Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Ibu

Ibu adalah wanita yang melahirkan seseorang. Sebutan untuk wanita

yang sudah bersuami,panggilan yang takzim kepada wanita baik yang

sudah bersuami maupun yang belum. (Kamus Besar Bahasa

Indonesia,2005:416)

2. Pengertian Balita

Masa Balita adalah masa keemasan. Masa ini merupakan waktu ideal

untuk mempelajari keterampilan dasar,membentuk kebiasaan-

kebiasaan,serta memperoleh konsep dasar yang berpengaruh pada masa

kehidupan selanjutnya. (http://.bukuanakmuslim.com/produk/halo-balita/)

3. Teori Kepatuhan

a. Pengertian Kepatuhan

Patuh adalah sikap positif individu yang ditunjukan dengan

adanya perubahan secara berarti sesuai dengan tujuan yang

diterapkan, kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat

terhadap aturan, perintah,prosedur,dan disiplin, kepatuhan adalah

7
derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang

mengobatinya menurut Sacket dalam Niven(2000).

Kepatuhan berasal dari kata patuh,yang berarti disiplin dan taat.

Mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien

sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh petugas kesehatan.

(Sacket dalam Niven,2002:192).

b. Variabel Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan

Beberapa variable yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut

Suddart dan Bunner (2001) adalah:

1) Variabel demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa,status

sosio ekonomi dan pendidikan

2) Variabel penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala

akibat terapi.

3) Variabel programterapeutik seperti kompleksitas program dan

efek samping yang tidak menyenangkan.

4) Variabel psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga

kesehatan, penerimaan, atau penyangkalan terhadap penyakit,

keyakinan agama atau budaya dan biaya financial dan lainnya

yang termasuk dalam mengikuti regimen hal tersebut diatas juga

ditemukan oleh Bart Smet dalam psikologi kesehatan.

c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan

8
Menurut (Niven,2002), Faktor – faktor yang mempengaruhi

ketidakpatuhan dapat digolongkan menjadi empat bagian antara lain:

1) Pemahaman tentang intruksi

Tak seorangpun dapat mematuhi intruksi jika ia salah paham

tentang intruksi yang diberikan kepadanya.

2) Kualitas interaksi

Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien

merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat

kepatuhan.

3) Isolasi sosial dan keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh

dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta

juga dapat menentukan tentang program pengobatan yang dapat

mereka terima.

4) Keyakinan, sikap dan kepribaadian

Becker et al telah membuat suatu usulan bahwa model

keyakinan kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya

ketidakpatuhan.

4. Teori Imunisasi

a. Pengertian Imunisasi

9
Kata Imun berasal dari bahasa latin (imunitas) yang berarti

pembebasab (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi

selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara

biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah istilah ini kemudian

berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan

terhadap penyakit,dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit menular.

(http://rahmanbudyono.wordpress.com/2009/01/28/makalah-

kesehatan_imunisasi/).

Sistem imun adalah suatu system dalam tubuh yang terdiri dari

sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama

secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti

kuman-kuman penyakit atau racunnya,yang masuk ke dalam tubuh.

Kuman termasuk antigen yang masuk kedalam tubuh,maka sebagai

reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibody.

Pada umumnya, reaksi pertamatubuh untuk membentuk antibodi

tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai “pengalaman”.

Pada reaksi yang ke-2,ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai

memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan

antibody terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang

lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang di

anggap berbahaya, perlu di lakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi.

Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak

terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkenapun, tidak akan

10
menimbulkan akibat yang fatal. Imunisasi adalah tindakan yang

efektifitasnya terbukti dalam mengurangi populasi insident penyakit-

penyakit tertentu. Sehingga bayi harus diberikan imunisasi

(Henderson,2006).

Imunisasi berasal dari kata imun,kebal atau resisten. Anak di

imunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu.

Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu

kebal terhadap penyakit yang lain. (Notoadmodjo,2003:37)

Imunisasi adalah proses dimana system kekebalan anak menjadi

kebal terhadap suatu agen yang dikenal dengan imunogen. Ketika

system manusia dimasukan molekul-molekul yang asing bagi tubuh,ia

akan menyusun sebuah respon kekebalan, tetapi ia juga bisa

mengembangkan kemampuan untuk menanggapi sebuah pertemuan

selanjutnya (melalui memori imunoglobis). Ini adalah sebuah fungsi

system kekebalan adaptif. (Maulana,2009:150).

