digunakan dalam pelaporan. Akuntan publik kemudian memutuskan
membuat penjelasan standar akuntansi yang diusulkan dan jika jalan, juga posisi yang
diambil.
Para eksekutif perbankan membutuhkan penilaian terhadap kepercayaan calon debitur
mereka dengan menggunakan prosedur akuntansi yang berbeda. Sebagai pemberi pinjaman
atau investor, mereka membutuhkan pembobotan akibat dari prosedur akuntansi yang
berbeda di dalam memutuskan pemberian kredit atau investasi. Misalkan, secara umum
kesepakatan pinjaman/kredit menetapkan perusahaan-perusahaan harus patuh terhadap
syarat-syarat berdasarkan pada angka-angka (rasio-rasio) akuntansi, jika tidak kredit di
batalkan.
Pada akhirnya, anggota lembaga penyusun standar seperti Financial Accounting Standards
Board (FASB) dan Securities and Exchange Commission (SEC) bertanggungjawab untuk
menyusun standar – standar akuntansi. Mereka memutuskan untuk menyetujui prosedur-
prosedur dengan cara membatasi prosedur-prosedur akuntansi yang tersedia bagi perusahaan.
Mereka juga memutuskan tentang frekuensi perusahaan membuat laporan (bulanan,
seperempat bulanan, tahunan) dan harus diaudit.
Diasumsikan bahwa setiap pihak dalam memilih atau merekomendasikan prosedur akuntansi
dan audit untuk memaksimalkan kesejahteraan. Dengan membuat keputusan pada pelaporan
akuntansi, dan mereka ingin mengetahui sejauh mana dampak pemilihan metode akuntansi
tersebut terhadap kesejahteraan mereka.
Akuntansi adalah sebuah teori aplikasi (applied science) yaitu teori yang
dikembangkan untuk memberi pedoman praktik. Teori aplikasi seperti ini pada umumnya
dikembangkan oleh profesi. Profesi kedokteran, misalnya, mengembangkan teori dengan
eksperimen melalui tikus putih. Apabila sudah ditemukan teori tentang pengobatan maka
akan diterapkan dalam dunia praktik kedokteran. Demikian juga dengan akuntansi.
Akuntansi mengembangkan teori melalui riset maupun konvensi kemudian hasil yang
ditemukan akan digunakan untuk mengatur praktik akuntansi.
Penemuan riset akuntansi akan memberikan arah penyusunan standar atau prinsip
akuntansi. Kemudian standar atau prinsip akuntansi iini akan digunakan untuk menuntun
praktik akuntansi khususnya dalam penyajian laporan keuangan. Disebabkan praktik
akuntansi memerlukan teori yang akan diterapkan dalam menjalankan praktik maka
diperlukan adanya institusi untuk mengembangkan teori akuntansi. Perkembangan institusi
yang dimaksudkan untuk mengembangkan teori akuntansidi Amerika (dan diikuti oleh
Indonesia) adalah tampak pada gambar berikut:
pengetahuan tentang prosedur, maka akan diikuti oleh perusahaan lain. Jelas sekali dalam
praktik akuntansi hasilnya kurang seragam, Wolk, Tearny, and Dodd. (2001:59). Kebutuhan
akan institusionalisasi atau badan yang mengembangkan akuntansi dirasakan ketika terjadi
crash di Pasar Modal New-York pada tahun 1929. Pada saat para pemegang saham atau
pemilik perusahaan mempertanyakan tentang keseragaman dan arti penting laporan
keuangan, tidak ada satupun badan yang merasa bertanggung jawab pada penyusunan
prinsip akuntansi yang harus diikuti oleh semua perusahaan yang menjual sahamnya di pasar
modal New York. Tanpa adanya informasi keuangan perusahaan yang baik maka mulailah
publik mempertanyakan keabsahan sebuah laporan keuangan perusahaan. Tanpa jawaban
yang memuaskan atas nilai (value) perusahaan yang sahamnya dimiliki maka mereka
berusaha untuk menjual kembali. Terjadilah penjualan saham besar-besaran dan hukum
ekonomi berlaku yaitu harga anjlok, pembeli tidak ada maka terjadilah kekacauan pasar
modal atau disebut crash.
