Anda di halaman 1dari 13

1

KAJIAN PUSTAKA (LITERATURE REVIEW)

Oleh: Gita Anggraini

A. Pendahuluan
Penelitian atau rearch (Inggris) adalah suatu proses penyelidikan secara
sistematis yang ditujukan pada penyediaan  informasi untuk menyelesaikan
masalah-masalah.1 Sedangkan menurut Tuckman Penelitian adalah usaha yang
sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap sesuatu masalah.2
Sistematik, karena harus mengikuti prosedur dan langkah-langkah sebagai
suatu kebulatan prosedur.
Sebagai sebuah karya ilmiah, penelitian harus berlandaskan pada teori
yang kuat dan berasal dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Cara
yang tepat untuk menemukan teori yang baik adalah dengan melakukan kajian
pustaka. Cooper dalam Creswell mengemukakan bahwa kajian pustaka
memiliki beberapa tujuan yakni; menginformasikan kepada pembaca hasil-
hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat
itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan
mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya.
Menulis kajian pustaka membutuhkan tehnik dan langkah-langkah yang
tepat. Boote dan Beile mengungkapkan:
Writing a faulty literature review is one of many ways to derail a
dissertation. If the literature review is flawed, the remainder of the dissertation
may also be viewed as flawed, because “a researcher cannot perform
significant research without first understanding the literature in the field.3

Menurut Bootie bahwa kualitas suatu penelitian dapat dilihat dari


bangunan konsep yang termuat dalam kajian pustaka. Jika kajian pustaka
sudah buruk, maka kemungkinan penelitian tersebut juga akan buruk.

1
Cooper Cooper, H. M., (1984). The integrative research review: A systematic approach. Applied
social research methods series (Vol. 2). Beverly Hills, CA: Sage., 12
2
www.wikipedia.com, diakses pada 1 Maret 2015
3
Boote & Beile, Scholars before researchers: On the centrality of the dissertation literature review
in research preparation. Educational Researcher, 34(6), 2005, 3
2

B. Pengertian Kajian Pustaka (Literature Review)

Kajian pustaka adalah ringkasan tertulis mengenai artikel dari jurnal, buku,
dan dokumen lain yang mendeskripsikan teori serta informasi baik masa lalu
maupun saat ini, mengorganisasikan pustaka ke dalam topik dan dokumen
yang dibutuhkan untuk proposal penelitian. Dalam penelitian pendidikan,
peneliti biasanya mementingkan kajian pustaka yang diambil dari  artikel pada
jurnal. Namun demikian, peneliti juga membutuhkan informasi lain yang
diambil dari makalah konferensi, buku, dan dokumen pemerintah.4
Purwono mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Kajian pustaka adalah
segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi
itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-
karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan,
buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun
elektronik lain. Hal penting yang akan diperoleh dalam kegiatan ini adalah
peneliti memperoleh:
1. Teori-teori yang akan digunakan sebagai landasan/pedoman bagi
penelitian:;
2. Informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya
dengan penelitian yang akan dilakukan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kajian pustaka merupakan
informasi yang relevan dengan masalah penelitian yang dapat diambil dari
berbagai sumber seperti artikel jurnal, buku-buku ilmiah, laporan penelitian,
karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-
ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik
tercetak maupun elektronik lain. Informasi-informasi tersebut digunakan
sebagai acuan, dasar, atau pendukung dalam mengatasi permasalahan
penelitian.5 

4
John W Creswell, Educational Research Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and
Qualitative Research, 4th edition (www.pearsonhighered.com) 80
5
Purwono. Studi Kepustakaan. 2010, http://www.scribd.com/doc/49046967/STUDI-
KEPUSTAKAAN, 2, diakses 1 Maret 2015
3

C. Urgensi Kajian Pustaka (Literature Review)

Urgensi melakukan Kajian pustaka sebagaimana diungkapkan oleh Cooper


dalam Creswell bahwa Kajian pustaka penting untuk; menginformasikan
kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan
penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan
literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian-
penelitian sebelumnya.6
LeCompte & colleagues mengemukakan juga mengapa Kajian pustaka
penting:
Conducting a literature review is a means of demonstrating an author’s
knowledge about a particular field of study, including vocabulary,
theories, key variables and phenomena, and its methods and history.
Conducting a literature review also informs the student of the influential
researchers and research groups in the field. Finally, with some
modification, the literature review is a “legitimate and publishable
scholarly document”.7

