Jurnal Viskositas - 202201034 - Rochmad Wasito
Jurnal Viskositas - 202201034 - Rochmad Wasito
FISIKA DASAR
JUDUL PERCOBAAN :
4. Tuliskan!
a. Alat
1. Neraca Ohauss
2. Picnometer
3. Stopwatch
4. Mikrometer sekrup
5. Satu set tabung panjang
6. Gelas ukur
7. termometer
b. Bahan
1. Kelereng (variasi diameter)
2. Fluida (Gliserin, minyak, Oli SAE 40)
c. Langkah Kerja
1. Ukur diameter dan massa kelereng.
2. Timbang massa picnometer kosong.
3. Fluida dimasukkan ke picnometer dan massa keduanya diukur
4. Suhu fluida diukur.
5. Masukkan bola hingga bola mengalami gerak lurus beraturan
6. Catat waktu (t) yang dibutuhkan dari batas pertama hingga batas
kedua.
7. Ulangi langkah 5-6 sebanyak sepuluh kali.
8. Variasikan batas kedua, dengan jarak antara batas pertama dengan
batas kedua (y) minimal 20 cm.
5. Pengertian Fluida
Pemahaman fenomena yang berkaitan dengan gerakan fluida, harus
dipertimbangkan berdasarkan hukum-hukum dasar yang mengatur gerakan
partikel-partikel fluida. Pertimbangan tersebut meliputi konsep-konsep gaya
dan percepatan. Pada makalah ini akan dibahas secara terperinci penggunaan
hukum kedua Newton yang diterapkan pada gerakan partikel fluida yang
dianggap “ideal”. Fluida seperti ini disebut fluida Newtonian.
(McDonough, 2009).
Fluida Newtonian didefinisikan sebagai fluida yang tegangan gesernya
berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak lurus
dengan bidang geser. Definisi ini memiliki arti bahwa fluida Newtonian akan
mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada fluida.
Sebagai contoh, air adalah fluida Newtonian karena air memiliki sifat-sifat
fluida sekalipun pada keadaan diaduk (Spurk and Aksel, 2008).
Ketika sebuah partikel fluida bergerak dari suatu tempat ke tempat yang
lain, partikel tersebut biasanya mengalami suatu percepatan atau perlambatan.
Menurut hukum kedua Newton tentang gerak, gaya netto yang bekerja pada
partikel yang ditinjau harus sama dengan massa dikalikan percepatannya (F =
ma) (White, 1991). diasumsikan bahwa gerakan fluida hanya diatur oleh
gaya-gaya tekanan dan gravitasi serta menggunakan hukum kedua Newton
yang diterapkan pada sebuah partikel fluida dalam bentuk : “(gaya tekan netto
pada sebuah partikel) + (gaya gravitasi netto pada sebuah partikel) = (massa
partikel) x (percepatan partikel)” (Spurk and Aksel, 2008).
6. Pengertian Viskositas
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas
fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan
semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida tersebut (Ariyanti dan Agus,
2010). Viskositas dalam zat cair yang berperan adalah gayakohesi antar
partikel zat cair (Martoharsono, 2006). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 2004).
Untuk mengetahui titik dimulainya aliran fluida berkembang penuh pada pipa
bundar menggunakan dua persamaan yaitu persamaan dari buku (Munson,
2010) untuk aliran turbulen:
le
= 4,4 Re1/6 (1)
D
Dan (Bhatti & Shah) untuk aliran turbulen:
L = 1,359 D Re1/4 (2)
Dimana D adalah diameter pipa dan Re adalah bilangan Reynold.
Untuk mencari Re pada suatu aliran fluida menggunakan persamaan berikut:
ρ .V . D
Re = (3)
μ
Dimana dan dinyatakan sebagai nilai densitas dan viskositas, sedangkan
kecepatan aliran (V) sebesar 1 m/s.
7. pengertian kecepatan aliran fluida
Fluida adalah zat yang dapat bergerak ketika dikenai gaya. Fluida dapat
berubah bentuk dan bersifat tidak permanen. Fluida membentuk berbagai
jenis benda padat sesuai dengan bentuk benda yang dilewatinya (Al-
Shemmeri, 2012). Karakteristik aliran fluida meliputi tekanan statis, tekanan
dinamis, total tekanan, kecepatan fluida dan tegangan geser. Viskositas fluida
merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau
perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi
dan laju perpindahan momentum molekulernya. Viskositas zat cair cenderung
menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini
disebabkan gaya – gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami
penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan berturunnya viskositas dari zat cair tersebut. Viskositas
dibedakan atas dua macam, yaitu viskositas kinematik dan viskositas dinamik
atau viskositas mutlak.