Crash pada tahun 1929 ini memberi pelajaran kepada para praktisi akuntansi dan
pelaku pasar modal adanya keperluan penyusunan prinsip akuntansi yang bisa diterima oleh
publik (Generally Accepted Accounting Principles). Sejak peristiwa ini, maka pemikiran
pembentukan sebuah Badan penyusun prinsip akuntansi mulai dipikirkan.
Peristiwa Tahun 1930-1934
Terdapat tiga peristiwa penting kurun waktu 1930-1934:
1. Adanya kerjasama antara pengelola pasar modal New York (New York Stock
Exchange/NYSE) dan Ikatan Akuntan Publik Amerika (AICPA).
2. Terbentuknya Komite Khusus (Special Commitee) oleh AICPA untuk mempersiapkan
penyusunan prinsip akuntansi.
3. Lahirnya Badan Pengawas Pasar Modal di Amerika (Stock Exchange Commisson/SEC)
Belajar dari peristiwa crash tahun 1929 akuntan publik Amerika dan pengelola
pasar modal bekerja sama untuk mempeprsiapkan suatu prinsip akuntansi yang bisa
digunakan untuk menyeragamkan laporan keuangan. Kerja sama ini mempunyai tugas
utama membuat laporan keuangan yang seragam bagi para perusahaan yang menjual
sahamnya di pasar modal New York. Tugas ini tidak lancar karena disebabkan tidak adanya
Badan yang mengurus pelaksana penyusunan prinsip akuntansi. Kerja sama ini membuahkan
hasil pada tahun 1932. Yaitu dengan dikenalkannya draft 5 (lima) rancangan prinsip
akuntansi (Accepted Accounting Principles).
Pada tahun 1933 AICPA membentuk komite khusus yang bertugas menyusun
prinsip akuntansi. Komite ini tidak menunjukkan hasil yang berarti. Sampai satu tahun
belum ada gejala akan lahirnya prinsip akuntansi yang bisa mengatur penyusunan laporan
keuangan yang seragam, kecuali melanjutkan pperbaikan atas draft prinsip akuntansi yang
disusun tahun 1932.
Pada tahun 1934 pemerintah pusat (Federal Government) membentuk Stock
Exchange Commission (SEC) yang bertugas untuk melakikan pengawasan pasar modal di
Amerika. SEC juga merasakan perlu disusunnya prinsip akuntansi untuk mengatur penyajian
laporan keuangan yang seragam.
Sampai dengan tahun 1936 ternyata tidak ada prinsip akuntansi yang secara formal
dikeluarkan baik oleh SEC maupun AICPA atau oleh komite. Namun kerja sama antara
kedua badan ini mempunyai kontribusi yang besar dalam hal membuat laporan keuangan
lebih seragam dibandingkan sebelum adanya kerja sama antara badan tersebut.
Periode 1936-1959
Sampai dengan tahun 1936 komite yang dibentuk AICPA tidak mampu
menghasilkan prinsip akuntansi yang bisa digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan
laporan keuangan. Hal ini disebabkan tidak adanya badan yang khusus untuk menyusun
standar akuntansi. Dengan kondisi ini maka komite penyusun prinsip akuntansi yang
digantikan oleh mite lain yaitu Commitee on Accounting Procedures (CAP). Komite ini
diharapkan akan menghasilkan prinsip akuntansi yang baik, tetapai sampai dengan tahun
1938 tidak ada hasil yang berarti dari komite ini. Sampai dengan keluarnya Accounting
Series Release No. 4 (ASR 4) pada tahun 1938 yang isinya mengancam Komite Prosedure
Akuntansi (CAP), yaitu: apabila komite tidak bisa segera menyusun prinsip akuntansi maka
SEC akan mengambil alih tugas komite.