Secara lebih rinci urgensi kajian pustaka adalah untuk :


1. Mengetahui masalah penelitian,
2. Membantu memilih prosedur penyelesaian masalah penelitian
3. Memahami latar belakang teori masalah penelitian
4. Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya
5. Menghindari terjadinya duplikasi penelitian, dan
6. Memberikan pembenaran alasan pemilihan masalah penelitian8

D. Perbedaan Kajian pustaka (literature review) dalam penelitian kualitatif


dan penelitian kuantitatif.
Di dalam bukunya, Creswell membedakan Kajian pustaka dalam
penelitian kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut:

6
Creswell John W., Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches,
3th, terjemahan Achmad Fawaid,( Yogyakarta, 2010) 40.
7
LeCompte, M. D., Klinger, J. K., Campbell S. A., & Menke, D. W. (2003). Editor’s introduction.
Review of Educational Research, 73(2), 124
8
Gall, M. D., Borg, W. R., & Gall, J. P. Education research: An introduction (6th ed.). (White
Plains, NY: Longman, 1996)
4

N Perbedaan dalam hal Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif


o
1. Jumlah literatur yang Banyak (substansial) Sedikit (minimal)
dikutip pada awal
penelitian
2. Penggunaan literatur Diperlukan untuk Diperlukan untuk
Menjustifikasi atau
pada awal penelitian Menjustifikasi atau
pembenaran penelitian.
pembenaran penelitian
Memberikan dasar
pemikiran untuk arah
penelitian (Yaitu tujuan
dan pertanyaan
penelitian atau
hipotesis)
3. Penggunaan literatur Menegaskan atau tidak Mendukung atau
pada akhir penelitia predeksi sebelumnya memperbarui temuan
dari literatur yang telah ada di
dalam literatur.

E. Tahapan dalam Kajian Pustaka (Literature Review)


Dalam melakukan Kajian pustaka, baik pada penelitian kaulitatif maupun
penelitian kauntitatif seseorang peneliti harus memulai dengan langkah yang
tepat. Hal ini penting untuk efisiensi waktu serta memberikan arahan darimana
memulai sebuah Kajian pustaka. Menurut Creswell tahapan melakukan Kajian
pustaka adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Istilah-istilah kunci (Identify key terms).
Tahap ini dilakukan dengan memulai penilitian dengan mempersempit
topik penelitian untuk mempermudah penelusuran literatur. Peneliti
memilih istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua kata atau satu
prase singkat. Pemilihan harus dilakukan dengan teliti agar mempermudah
pelacakan literatur di perpustakaan maupun internet serta ditemukan
literatur yang sesuai dengan topik penelitian. Berikut strategi yang dapat
dilakukan pada tahapan ini:
a. Menulis sebuah “working title”9 pendahuluan untuk penelitian tersebut.
Kemudian memilih dua atau tiga kata kuci dari judul tersebut yang

9
A working title, sometimes called a production title, is the temporary name of a product or
project used during its development.( http://en.wikipedia.org/wiki/Working_title) diakses pada 04
Maret 2015
5

menggambarkan ide pokok dari penelitian. Walaupun sebagian peneliti


mengubah judul penelitian pada akhir, tetapi “working title” menjaga
fokusnya agar tetap pada ide pokok yanng menjadi bahan kajian. Hal
ini karena “working title” dapat direvisi sewaktu-waktu jika dainggap
perlu dalam penelitian.
b. Mengajukan pertanyaan umum penelitian yang ingin dijawab dalam
penelitian secara singkat. Pilih dua atau tiga kata dari pertanyaan
tersebut yang merangkum petunjuk utama dalam penelitian.
c. Menggunakan kata-kata yang dipakai oleh penulis.
d. Mencari pada katalog istilah (catalog of terms) untuk mendapatkan
literatur sesuai dengan topik penelitian. 10 Tahap ini dapat dilakukan
dengan mengunjungi perpustakaan di kampus yang berbasis online
database atau OPAC. Sebagai salah satu contoh database online adalah
ERIC DATABASE.11 Selain informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber di perpustakaan, peneliti dapat pula memperoleh bahan
kepustakaan dari instansi atau lembaga tertentu, misalnya LIPI dengan
lembaganya PDII (Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah) dapat
diakses di http://www.pdii.lipi.go.id.
e. Mencari buku yang dimaksud ke rak buku di perpustakaan kampus.
Cari penelitian tujuh atau sepuluh tahun terakhir yang sesuai dengan
kata kunci yang telah dirumuskan.
2. Menentukan tempat literatur (Locate literature) sesuai dengan topik
yang telah ditemukan dari database ataupun internet.

