1. PENDAHULUAN
a) Garis Besar Materi Pokok Bahasan X:
Pembahasan dalam mata kuliah ini adalah pengimplementasian system ERP
pada divisi MRP dan MNT.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai (1) proses bisnis yang
terjadi dalam divisi MRP dan MNT (2) mengintegrasikan kegiatan bisnis dalam
divisi tersebut dengan divisi lainnya, (3) strategi-strategi yang seringkali digunakan
dalam divisi tersebut.
c) Perilaku Awal/Entry behavior:
e) Urutan Pembahasan:
Pembahasan untuk materi ini adalah:
- Proses bisnis dalam divisi MRP
- Proses bisnis dalam divisi MNT
Pada materi bahasan ini sebagai pemahaman awal pada mata kuliah ini adalah
mahasiswa membuat ringkasan bahan bacaan dan mempresentasikannya terkait
dengan Teori Perilaku Perencanaan (Theory of Planned behavior atau TPB),
sehingga mahasiswa akan mampu untuk mengkaji dan mendiskusikan tentang (1)
proses bisnis yang terjadi dalam divisi MRP dan MNT, (2) mengintegrasikan
kegiatan bisnis dalam divisi tersebut dengan divisi lainnya, (3) strategi-strategi
yang seringkali digunakan dalam divisi tersebut.
Langkah kedua adalah menentukan persentase barang jadi dan barang mentah yang
kita inginkan. Kita bisa mengatur MRP hanya untuk membeli barang jadi atau barang
mentah saja ataupun mengkombinasikan keduanya. Untuk mengatur persentasenya,
klik modul MRP lalu klik produce vs procure. Produce untuk membeli barang mentah
dan procure untuk membeli barang jadi. Untuk mendapatkan profit yang maksimal,
perusahaan harus membandingkan HPP barang jadi dan barang mentah sehingga
dapat menentukan persentase yang proporsional untuk MRP.
Selanjutnya, kita harus menentukan dari vendor mana kita akan membeli barang
menggunakan MRP. Untuk menentukan vendor, pada modul MRP klik set preferred
vendor. Kekurangan dari MRP adalah kita harus selalu mengecek harga vendor mana
yang lebih rendah sebelum melakukan MRP agar kita bisa mendapatkan keuntungan
yang maksimal.
Langkah terakhir adalah menjalankan atau run MRP. Ketika kita sudah mengatur
safety stock, persentase barang dan vendor yang dipilih, kita bisa run MRP kapan saja
selama jumlah persediaan barang berada di bawah safety stock. Setelah mengklik run
MRP kita harus meng-approve pembelian barang pada PO list.
MNT
Modul maintenance digunakan ketika kita sudah memiliki mesin dan akan melakukan
pemeliharaan terhadap mesin yang kita miliki. Ada dua jenis pemeliharaan yang dapat
kita pilih, yaitu periodic maintenance dan predictive maintenance. Kita dapat memilih
salah satu jenis pemeliharaan ataupun mengkombinasikan keduanya.
Setiap mesin memiliki tiga indikator dan hanya satu indikator mesin yang dapat
diservis dalam satu hari. Indikator dengan persentase terendah sebaiknya lebih dahulu
diservis agar performa mesin tetap terjaga.
Kelebihan dari predictive maintenance adalah biaya yang dikeluarkan lebih sedikit
untuk servis mesin karena hanya bagian yang rusak saja yang diservis, sedangkan
kekurangannya adalah satu hari hanya satu indikator yang dapat diservis sehingga
ketika kita memiliki beberapa mesin, kita tidak dapat melakukan servis terhadap
beberapa mesin sekaligus dalam satu hari.
Kelebihan dari periodic maintenance adalah jika kita memiliki lebih dari satu mesin
maka performa mesin lebih dapat terjaga karena akan diservis berkala secara
otomatis, sedangkan kekurangannya adalah biaya yang dikeluarkan lebih besar
karena meskipun kondisi mesin masih bagus, mesin tetap akan diservis secara
keseluruhan.
Mesin breakdown merupakan kondisi di mana performa mesin berada pada tingkat
0% sehingga mesin tidak dapat digunakan untuk produksi. Ketika terjadi breakdown,
kita dapat menggunakan pilihan overhaul yang akan menyervis keseluruhan mesin
secara otomatis. Namun hanya satu mesin yang dapat di overhaul pada satu waktu,
sehingga ketika ada lebih dari satu mesin yang rusak secara bersamaan maka kita
harus menunggu mesin yang satu selesai di servis baru kita bisa meng-overhaul
mesin lain. Alternatif lain yaitu ketika kita menggunakan predictive maintenance
maka kita bisa menyervis satu per satu indikator mesin sampai mesin dapat
digunakan kembali untuk proses produksi.
b. Pembahasan:
Setelah pemaparan materi bahasan tersebut di atas mahasiswa diberi kesempatan
bertanya. Fasilitator kemudian membagi mahasiswa ke dalam beberapa kelompok untuk
menjalankan simulasi game bisnis melalui MonsoonSIM. Selama permainan berlangsung,
fasilitator memantau tingkat kepahaman mahasiswa terhadap materi yang telah didiskusikan
dan memberikan pengarahan. Di akhir permainan, dilakukan evaluasi bersama di mana
setiap kelompok berkesempatan memaparkan strategi mereka masing-masing untuk
didiskusikan
c. Penelitian:
Fasilitator menguraikan berbagai contoh penelitian yang telah dilaksanakan.
Demikianpula mahasiswa dapat megutarakan hal-hal terkait yang diperoleh dan
diketahuinya.
d. Penerapan:
Fasilitator menguraikan tentang penerapan dari system ERP pada beberapa
perusahaan khususnya terkait divisi MRP dan MNT. Demikian pula mahasiswa dapat
megutarakan hal terkait yang diketahuinya.
e. Latihan:
Mahasiswa di dalam kelas melakukan kegiatan berupa membuat kelompok untuk
menjalankan simulasi game bisnis melalui MonsoonSIM. Di akhir permainan, dilakukan
evaluasi bersama di mana setiap kelompok berkesempatan memaparkan strategi mereka
masing-masing untuk didiskusikan
Kasus 1:
Kasus 2:
f. Tugas Mandiri:
Mahasiswa diminta untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan mereka terhadap
strategi yang dijalankan selama permainan beserta rencana pengembangan untuk
permainan berikutnya.
3. PENUTUP
a. Rangkuman
Pertemuan terkait pengimplementasian ERP melalui software SAP dengan
menggunakan MonsoonSIM sebagai media pembelajaran, khususnya pada divisi MRP dan
MNT diselesaikan dengan merangkum dengan memberikan esensi dari materi bahasan dan
keterhubungannya dengan materi bahasan sebelumnya dan berikutnya.
b. Tes Formatif:
Pengajar memberikan tes formatif untuk mengetahui tingkat penguasaan
pengetahuan yang diperoleh mahasiswa pada materi bahasan ini dengan memberikan
pertanyaan antara lain sebagai berikut:
c. Umpan Balik:
4. DAFTAR PUSTAKA