Setelah ASR 4 keluar maka komite berusaha menyusun prinsip akuntansi. Tidak
ada perkembangan yang berarti ssampai dengan adanya Perang Dunia Kedua. Setelah
sepuluh tahun bekerja, komite tidak banyak menyumbagkan prinsip akuntansi yang berarti,
namun ada dua sumbangan yang perlu dicatat dari sepuluh tahun komite bekerja: Pertama,
komite berhasil membuat laporan keuangan lebih seragam; Kedua, pihak swasta bisa
berperan dalam penyusunan prinsip akuntansi.
Setelah tahun 1946 komite semakin sibuk dengan mengeluarkan banyak prinsip
akuntansi. Sehingga sangat banyak pprinsip akuntansi yang dikeluarkan selama tahun 1946-
1953. Pada tahun 1953 komite mempunyai masalah dengan SEC, yaitu komite menganggap
bahwa laporan keuangan, menurut komite, sebaiknya disajikan berdasarkan metode Current
Performance sedangkan menurut SEC seharusnya mengikuti metoda All Inclusive. Akhirnya
SEC memaksa semua perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal harus
menggunakan All Inclusive. Masalah lain yang timbul pada tahun tersebut adalah makin
tingginya tingkat inflasi ekonomi. Kondisi inflasi ini menimbulkan kritik pada laporan
keuangan yang tidak akurat dan tidak relevan. Kritik kepada komite makin tajam pada tahun
1958-1959 yang berakhir dengan pembubaran komite dan diganti dengan Accounting
Principle Board (APB).
Periode 1959-1973
APB terbentuk pada tahun 1959 dengan tujuan menyusun standar akuntansi yang
bisa diikuti oleh semua perusahaan dalam menyusun laporan keuangan yang baik. Pada awal
operasinya APB membentuk tim riset dan hasilnya akan dimuat dalam Accounting Research
Studies (ARS).
Pada tahun 1961 dikeluarkanlah hasil riset Maurice Moonitz dalam ARS No. 1.
Yaitu tentang Asumsi Dasar Akuntansi (The Basic Postulate of Accounting). Diikuti hasil
riset dari Robert Sprousze dan Maurice Moonitz di tahun 1962 tentang Kumpulan Prinsip
Akuntansi (A Tentative Set of Board Accounting Principles) yang dimuat dalam ARS No.3.
Walaupun ARS No. 1 dan No. 3 merupakan hasil kerja keras ilmuwan namun hasil riset ini
kurang mendapat tanggapan positif. Hampir seluruh anggota APB kurang setuju atas ARS 1
dan 3. Pada saat yang hampir bersamaan hasil riset lain yang dilakukan oleh Paul Grady
lebih bisa diterima oleh anggota APB. Hasil riset ini berjudul Ku,pulan PrinsipAkuntansi
yang Berterima Umum untuk Usaha Bisnis (Inventory of Generally Accepted Accounting
Principles for Business Interprises).
Atas usaha APB untuk menyusun standar, publik masih belum puas karena APB
dianggap masih belum berhasil. APBA mempelajari kekurangannya dan menemukan
jawaban bahwa standar harus dimulai dengan menyusun tujuan laporan keuangan. Untuk
kepentingan tersebut maka lahirlah APB No. 4 yaitu Basic Concepts and Accounting
Principles Underlying Financial Statement of Business Interprises. Ssalah satu isinya adalah
tujuan laporan keuangan.
