Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BOGE: BIO-OIL DARI AMPAS TEBU (BAGASSE)


DENGAN PROSES PENCAIRAN TERMOKIMIA
DALAM ETANOL SUPERKRITIK
SEBAGAI BAHAN BAKAR CAIR RAMAH LINGKUNGAN

BIDANG KEGIATAN :
PKM KARSA CIPTA

Diusulkan oleh :

Rozi Ferdika I0511047 / 2011


Ahmad Qomaruddin I0511001 / 2011
Anggita Nugraheny I0513006 / 2013
Muhammad Fadilah Arsyad I0514038 / 2014

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA
2014

i
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN KULIT MUKA ................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL................................................................................................. v
RINGKASAN ....................................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan......................................................................... 2
1.5 Manfaat ................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3
2.1 Potensi Biomasa..................................................................................... 3
2.2 Karakteristik Biomassa Lignoselulosa................................................... 3
2.3 Konversi Biomassa dan Fluida Superkritik ........................................... 4
2.4 Dekomposisi Biomassa.......................................................................... 4
2.5 Ampas Tebu (Bagasse) .......................................................................... 5
III. METODE PELAKSANAAN ........................................................................ 6
3.1 Alat dan Bahan Penelitian...................................................................... 6
3.2 Metodologi Peneletian ........................................................................... 7
IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ......................................................... 8
4.1 Anggaran Biaya ...................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan...................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 9
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rangkaian Alat Percobaan .................................................................. 6


Gambar 2. Rangkaian Alat Distilasi ..................................................................... 6
Gambar 3. Skema Cara Kerja Penelitian .............................................................. 7

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Konsumsi Energi Dunia.......................................................................... 1


Tabel 2. Kandungan Ampas Tebu ........................................................................ 5
Tabel 3. Ringkasan Anggaran biaya ..................................................................... 8

v
RINGKASAN

Semakin lama kebutuhan energi semakin meningkat. Agar kebutuhan


energi tetap terpenuhi maka sumber energi terbarukan mulai mendapatkan
perhatian. Salah satu sumber energi terbarukan adalah biomassa. Salah satu
biomassa yang mempunyai potensi adalah tanaman tebu (Saccharum
officinarum).
Peningkatan produksi dan kebutuhan tebu menyebabkan terjadinya pula
peningkatan limbah, baik berupa tetes tebu maupun ampas tebu (bagasse). Tetes
tebu telah banyak dimanfaatkan untuk pembuatan bioetanol, sedangkan ampas
tebu (bagasse) belum banyak dimanfaatkan padahal ampas tebu (bagasse)
merupakan salah satu biomassa yang mengandung kadar lignoselulosa yang
cukup tinggi yaitu 37,65%.
Terdapat beberapa metode konversi biomassa menjadi sumber energi
khususnya secara termokimia antara lain pembakaran (combustion), pirolisis
(pyrolisis), gasifikasi (gasification), karbonisasi (carbonization) dan pencairan
(liquefaction). Untuk mengolah ampas tebu (bagasse) yang memiliki kadar air
relatif tinggi (17-20%), paling baik menggunakan metode pencairan secara
termokimia karena metode pencairan secara termokimia tidak membutuhkan
energi tambahan untuk menguapkan air yang terkandung dalam biomassa. Dalam
proses pencairan bagas tebu secara termokimia, digunakan fluida superkritik yaitu
etanol karena memiliki suhu dan tekanan kritik yang lebih rendah dibandingkan
air sehingga memungkinkan untuk lebih cepat bereaksi. Fluida superkritik
sekarang banyak digunakan untuk meningkatkan yield dan kualitas bio-oil yang
dihasilkan serta memiliki potensi untuk memproduksi bio-oil dengan nilai kalori
tinggi dan viskositas rendah.
Pembuatan bio-oil dari ampas tebu sendiri terdiri dari 4 garis besar, yaitu
1) Pre-treatment, persiapan ampas tebu untuk kemudian diolah; 2) Proses
Termokimia, di mana ampas tebu diolah dengan bahan campuran yang kemudian
dipanaskan; 3) Post-treatment, memurnikan hasil yang didapat dengan
memisahkan ampas olahan dengan cairannya (bio-oil); dan 4) Analisis, untuk
mengetahui bahwa komposisi bio-oil sudah sesuai dengan standar yang ada.
Diharapkan dengan kegiatan PKM ini, dapat memberikan informasi
kepada masyarakat luas untuk memanfaatkan ampas tebu (bagasse) sebagai bahan
bakar cair terbarukan yang ramah lingkungan. Khusus bagi mahasiswa,
diharapkan dapat meningkatkan kepekaan dalam menghadapi masalah energi dan
berperan serta dalam pengembangan bahan bakar cair ramah lingkungan.

