Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. A DENGAN


MASALAH NYERI DI DUSUN KALIRASE TRIMULYO SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun oleh :
Ainuun Pangastuti
2010206101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. A DENGAN MASALAH NYERI


DI DUSUN KALIRASE TRIMULYO SLEMAN YOGYAKARTA

Pertemuan ke :1
Tanggal : Selasa, 24 November 2020
Waktu : 10.30 – 11.00 WIB
Materi : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)

A. Latar Belakang
Keperawatan gerontik merupakan suatu pelayanan professional yang
berdasarkan ilmu keperwatan yang berbentuk bio psiko sosial spiritual dan kultur
yang holistic ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat mauun sakit pada tingkat
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Keperawatan gerontik juga merupakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan segala permasalahannya.
Oleh karena itu, keperawatan gerontik memiliki tujuan mempertahankan, memelihara,
dan meningkatkan derajat lansia usia.
Upaya untuk meningkatkan kesehatan lansia dapat dibantu oleh tenaga
kesehatan, khususnya perawat. Asuhan keperawatan agar dapat dilakukan dengan
baik, maka perawat perlu Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) dengan lansia mulai
dari awal pengkajian dengan tatap muka. Komunikasi yang baik dengan lansia dapat
meminimalkan terjadinya kesalahpahaman antara perawat dengan klien. Sehingga
pada kunjungan pertama dengan pihak lansia, mahasiswa akan melakukan BHSP agar
proses pemberian asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik dan lancer.
Menggunakan teknik komunikasi terapeutik dalam setiap pertemuan.
B. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Belum dapat ditegakkan.
2. Tujuan umum
Terciptanya BHSP sehingga mahasiswa dan lansia bersama-sama dapat
mengidentifikasi masalah kesehatan.
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan :
a. Mahasiswa dan lansia dapat saling bersilaturahmi dan terciptannya hubungan
saling percaya antara kedua belah pihak.
b. Mahasiswa dan lansia dapat menemukan masalah kesehatan yang terjadi dan
dapat menentukan kegiatan keperawatan yang akan dilaksanakan.
c. Mahasiswa dan lansia bersama-sama menyimpulkan permasalahan kesehatan
yang terjadi dan mampu mengatasi masalah kesehatan yang terjadi

C. Rancangan Kegiatan
1. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan wawancara dan diskusi dengan anggota
keluarga
2. Media dan alat
Belum menggunakan media.
3. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Senin, 24 November 2020
Waktu : 10.30 WIB
Alamat : Rumah Ny. A Kalirase RT 03 RW 30 Trimulyo Sleman
Yogyakarta.
4. Rencana Kegiatan
Melakukan BHSP dengan lansia dan melakukan kontrak waktu untuk melakukan
pengkajian dalam rangka mencari data tentang masalah kesehatan yang terjadi
pada keluarga Ny. A.
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Membuat laporan pendahuluan yang sudah disiapkan sejak satu hari sebelum
kunjungan.
b. Berkunjung ke rumah Ny. A untuk melakukan perkenalan, menjelaskan
maksud dan tujuan, bina hubungan saling percaya (BHSP) dan pengkajian
awal untuk mencari data tentang masalah kesehatan pada lansia.
2. Kriteria proses
a. Perkenalan mahasiswa dan lansia berjalan dengan baik.
b. Lansia mau menerima kedatangan mahasiswa dan menyambut dengan baik
c. Tercipta hubungan saling percaya
d. Lansia kooperatif dan berpartisifasi aktif dalam proses wawancara
e. Adanya kesepakatan waktu untuk kunjungan selanjutnya
3. Kriteria Hasil
a. Mahasiswa mampu berinteraksi baik dengan lansia
b. Mahasiswa mampu membina hubungan saling percaya dengan lansia
c. Lansia dan mahasiswa menyepakati kontrak waktu untuk kunjungan
selanjutnya dalam rangka pengkajian dan menemukan solusi untuk masalah
yang dialami pada lansia
E. PENGESAHAN
Yogyakarta, 24 November 2020

Mengetahui,
Mahasiswa Pembimbing

Suri Salmiyati, S.Kep., Ns., M.Kes.


Ainuun Pangastuti

LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN GERONTIK


Laporan hasil kegiatan BHSP
Pertemuan ke :1
Hari/Tanggal : Selasa, 24 November 2020

A. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan
Pertemuan pertama pada hari Selasa, 24 November 2020 jam 10.30 WIB.
Maksud dan tujuan dari pertemuan pertama yaitu untuk membina hubungan saling
percaya antara lansia dan mahasiswa serta kontrak waktu pertemuan selanjutnya.
2. Komunikasi
Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa Indonesia.
Lansia menanggapi perbincangan dengan mahasiswa.
3. Respon Lansia
Respon lansia baik, lansia menerima kehadiran mahasiswa dengan baik, lansia
bersedia menjadi lansia binaan dari mahasiswa.

B. Hasil Kegiatan BHSP


Dari kegiatan BHSP mahasiwa mengetahui nama lansia yaitu Ny. A. Lansia
menerima baik mahasiswa dan bersedia menjadi pasien kelolaan mahasiswa dan
menyepakati kontrak waktu berikutnya. Besok bertemu dengan lansia pada hari Rabu, 25
November 2020 jam 10.30- 11.00 WIB dan lansia menerima.
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. A DENGAN MASALAH NYERI


DI DUSUN KALIRASE TRIMULYO SLEMAN YOGYAKARTA

Pertemuan ke :2
Tanggal : Rabu, 25 November 2020
Waktu : 10.30- 11.00 WIB
Materi : Pengkajian