Dengan dipublikasikannya APB No. 4, tidak menurunkan kritik oleh publik yang
dianggapbahwa APB tidak mampu menyusun teori dasar untuk dasar pengembangan standar
akuntansi yang tepat. Oleh karena itu, tahun 1972 dipikirkan akan pentingnya teori yang
mendasari penyusunan standar yang baik. Sehingga terbentuklah sistem penyusun Badan
yang baru yang tugasnya adalah menyusun dasar teori yang baik untuk mengembangkan
standar akuntansi. Asumsi yang dipergunakan adalah bahwa tanpa adanya dasar teori atau
kerangka dasar yang baik maka standar tidak mungkin dibuat dengan baik. Badan tersebut
dinamakan Badan Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standard
Board/FASB). FASB akhirnya lahir pada tahun 1973. Tugas utama FASB adalah menyusun
kerangka dasar akuntansi untuk pengembangan standar akuntansi.
Periode 1973 – Sekarang
Pada tahun 1973 Fiancial Accounting Standard Board (FASB) dibentuk untuk
menggantikan APB. Tugas FASB adalah menyusun konsep dasar akuntansi (Statement of
Financial Accounting Concepts / SFAC). Tugas ini bisa diselesaikan dengan menghasilkan
enam konsep dasar yaitu:
1. SFAC No. 1: Objectives of Financial Reporting By Business Enterprises tahun 1978.
2. SFAC No. 2: Qualitatif Characteristic of Accounting Information tahn 1980.
3. SFAC No. 3: Elements of Financial Statements of Business Enterprises tahun 1980.
4. SFAC No. 4: Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organization tahun
1980.
5. SFAC No. 5: Recognation and Measurement in Financial Statements of Business
Enterprises.
6. SFAC No. 6: Element of Financial Statement (Menggganti SFAC No.3) tahun 1985
Merujuk kepada Juan, Ng Eng dan Tri Wahyuni, Ersa (2012) bahwa perkembangan
standar akuntansi di Indonesia dapat dibagi ke dalam lima periode penting:
Masa Pra-PAI (sebelum 1973).
Sebelum tahun 1973, Indonesia tidak mempunyai standar akuntansi keuangan yang baku dan
mendukung anggota DSAK-IAI yang semua anggotanya adalah paruh waktu bekerja untuk
pengembangan standar pelaporan. (b) IFRS sangat cepat berubahsehingga DSAK-IAI sulit
mengejar. (c) masalah translasi bahasa juga menjadi kendala dalam proses translasi tidak
udah untuk mencari padanan kata yang tepat dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia. (d)
ketidak siapan industr keuangan khususnya perbankan dalam mengadopsi standar akuntansi
instrumen keuangan PSAK 50 dan PSAK 55 membuat banyak pihak meragukan apakah
Indonesia siap dalam mengadopsi IFRS.
DSAK-IAI semakin mengukuhkan niatnya untuk mengadopsi IFRS karena memang IFRS
memiliki banyak kelebihan.
IFRS dihasilkan oleh suatu lembaga internasional yang independen sehingga pengaruh
kekuatan politik dalam penyusunan standar sangat minim.
Proses pembuatan IFRS lenih komprehensif melalui riset yang mendalam. Komentar
untuk discussion papaer maupuan exposure draft kelauaran IASB datang dari seluruh
dunia sehingga standar yang dihasilkan lebih mencerminkan kebutuhan global darpada
kebutuhan suatu negara tertentu.
IFRS adalah sumber yang berbasis prinsip (principle based) sehingga pengaturannya
lebih sederhana dibandingkan dengan standar pelaporan keuangan keluran Amerika
Serikat yang lebih rinci dan rumit (rule based).
IFRS menyarankan pengungkapan informasi (disclosure) yang lebih detail dan terperinci
sehingga membantu pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi yang relevan.
IFRS semakin diterima oleh banyak negara, terlebih setelah terbukti standar akuntansi
Amerika Serikat tidak mampu membentengi skandal-skandal perusahaan besar seperti
kasus Enron dan Worldcom.
RANGKUMAN
Akuntansi yang dipraktikkan pada sebuah negara tidak terjadi begitu saja secara alamiah
tetapi dirancang dan dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu.
suatu konsep akuntansi memiliki realitas sosial yang penting: seberapa banyak pajak
penghasilan harus dibayar. Pajak penghasilan bukan hanya realitas sosial yang dipengaruhi
oleh angka akuntansi, (Wolk, Tearney dan Dodd, 2001:2).