Imunisasi berasal dari kata imun,kebal atau resisten. Anak di

imunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu.

Anak kebalatau resistenterhadap suatu penyakit, tentu belum tentu

kebal terhadap penyakit yang lain. (Notoadmodjo,2007:43)

b. Macam Kekebalan

Kekebalan terhadap suatu penyakit,menular dapat digolongkan

menjadi 2 yakni:

11
1) Kekebalan tidak spesifik ( non-spesifik resistance)

Yang dimaksud factor-faktor khusus adalah pertahanan

tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan

dari suatu penyakit, misalnya, kulit air mata,cairan-cairan khusus

yang keluar dari perut(usus), adanya reflek-reflek tertentu

misalnya batuk dan bersin dan sebagainya.

2) Kekebalan spesifik(specipic resistance)

Kekebalan specipicdapat diperoleh dari dua sumber yakni:

a) Genetik

Kekebalan yang berasal dari sumber genetic adalah

biasanya berhubungan dengan ras( warna kulit dan

kelompokan-kelompokan etnis).

b) Kekebalan yang diperoleh (acquaied immunity)

Kekebalan ini memperoleh dari luar tubuh anak atau orang

yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif,dan dapat

bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang

sembuh dari penyakit tertentu. Kekebalan juga dapat diperoleh

melalui imunisasi,yang berarti kedalam tubuhnya dimasukan

organisme pathogen (bibit) penyakit. Kekebalan pasif ini

hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja).

(Notoadmodjo,2003:37)

c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kekebalan

12
Banyak factor yang mempengaruhi kekebalan,antara lain

umur,sek,kehamilan,gizi,dan trauma.

1) Umur

Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi(anak balita), dan

orang tua lebih mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia

dangat muda atau usia tua lebih rentan, kurang kebal terhadap

penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin disebabkan

karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya

rendah.

2) Jenis Kelamin

Untuk penyakit menulat tertentu seperti polio dan diphtheria

lebih parah terjadi pada wanita dari pada pria.

3) Kehamilan

Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan

terhadap penyakit-penyakit menular tertentu misalnya penyakit

polio,pneumonia,malaria serta amubiasis.

4) Gizi

Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi

tubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi, tetapi sebaliknya

kekuranga gizi berakibat kerentanan seseorang terhadap penyakit

infeksi.

5) Trauma

13
Stress salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab

kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.

(Notoatmodjo,2003:37).

d. Jenis – Jenis Imunisasi

1) Imunisasi pasif (passive immunization)

Imunisasi pasif ini adalah “inmuno globulin” jenis imunisasi ini

dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak)

2) Imunisasi aktif (active immunization)

a) Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B berfungsi untuk memberi tubuh

kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B,penyakit Hepatitis

disebabkan oleh virus yang telah mempengaruhi oleh

liver(hati). Bayi yang terjangkit virus Hepatitis beresiko

terkena kanker hati atau kerusakan pada hati.

Penularan Virus Hepatitis B biasanya disebarkan melalui

kontak dengan cairan tubuh (darah, air liur, air mania tau dari

Ibu ke anak pada saat melahirkan). Gejala yang dirasakan oleh

penderita penyakit Hepatitis B mirip flu, yaitu hilangnya nafsu

makan, mual, rasa lelah,mata kuning dan muntah serta demam,

urine menjadi kuning, dan sakit perut.

14
Imunisasi ini diberikan tiga kali pada hari 0-11 bulan

melalui intramuscular, sedangkan yang diberikan sesaat

setelah lahir atau dapat diberikan pada usia 0-7 hari yaitu

vaksin B-PID. Efek samping yang terjadi yaitu berupa reaksi

local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembungkakan

disekitar tempat penyuntikan, reaksi yang terjadi bersifat

ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

b) BCG

Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan

TBC(Tuberkulosis). Keemasan Vaksin BCG dalam 1 ampul,

beku kering di larutkan ke 4 ml pelarut. Imunisasi BCG

dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan sebanyak 0,05 cc yang di

suntikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas.