A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Ny. A adalah lansia usia 75 tahun. Ny. A saat ini mengeluh sudah sering
pelupa, sakit kepala dan megeluh kakinya kadang pegal-pegal. Ny. A tidak
memiliki Riwayat penyakit terdahulu dan penyakit diabetes mellitus dan
hipertensisnya bukan keturunan dari kedua orangtuanya. Ny. A keadaan umum
coposmentis dengan beberapa hasil pemeriksaan seperti kulit tidak ada luka,
penglihatan baik, hidung simetris, dan lainlain. Ny. A bersosialisasi dengan
lingkungan dengan baik namun Ny. A sudah tidak pernah bersosialisasi karena
Ny. A susah berjalan. Ny. A mengeluh terkadang mengalami susah tidur di
malam hari.
2. Data yang perlu dikaji
a. Identitas lansia
b. Status Kesehatan saat ini
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat Kesehatan keluarga
e. Tinjauan umum
f. Pengkajian psikososial dan spiritual
B. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan keluarga
Belum dapat ditegakkan.
2. Tujuan umum
Mahasiswa dan lansia bersama melakukan pengkajian untuk lebih mengetahui
masalah yang dialaminya.
3. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dan lansia membina hubungan saling percaya
b. Mahasiswa dan lansia mendapat informasi tentang permasalahan kesehatan
yang terjadi pada lansia Ny. A.
c. Mahasiswa dan lansia dapat bersama-sama menyimpulkan permasalahan
kesehatan lansia yang terjadi dan mampu mengatasi permasalahan yang ada
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan wawancara dan diskusi dengan lansia.
2. Media dan alat
Media yang digunakan alat tulis, format pengkajian, dan nursing kit.
3. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Rabu, 25 November 2020
Waktu : 10.30- 11.00 WIB
Alamat : Rumah Ny. A Kalirase RT 03 RW 30 Trimulyo Sleman
Yogyakarta.
4. Rencana Kegiatan
Diskusi dan wawancara tentang data lansia meliputi data umum, status kesehatan
saat ini, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan kesehatan keluarga, tinjauan
umum, dan pengkajian psikososial dan spiritual.
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
Persiapan ke lansia yaitu membawa format pengkajian. Mahasiswa langsung
mendatangi lansia untuk melakukan pengkajian.
2. Kriteria Proses
a. Tercipta hubungan saling percaya
b. Pengkajian berjalan dengan baik
c. Lansia bersikap koooperatif dan aktif dalam proses pengkajian
d. Adanya kesepakatan waktu kunjungan selanjutnya dengan lansia.
3. Kriteria Hasil
a. Didapatkan identitas klien, status kesehatan saat ini, riwayat penyakit dahulu,
riwayat kesehatan keluarga, tinjauan umum, pengkajian psikososial dan
spiritual.
b. Mahasiswa dan lansia mampu menemukan permasalahan kesehatan yang
terjadi.
E. PENGESAHAN
Yogyakarta, 25 November 2020

Mengetahui,
Mahasiswa Pembimbing

Suri Salmiyati, S.Kep., Ns., M.Kes.


Ainuun Pangastuti
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN GERONTIK
Laporan hasil kegiatan Pengkajian

Pertemuan ke :2
Hari/Tanggal : Rabu, 25 November 2020

A. Identitas lansia
Nama : Ny. A
Umur : 75 tahun
Alamat : Kalirase RT 03 RW 30 Trimulyo Sleman
Pendidikan : SLTP
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
B. Status Kesehatan saat ini
Keluhan-keluahan utama yang dirasakan oleh lansia saat ini :
P : Pasien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu banyak melakukan aktivitas
Q : Nyeri seperti mencekram
R : Pasien mengatakan nyeri di tengkuk kepala
S : Pasien mengatakan skala nyeri 7
T : Nyeri yang dirasakan pasien hilang timbul

C. Riwayat penyakit dahulu


1. Penyakit: Masa kanak-kanak pasien tidak pernah di rawat di rumah sakit. Masa tua
pasien mengalami tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi sejak usia 55 tahun.
2. Alergi: Pasien tidak mempunyai alergi
3. Kebiasaan: Pasien tidak merokok, tidak minum kopi, dan tidak minum alcohol.
D. Riwayat Kesehatan keluarga
Ny. A mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mempunyai sakit hipertensi dan
diabetes atau penyakit keturunan lainnya.
E. Tinjauan umum
1. Keadaan umum : Composmentis (E4V5M6)
2. Integumen : Kulit terlihat keriput warna kulit sawo matang
3. Kepala : Bentuk bulat, simetris, warna putih, distribusi
rambut merata
4. Mata : Simetris, sclera berwarna putih, konjungtiva tidak
anemis
5. Telinga : Simetris, tampak bersih, pendengaran baik, tidak
ada benjolan, dan tidak ada cairan yang keluar
6. Mulut & tenggorokan : Mulut bersih, gigi ada beberapa yang tanggal, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid.
7. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis
8. Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan
9. Sistem pernafasan : Tampak sesak
10 Sistem kardiovaskuler : TD 140/100
.
11 Sistem gastrointestinal : Tidak ada masalah, terdengar suara bising usus,
. makan 3x sehari dengan porsi banyak, BAB 1x
sehari.
12 Sistem perkemihan : BAK lancer 6x sehari dan tidak ada inkontinensia
. urine

F. Pengkajian psikososial dan spiritual


1. Psikososial
Pasien tidak bersosialiasi dengan tetangga karena kaki pasien sakit tidak bisa berjalan
dengan baik maka menggunakan tongkat sebagai alat bantu.
2. Masalah Emosional
Pasien mengalami susah tidur, gelisah, dan tidak banyak pikiran.
3. Spiritual
Pasien beragama islam dan melakukan shalat 5 waktu sehari dan mengaji.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN MASALAH NYERI DI DUSUN
KALIRASE TRIMULYO SLEMAN YOGYAKARTA

Pertemuan ke :3
Tanggal : Kamis, 26 November 2020
Waktu : 09.00- 10.00 WIB
Materi : Pengkajian
A. Latar Belakang
Ny. A adalah lansia usia 75 tahun. Ny. A saat ini mengeluh sudah sering pelupa,
sakit kepala dan megeluh kakinya kadang pegal-pegal. Ny. S tidak memiliki Riwayat
penyakit terdahulu dan penyakit diabetes mellitus dan hipertensisnya bukan keturunan
dari kedua orangtuanya. Ny. A keadaan umum coposmentis dengan beberapa hasil
pemeriksaan seperti kulit tidak ada luka, penglihatan baik, hidung simetris, dan lain-lain.
Ny. A bersosialisasi dengan lingkungan dengan baik namun Ny. A sudah tidak pernah
bersosialisasi karena Ny. A susah berjalan. Ny. A mengeluh terkadang mengalami susah
tidur di malam hari.
B. Data Yang Perlu Dikaji
1. Pengkajian Fungsional Klien
2. Pengkajian status mental gerontic
3. Pengkajian depresi gereatrik (YESAVAGE)
4. Pengkajian skala resiko decubitus
5. Pengkajian resiko jatuh
C. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Belum dapat ditegakkan
2. Tujuan Umum
Dilakukan pengkajian dengan waktu 30 menit akan terkumpul data yang dapat
menunjang timbulnya masalah kesehatan lansia.
3. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mendapatkan data tentang status kesehatan lansia dan hasil
pemeriksaan penunjang lansia
b. Mahasiswa dan lansia dapat menemukan masalah dan cara menyelesaikan
masalah yang dialami lansia
c. Lansia kooperatif dalam pemeriksaan fisik dan mengetahui hasil pemeriksaan
fisik.
D. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Metode
Metode yang digunakan dengan wawancara dan diskusi
2. Media
Media yang digunakan dengan format pengkajian keluarga.
3. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Kamis, 26 November 2020
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Alamat : Rumah Ny. A Kalirase RT 03 RW 30 Trimulyo
Sleman Yogyakarta.
4. Rencana Tindakan
Pemeriksaan fisik dan mengetahui hasil pemeriksaan fisik
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Membuat laporan pendahuluan yang sudah dibuat sejak sebelum dilakukan
pengkajian
b) Langsung datang ke rumah Ny. A untuk melanjutkan pengkajian
c) Menyelesaikan masalah yang dialami oleh Ny. A
2. Evaluasi Proses
Pengkajian keluarga berjalan dengan baik Lansia kooperatif dengan bersedia
mengutarakan semua permasalahan kesehatan yang terjadi
3. Evaluasi Hasil
a. Mahasiwa mampu berinteraksi baik dengan lansia
b. Mahasiswa dan lansia mampu menemukan permasalahan kesehatan yang terjadi

4. PENGESAHAN
Yogyakarta, 26 November 2020
Mengetahui,
Mahasiswa Pembimbing

Suri Salmiyati, S.Kep., Ns., M.Kes.