Jayne Godfrey at al. (2010:4) menyebutkan bahwa teori merupakan sekumpulan
ide yang digunakan untuk menjelaskan observasi terhadap dunia nyata. Teori dapat
dijelaskan secara sederhana sebagai alasan logik yang melandasi sebuah keyakinan.
Sehingga, teori yang diterima tergantung kepada: 1. Seberapa baik teori dapat menjelaskan
dan memprediksi realita, 2. Seberapa baik teori yang disusun meliputi baik hal teoritis dan
empiris. 3. Bagaimana penerimaan implikasi teori pada ilmu pengetahuan ilmiah,
profesional dan sosial secara keseluruhan.
Kandungan informasi (information content) baik informasi keuangan ataupun non-
keuangan, idealnya harus memiliki dampak yang mengarahkan stakeholders kepada
tindakan ekonomi berupa keputusan-keputusan manajerial, keputusan-keputusan investasi,
dan keputusan-keputusan regulasi oleh regulator (government) agar dapat meminimalisir
Information Asymmetry berupa Moral Hazard dan Adverse Selection (Scott, William R,
2015:27-28).
Juan, Ng Eng dan Tri Wahyuni, Ersa (2012) bahwa perkembangan standar akuntansi
di Indonesia dapat dibagi ke dalam lima periode penting: 1) Masa Pra-PAI (sebelum 1973), 2)
Lahirnya PAI 1974 (1973-1984), 3) Masa Penerapan PAI 1984 (1984-1994), 4) Masa
Penerapan SAK (1994-2006), 5) Masa Kovergensi IFRS (2006-2012).
DAFTAR PUSTAKA
Christensen, Joh.A and Demski, Joel S. 2003. Accounting Theory. An Information Content
Perspektive. McGraw-Hill Companies, Inc. Higher Education
Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis. Second Edition Stanford University. By
Prentice-Hall International. A devision of Simon & Schuster, Inc. Englewood
Cliffs, New Jersey 0732.
Gaffikin, Michael. 2008. Accounting Theory Research, Regulation and Accounting Practice.
Copyright Pearson Education Australia (a division of Pearson Austrlaia Group
Pty Ltd) Unit 4, Level 3, 14 Aquatic Drive Frenchs Foresh NSW 2086.
Gofrey, Jayne; Hodgson, Allan; Tarca, Ann; Hamilton, Jane; Holmes, Scott. 2010.
Accounting Theory. Seventh Edition. Published by John Wiley & Sons Australia
Ltd 42 McDaugall Street, Milton Qld 4064.
Green, Wilmer, L. 1986. History And Survey Of Accountancy. Standard Text Press 186
Joralemon Street Brooklyn, N. Y.
Hendriksen, Eldon S and Van Breda, Michael F. 1992. Accounting Theory. Fifth Edition.
Southern Methodist University. Richard D Irwin, INC.
Machfoed, Mas’ud. 1995. Bahan Ajar. Teori Akuntansi, Tidak dipublikasikan. Dibuat khusus
Untuk Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.
Scott, William R. 2015. Financial Accounting Theory. Seventh Edition, Pearson Canada Inc.
Suwarjono. 1985. Seri Teori Akuntansi No 1 Pokok Pokok Pikiran Paton & Littleton Tentang
Prinsip Akuntansi Untuk Perseroan. BPFE-Yogyakarta. Jogjakarta
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE-
Yogyakarta Jogjakarta
Wolk, Harry I; Tearny, Michael G; and Dodd, James L. 2001. A Conceptual And Institutional
Approach: Accounting Theory. Fifth Edition. South-Western College Publishing,
a devision of Thomson Learning, 5101 Madison Road Cincinnati, Ohio, 45227.