Kontra indikasi Imunisasi BCG yaitu tidak boleh di

berikan pada kondisi seorang anak yang menderita penyakit

kulit yang berat atau menahun,seperti eksim. Efek samping

setelah di berikan Imunisasi vaksin lain. Imunisasi BCG tidak

menyebabkan demam.

Setelah 1-2 minggu di berikan Imunisasi, akan timbul

indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah

menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka ini akan

sembuh dengan sendirinya secara spontan.

c) DPT

15
Imunisasi DPT berfungsi untuk mencegah penyakit

diptheri, pertussis, dan tetanus. Vaksin DPT terdapat 3

kemasan sekaligus, pemberian Imunisasi DPT dilakukan 3 kali

mula bayi berumur 2 bulan sampai 11 bulan dengan interval 4

minggu melalui injeksi intramuscular pada paha tengah luar.

Sedangkan efek samping pemberian Imunisasi DPT yaitu

demam.

d) Polio

Polio dapat menyebabkan gejala yang ringan atau penyakit

yang sangat parah. Penyakit ini dapat menyerang system

pencernaan dan system saraf .polio dapat menyebabkan

demam, muntah-muntah, dan kekakuan otot-otot dan dapat

menyerang saraf-saraf. Di antara dua sampai lima persen

penderita polio akan meninggal.

Imunisasi polio berfungsi untuk mencegah penyakit

poliomilitus. di berikan 4 kali (polio I,II,III, dan IV) Dosis

pemberian Imunisasi polio sebanyak 2 tetes ke dalam lidah.

e) Campak

Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit

campak (measles). Pemberian vaksin campak hanya diberikan

satu kali, dapat dilakukan pada umur 9-11 bulan dengan dosis

0,5 cc,sebelum di suntikan, vaksin campak terlebih dahulu

16
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi

5 ml cairan pelarut.

f) Tetanus Toxoid (TT)

Imunisasi TT di berikan pada ibu hamil dan calon

pengantin, Imunisasi ini berfungsi untuk mencegah terjadinya

tetanus pada bayi yang akan dilahirkan.

(Notoatmodjo,2003:37)

e. Jadwal Pemberian Imunisasi

Tabel 2,1 Pemberian Imunisasi

Bulan
1 2 3 4 5 6 9 15
No Jenis Imunisasi
I II III
1 Hepatitis B
2 BCG X
I II III
3 DPT
4 Polio I II III IV
5 Campak X

5. Teori Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

a. Pengertian Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin yang melindungi terhadap

difteri,pertussis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang

menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang

serius atau fatal. Pertussis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada

17
saluran udara yang di tandai dengan batuk hebat yang menetap serta

bunyi pernapasan yang melengking. Pertussis berlangsung selama

beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat

sehingga anak tidak dapat bernapas, makan dan minum. Pertussis juga

dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia,kejang dan

kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa

menyebabkan kekakuan pada rahang dan kejang. (Sri Rezeki,2005).

b. Fungsi Imunisasi DPT

Imunisasi DP, bertujuan untuk mencegah 3 penyakit sekaligus

yaitu Difteri, Pertusis, Tetanus. Difteri merupakan penyakit yang

disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria.

Difteribersifat ganas, mudah menular dan menyerang terutama

saluran nafas bagian atas.Penularannya bisa karena kontak langsung

dengan penderita melalui bersin atau batuk atau kontak tidak langsung

karena adanya makanan yang terkontaminasi bakteri difteri. Penderita

akan mengalami beberapa gejala seperti demam lebih kurang

38OC,mual,muntah, sakit waktu menelan, dan terdapat

pseudomembran putih keabu- keabuan di faring,laring atau tonsil,

tidak mudah lepas dan mudah berdarah, leher membengkak seperti

leher sapi disebabkan karena disertai bunyi (stidor).

18
Gambar 2.1

Keterangan : Bakteri Difteri

Pada pemeriksaan asupan tenggorokan atau hidung terdapat

kuman difteri. Pada proses infeksi selanjutnya, bakteri difteri akan

menyebarkan racun ke dalam tubuh, sehingga penderita dapat

mengalami tekanan darah rendah,hingga efek jangka panjangnya akan

terjadi kardiomiopati dan miopati perifer. Cutaneus dari bakteri difteri

menimbulkan infeksi sekunder pada kulit penderita.