Ainuun Pangastuti
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN GERONTIK
Laporan hasil kegiatan Pengkajian

Pertemuan ke :3
Hari/Tanggal : Kamis, 26 November 2020

A. Pengkajian Fungsional Klien


1. KATZ indeks
Termasuk kategori yang manakah klien ?
a. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK/BAB), menggunakan pakaian, pergi
ke toilet, berpindah dan mandi
b. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas
c. Mandiri kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain
d. Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain
e. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ketoilet dan satu fungsi yang lain
f. Mandiri kecuali mandiri berpakaian, ketoilet, berpindah dan satu fungsi yang
lain
g. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas

Kesimpulan: Ny. A termasuk kategori A yaitu, mandiri dalam makan, kontinensia,


(BAK/BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.

2. Modifikasi dari bartel indeks

No Kriteria Dengan Mandiri Keterangan


bantuan
1. Makan 10 Frekuensi: 3x sehari
Jumlah: banyak
Jenis: Nasi, sayur,
lauk
2. Minum 10 Frekuensi: 7-8 gelas
sehari
Jumlah: gelas sedang
Jenis: air the
3. Berpindah dari kursi roda 10 Kadang mandiri
ketempat tidur, sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi: 2x sehari
menyisir rambut, gosok Mandiri
gigi)
5. Keluar masuk toilet 10 Frekuensi: 2-3x
(mencuci pakaian, sehari
menyeka tubuh, Mandiri
menyiram)
6. Mandi 15 Frekuensi 2x sehari
pagi dan sore
7. Jalan di permukaan datar 0 Dengan
menggunakan
tongkat saat berjalan
8. Naik turun tangga 5 Dengan
menggunakan
bantuan orang lain
atau tongkat
9. Mengenakan pakaian 10 Mandiri dan rapi
10 Kontrol Bowel (BAB) 10 Sehari 2-3 kali
.
11 Kontrol Bladder (BAK) 10 Sehari 3-4 kali
.
12 Olahraga/latihan 10 Ny. A senam di
. rumah dua minggu
sekali
13 Rekreasi/pemanfaatan 5 Kadang Ny. A
. waktu luang memanfaatkan waktu
luang dengan
menonton televisi
Setelah dikaji Ny. S didapatkan skor 110 yaitu termasuk dalam kategori
ketergantungan sebagian.
B. Pengkajian status mental gerontic
1. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Posttable
Status Mental Questioner (SPSMQ)
BENAR SALAH N PERTANYAAN
O
√ 01 Tanggal berapa hari ini?
√ 02 Hari apa sekarang ini?
√ 03 Apa nama tempat ini?
√ 04 Dimana alamat anda?
√ 05 Berapa umur anda?
√ 06 Kapan anda lahir? (minimal tahun terakhir)
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 09 Siapa nama ibu anda?
√ 10 Kurangi 3 dari 20, dan seterusnya dikurangi 3
5 5 Jumlah
Intrepretasi hasil:
a. Salah 0-3: fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5: fungsi intelektual ringan
c. Salah 6-8: fungsi intelektual sedang
d. Salah 9-10: kerusakan intelektual berat
Kesimpulan skor yang didapatkan dari hasil pengkajian Ny. A adalah berjumlah 5
maka termasuk dalam kategori fungsi intelektual ringan.
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam)
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksima Klien
l
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar:
- Tahun: 2020
- Musim: Hujan
- Tanggal: 26
- Hari: Kamis
- Bulan: November
2. Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang tinggal?
- Negara Indonesia
- Propinsi DIY
- Kabupaten Sleman
- Kecamatan Seyegan
- Dusun Kalirase
3. Regristasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga obyek tadi. (untuk disebutkan).
- KURSI
- MEJA
- TV
4. Perhatian dan 5 4 Minta klien untuk memulai dari angka 100
Kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali /
tingkat.
 93 BENAR
 86
 79
 72
 65
3 2 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada no. 2 (regristasi) tadi. Bila
benar, 1 point untuk masing-masing
obyek.
9 7  Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan nama pada klien.
 Minta klien untuk mengulang kata
berikut: “tidak ada, dan, atau,
tetapi”. Bila benar nilai satu point.
 Pertanyaan benar 2 buah : tidak ada,
tetapi. Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut terdiri dari 3
langkah : “ambil kertas di tangan,
lipat dua, dan taruh di lantai”.
 Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai perintah
nilai 1 point). “tutup mata anda”,
perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat dan menyalin
gambar
Total nilai 26
Inerpretasi hasil:
>23: aspek kognitif dari fungsi mental baik
≤23: terdapat kerusakan aspek fungsi mental
Kesimpulan: Ny. A aspek kognitif dari fungsi mental baik
C. Pengkajian depresi gereatrik (YESAVAGE)
a. Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? YA.
b. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan atau minat atau kesenangan anda?
TIDAK.
c. Apakah anda merasa bahwa hidup ini kosong belaka? TIDAK.
d. Apakah anda merasa sering bosan? TIDAK.
e. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? YA.
f. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? YA.
g. Apakah anda merasa bahagia di sebagian besar hidup anda? YA.
h. Apakah anda sering merasa tidak berdaya? TIDAK.
i. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi keluar dan mengerjakan
sesuatu yang baru? YA.
j. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat anda
dibandingkan kebanyakan orang? TIDAK.
k. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan? YA
l. Apakah anda merasa berharga? YA.
m. Apakah anda merasa penuh semangat? YA.
n. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? TIDAK.
o. Apakah anda pikir orang lain lebih baik keadaanya daripada anda? TIDAK.
a. tidak (0) i. ya (1)
b. ya (0) j. ya (0)
c. ya (0) k. tidak (0)
d. ya (0) l. ya (1)
e. tidak (0) m. tidak (0)
f. ya (1) n. ya (0)
g. tidak (0) o. ya (0)
h. ya (0)
Skor:
5-9 = Kemungkinan depresi
10 tau lebih = Depresi
Kesimpulan: skor yang didapatkan dari hasil pengkajian pada Ny. A yaitu 3 sehingga
dapat disimpulkan tidak depresi.
D. Pengkajian skala resiko decubitus
Pengkajian resiko jatuh menurut Braden:
Persepsi sensori 1 2 3 4
Terbatas Sangat Agak terbatas Tidak terbatas
penuh terbatas
Kelembaban Lembab Sangat lembab Kadang Jarang
konstan lembab lembab
Aktivitas Di tempat Di kursi Kadang jalan Jalan keluar
tidur
Mobilisasi Imobil penuh Sangat Kadang Tidak terbatas
terbatas terbatas
Nutrisi Sangat jelek Tidak adekuat Adekuat Sempurna
Gesekan/cubitan Masalah Masalah Tidak ada Sempurna
resiko masalah
Total skor 20
Keterangan :
Pasien dengan total nilai :
a. <16 mempunyai resiko terkena dekubitus
b. 15/16 resiko rendah
c. 13/14 resiko sedang
d. <13 resiko tinggi
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan total skor 20 sehingga dapat
disimpulkan Ny. A tidak mengalami resiko dekubitus.
E. Pengkajian resiko jatuh
Terdapat bebrapa cara untuk menilai risiko jatuh pada lansia, antara lain :
a. Postural Hipotension
Ukur tekanan darah lansia dalam 3 posisi, yaitu :
Tidur : 150/ 80 mmHg
Duduk : 155/70 mmHg
Berdiri : 160/80 mmHg
Bila terdapat perbedaan tekanan darah lebih atau sama dengan 20 mmH, maka
yang dikatakan memiliki risiko jatuh. Catatan : jarak pengukuran antar posisi
kurang lebih 5-10 menit. Ny. A tidak memiliki resiko jatuh.
b. Fungional Reach Test (FR Test)
1) Mintalah lansia berdiri menempel tembok.
2) Mintalah lansia mencondongkan badannya ke depan tanpa melangkahkan
kakinya
3) Ukur jarak condong antara tembok dengan punggung lansia, dan biarkan
kecondongan terjadi selama 1-2 menit 4)
4) Jika nilai <6 inchi maka lansia dikatakan memiliki risiko jatuh. (dilakukan dan
didapatkan hasil 6 cm). Setelah dilakukan FR Test hasil pengukuran Ny. A
diperoleh 5 inchi. Jadi Ny. A dapat dikatakan tidak memiliki resiko jatuh.
c. The Time Up and Go (TUG Test)
1) Mintalah lansia berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah ke depan, kembali ke kursi
semula, mengangkat 1 kaki setinggi langkah, dan kembali duduk di kursi (hasil
yang didapatkan <17detik : Mostly independent).
2) Ukur waktu dalam detik, jika : <10 detik : Mobilitas bebas <20 detik : Mostly
independent 20-29 detik : Varable mobility >30 detik : Gangguan mobilitas
Kesimpulan: setelah dilakukan pengukuran, Ny. A Kembali dalam waktu 19
detik. Jadi Ny. A dikatakan mobilitas bebas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN MASALAH NYERI DI DUSUN
KALIRASE TRIMULYO SLEMAN YOGYAKARTA