10
Pada beberapa perpustakaan yang telah berbasis OPAC (Online Public Access Catalog)
Pengguna perpustakaan  bisa mengetahui ada atau tidak suatu buku di perpustakaan tersebut
dengan memasukkan kata kunci pada komputer sesuai dengan katalognya. Katalog
perpustakaan adalah deskripsi  pustaka milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis
(sesuai abjad, nomor klasifikasi)  sehingga dapat digunakan untuk mencari dan  menemukan lokasi
pustaka dengan mudah. Katalog disusun dan dikategorikan ke dalam katalog  pengarang, katalog 
judul, dan katalog  kelas/subyek. 
11
ERIC (Educational Resources Information Center) adalah perpustakaan digital online menegani
penelitian dan informasi pendidikan. ERIC disponsori oleh the Institute of Education Sciences of
the United States Department of Education. Misi ERIC adalah untuk menyediakan pustaka-
pustaka komprehensif, mudah digunakan, dapat dicari, daftar pustaka berbasis Internet dan teks
utuh mengenai penelitian dan informasi pendidikan untuk para pendidik, peneliti dan masyarakat
umum. ERIC menyediakan 1,5 juta daftar pustaka (berbentuk sitasi,abstrak, dan data lain yang
berhubungan), jurnal dan bahan yang berhubungan dengan pendidikan lainnya, serta ratusan jurnal
dan tulisan yang ditambahkan setiap minggu.
6

Setelah menyelesaikan langkah pertama di atas, peneliti dapat segera


mengumpulakan literatur yang relevan. Pencarian dapat dimulai dengan
mengakses internet dan mencari literatur elektronik yang sesuai dengan
topik. Walaupun proses ini diperbolehkan dalam penelitian, namun
hendaknya peneliti berhati-hati dalam merujuk artikel yang bersumber dari
internet. Kadang artikel di inernet di bawah standar ilmiah, namun banyak
juga yang mempunyai kualitas yang baik untuk dirujuk.
Pencaraian literatur yang baik dapat dimulai dengan mendiskusikan
hal tersebut kepada pembimbing atau sesama mahasiswa. Berikut hal yang
dapat membantuk dalam sistemisasi sumber kepustakaan:
a. Gunakan Perpustakaan Akademik. Tempat yang paling tepat untuk
memulai pencarian literatur adalah perpustakaan akademik. Walaupun
terdapat perpustakaan daerah yang menyediakan literatur yang berguna
namun perpustakaan akademik paling tepat dan sesuai untuk penelitian
khususnya penelitian pendidikan. Perpustakaan akademik biasanya
menyediakan jurnal online serta berbasis katalog online sehingga
memberikan kemudahan kepada peniliti untuk menemukan lokasi rak
buku yang diinginkan.
b. Gunakan Sumber primer dan sekunder. Kajian pustaka biasanya berisi
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah literatur
yang ditulis langsung oleh orang yang melakukan penelitian atau ide
asli dari penulis. Artikel yang dipublikasikan oleh jurnal pendidikan
adalah salah satu contohnya. Sumber sekunder adalah sumber yang
disadur dari sumber utama, atau ringkasan ide yang diambil dari
seumber utama. Contohnya adalah buku pedoman, ensiklopedia, dan
jurnal-jurnal yang merangkum penelitian (antologi). Walaupun
diperbolehkan untuk mengutip kedua sumber tersebut, tapi sumber
utama lebih diprioritaskan. Sumber utama memberikan pandangan asli
dari penulis serta menyajikan hasil penelitian yang lebih detil dan asli
yang lebih baik daripada sumber sekunder. Sumber sekunder dapat
7

membantu sebagai permulaan Kajian pustaka, untuk menggali dan


menentukan sejauh mana materi dalam sebuah topik pembahasan.12
c. Cari tipe-tipe literatur yang berbeda
Literatur yang digunakan dalam penelitian hendaknya tidak hanya
bersumber dari buku, ada banyak jenis literatur yang dapat dibunakan.
Menurut creswell beberapa tipe literatur sebagai berikut:
1) Ikhtisar/ ringkasan (summaries)
2) Insiklopedia (encyclopedia)
3) Kamus Istilah (Dictionaries and Glossaries of Term), Kamus yang
memuat kata-kata dengan artinya yang disusun secara alfabetik.
Biasanya kamus yang dipergunakan dalam penelitian adalah
kamus khusus dalam sesuai dengan bidang ilmu.
4) Buku pedoman (Handbooks)
5) Indeks statistik (statistical Indexes)
6) Ulasan dan sintesis atau hasil penelitian (skripsi, tesis, dan
disertasi)
7) Buku (Books)
8) Jurnal, publikasi indeks, dan sumber elektronik (journals, Indexed
Publications, and Electronic Sources)
9) Seri abstrak (Abstract Series)
10) Database
11) Literatur Tahap Awal (Early Stage Literature)
Dewasa ini, dengan kemajuan teknologi literatur tidak hanya didapat
melaui perpustakaan maupun media cetak semisal jurnal dan surat
kabar, namun dapat juga dilakukan dengan mengakses internet. Di
balik keuntungan menggunakan literatur dari internet juga terdapat
kerugian, dapat dilihat pada tabel berikut:
Keuntungan Kerugian
Kemudahan akses untuk mendapatkan Terkadang tulisan di website tidak
materi dapat dilakukan kapansaja ditulis oleh ahli
sepanjang hari
Website memiliki informasi yang luas Tulisan yang didapat di internet
dalam banyak topik mungkin saja hasil plagiarisme yang

John W Creswell, Educational Research Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and
12

Qualitative Research, 4th edition, 81-83


8

tanpa sepengetahuan peneliti


Website memberikan jaringan yang Bahan yang dibutuhkan mungkin
dapat dihubungi oleh peneliti untuk sulit didapatkan dan memakan
menjawab permaslahan dan topik waktu untuk menemukannya.
penelitian
Tulisan yang diterbitkan di website Literatur di website mungkin tidak
adalah informasi terkini diorganisasikan atau diringkas
dengan baik untuk dapat digunakan.
Website dapat dengan mudah dicari Jurnal elektronik yang disajikan
menggunakan mesin pencarian dan kata secara utuh adalah yang baru dan
kunci jumlahnya sangat sedikit
Penelitian pilihan dapat segera dicetak
dari website.

3. Mengevaluasi dan memilih literatur secara kritis untuk dikaji


(Critically evaluate and select the literature).
Setelah melalui bebrapa tahaan terdahulu hingga literatul telah ditemukan,
peneliti harus memilah mana yang tepat dimasukkan ke dalam Kajian dan
mana yang tidak. Hal ini perlu dilakukan agar tidak membuang halaman
dengan teori yang saling tumpang tindih dan menumpuk. Beberapa
pertanyaan berikut dapat membantu apakah literatur relevan untuk dikaji
atau tidak:
a. Topik yang rilevan: apakah fokus literatur sama dengan proposal
penelitian?
b. Individu dan tempat yang relevan: apakah subjek penelitian adalah
individu dan atau tempat yang sama dengan yang akan diteliti?
c. Masalah dan pertanyaan penelitian yang relevan: apakah literatur
menguji masalah penelitian yang sama seperti tujuan penelitian?
Apakah mempunyai pertanyaan penelitian yang sama?
d. Relevan untuk dapat diakses: Apakah literatur terdapat di perpustakaan
atau dapatkan di dowload dari website? Apakah dapat memperolehnya
dengan mudah?
Jika semua pertanyaan di atas sesuai dengan keadaan, maka literatur
tersebut dapat ditinjau/ dikaji.
4. Menyusun literatur yang telah dipilih (orgonize the literature). Bahan-
bahan informasi yang diperoleh kemudian dibaca, dicatat, diatur, dan
ditulis kembali. Penulisan dapat dilakukan dengan menulis abstrak atau
9

membuat catatan-catatan kecil serta membuat diagram dan sebagainya.


Berikut hal-hal yang dapat dilakukan dalam tahanp ini:
a. Mengutip, mengunduh, dan mengarsipkan. Setelah menemukan buku,
artikel di jurnal dan bermacam-macam dokumen lainnya di
perpustakaan seorang peneliti harus mempunyai salinan seluruh
informasi tersebut. Untuk mempermudah kerja, seorang peneliti
hendaknya menyusun dan mengarsipkan dengan baik data-data
tersebut. Untuk bahan-bahan ynag di dapat dengan cara mengunduh
dari internet dapat disusun di dalam satu folder. Sedangkan bahan yang
berasal dari salinan dokumen dan media cetak lainnya, dapat
diarsipkan di dalam sebuah map atau sejenisnya. Sebagai alternatif,
penyusunan bisa didasarkan pada sumbernya, topik ataupun kata
kunci.
b. Membuat catatan-catatan dan merangkum (taking notes and abtracting
studies). Selama proses membaca literatur, peneliti hendaknya
membuat catatan informasi dari literatur tersebut. Membuat catatan ini
berguna untuk merangkum ide pokok dari sumber yang sedang dibaca,
agar ketika menulis Kajian seorang peneliti tidak mengalami kesulitan.
Selain itu, membuat rangkuman atau abstrak literatur yang telah dibaca
juga penting. Abstrak adalah rangkuman yang memuat informasi
utama atau artikel yang disampaikan secara ringkas (biasanya tidak
lebih dari 350 kata) dan ditulis dengan komponen yang spesifik yang
mendeskripsikan penelitian. Untuk menghindari plagirme, tidak
dianjurkan menggunakan abstrak yang diterbitkan pada awal buku
ataupun penelitian lainnya. Membuat abstrak sendiri lebih diutamakan.
Langkah pertama membuat abstrak adalah merumuskan tipe literatur
yang akan dirangkum. Untuk membuat abstrak penelitian kuantitatif
seperti artikel jurnal, makalah seminar, disertasi atau tesis, maka yang
harus diidentifikasi adalah: Permasalahan penelitian, pertanyaan
penelitian atau hipotesis, prosedur pengumpulan data dan hasil
penelitian. Untuk penelitian kualitatif hal yang harus diidentifikasi
10

adalah Permasalahan penelitian, pertanyaan penelitian, prosedur


pengumpulan data dan penemuan.
c. Membuat peta konsep. Dalam mengorganisir bahan-bahan dan materi
literatur seorang peneliti harus memahami konsep dari Kajian
pustakanya. Konsep secara visual atau diagram akan memberikan
gambaran pada pikiran disebut dengan peta konsep. Peta konsep berisi
gambar yang menyajikan literatur penelitian (seperti penelitian, essai,
buku, bab-bab, dan ringkasan-ringkasan) dalam sebuah topik.
Visualisasi membantu peneliti untuk meperoleh banyak informasi
ataupun topik di dalam literatur serta membantu peneliti bagaimana
mengajukan penelitian untuk menambah atau memperluas literatur
yang sudah ada daripada menduplikasi penelitian yang lalu. Ada dua
mode untuk menyusun peta konsep yakni secara hirarki dan model
circle.
5. Menulis Kajian pustaka (Write a literature review), adalah menuliskan
kembali hasil ringkasan informasi yang diperoleh melalui literatur untuk
dicantumkan dalam laporan penelitian. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menulis Kajian pustaka adalah:
Pertama, Menggunakan gaya yang tepat untuk menulis Kajian secara
lengkap (untuk daftar di akhir laporan penelitian) dan untuk
mengembangkan judul untuk Kajian pustaka.
Kedua, Menggunakan strategi menulis khusus yang terkait dengan
sejauh mana Kajian, jenis Kajian, dan penutup pada Kajian.
a. Menggunakan buku panduan penulisan. Setiap perguruan tinggi
mempunyai panduan sendiri dalam penyusunan laporan penelitian.
Panduan penulisan berisi petunjuk mengenai struktur untuk mengutip
referensi, judul label, cara membuat tabel dan angka-angka untuk
laporan penelitian ilmiah. Dengan menggunakan panduan penulisan
dalam penelitian (dan kajian pustaka) maka akan memiliki format yang
konsisten bagi pembaca dan peneliti lainnya, dan format ini akan
memudahkan dalam pemahaman penelitian.
11

b. Strategi penulisan. Dalam penulisan Kajian pustaka ada beberapa


elemen tambahan yang harus diperhatikan antara lain memperluas
kajian, jenis kajian, dan penutup.
1) Keluasan kajian pustaka.
Jumlah kajian pustaka dalam penelitian berbeda-beda. Untuk
disertasi dan tesis, diperlukan tinjauan yang lebih ekstensif dari
literatur serta komprehensif mencakup semua sumber informasi
yang diidentifikasi pada bahasan sebelumnya. Sedangkan untuk
rencana penelitian atau proposal, kajian pustaka yang tidak terlalu
komprehensip mungkin dianggap cukup. Biasanya, tinjauan
pustaka untuk proposal berkisar dari 10 sampai 30 halaman namun
hal ini dapat bervariasi tergantung dengan pedoman penulisan pada
lembaga masing-masing.
2) Jenis kajian.
Penyusunan kajian pustaka dalam laporan penelitian memiliki
jenis yang berbeda tergantung pada tradisi di kampus peneliti. Ada
dua model yang disajikan dalam buku creswell yaitu model tematik
dan model studi-by-study. Dalam kajian tematik, peneliti
mengidentifikasi tema dan mengutip literatur secara singkat untuk
mendukung tema tersebut. Dalam pendekatan ini, penulis hanya
membahas ide-ide besar atau hasil dari penelitian tidak pada
detailnya. Penulis sering menggunakan pendekatan ini pada artikel
jurnal, tetapi mahasiswa juga menggunakannya untuk disertasi dan
tesis di program pascasarjana. Cara menggunakan format ini
dengan menempatkan tema dan mencatat referensi (biasanya
beberapa referensi) yang digunakan untuk mendukung tema.
Model study-by-study berbeda dengan model tematik. kajian
Pustaka Model study-by-study memberikan ringkasan rinci dari
setiap subjek yang dikelompokkan dalam tema yang luas. Model
ini memuat unsur-unsur abstrak seperti yang telah dibahas
sebelumnya. Model ini biasanya sering digunakan dalam artikel
jurnal yang merangkum literatur serta dalam disertasi dan tesis.
12

Ketika menyajikan model ini, penulis menghubungkan ringkasan


(atau abstrak) dengan menggunakan kalimat transisi, dan mengatur
ringkasan di bawah subpos yang mencerminkan tema divisi utama.
3) Penutup. Pernyataan penutup tinjauan bertujuan untukmerangkum
tema utama yang ditemukan dalam literatur dan memberikan
informasi tentang pentingnya masalah penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti.13

F. Simpulan
Kajian pustaka sangat menentukan dalam membangun sebuah konsep untuk
penelitian. Oleh sebab itu tehnik penulisan dan pemilihan bahan-bahan yang
akan dikaji harus dikuasai dengan baik. Tidak semua bahan atau literatur dapat
dijadikan rujukan terutama dalam penulisan disertasi. Hanya literatur yang
memiliki kualitas yang tinggi dapat dijadikan bahan rujukan. Kajian pustaka
yang baik menjadikan penelitian yang baik pula.

John W Creswell, Educational Research Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and
13

Qualitative Research, 100-103


13

Refecences:
Boote & Beile, Scholars before researchers: On the centrality of the dissertation
literature review in research preparation. Educational Researcher, 34(6),
2005

Cooper Cooper, H. M., (1984). The integrative research review: A systematic


approach. Applied social research methods series (Vol. 2). Beverly Hills,
CA: Sage., 12

Creswell John W., Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed


Methods Approaches, 3th, terjemahan Achmad Fawaid,( Yogyakarta, 2010)

________________Educational Research Planning, Conducting and Evaluating


Quantitative and Qualitative Research, 4th edition
(www.pearsonhighered.com)

Gall, M. D., Borg, W. R., & Gall, J. P. Education research: An introduction (6th
ed.). (White Plains, NY: Longman, 1996)

LeCompte, M. D., Klinger, J. K., Campbell S. A., & Menke, D. W. (2003).


Editor’s introduction. Review of Educational Research, 73(2)

Purwono. Studi Kepustakaan. 2010,


http://www.scribd.com/doc/49046967/STUDI-KEPUSTAKAAN, 2, diakses
1 Maret 2015

http://www.wikipedia.com, diakses pada 1 Maret 2015

http://www.pdii.lipi.go.id

http://eric.ed.gov/.

Anda mungkin juga menyukai