Difteri disebabkan oleh bakteri yang ditemukan di mulut,

tenggorokan dan hidung.Difteri menyebabkan selaput tumbuh di

sekitar tenggorokan. Selaput tersebut dapat menyebabkan kesusahan

menelan,bernafas,dan bahkan bisa mengakibatkan mati lemas. Bakteri

menghasilkan racun yang dapat menyebar keseluruhan tubuh dan

menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti kelumpuhan dan

gagal jantung. Sekitar 10% penderita difteri akan meninggal akibat

19
penyakit ini. Difteri dapat di tularkan melalui batuk dan bersin oleh

orang yang mempunyai penyakit ini

Pertusis, merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman

Bordetella Pertussis.Kuman ini mengeluarkan toksin yang

menyebabkan ambang rangsang batuk menjadi rendah sehingga bila

terjadi sedikit saja rangsangan akan terjadi batuk yang hebat dan lama.

Serangan batuk lebih sering pada malam hari, batuk terjadi beruntun

pada akhir batuk menarik nafas panjang terdengar suara “hup”

(whoop) yang khas, biasanya disertai muntah. Batuk bisa mencapai 1-

3 bulan, oleh karena itupertusis disebut juga dengan “batuk seratus

hari”. Penularan penyakit ini dapat melalui droplet penderita.

Pada stadium permulaan yang disebut stadium kataralisyang

berlangsung 1-2 minggu gejala belum jelas. Penderita menunjukan

demam, pilek, batuk yang makin lama makin keras pada stadium

selanjutnya disebut stadium paroksismal, baru timbul gejala khas

berupa batuk lama atau hebat, didahului dengan menarik napas

panjang disertai bunyi “whoop”. Stadium Kataralis ini berlangsung

4-8 minggu. Pada bayi tidak khas “whoop” tidak ada tetapi sering

disertai perhentian nafas sehingga bayimenjadi biru. Akibat batuk

yang berat dapat terjadi pendarahan selaput lender mata (oedema

periorbital).Pada pemeriksaan laboratorium apusan lender di

tenggorokan dapat di temukan kuman pertussis (Bordella Pertussis).

20
Batuk rejan adalah penyakit yang menyerang saluran udara

dan pernapasan dan sangat mudah menular. Penyakit ini menyebabkan

serangan batuk parah yang berkepanjangan. Di antara serangan batuk

ini, anak akan megap-megap untuk bernapas. Serangan batuk

seringkali diikuti oleh muntah-muntah dan serangan batuk dapat

berlangsung berbulan-bulan.

Gambar 2.2

Keterangan : Bakteri Pertusis

Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

kuman Clostridium tetani.Kuman ini bersifat anareob, sehingga dapat

hidup pada lingkungan yang tidak terdapat zat asam (oksigen).Tetanus

dapat menyerah bayi, anak-anak bahkan orang dewasa. Pada bayi

penularan disebabkan karena pemotongan tali pusat tanpa alat yang

steril atau dengan cara tradisional dimana alat pemotongan dibubuhi

ramuan tradisional yang terkontaminasi spora kuman tetanus. Pada

anak-anak atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang kotor

atau luka terkontaminasi spora kuman tetanus.Kuman ini paling

21
banyak terdapat pada usus kuda berbentuk spora yang tersebar luas di

tanah.

Gambar 2.3

Keterangan : Bakteri Tetanus

c. Kemasan Imunisasi DPT

Dipasaran terdapat 3 kemasan sekaligus, dalam bentuk kemasan

tunggal bagi tetanus, dalam bentuk kombinasi DT(difteri dan

tetanus)dan kombinasi ketiganya atau dikenal dengan vaksin tripel.

d. Cara Pemberian dan Dosis

Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi

instramuskular. Suntikan diberikan pada paha tengah luat atu subkutan

dalam dengan dosis 0,5 cc. cara memberikan Vaksin ini sebagai

berikut:

1) Letakan bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan

seluruh kaki telanjang.

2) Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi.

3) Pegang paha dengan ibu jari dan telunjuk.

22
4) Masukan jarum dengan 90 derajat.

5) Tekan seluruh jarum langsung kebawah melalui kulit sehingga

masuk kedalam otot. Untuk mengurangi rasa sakit, suntikan secara

pelan-pelan.

Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak umur dua bulan

dengan interval 4-6 minggu. DPT 1 diberikan 2-4 bulan, DPT 2 umur

3-5 bulan, dan DPT 3 umur 4-6 bulan. Ulangan selanjutnya,yaitu DPT

4 diberikan satu tahun setelah DPT 3 pada usia 18-24 bulan, dan DPT

5 pada usia 5-7 tahun. Sejak tahun 1998, DPT 5 dapat diberikan pada

kegiatan imunisasi di sekolah dasar. Ulangan DPT 6 diberikan usia

12 tahun mengingat masih dijumpai khusus difteri pada umur lebih

besar dari 10 tahun. Dosis DPT adalah 0,5 ml.

Imunisasi DPT pada bayi tiga kali (3 dosis) akan memberikan

imunitas satu sampai 3 tahun. Ulangan DPT umur 18-24 bulan (DPT

4) akan memperpanjnag imunitas 5 tahun sampai umur 6-7 tahun.

Dosis toksoid tetanus kelima (DPT/DT 5) bila diberikan pada

usiamasuk sekolah akan memperpanjang imunitas 10 tahun lagi, yaitu

sampai umur 17-18 tahun. Imunisasi ini akan melindungi bayi dari

tetanus apabila anak-anak tersebut sudah menjadi ibu kelak.

Dosis toksoid tetanus tambahan yang diberikan tahun berikutnya

akan memperpanjang imunitas 20 tahun lagi. (Proverawati, 2010:48).

23
e. Efek Smping Imunisasi DPT

Efek samping dari imunisasi DPT yaitu bayi menderita panas pada

waktu sore hari setelah mendaptkan imunisasi DPT,tetapi panas akan

turun dan hilang dalam 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit,

merah, atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya

dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus karena akan sembuh

dengan sendirinya. Bila gejala tersebut tidak timbul, maka tidak perlu

diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan

dan imunisasi tidak perlu di ulang. Sedangkan efek berat bayi

menangis hebat karena kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran

menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock. (Maulana,

2009:154).

24
B. Kerangka Konsep dan Definisi Operasional

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat di

komunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan

antara variable (baik dari variable yang diteliti maupunyang tidak diteliti).

(Nursalam,2000).

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep

yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan

dilakukan. (Notoatmodjo, S. 2002:69)

Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

25
Bagan 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Dependen Variabel independen

karakteristik Ibu Balita


 Pengetahuan

Kepatuhan ibu Balita

untuk melakukan

imunisasi DPT

Eksternal
 umur
 Pendidikan
 Pekerjaan

Variabel yang diteliti

Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti

2. Hipnotesis

Dari katanya, Hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata,

“hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya

26
“kebenaran”.jadi hipotesis yang kemudian cara penulisannya disesuaikan

dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang

menjadi Hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71).

a. Ha : Ada hubungan antara Variabel independen dengan

variable dependen

b. Ho : Tidak ada hubungan antara variable independen dengan

variable devenden

Sub Hipotensis

1) Ada hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan kepatuhan

melakukan imunisasi DPT di Puskesmas Sukaraja Kabupaten

Sukabumi Tahun 2012.

2) Ada hubungan antara kepatuhan ibu balita dengan melakukan

imunisasi DPT di Puskesmas Sukaraja Kabupaten Sukabumi

Tahun 2012.

3) Ada hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan kepatuhan

melakukan imunisasi DPT di Puskesmas Sukaraja Kabupaten

Sukabumi Tahun 2012.

27
3. Definisi Operasional

Adapun definisi iperasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Definisi Operasional

Sub Definisi
No Variabel Alat ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Operasional
1 Ibu Balita Pengetahuan Imunisasi DPT Kuesioner Menggunakan 1. Baik Nominal
imunisasi adalah imunisasi kuesioner yang (76%-100%)
DPT
yang wajib terdiri dari
2. Cukup
dilakukan pada pertanyaan tertutup (65%-75%)
bayi sebanyak 3 dalam bentuk 3
3.Kurang (55%)
kali pilihan
2 Kepatuhan Adalah ibu balita Kuesioner Menggunakan 1. Selalu Nominal
ibu balita disiplin atau taat kuesioner yang 2. Kadang-
melakukan kadang
melakukan terdiri dari
imunisasi 3. Tidak pernah
DPT imunisasi DPT pertanyaan tertutup
sesuai jadwal dalam bentuk 3
pilihan

28

Anda mungkin juga menyukai