Kata kunci: bagasse, bio-oil, termokimia, pencairan, superkritik

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin lama kebutuhan energi semakin meningkat.Pada Tabel 1,


dapat diketahui bahwa konsumsi energi dunia mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Agar kebutuhan energi tetap terpenuhi maka sumber energi
terbarukan mulai mendapatkan perhatian. Salah satu sumber energi
terbarukan adalah biomassa. Biomassa adalah materi organik yang berasal
dari bahan-bahan biologis (Brown, 2003).

Tabel 1. Konsumsi Energi Dunia


Tahun Konsumsi Energi (Million Tonnes Oil Equivalent)
2010 11943.4
2011 12225.0
2012 12476.6
(BP Statistical Review of World Energy, 2013)

Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk


bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis,
seperti di Indonesia. Ampas tebu atau lazimnya disebut bagasse, adalah hasil
samping dari proses ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. Dari satu pabrik
dihasilkan ampas tebu sekitar 35–40% dari berat tebu yang digiling (Indriani
dan Sumiarsih, 1992).
Peningkatan produksi dan kebutuhan tebu menyebabkan terjadinya
pula peningkatan limbah, baik berupa tetes tebu maupun ampas tebu
(bagasse). Tetes tebu telah banyak dimanfaatkan untuk pembuatan bioetanol,
sedangkan bagas tebu belum banyak dimanfaatkan padahal ampas tebu
(bagasse) merupakan salah satu biomassa yang mengandung kadar
lignoselulosa yang cukup tinggi yaitu 37,65 %. Selain itu, ampas tebu
(bagasse) sendiri juga merupakan bagian terbesar dari limbah tebu.
Metode pencairan ampas tebu (bagasse) memiliki banyak keunggulan
karena dapat mengkonversi limbah yang tidak memiliki nilai guna menjadi
bio-oil yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bio-fuel. Namun,
perancangan sistem dan peralatannya membutuhkan data karakteristik proses
dan kondisi operasi yang tepat untuk menghasilkan produk yang optimal.
Dengan demikian, kegiatan tentang metode pencairan ampas tebu (bagasse)
penting untuk dilakukan dan dikembangkan sehingga kedepannya
pemanfaatan biomassa semakin gencar digalakkan.

1
1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diselesaikan adalah bagaimana


memanfaatkan ampas tebu (bagasse) yang jarang dimanfaatkan, menjadi bio-
oil yang memiliki nilai tambah, menjadi alternatif energi yang berkualitas
sesuai standar yang berlaku, dan sebagai bahan bakar cairan yang ramah
lingkungan.

1.3. Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah menghasilkan bio-oil dari pemanfaatan


ampas tebu (bagasse) yang masih jarang pemanfaatannya sehingga memiliki
nilai tambah, menjadi alternatif energi yang berkualitas sesuai standar yang
berlaku, dan sebagai bahan bakar cairan yang ramah lingkungan.

1.4. Luaran yang Diharapkan

Dari kegiatan PKM ini diharapkan dapat diperoleh suatu produk yang
memiliki nilai tambah, menjadi alternatif energi yang berkualitas sesuai
standar yang berlaku, dan sebagai bahan bakar cairan yang ramah
lingkungan, yang berasal dari pemanfaatan bahan yang masih kurang
pemanfaatannya yaitu ampas tebu (bagasse). Selain itu, diharapkan produk
ini menjadi pelopor pemanfaatan biomassa sebagai energi terbarukan di
Indonesia.