Pertemuan ke :4
Tanggal : Jum‘at 27 November 2020
Waktu : 09.30-10.00 WIB
Materi : Kontrak waktu Implementasi
A. Latar Belakang
Praktik keperawatan gerontik adalah bagian dari pelayanan keperawatan yang
ditujukan kepada lansia dalam keadaan sehat atau sakit (Friedman et.al, 2003).
Tujuannya adalah untuk membantu lansia untuk mencapai tingkat tertinggi dalam fungsi
atau kesejahteraan dalam keadaan sehat atau sakit, dalam konteks tujuan utama mereka,
aspirasi, dan kemampuannya.
Menurut Bailon dan Maglaya, keperawatan gerontik adalah suatu pelayanan
professional yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berbentuk bio-psiko-
sosio-spiritual dan cultural yang holistic ditunjukan pada klien lanjut usia baik sehat
maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Sebelum dilakukannya sebuah implementasi pada lansia perlu adanya pengkajian
terlebih dahulu, sehingga diperoleh data yang akurat yang dapat menunjang penegakan
suatu diagnosa keperawatan lansia. Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang
perawat mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang
dibinanya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan kontrak waktu
terhadap keluarga Ny. A yang kemudian akan dilanjutkan dengan pemberian asuhan
keperawatan terhadap Ny. A.
B. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut dan Defisiensi Pengetahuan
b. Tujuan Umum
Mahasiswa dan keluarga bersama menentukan waktu kapan dilakukan implementasi
penyuluhan tentang hipertensi dan senam hipertensi
c. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dan keluarga membina hubungan saling percaya
b. Mahasiswa dan keluarga mendapat informasi tentang permasalahan kesehatan
yang terjadi pada Ny. A
c. Mahasiswa dan keluarga dapat bersama-sama menyimpulkan permasalahan
kesehatan lansia yang terjadi dan mampu mengatasi permasalahan yang ada.
C. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Metode
Metode yang digunakan dengan diskusi dan tanya jawab
2. Media
Tidak memakai
3. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Jum’at, 27 November 2020
Waktu : 09.30-10.00 WIB
Alamat : Rumah Keluarga Ny. A Kalirase RT 03 RW 30 Trimulyo
Sleman Yogyakarta.
4. Rencana Tindakan
Kontrak waktu implementasi
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Mahasiswa langsung mendatangi Ny. A untuk melakukan kontrak waktu.
2. Evaluasi Proses
a. Kontrak waktu berjalan dengan baik
b. Keluarga kooperatif dengan bersedia mengutarakan semua permasalahan
kesehatan yang terjadi pada lansia
3. Evaluasi Hasil
a. Mahasiwa mampu berinteraksi baik dengan lansia
b. Mahasiswa dan keluarga mampu menentukan waktu untuk implementasi.

E. PENGESAHAN
Yogyakarta, 27 November 2020
Mengetahui,
Mahasiswa Pembimbing
Suri Salmiyati, S.Kep., Ns., M.Kes.

Ainuun Pangastuti
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN GERONTIK
Kontrak Waktu Implementasi

Pertemuan ke :4
Hari/Tanggal : Jum’at, 27 November 2020

1. Memberikan keyakinan pada lansia bahwa segala informasi tentang lansia yang
diberikan kepada mahasiswa merupakan rahasia yang akan tetap dijaga oleh
mahasiswa.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan lansia yang keempat, adalah untuk
melakukan kontrak waktu implementasi
3. Kontrak waktu lamanya pertemuan pada hari ini kurang lebih selama 30 menit.
4. Lebih membina hubungan saling percaya antara mahasiswa dan pasien kelolaan,
diharapkan hubungan antara mahasiswa dan lansia dapat lebih erat.
5. Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan implementasi selanjutnya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN MASALAH NYERI DI DUSUN
KALIRASE TRIMULYO SLEMAN YOGYAKARTA