Jenis-Jenis Aliran
1. Laminer
Aliran laminer didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang
bergerak dalam lapisan-lapisan atau lamina-lamina dengan satu
lapisan meluncur secara lancar. Aliran laminer ini mempunyai nilai
bilangan Reynoldsnya kurang dari 2000.
2. Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran
turbulen. aliran turbulen mempunyai nilai bilangan Reynoldsnya
antara 2000 sampai dengan 4000.
3. Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan
dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami
percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan
saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang
lain dalam skala yang besar di mana nilai bilangan Reynoldsnya lebih
besar dari 4000.
Debit aliran Flurida
Debit aliran fluida merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung
kecepatan aliran fluida, yaitu diperlihatkan dalam persamaan:
V
Q=
t
Kemudian dari persamaan kontinuitas akan didapatkan rumus seperti yang
ditunjukkan dalam persamaan :
1
Q = A.V , dimana A = π D2
4
Maka kecepatan adalah :
Q
V=
A
(jalaludin, 2019)
4,2475
0,6 1,6 1,48 1,6 1,09 1,4425
0,9 2 2,1 2,01 1,9 2,0025
0,3 1,35 0,88 0,82 0,79 0,96
4,8925
0,6 1,99 1,44 1,47 1,51 1,6025
0,9 2,8 2,17 2,19 2,16 2,33
5,89
0,6 1,79 1,96 1,95 2,26 1,99
0,9 3,08 2,06 3,07 3,38 2,8975
0,3 1,2 1,47 0,84 0,88 1,0975
Besar
C. Koefisien Viskositas
Tabel 11. Koefisien fiskositas
Fluida Vk.Besar Vk.sedang Vk.kecil
Minyak 450,0886 221,5694 285,3255
Oli SAE 40 456,4857 227,5466 291,5502
D. Kecepatan Terminal
Fluida Vk.Besar Vk.sedang Vk.kecil
0,061318 0,070605 0,0694766
Minyak 0,122637 0,14121 0,1412097
0,183955 0,211815 0,183955
0,044676 0,050934 0,0428571
Oli SAE 40 0,089352 0,101868 0,0857143
0,134028 0,152801 0,1285714
E. Grafik Hubungan
Linear (s(m)
0.4 t(s)
0.3
0.2
0
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4
Axis Title
Linear (s(m)
0.4 t(s)
0.3
0.2
0
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2
Axis Title
Linear (s(m)
0.4 t(s)
0.3
0.2
0
0.8 1 1.2 1.4 1.61.8 2 2.22.42.6
Axis Title
Kelereng Kecil dalam Oli SAE
1.2
1 1
0.9
0.8 f(x) = 0.25 x + 0.01 s(m
0.6 0.6
Jarak
R² = 1
Linear (s(m)
0.4
0.3 t(s)
0.2
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Axis Title
R² = 1 Linear (s(m)
0.4
0.3 t(s)
0.2
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Axis Title
12. Pembahasan
1. Pengukuran Diameter
Pada praktikum viskositas yang dilakukan pertama yaitu disiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan lalu langkah yang dilakukan
pertama adalah mengukur diameter kelereng kecil maupun
kelereng besar menggunakan micrometer sekrup, kemudian
menimbang massa kelereng kecil maupun besar
menggunakan neraca analitik, lalu menimbang massa
dengan menggunakan neraca analitik sehingga
mendapatkan densitas dari pengukuran diameter maupun
mengukur diameter picnometer kosong.
2. Pengukuran massa
Dalam pengukuran massa atau berat jenis pada zat cair diperlukan
alat bantuan yang digunakan sebagai wadah zat cair. Alat yang
biasa digunakan adalah picnometer. Picnometer adalah alat ukur
berupa botol yang memiliki berat, W, dan volume yang berkisar
10-25ml. Cara mengukur massa atau berat jenis zat cair yaitu
dengan mengisi picnometer dengan zat cair hingga penuh. Setelah
itu timbang massa picnometer dan zat cair didalamnya pada neraca
(Kironoto, 2018)
2r 2 g ( ρb− ρf )
V= …. (2.6)
9η
Keterangan :
V = volume fluida (m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
ρb = massa jenis bola (kg/m3)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)
(Abdullah, 2016)