1.5. Manfaat

Pemanfaatan biomassa ampas tebu (bagasse) yang dikembangkan ini


diharapkan menjadi salah satu alternatif pemanfaatan biomassa yang masih
jarang dimanfaatkan karena sudah menjadi limbah. Selain itu produk ini
diharapkan menjadi salah satu solusi energi terbarukan di Indonesia, yaitu
sebagai bahan bakar cair ramah lingkungan

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Potensi Biomasa

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses


fotosintetik, baik berupa produk maupun limbah. Biomasa bersifat mudah
didapatkan, ramah lingkungan dan terbarukan. Secara umum potensi energy
biomassa berasal dari limbah sector kehutanan, perkebunan dan pertanian.
Potensi limbah biomassa terbesar adalah dari limbah kayu hutan, kemudian
diikuti oleh limbah padi, jagung, ubi kayu, kelapa, kelapa sawit dan tebu.
Energi biomassa tersebut dapat menjadi sumber energi alternatif
pengganti bahan bakar fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang
menguntungkan yaitu, dapat dimanfaatkan secara lestari, dapat diperbaharui
(renewable resources), dan relative tidak mengandung unsur sulfur sehingga
tidak menyebabkan polusi udara dan juga dapat meningkatkan efisiensi
pemanfaatan sumber daya hutan dan pertanian (Richana, 2007).

2.2. Karakteristik Biomassa Lignoselulosa

Komponen utama dalam biomassa adalah sebagai berikut:


a. Selulosa
Selulosa merupakan komponen kimia biomassa yang terbesar,
jumlahnya mencapai hamper setengah bagian biomassa. Selulosa adalah
komponen dasar pada dinding sel dan serat. Selulosa dimanfaatkan dalam
proses fermentasi dari biomassa menjadi biofuel (bioetanol).
b. Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah bagian dari kelompok polisakarida yang
memiliki rantai pendek dan bercabang. Pada tumbuhan, hemiselulosa
berfungsi sebagai bahan pendukung dinding sel. Hemiselulosa juga
merupakan senyawa polimer yang terdapat pada biomassa.
c. Lignin
Lignin adalah molekul komplek yang tersusun dari unit phenyl
phropane yang terikat di dalam struktur tiga dimensi. Lignin sangat
resistan terhadap degradasi, baik secara biologi, enzimatis, maupun
kimia. Karena kandungan karbon yang relative tinggi dibandingkan
dengan selulosa dan hemiselulosa, lignin memiliki kandungan energi
yang tinggi (Hermiati et. al., 2010).

3
2.3. Konversi Biomassa dan Fluida Superkritik

Menurut Demirbas (2001), konversi biomassa terbagi menjadi empat


kategori dasar, yaitu proses pembakaran langsung, proses termokimia, proses
biokimia, dan proses agrokimia. Pencairan secara termokimia adalah proses
konversi biomassa secara termokimia dimana biomassa diubah menjadi
cairan. Pada proses ini, temperatur yang relative rendah (300–350◦C) dan
tekanan tinggi (5-20 MPa) pada waktu tinggal selama 30 menit menghasilkan
kandungan cairan yang berbeda. Liquefaction dapat dikelompokkan menjadi
2, yaitu yang menggunakan katalis (catalytic liquefaction) dan liquefaction
tanpa katalis (non-catalytic liquefaction / direct liquefaction). Yield dan
komposisi bio-oil serta residu karbon berbeda-beda tergantung proses yang
digunakan (Demirbas, 2001).
Fluida superkritik merupakan kandidat untuk mengkonversi biomassa
secara termokimia karena bersifat unik seperti densitas dan viskositas yang
rendah serta difusivitas yang tinggi. Alkohol memiliki suhu dan tekanan
kritik yang lebih rendah dibandingkan air sehingga memungkinkan untuk
lebih cepat bereaksi. Selain itu, alcohol diharapkan mudah larut dalam
selulosa, hemiselulosa, dan lignin karena konstanta dielektrik alkohol yang
lebih rendah bila dibandingkan dengan air (Saka, 2006). Fluida superkritik
sekarang banyak digunakan untuk meningkatkan yield dan kualitas bio-oil
yang dihasilkan serta memiliki potensi untuk memproduksi bio-oil dengan
nilai kalori tinggi dan viskositas rendah (Xu, 2008).

2.4. Dekomposisi Biomassa

Eiji Minami dan Shiro Saka (2004) melakukan percobaan


menggunakan Japanese beech (Fagus crenata) sebagai biomassa dengan
metode konversi kimia dalam methanol superkritik pada berbagai
konsentrasi. Dari percobaan tersebut didapatkan bahwa pada kadar air dalam
methanol sebesar 10% akan menghasilkan yield bio-oil yang optimum.
Sedangkan ketika kadar air dalam methanol sangat tinggi, yield minyak yang
dihasilkan akan semakin rendah.
Tang et. al. (2009) melaporkan bahwa penggunaan etanol superkritik
(Tc=243,1°C, Pc=6,37 MPa) dapat meningkatkan oligomer lignin yang
diperoleh dari pirolisis bio-oil dan mereduksi arang serta gas-gas atau kokas.
Selain itu, etanol subkritis dan super kritis juga digunakan sebagai media
reaksi pada proses hydroliquefaction biomass yang berupa kayu (Xudan
Etcheverry, 2008).
Minowa (1998), meneliti bahwapenggunaankatalis Na2CO3 dapat
menekan terjadinya dekomposisi bio-oil menjadi arang dan gas-gas sehingga
akan memperbanyak produk bio-oil yang dihasilkan.