Pertemuan ke :5
Tanggal : Jum‘at, 27 November 2020
Waktu : 15.00-15.30 WIB
Materi : Penyuluhan mengenai Hipertensi
A. Latar Belakang
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia
setiap tahunnya. World Health Organization (2011) mencatat ada satu miliar orang yang
terkena hipertensi, dan akan terus meningkat seiring jumlah penduduk yang membesar.
Presentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang
(Kompas 2013). Prevelensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran
menurut usia >18 tahun sebesar 25,8%. Prevelensi hipertensi di Indonesia yang di
peroleh melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan adalah 9,4% yang di diagnosis
tenaga kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi terdapat 0,1% yang
minum obat sendiri. Klien yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum
obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevelensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%.
(Kemenkes RI, 2013). Jumlah kasus baru Penyakit Tidak Menular (PTM) di Jawa
Tengah tahun 2015 adalah 603.840 kasus. Penyakit Hipertensi masih menempati
proporsi terbesar dari seluruh PTM yang dilaporkan, yaitu sebesar 57,87 persen atau
349.442 kasus sedangkan untuk Kabupaten Kebumen tahun 2015 terdapat 8.131 kasus
baru hipertensi (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Jumlah penderita hipertensi
selama 1 tahun terakhir wilayah Kecamatan Gombong adalah 667 (Profil Kesehatan
Kabupaten Kebumen 2015). Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat
diubah dan faktor risiko yang dapat dirubah. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah
terdiri dari genetika, umur, jenis kelamin. Faktor yang dapat diubah yaitu obesitas,
kurang olahraga, konsumsi garam berlebih, merokok dan mengkonsumsi alkohol dan
stres (Kemenkes RI, 2013).
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Gerontik
Nyeri akut dan Defisiensi pengetahuan.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Ny. A mengetahui tentang Hipertensi.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang hipertensi selama 30 menit Ny.A
diharapkan dapat :
a. Ny. A dapat menjelaskan pengertian Hipertensi
b. Ny. A dapat menejlaskan penyebab Hipertensi
c. Ny. A dapat menjelaskan tanda Gejala Hipertensi
d. Ny. A dapat menjelaskan pengertian Senam Hipertensi
e. Ny. A dapat menjelaskan manfaat Senam Hipertensi
f. Ny. A dapat menjelaskan gerakan Senam Hipertensi

C. Implementasi Tindakan Keperawatan


1. Metode
Metode yang digunakan dengan diskusi dan tanya jawab
2. Media
Media yang digunakan PPT
3. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Jum’at, 27 November 2020
Waktu : 15.00-15.30 WIB
Alamat : Rumah keluarga Ny. A Kalirase RT 03 RW 30 Trimulyo
Sleman Yogyakarta.
4. Rencana Tindakan
Pendidikan kesehatan mengenai hipertensi
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Lansia mampu memberikan respon yang baik terhadap materi yang telah
disampaikan
b. Lansia jadi lebih paham dan mengetahui terkait dengan materi yang telah
disampaikan
2. Evaluasi proses
a. Persiapan dilakukan sehari sebelum datang ke lansia berupa kontrak waktu untuk
dilakukan penyuluhan tentang hipertensi.
b. Komunikasi teraupetik
c. Keluarga kooperatif
d. Penyuluhan tentang masalah hipertensi dengan lancar
3. Evaluasi hasil
a. Keluarga dapat memahami tentang hipertensi, mulai dari pengertian, tanda gejala,
penyebab, dan sebagainya.
b. Mahasiswa mampum menjelaskan tentang hipertensi.
c. Mahasiswa mampu menjawab seluruh pertanyaan yang dilontarkan dari lansia
d. Mahasiswa mampu membina hubungan yang lebih dekat dengan lansia
E. PENGESAHAN
Yogyakarta, 27 November 2020
Mengetahui,
Mahasiswa Pembimbing

Suri Salmiyati, S.Kep., Ns., M.Kes.


Ainuun Pangastuti
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN GERONTIK
Laporan hasil kegiatan Penyuluhan tentang Hipertensi

Pertemuan ke :5
Tanggal : Jum’at, 27 November 2020

1. Keluarga dapat memahami tentang hipertensi, mulai dari pengertian, tanda gejala,
penyebab, dan sebagainya.
2. Mahasiswa mampum menjelaskan tentang hipertensi.
3. Mahasiswa mampu menjawab seluruh pertanyaan yang dilontarkan dari lansia
4. Mahasiswa mampu membina hubungan yang lebih dekat dengan lansia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN MASALAH NYERI DI DUSUN
KALIRASE TRIMULYO SLEMAN YOGYAKARTA

Pertemuan ke :6
Tanggal : Sabtu, 28 November 2020
Waktu : 14.30-15.00 WIB
Materi : Demonstrasi senam hipertensi

A. Latar Belakang
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga
dunia setiap tahunnya. World Health Organization (2011) mencatat ada satu miliar
orang yang terkena hipertensi, dan akan terus meningkat seiring jumlah penduduk
yang membesar. Presentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di
negara berkembang (Kompas 2013). Prevelensi hipertensi di Indonesia berdasarkan
hasil pengukuran menurut usia >18 tahun sebesar 25,8%. Prevelensi hipertensi di
Indonesia yang di peroleh melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan adalah
9,4% yang di diagnosis tenaga kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar
9,5%. Jadi terdapat 0,1% yang minum obat sendiri. Klien yang mempunyai tekanan
darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevelensi
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%. (Kemenkes RI, 2013). Jumlah kasus baru
Penyakit Tidak Menular (PTM) di Jawa Tengah tahun 2015 adalah 603.840 kasus.
Penyakit Hipertensi masih menempati proporsi terbesar dari seluruh PTM yang
dilaporkan, yaitu sebesar 57,87 persen atau 349.442 kasus sedangkan untuk
Kabupaten Kebumen tahun 2015 terdapat 8.131 kasus baru hipertensi (Profil
Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Jumlah penderita hipertensi selama 1 tahun terakhir
wilayah Kecamatan Gombong adalah 667 (Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen
2015). Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor
risiko yang dapat dirubah. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah terdiri dari genetika,
umur, jenis kelamin. Faktor yang dapat diubah yaitu obesitas, kurang olahraga,
konsumsi garam berlebih, merokok dan mengkonsumsi alkohol dan stres (Kemenkes
RI, 2013).
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Nyeri akut dan Defisiensi Pengetahuan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan demonstrasi, Ny. A diharapkan dapat mempraktekkan
Demonstrasi senam hipertensi secara mandiri.
3. Tujuan Khusus
Dapat mengeluarkan meringkan nyeri dan menurunkan hipertensi
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Metode
Metode yang digunakan adalah demonstrasi
2. Media
Media yang digunakan adalah video.
3. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 November 2020
Waktu : 14.30-15.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. A Kalirase RT 04 RW 30 Trimulyo Sleman
Yogyakarta.
4. Rencana kegiatan
Mengajarkan senam hipertensi pada lansia.
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Persiapan dilakukan sehari sebelum datang ke lansia berupa kontrak waktu untuk
dilakukan penyuluhan tentang senam hipertensi.
2. Evaluasi Proses
a. Demonstrasi dapat berjalan dengan lancar.
b. Lansia mampu bersikap kooperatif.
c. Lansia mengikuti demonstrasi dengan baik.
d. Lansia mampu menerapkan di kehidupan sehari-hari
3. Evaluasi Hasil
Lansia mampu mengikuti demonstrasi dengan baik dan dapat mempraktekkan
secara mandiri.
E. PENGESAHAN
Yogyakarta, 28 November 2020
Mengetahui,
Mahasiswa Pembimbing
Suri Salmiyati, S.Kep., Ns., M.Kes.

Ainuun Pangastuti
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN GERONTIK
Laporan hasil kegiatan senam hipertensi pada lansia

Pertemuan ke :6
Tanggal : Sabtu, 28 November 2020

1. Demonstrasi dapat berjalan dengan lancar.


2. Lansia mampu bersikap kooperatif.
3. Lansia mengikuti demonstrasi dengan baik.
4. Lansia mampu menerapkan di kehidupan sehari-hari
5. Lansia mampu mengikuti demonstrasi dengan baik dan dapat mempraktekkan secara
mandiri
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN MASALAH NYERI DI DUSUN
KALIRASE TRIMULYO SLEMAN YOGYAKARTA

Pertemuan ke :7
Tanggal : Minggu, 29 November 2020
Waktu : 09.30-10.00 WIB
Materi : Evaluasi penkes hipertensi dan senam hipertensi pada lansia
A. Latar Belakang
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia
setiap tahunnya. World Health Organization (2011) mencatat ada satu miliar orang yang
terkena hipertensi, dan akan terus meningkat seiring jumlah penduduk yang membesar.
Presentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang
(Kompas 2013). Prevelensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran
menurut usia >18 tahun sebesar 25,8%. Prevelensi hipertensi di Indonesia yang di
peroleh melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan adalah 9,4% yang di diagnosis
tenaga kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi terdapat 0,1% yang
minum obat sendiri. Klien yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum
obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevelensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%.
(Kemenkes RI, 2013). Jumlah kasus baru Penyakit Tidak Menular (PTM) di Jawa
Tengah tahun 2015 adalah 603.840 kasus. Penyakit Hipertensi masih menempati
proporsi terbesar dari seluruh PTM yang dilaporkan, yaitu sebesar 57,87 persen atau
349.442 kasus sedangkan untuk Kabupaten Kebumen tahun 2015 terdapat 8.131 kasus
baru hipertensi (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Jumlah penderita hipertensi
selama 1 tahun terakhir wilayah Kecamatan Gombong adalah 667 (Profil Kesehatan
Kabupaten Kebumen 2015). Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat
diubah dan faktor risiko yang dapat dirubah. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah
terdiri dari genetika, umur, jenis kelamin. Faktor yang dapat diubah yaitu obesitas,
kurang olahraga, konsumsi garam berlebih, merokok dan mengkonsumsi alkohol dan
stres (Kemenkes RI, 2013)
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Nyeri akut dan Defisiensi Pengetahuan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan 7x kunjungan dapat diketahui evaluasi akhir pada Ny. A.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan evaluasi akhir selama 30 menit,
diharapkan :
a) Lansia dapat memahami dan menyebutkan kembali materi serta mempraktekkan
materi yang sudah diberikan oleh mahasiswa.
b) Mahasiswa mendapatkan hasil evaluasi akhir sesuai format SOAP.
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi
2. Media
Tidak ada media yang digunakan
3. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Minggu, 29 November 2020
Waktu : 09.30-10.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. A Kalirase RT 03 RW 30 Trimulyo Sleman
Yogyakarta
4. Rencana kegiatan
Diskusi kembali materi serta mempraktekkan materi yang sudah diberikan oleh
mahasiswa
D. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Struktur
Tersedianya format evaluasi akhir keperawatan gerontik.
2. Kriteria Proses
a. Evaluasi akhir asuhan keperawatan gerontik berjalan lancar.
b. Komunikasi yang sesuai dan tepat
3. Evaluasi Hasil
a. Mahasiswa dan lansia mampu berinteraksi dengan baik dan ramah.
b. Mahasiswa berpamitan kepada lansia, mengucapkan terimakasih dan meminta
maaf kepada lansia selama proses keperawatan gerontik yang telah dilakukan
selama 7 kali pertemuan.
E. PENGESAHAN
Yogyakarta, 29 November 2020
Mengetahui,
Mahasiswa Pembimbing
Suri Salmiyati, S.Kep., Ns., M.Kes.
Ainuun Pangastuti
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN GERONTIK
Laporan hasil kegiatan Evaluasi

Pertemuan ke :7
Hari/Tanggal : Minggu, 29 November 2020

1. Melakukan evaluasi pada keluarga Ny. A sekaligus menanyakan kesan yang


didapatkan selama 7 kali pertemuan.
2. Melakukan Tanya jawab kepada keluarga terkait dengan materi yang telah
disampaikan beberapa hari yang lalu.
3. Mahasiswa menyimpulkan hasil dari proses keperawatan yang dilakukan selam 7 kali
pertemuan.
4. Memberi reinforcement kepada keluarga Ny. A untuk jawaban atas setiap pertanyaan
yang diajukan.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. A DENGAN
MASALAH NYERI DI DUSUN KALIRASE TRIMULYO SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun oleh :
Ainuun Pangastuti
2010206101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Ny. A saat ini mengeluh sudah sering - Pasien tampak menahan sakit kepala
pelupa, sakit kepala dan megeluh - TD: 140/90
kakinya kadang pegal-pegal - Pasien tampak lelah
- Pasien mengatakan mengalami susah - Pasien tampak bingung
tidur di malam hari
- Pasien sulit memulai tertidur
- Pasien mengatakan tidak cukup
beristirahat
- Pasien mengatakan kurang informasi
terkait hipertensi
- Pasien mengatakan tidak tahu senam
hipertensi bagi lansia

ANALISA DATA
NO DATA FOKUS MASALAH KEPERWATAN
1. DO: Nyeri Akut
Pasien tampak menahan sakit
kepala
TD: 140/90
DS:
Ny. A saat ini mengeluh sudah
sering pelupa, sakit kepala dan
megeluh kakinya kadang pegal-
pegal
2. DO: Gangguan Pola Tidur
Pasien tampak lelah
DS:
Pasien mengatakan mengalami
susah tidur di malam hari
Pasien sulit memulai tertidur
Pasien mengatakan tidak cukup
beristirahat
3. DO: Defisiensi Pengetahuan
Pasien tampak bingung
DS:
Pasien mengatakan kurang
informasi terkait hipertensi
Pasien mengatakan tidak tahu
senam hipertensi bagi lansia