4
2.5. Ampas Tebu (Bagasse)

Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk


bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim
tropis. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang
lebih1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan
Sumatra (Anonim, 2011).
Ampas tebu atau disebut bagas, adalah hasil samping dari proses
ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. Husin (2007) menambahkan, berdasarkan
data dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ampas tebu
yang dihasilkan sebanyak 32% dari berat tebu giling. Ampas tebu sebagian
besar mengandung ligno-cellulose. Panjang seratnya antara1,7 sampai 2 mm
dengan diameter sekitar 20 mikro, sehingga ampas tebu ini dapat memenuhi
persyaratan untuk diolah menjadi papan-papan buatan. Bagase mengandung
air 48-52%, gula rata-rata 3,3% dan serat rata-rata 47,7%.
Tabel 2. Kandungan Ampas Tebu
Kandungan Kadar (%)
Abu 3,82
Lignin 22,09
Selulosa 37,65
SiO2 3,01
Pentosan 27,97

5
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3.1. Alat dan Bahan Penelitian


3.1.1. Alat yang digunakan:
1. Mesin giling
2. Oven
3. Ayakan 50 mesh
4. Autoklaf 200 ml
5. Tube furnace 2

6. Kertas saring
7. Pisau
8. Botol kaca
9. Tabung gas N2

1
500

Gambar 1. Rangkaian Alat


Percobaan

3.1.2. Bahan yang digunakan:


1. Etanol 96%
2. Natrium Karbonat ( Na2CO3)
3. Gas N2
4. Aquadest

Gambar 2. Rangkaian Alat Distilasi

6
3.2. Metodologi Penelitian
Pre-treatment Proses Termokimia Post-treatment Analisis

Memasukkan Mendinginkan
5 gram bagas autoklaf sampai suhu
tebu, 0,25 kamar selama 24 jam Meng-
Mengumpul- gram Na2CO3, setelah pemanasan analisis
kan bagas dan 75 ml komposisi
tebu etanol ke Mendinginkan kimia
autoklaf autoklaf sampai suhu dalam
kamar selama 24 jam biodiesel
dengan
Memfiltrasi bahan metode
Mengalirkan dengan kertas saring GC-MS
gas N2 selama yang sebelumnya telah
beberapa saat ditimbang
Mengering- lalu menutup
kan bagas autoklaf Mengeringkan padatan
tebu dalam menggunakan oven
oven pada pada suhu 105 oC
suhu 105 oC selama 24 jam
selama 24
jam
Memanaskan Menimbang padatan
autoklaf dalam yang telah kering dan
tube furnace mencatat beratnya
selama 75
menit dengan Mendistilasi fase cair
Menghancur variasi suhu tadi untuk
kan bagas memisahkan minyak
tebu dan dengan etanol
mengayak-
nya dengan
ayakan 50 Menimbang biodiesel
mesh dan etanol yang
didapat

Mengekstraksi
biodiesel tadi
menggunakan n-
heksana untuk
menghilangkan
glukosa

Gambar 3. Skema Cara Kerja Penelitian

7
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. BIAYA
Tabel 3. Ringkasan Anggaran Biaya
No. JenisPengeluaran Total (Rp)
1. Peralatan penunjang (30%) 3.200.000
2. Bahan habis pakai (35%) 6.525.000
3. Perjalanan (15%) 1.300.000
4. Lain-lain (15%) 423.500
Total biaya 11.448.500

4.2. JADWAL KEGIATAN


Bulan ke -
Kegiatan
1 2 3 4 5

1. Persiapan
a. Pengumpulan
Bahan Baku
b. Pengolahan awal
Bagas Tebu

2. Pelaksanaan

a. Percobaan
pendahuluan
b. Pembuatan produk
dan Pengumpulan
data
c. Cek kualitas produk
(analisis dan uji
coba)
3. Penyelesaian

a. Pengolahan data

b. Penyusunan laporan
c. Penggandaan
laporan dan
publikasi

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, “Chapter II”, www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/192