Diagnosa yang muncul


1. Nyeri akut
2. Defisiensi pengetahuan
3. Gangguan pola tidur
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU
Diagnosa Keperawatan Intervensi
NOC NIC
Nyeri Akut Kontrol nyeri (1605) Manajemen Nyeri: Akut
- Melakukan teknik (1410)
relaksasi(3-4) - Lakukan pengkajian
- Menggunakan nyeri komprehensif
pencegahan nyeri (2-3) yang meliputi lokasi,
- Mengenali kapan nyeri karakteristik,
terjadi (3-4) onset/durasi,
- Mendapatkan informasi frekuensi dan
mengenai control nyeri kualitas, intensitas
(2-3) serta apa yang
mengurangi nyeri
- Berikan non-
farmakologi
mengatasi nyeri
dengan senam
- Kolaborasikan
dengan dokter atau
ahli kesehatan
Defisiensi Pengetahuan Pengetahuan: Promosi Pendidikan Kesehatan
Kesehatan (1823) (5510):
- Perilaku yang - Jelaskan hipertensi
meningkatkan (2-3) - Mengajarkan senam
- Sumber informasi hipertensi
peningkatan kesehatan
terkemuka (2-3)
Gangguan Pola tidur Tidur (0004) Peningkatan Tidur (1850)
- Pola tidur (2-3) - Monitor dan catat
- Kesulitan memulai tidur pola tidur
(3-4) - Ajarkan pasien
- Kualitas tidur (3-4) relaksasi otot untuk
meningkatkan tidur
- Tarik nafas dalam
sebelum tidur
- Atur lingkungan agar
nyaman untuk
beristirahat

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Jum’at, 27 Nyeri Akut O S
November 2020 - Monitor tanda- Pasien mengatakan
tanda vital sudah lebih baikan
- Melakukan dan mengurangi
pengkajian nyeri nyeri walau sedikit
komprehensif
yang meliputi O
lokasi, TD: 130/90
karakteristik, Pasien tampak lega
onset/durasi,
frekuensi dan A
kualitas, Masalah teratasi
intensitas serta
apa yang P
mengurangi nyeri Hentikan intervensi
-
N
Tarik nafas dalam

E
Mengajarkan non-
farmakologi
mengatasi nyeri
dengan senam

C
Kolaborasikan
dengan dokter atau
ahli kesehatan
Sabtu, 28 November Defisiensi O S
2020 Pengetahuan Monitor TTV Pasien mengatakan
lebih mengerti dan
N paham terkait
Berikan penyuluhan hipertensi
hipertensi dan senam
hipertensi O
TD: 130/100
E Pasien kooperatif
Ajarkan senam dan mengikuti
hipertensi penkes sampai
selesai

A
Masalah teratasi

P
Hentikan intervensi
Sabtu, 28 November Gangguan Pola tidur O S
2020 Monitor dan catat Pasien mengatakan
pola tidur lebih rileks dan akan
mencoba saat akan
N tertidur
- Tarik nafas dalam
sebelum tidur O
- Atur lingkungan TD 130/80
agar nyaman Pasien tampak lega
untuk beristirahat
A
E Masalah teratasi
Ajarkan pasien
relaksasi otot untuk P
meningkatkan tidur Hentikan intervensi

C
Kolaborasikan
dengan apoteker
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI DAN SENAM HIPERTENSI
PADA LANSIA NY. A DI DUSUN KALIRASE TRIMULYO SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
AINUUN PANGASTUTI
2010206101

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENTINGNYA HIPERTENSI

A. Identifikasi Masalah
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga
dunia setiap tahunnya. World Health Organization (2011) mencatat ada satu miliar
orang yang terkena hipertensi, dan akan terus meningkat seiring jumlah penduduk
yang membesar. Presentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di
negara berkembang (Kompas 2013). Prevelensi hipertensi di Indonesia berdasarkan
hasil pengukuran menurut usia >18 tahun sebesar 25,8%. Prevelensi hipertensi di
Indonesia yang di peroleh melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan adalah
9,4% yang di diagnosis tenaga kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar
9,5%. Jadi terdapat 0,1% yang minum obat sendiri. Klien yang mempunyai tekanan
darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevelensi
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%. (Kemenkes RI, 2013). Jumlah kasus baru
Penyakit Tidak Menular (PTM) di Jawa Tengah tahun 2015 adalah 603.840 kasus.
Penyakit Hipertensi masih menempati proporsi terbesar dari seluruh PTM yang
dilaporkan, yaitu sebesar 57,87 persen atau 349.442 kasus sedangkan untuk
Kabupaten Kebumen tahun 2015 terdapat 8.131 kasus baru hipertensi (Profil
Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Jumlah penderita hipertensi selama 1 tahun terakhir
wilayah Kecamatan Gombong adalah 667 (Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen
2015). Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor
risiko yang dapat dirubah. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah terdiri dari genetika,
umur, jenis kelamin. Faktor yang dapat diubah yaitu obesitas, kurang olahraga,
konsumsi garam berlebih, merokok dan mengkonsumsi alkohol dan stres (Kemenkes
RI, 2013). Asupan garam yang terus meningkat, maka volume darah akan meningkat
dan dapat meningkatkan beban kerja pada jantung. Arteriosclerosis, kerusakan pada
ginjal, masalah pembuluh darah, serangan jantung, dan stroke adalah beberapa
kondisi dari resiko hipertensi (Yuli, 2014). Hipertensi dapat terjadi dari berbagai
faktor, diantaranya yaitu gaya hidup dan pola makan. Hipertensi juga dapat terjadi
akibat obstruksi pada arteri dan kelemahan otot jantung untuk memompa darah. Hal
itu disebabkan karena pada usia lanjut terjadi penurunan massa otot, kekuatan dari
laju denyut jantung maksimal, dan terjadinya peningkatan kapasitas lemak tubuh.
B. Pengantar
Bidang Studi : Kesehatan
Topik : Pendidikan Kesehatan
Sub topic : Hipertensi
Sasaran : Ny. A
Hari /tanggal : Jum’at, 27 November 2020
Jam : 15.00-15.30 WIB
Tempat : Rumah Ny. A Kalirase RT 03 RW 30 Trimulyo Sleman Yogyakarta
C. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan ini diharapkan dapat mengetahui
tentang tentang Hipertensi dan dapat melakukan senam Hipertensi.
D. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti ke kegiatan penyuluhan selama 30 menit, Ny. A diharapkan dapat
menjelaskan tentang :
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda Gejala Hipertensi
4. Pengertian Senam Hipertensi
5. Manfaat Senam Hipertensi
6. Gerakan Senam Hipertensi
E. Materi
Terlampir
F. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
G. Media
Video dan leafleat
H. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan penyuluhan Waktu Kegiatan Sasaran Penanggung
Jawab

1 Pembukaan 3 menit Menjawab, Ainuun


Mengucap salam mendengarkan, Pangastuti
Memperkenalkan menanggapi
diri dan
mengingatkan
kontrak yang sudah
disepakati

2 Menyampaikan 2 menit Mendengarkan dan


maksud dan tujuan memperhatikan

3 Pretest 3 menit Tanya Jawab

4 Menyampaikan 15 menit Memperhatikan,


materi penyuluhan: mendengarkan,
a. Pengertian menanggapi
Hipertensi
b. Penyebab
Hipertensi
c. Tanda Gejala
Hipertensi
d. Pengertian
Senam
Hipertensi
e. Manfaat
Senam
Hipertensi
f. Gerakan
Senam
Hipertensi
5 Memberikan 5 menit Tanya Jawab
kesempatan bertanya
dan berdiskusi
kepada audien

6 Posttest 5 menit Tanya jawab

7 Memberikan reward 4 menit Memberikan respon


pada remaja atas
partisipasinya dan
kerjasamanya selama
proses penyuluhan

8 Penutup 1 menit Menjawab


a. Membuat
kesimpulan
b. Salam

I. Rencana Evaluasi
Pretest dan Postest
1. Apa itu Hipertensi?
2. Apa penyebab Hipertensi?
3. Apa saja tanda gejala Hipertensi?
4. Apa itu Senam Hipertensi?
5. Apa saja Manfaat Senam Hipertensi?
6. Menyebutkan salah satu gerakan Senam Hipertensi?
J. Jenis Evaluasi
Tanya jawab
K. Lembar pengesahan
Yogyakarta, 27 November 2020

Sasaran Mahasiswa

Ny. A Ainuun Pangastuti


Mengetahui,
Pembimbing

Suri Salmiyati, S.Kep., Ns., M.Kes.