39/4/Chapter%20II.pdf<diakses tanggal 25 Agustus 2014 jam 00.27>.
Demirbas, A., 2001, “Biomass Resource Facilities and Biomass Conversion
Processing for Fuels and Chemical Energy Convert Manage”., 42: 1357 –
1378.
Hermiati, E., Mangunwidjaja, D., Sunarti, T.C., Suparno, O., danPrasetya, B.,
2010, “Pemanfaatan Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu untuk Produksi
Bioetanol”, Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan
Ketaren, S., 1986,”Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan”,UI Press,
Jakarta
Minowa, T., Fang, Z., Ogi, T., and Varhegyi, G., 1998, “Decomposition of
Cellulose and Glucose in Hot-Compressed Water under Catalyst-Free
Conditions”, J. Chem. Eng.Japan, 31, 131-134
Richana, N., Irawadi, T.T., Nur, M.A., Saillah, I., Syamsu, K., danArkenan, Y.,
2007, “Ekstraksi Xilan dari Bagas tebu”, Jurnal Penelitian Pertanian
Tanaman Pangan, 4(1):38-43
Tang, Z., Lu, Q., Zhang, Y., Zhu, X.F., and Guo, Q.X., 2009, “One Step Bio-Oil
Upgrading Through Hydrotreatment, Esterification, and Cracking”, Ind.
Eng. Chem. Res., 48: 6923-6929, DOI: 10.1021/ie900108d
Xu, C.B., and Etcheverry, T., 2008, “Hydro-Liquefaction of Woody Biomass in
Sub- and Super-Critical Ethanol with Iron-Based Catalysts Fuel”, 87: 335-
545, DOI:10.1016/j.fuel.2007.05.013
Yamazaki, J., Minami, E., and Saka, S., 2006, “Liquefaction of Beech Wood in
Various Supercritical Alcohols”, J Wood Sci., 52:527–532

9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
5. Dosen Pembimbing
A. Identitas diri
1 Nama Lengkap Bregas S. T. Sembodo, S. T., M. T.
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIDN 0006127103
5 Tempat dan Tanggal Lahir Ngawi, 6 Desember 1971
6 E-mail bregas@uns.ac.id
7 Nomor Telepon/Hp 0271-7654356 /0818267152

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Universitas Gadjah Universitas Gadjah
Institusi Mada Mada
Jurusan Teknik Kimia Teknik Kimia
Tahun Lulus 1996 2002

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa
Cipta.

Surakarta, 25 September 2014

Pembimbing,

(Bregas S. T. Sembodo, S. T., M. T.)


Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga Satuan Jumlah
Material Kuantitas
Pemakaian (Rp) (Rp)
Menyimpan
Botol Kaca biodiesel yang 20 buah 10.000 200.000
didapat
Termokopel Mengukur suhu
1 set 1.500.000 1.500.000
dan reader tinggi pada autoklaf
Mengatur keluaran
Regulator 1 set 175.000 175.000
gas nitrogen
Membuka dan
Obeng 1 buah 25.000 25.000
menutup autoklaf
Kunci Membuka dan
2 buah 100.000 200.000
Inggris menutup autoklaf
Mengatur ukuran
Ayakan 50 bahan baku (bagas
1 set 300.000 300.000
mesh tebu) yang
digunakan
Menahan autoklaf
Tanggem ketika dibuka dan 1 buah 800.000 800.000
ditutup
SUB TOTAL (Rp) 3.200.000

2. Bahan Habis Pakai


Harga Jumlah
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas
Satuan (Rp) (Rp)
Bahan baku
Bagas Tebu 10 kg 15.000 150.000
penelitian
Seal pada selang dan
Selotip autoklaf, serta pada 5 buah 5.000 25.000
alat distilasi
Kertas Menyaring biodiesel
50 lembar 3.000 150.000
Saring yang dihasilkan
Pelarut dalam proses
Etanol 96% 20 liter 55.000 1.100.000
termokimia
Pelarut dalam proses
Aquadest 20 liter 5.000 100.000
termokimia
Katalis dalam proses
Na2CO3 1 kg 200.000 200.000
termokimia
Nitrogen Sebagai pengusir O2 1 tabung 1.800.000 1.800.000
(6 dm3)
Analisis Mengetahui
10 kali 300.000 3.000.000
GC-MS komposisi bio-oil
SUB TOTAL (Rp) 6.525.000

3. Perjalanan
Justifikasi Harga Jumlah
Material Kuantitas
Perjalanan Satuan (Rp) (Rp)
Perjalanan ke Analisis
10 kali 75.000 750.000
UGM sampel
Pembelian Isi ulang bahan
550.000 550.000
bahan dan alat bakar
SUB TOTAL (Rp) 1.300.000

4. Lain-lain
Justifikasi Harga Jumlah
Material Kuantitas
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)
Kertas HVS Mencetak laporan 2 rim 38.000 76.000
Tinta Printer
Mencetak laporan 1 botol 35.000 35.000
Hitam
Menulis
Bolpoin perkembangan 4 pack 15.000 60.000
pelaksanaan
Tinta Printer
Mencetak laporan 2 set 40.000 80.000
Warna
Mencatat
Logbook perkembangan 1 buah 20.000 20.000
pelaksanaan
Penggandaan Sebagai arsip
5 buah 10.000 50.000
Proposal pelaksanaan
Penggandaan
Melaporkan hasil
Proposal 5 buah 6.000 30.000
pelaksanaan
Akhir
Sebagai arsip dalam
CD 3 keping 7.500 22.500
bentuk file
Sebagai arsip
Dokumentasi 1 album 50.000 50.000
dokumntasi
SUB TOTAL (Rp) 423.500
Total (Keseluruhan) 11.448.500
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatann dan Pembagian Tugas
Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM Waktu (jam Uraian Tugas
Studi ilmu
/ minggu)
Ketua:
Mengatur dan
Rozi Ferdika/ Teknik Teknik
1 15 mengontrol
I 0511047 Kimia Kimia
pelaksanaan
kegiatan
Anggota:
Ahmad Qomaruddin/ Teknik Teknik
2 15 Mencatat hasil
I 0511001 Kimia Kimia
pelaksanaan
Anggota:
Anggita Nugraheny/ Teknik Teknik
3 15 Mengatur
I 0513006 Kimia Kimia
keuangan
Anggota:
Mencari
Muhammad Fadilah literatur
Teknik Teknik
4 Arsyad/ 15 sebagai
Kimia Kimia
I 0514038 penunjang
pelaksanaan
kegiatan
Lampirn 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Dipakai
Konversi biomassa terbagi menjadi empat kategori dasar, yaitu
proses pembakaran langsung, proses termokimia, proses biokimia, dan proses
agrokimia. Pencairan secara termokimia adalah proses konversi biomassa secara
termokimia dimana biomassa diubah menjadi cairan. Pada proses ini, temperatur
yang relative rendah (300–350◦C) dan tekanan tinggi (5-20 MPa) pada waktu
tinggal selama 30 menit menghasilkan kandungan cairan yang berbeda.
Liquefaction dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu yang menggunakan katalis
(catalytic liquefaction) dan liquefaction tanpa katalis (non-catalytic liquefaction /
direct liquefaction). Yield dan komposisi bio-oil serta residu karbon berbeda-beda
tergantung proses yang digunakan
Fluida superkritik merupakan kandidat untuk mengkonversi
biomassa secara termokimia karena bersifat unik seperti densitas dan viskositas
yang rendah serta difusivitas yang tinggi. Alkohol memiliki suhu dan tekanan
kritik yang lebih rendah dibandingkan air sehingga memungkinkan untuk lebih
cepat bereaksi. Selain itu, alcohol diharapkan mudah larut dalam selulosa,
hemiselulosa, dan lignin karena konstanta dielektrik alkohol yang lebih rendah
bila dibandingkan dengan air. Fluida superkritik sekarang banyak digunakan
untuk meningkatkan yield dan kualitas bio-oil yang dihasilkan serta memiliki
potensi untuk memproduksi bio-oil dengan nilai kalori tinggi dan viskositas
rendah.

• Menyiapkan ampas tebu (bagasse)


Pre-treatment yang akan diolah menjadi bio-oil

Proses • Bagasse dicampur dengan bahan


tambahan dan etanol lalu dipanasakan
Termokimia
• Memisahkan ampas padatan dengan
Post-treatment bio-oil, kemudian bio-oil dimurnikan

• Mengetahui komposisi bio-oil


Analisis

Anda mungkin juga menyukai