LAMPIRAN
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai darah dan oksigen yang di bawa
oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh
akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras
untuk memenuhi kebutuhan. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan
menetap, timbullah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi.
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer) karena
termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih
dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut
seringkali di anggap sebagai gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat
menyadari akan datangnya penyakit.
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
dan atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg. Menurut WHO, batasan tekanan
darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan
darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara
normotensi dan hipertensi disebut sebagai borderline hypertension (Garis Batas
Hipertensi). Batasan WHO tidak membedakan usia dan jenis kelamin.
2. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi, dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Hipertensi primer
Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak disebabkan
oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini
dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola
hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang
dapat menyebabkan hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam,
aktivitas yang rendah, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kafein.
Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan
dari aorta. Kondisi stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah,
karena saat seseorang dalam kondisi stress akan terjadi pengeluaran
beberapa hormon yang akan menyebabkan penyempitan dari pembuluh
darah, dan pengeluaran cairan lambung yang berlebihan,
akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri
lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus
menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi pula. Pola hidup yang
tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat komposisi antara
asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan gejala
awal seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain
seperti kencing manis, dan gangguan jantung. Konsumsi garam berlebihan,
dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh peningkatan kekentalan
dari darah, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang lebih untuk
mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil. Kebiasaan konsumsi
alkohol, kafein, merokok dapat menyebabkan kekakuan dari pembuluh
darah sehingga kemampuan elastisitas pada saat mengalami tekanan yang
tinggi menjadi hilang.
3. Tanda Gejala Hipertensi
Gejala hipertensi biasanya tidak dirasakan, sehingga penyakit ini
disebut silence diaseas. Banyak orang yang menganggap tekanan darah tinggi
itu pasti menyebabkan pusing. Karena kekeliruan itu, tidak semua pasien
berobat, karena memang tidak mengeluh pusing. Bagi orang sehat paling tiap
tahun sekali memeriksa tekanan darah, sedang yang sakit setiap bulan sekali.
Hipertensi sulit disadari karena tidak memiliki gejala khusus. Namun
demikian, ada beberapa hal yang setidaknya dapat dijadikan indikator, sebab
berkaitan langsung dengan kondisi fisik. Misalnya, pusing atau sakit kepala,
sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga
berdenggung, susah tidur, sesak napas, mudah lelah, mata berkunang-kunang,
dan mimisan. Gejala lainnya yang dapat dikenali dari tejadinya serangan
hipertensi pada kita tersebut ialah pandangan menjadi kabur. Hal ini terjadi
karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Penderita
hipertensi berat dapat mengalami penurunan kesadaran bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensi yang
memerlukan penanganan segera.
Penyakit hipertensi yang sering kali terjadi umumnya tidak
menimbulkan gejala yang mudah dikenali. Sementara tekanan darah terus
meningkat meski dalam jangka waktu yang cukup lama hingga menimbulkan
komplikasi adanya suatu penyakit bawaan dari hipertensi. Oleh karenanya
hipertensi harus selalu dicek untuk mengetahui tekanan darah secara berkala.
Seseorang yang dikatakan menderita darah tinggi apabila dalam beberap
pemeriksaan tekanan darah diketahui memiliki tekanan darah hingga diatas
130/90 mmHg.
Hipertensi menyebabkan timbulnya suatu penyakit yang dibawa akibat
tekanan darah yang tinggi seperti menimbulkan resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan gagal ginjal. Penyakit hipertensi
tak mengenal batas usia seseorang dan jenis kelamin, semua orang memiliki
resiko yang sama terhadap hipertensi tanpa harus menimbulkan ciri atau gejala
terlebih dahulu.
Tekanan darah dalam setiap kehidupan seseorang berbeda- beda secara
alamiah. Bayi dan anak-anak yang secara normal pun memiliki tekanan darah
yang jauh lebih rendah dibanding orang dewasa. Tekanan darah dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari, tekanan
darah akan mengalami peningkatan ketika melakukan aktivitas sehari-hari dan
akan menurun ketika beristirahat. Tekanan darah dapat meningkat ketika di pagi
hari dan akan lebih rendah ketika tidur/istirahat di malam hari.
4. Pengertian Senam Hipertensi
Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan melakukan
senam, karena dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan
perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya.
Hal ini merupakan usaha preventif/pencegahan tujuannya untuk meningkatkan
jumlah interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh dalam waktu tertentu.
5. Manfaat Senam Hipertensi
Manfaat senam Hipertensi adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru


b. Membakar lemak yang berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak
untuk menguatkan dan membentuk otot dan beberapa bagian tubuh
lainnya, seperti: Pinggang, Paha, Pinggul, Perut dan lain-lain.

c. Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan,


daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah
raga lainnya.

d. Bila seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat


merupakan suatu program penurunan berat badan.
6. Gerakan Senam Hipertensi
Pelaksanaa senam hipertensi yaitu:
a. Gerakan Pemanasan
1) Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama
dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian
dengan sisi lain.
2) Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan
posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan.
Rasakan tarikan bahu dan punggung.
b. Gerakan Inti
1) Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua tangan
searah dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari
hentakan.
2) Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar
bahu. Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya
sambil mengatur napas.
3) Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar
bahu. Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya
sambil mengatur napas.
4) Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal dan
kedua tangan diangkat keatas. Lakukan bergantian secara perlahan dan
semampunya.
5) Hampir sama dengan gerakan inti 1, tapi kaki dibuang ke
samping.Kedua tangan dengan jemari mengepal ke arah yang
berlawanan. Ulangi dengan sisi bergantian.
6) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan tangan
yang searah lutut di pinggang. Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut
yang ditekuk. Ulangi gerakan kearah sebaliknya dan lakukan
semampunya.
c. Pendinginan
1) Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan
tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi
lainnya.
2) Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan kesamping dengan
gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan tangan
kesisi lainnya dan tahan dengan hitungan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
Hayens,B,dkk. (2013). Buku pintar menaklukkan Hipertensi. Jakarta : Ladang
Pustaka.
Hakim (2008). Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Katzung & Bertram. (2007). Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 8. Jakarta :
Salemba Medika
Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: FKUI.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai