Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ARITMIA

JANTUNG

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I


Dosen Pembimbing : Ns. Nurleli, S.Kep., MNS

DISUSUN OLEH :

Nama: Nurul Fahmi


Nim: P07120118 028
Tingkat: II Reguler A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES ACEH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya
mampu menyelesaikan makalah tentang "Asuhan Keperawatan pada
pasien dengan Aritmia Jantung" yang Alhamdulillah tepat pada
waktunya. Dan juga saya berterima kasih kepada dosen pembimbing
Ibu Ns. Nurleli, S.Kep., MNS selaku dosen pada mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah I.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Saya berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan kita.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
kurang berkenan.

Banda Aceh, 14 Mei 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................4
B. Tujuan.............................................................................................5
BAB II ARITMIA JANTUNG......................................................................6
A. Pengertian.......................................................................................6
B. Etiologi...........................................................................................6
C. Manifestasi Klinis...........................................................................7
D. Patofisiologi....................................................................................7
E. Pemeriksaan Penunjang..................................................................8
F. Komplikasi......................................................................................9
G. Penatalaksanaan Medis...................................................................9
BAB III KONSEP KEPERAWATAN..........................................................12
A. Pengkajian.......................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................13
C. Intervensi........................................................................................14
D. Implementasi...................................................................................18
E. Evaluasi...........................................................................................19
BAB IV PENUTUP.........................................................................................21
A. Kesimpulan.....................................................................................21
B. Saran...............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................23

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jantung adalah organ vital tubuh manusia, memompa darah
oksihemoglobin ke seluruh tubuh maupun kembali ke jantung. Darah
mengandung hemoglobin reduksi kemudian disalurkan ke paru-paru.
Pemompaan ini merupakan efek dari sistem hantaran atau konduksi
jantung. Kontraksi yang teratur terjadi karena sel-sel khusus dalam
sistem hantaran secara metodis membangkitkan dan menghantarkan
impuls listrik ke sel-sel miokardium yaitu nodus sinoatrial (SA node),
nodus atrioventrikular (AV node), berkas atrioventrikular (berkas AV
atau berkas His). (Muttaqin, 2009)
Kerja pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi
ritmik dinding otot. Disritmia dapat diidentifikasi melalui gelombang
EKG. Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat danasal impuls
dan mekanisme hantaran yang terlibat. Ganguan irama jantung atau
aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokard.
(Hampton, 2006)
Kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau
irama atau keduanya adalah aritmia. Aritmia dinamakan berdasarkan
pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlibat.
Disritmia dapat diidentifikasi melalui gelombang EKG Ganguan irama
jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
infark miokard. (Price, 1994)
Berbagai keadaan dapat menimbulkan kelainan pada sistem listrik
jantung. Pada umumnya gangguan sistem listrik jantung akan
menimbulkan perubahan irama jantung menjadi terlalu lambat
(Bradiaritmia, jantung berdenyut kurang dari 60 kali permenit) atau
terlalu cepat (Takiaritmia, jantung berdenyut lebih dari 100 kali

3
permenit). Kedua keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap kerja
jantung memompa darah ke seluruh tubuh.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan aritmia jantung.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui konsep penyakit (definisi) aritmia jantung.
b. Mampu mengetahui etiologi aritmia jantung.
c. Mampu mengetahui manifestasi klinis aritmia jantung.
d. Mampu mengetahui patofisiologi aritmia jantung.
e. Mampu mengetahui pemeriksaan klinis aritmia jantung.
f. Mampu mengetaui penatalaksaan aritmia jantung.
g. Mampu mengetahui komplikasi aritmia jantung.
h. Mampu mengetahui konsep Asuhan Keperawatan aritmia
jantung.

4
BAB II

ARITMIA JANTUNG

A. Pengertian
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis
(Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel
miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai
perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel
(Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada
iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut
dan konduksi (Hanafi, 1996).
Aritmia adalah kelainan elektrofisiologi jantung dan terutama
kelainan sistem konduksi jantung. Aritmia adalah gangguan pembentukan
dan/atau penghantaran impuls. Terminology dan pemakaian istilah untuk
aritmia sangat bervariasi dan jauh dari keseragaman di antara para ahli.
(Price, 1994)

B. Etiologi
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan
oleh: (Doenges, 1999)
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-
obat anti aritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang
mempengaruhi kerja dan irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.

5
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem
konduksi jantung)

C. Manifestasi Klinis
Ada beberapa tanda dan gejala aritmia jantung, yaitu:
1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur;
defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut
menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin
menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,
perubahan pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, gelisah
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan;
bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri
(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
5. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema
(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
6. Palpitasi
7. Pingsan
8. Rasa tidak nyaman di dada
9. Lemah atau keletihan (perasaan)
10. Detak jantung cepat (tachycardia)
11. Detak jantung lambat (bradycardia)

6
D. Patofisiologi
Secara klinis, diagnosa aritmia berdasarkan pada interpretasi
Elektrokardiogram (EKG). Kelainan atau gangguan irama jantung dapat
digolongkan sesuai mekanisme dasar penyebab timbulnya aritmia:
1. Kelainan otomatisitas nodus sinus (nodus sinotrial = NSA).
Kecepatan denyut jantung normal sekitar 60 – 100 denyut per menit
(=60 – 100 dpm). Perubahan kecepatan mengadakan impuls dari NSA
dapat terjadi dua keadaan :
a. Pembentukan impuls cepat maka kecepatan denyut jantung
bertambah, misanya diatas 100 dpm disebut takikardia.
b. Pembentukan impuls pelan maka kecepatan denyut jantung
berkurang,misalnya dibawah 60 dpm disebut barhikardia.
2. Adanya face maker ektopik
Dalam hal ini facemake tidak pada NSA, tetapi pada tempat diluar
NSA. Jadi setiap impuls yang berasal dari luar NSA dianggap sebagai
keadaan abnormal yang menimbulkan denyut ektopik.
3. Gangguan sistem induksi
Dalam hal ini terjadi gangguan penghantar rangsangan atau impuls
pada jantung, terutama disebabkan adanya blok system konduksi
jantung. Blok jantung mengakibatkan:
a. Penghambatan penghantaran impuls sehingga periode waktu
penghantaran impuls memanjang (menjadi lebih lama),
menyebabkan kecepatan denyut jantung dapat berkurang sampai
dibawah normal.
b. Pemutusan (penghentian) penghantar impuls, dapat terjadi henti
jantun (=cardiac arrest).

7
Hipoksia, Demam, Menghambat
Intoksikasi Digitalis IMA
Asidosis pertukara

Hipoksia jaringan
jantung / iskemia
Permeabilitas
membrane
meningkat n NA dan K
Kontraktilitas Potensial Membran
meningkat menurun dengan
lambat
Konsentrasi Na dan
K pada intraseluler
dan ekstraseluler Pemakaian Secara Terus
tidak seimbang
,NNNN menerus/ tanpa pengawasan/ Repolarisasi
dosis tinggi Lambat

Potensial aksi
menurun Perubahan irama Siklus impuls ulang
jantung

Otomatisasi Impuls Premature


menurun
Kontraktilitas
menurun

Bradikardia

ARITMIA

E. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG: Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.
Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan
elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holter: Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila
pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.

8
3. Foto dada: Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
4. Scan pencitraan miokardia: Dapat menunjukkan aea
iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi
normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stres latihan: Dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan
yang menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit: Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan
magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat: Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya
obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8. Pemeriksaan tiroid: Peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum
dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi: Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi
akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
10. GDA / nadi oksimetri: Hipoksemia dapat menyebabkan /
mengeksaserbasi disritmia.

F. Kompikasi
Aritmia tertentu dapat meningkatkan risiko kondisi seperti: 
1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Fibrilasi ventrikel
4. Tekanan darah menurun secara drastis, dapat merusak organ vital,
termasuk otak, yangsangat membutuhkan suplai darah
5. Dalam kasus yang parah, irama jantung dapat menjadi begitu kacau
sehingga menyebabkankematian mendadak

G. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :

9
a. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
 Kelas 1 A
Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi
pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi
atauflutter.
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan
aritmia yang menyertai anestesi.
Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang.
 Kelas 1 B
Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard,
ventrikeltakikardia.
Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
 Kelas 1 C
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina
pektoris dan hipertensi.
c. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
d. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
2. Terapi Mekanis
a. Kardioversi: mencakup pemakaian arus listrik untuk
menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya
merupakan prosedur elektif.
b. Defibrilasi: kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan
gawat darurat.
c. Defibrilator kardioverter implantabel: suatu alat untuk mendeteksi
dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa
atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.

10
d. Terapi pacemaker: alat listrik yang mampu menghasilkan
stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol
frekuensi jantung.

11
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian primer:
1. Airway
a. Apakah ada peningkatan sekret?
b. Adakah suara nafas: krekels?
2. Breathing
a. Adakah distress pernafasan?
b. Adakah hipoksemia berat?
c. Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas?
d. Apakah ada bunyi whezing?
3. Circulation
a. Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran?
b. Apakah ada takikardi?
c. Apakah ada takipnoe?
d. Apakah haluaran urin menurun?
e. Apakah terjadi penurunan TD?
f. Bagaimana kapilery refill?
g. Apakah ada sianosis?
Pengkajian sekunder:
1. Riwayat penyakit
a. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
b. Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit
katup jantung, hipertensi
c. Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya
kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi
d. Kondisi psikososial

12
2. Pengkajian fisik
a. Aktivitas: kelelahan umum
b. Sirkulasi: perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin
tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi
ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal
pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila
curah jantung menurun berat.
c. Integritas ego: perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,
menolak,marah, gelisah, menangis.
d. Makanan/cairan: hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran
terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan,
perubahan kelembaban kulit
e. Neurosensori: pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
bingung, letargi, perubahan pupil.
f. Nyeri/ketidaknyamanan: nyeri dada ringan sampai berat, dapat
hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
g. Pernafasan: penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels,
ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
h. Keamanan: demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi,
eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus
otot/kekuatan

B. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
b. Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan
c. Intoleransi aktivitas
d. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

13
C. Intervensi

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC) Rasional


Keperawatan Hasil (NOC)
1. . Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Raba nadi 1. Mengetahui
terhadap tindakan keperawatan (radial, carotid, femoral, perbedaan frekuensi,
penurunan curah selama 2x24 jam, dorsalis pedis) catat kesamaan dan
jantung diharapkan penurunan frekwensi, keteraturan, keteraturan nadi
curah jantung dapat amplitude (penuh/kuat) dan
teratasi, dengan kriteri simetris. Catat adanya
hasil: pulsus alternan, nadi
a. Mempertaha bigeminal atau defisit nadi
nkan/meningkatkan 2. Lebih terdeteksi
curah jantung 2. Auskultasi dengan pendengaran
adekuat yang bunyi jantung, catat daripada dengan
dibuktikan oleh frekwensi, irama. Catat palpasi
TD/nadi dalam adanya denyut jantung
3. Penanganan cepat
rentang normal, ekstra, penurunan nadi
untuk mengakhiri
haluaran urin
3. Pantau aritmia diperlukan
adekuat, nadi teraba
tanda vital dan kaji pada adanya
sama, status mental
keadekuatan curah gangguan curah
biasa
jantung/perfusi jaringan. jantung dan perfusi
b. Menunjukkan
Laporkan variasi penting jaringan
penurunan
pada TD/frekwensi nadi,
frekuensi/tak adanya
kesamaan, pernapasan,
disritmia
perubahan pada warna
c. Berpartisipasi dalam
kulit/suhu, tingkat
aktivitas yang
kesadaran/sensori, dan
menurunkan kerja
haluaran urine selama
miokardia. 4. Untuk menurunkan
episode disritmia
rangsang dan

14
penghilangan stres
akibat katekolamin
4. Berikan
lingkungan tenang. Kaji
alasan untuk membatasi
aktivitas selama fase akut
2. Kurang Setelah dilakukan 1. Jelaskan/tekankan 1. Penjelasan berulang
pengetahuan tindakan keperawatan masalah disritmia diperlukan karena
tentang selama 2x24 jam, khusus dan tindakan kecemasan dan atau
penyebab/kondis diharapkan kurang terapeutik pada hambatan informasi
i pengobatan pengetahuan tentang pasien/orang terdekat baru dapat
penyebab/kondisi menghambat/
pengobatan dapat membatasi belajar
teratasi, dengan kriteria
2. Identifikasi efek 2. Disritmia dapat
hasil:
merugikan/komplikasi menurunkan curah
a. menyatakan
disritmia khusus, jantungdimanifestasi
pemahaman tentang
contoh kelemahan, kan oleh gejala gagal
kondisi, program
edema dependen, jantung/ gangguan
pengobatan
perubahan mental perfusi serebral
d. Menyatakan
lanjut, vertigo.
tindakan yang
3. Program latihan
3. Dorong
diperlukan dan
berguna dalam
pengembangan latihan
kemungkinan efek
memperbaiki
rutin, menghindari
samping obat
kesehatan
latihan berlebihan.
kardiovaskuler
Identifikasi
tanda/gejala yang
memerlukan aktivitas
cepat, contoh pusing,
silau, dispnea, nyeri
4. pasien perlu
dada
meningkatkan diet
4. Kaji ulang

15
kebutuhan diet kalium dan kafein
individu/pembatasan, dibatasi untuk
contoh kalium dan mencegah eksitasi
kafein jantung

5. Anjurkan /catat 5. Informsi perlu untuk


pendidikan tentang membuat pilihan
obat. Termasuk berdasarkan
mengapa obat informasi dan
diperlukan (tindakan menangani program
yang dibutuhkan), pengobatan
bagaimana dan kapan
minum obat, apa yang
dilakukan bila dosis
terlupakan (informasi
dosis dan penggunaan),
efek samping yang
diharapkan atau
kemungkinan reaksi
merugikan, interaksi
dengan obat lain/obat
yang dijual bebas atau
substansi (alcohol,
tembakau)

3. Intoleransi Setelah dilakukan 1. Catat 1. Respons pasien


Aktivitas tindakan keperawatan frekuensi jantung, irama, terhadap aktivitas
selama 2x24 jam serta perubahan tekanan dapat
masalah intoleransi darah selama dan sesudah mengindikasikan
aktivitas dapat teratasi, aktivitas penurunan oksigen
dengan kriteria hasil: miokard
a. Pasien

16
menunjukkan 2. Menurunkan kerja
kemampuan miokard/konsumsi
2. Tingkatkan
beraktivitas tanpa oksigen yang akan
istirahat, batasi aktivitas dan
gejala-gejala yang berdampak pada
berikan aktivitas senggang
berat terutama peningkatan suplai
yang tidak berat
mobilisasi di tempat darah ke jaringan
tidur.
3. Untuk mengurangi
3. beban kerja jantung,
Pertahankan tirah baring menurunkan
sementara sakit akut kebutuhan miokard

4. Untuk mendapatkan
cukup waktu resolusi

4. Berikan bagi tubuh dan tidak

waktu yang cukup untuk terlalu memaksa

istirahat dan aktivitas kerja jantung


4. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Kaji status mental 1. Mengetahui derajat
Perfusi Jaringan tindakan keperawatan pasien secara teratur hipoksia pada otak
Perifer selama 2x24 jam,
2. Kaji warna kulit, 2. Mengetahui derajat
diharapkan masalah
suhu, siasonis, nadi hipoksemia dan
ketidakefektifan
perifer secara teratur peningkatan tahanan
jaringan perifer dapat
perifer
teratasi, dengan kriteria
hasil: 6. Ukur tanda vital,
3. Untuk mengetahui
a. Kulit hangat dan periksa lab: HB, HT,
keadekuatan fungsi
kering BUN, BGA sesuai
dan vaskuleresasi
b. Pasien kebutuhan
secara keselutuhan
memperlihatkan
jika terjadi
perbaikan status
dekompensasi
mental
ditambah komplikasi

17
c. Pasien mengatakan Hb rendah dan HT
nyeri dada tinggi akan
hilang/berkurang memperberat
d. Mendemonstrasikan gangguan perfusi.
teknik relaksasi
e. Pasien terlihat rileks

D. Implementasi

No. Diagnosa keperawatan Implementasi


1. Resiko tinggi terhadap 1. Raba nadi (radial, carotid, femoral, dorsalis pedis)
penurunan curah jantung mencatat frekwensi, keteraturan, amplitude (penuh/kuat) dan simetris.
Mencatat adanya pulsus alternan, nadi bigeminal atau defisit nadi
2. Melakukan auskultasi bunyi jantung, catat frekwensi,
irama. Mencatat adanya denyut jantung ekstra, penurunan nadi
3. Memantau tanda vital dan melakukan pengkajian
keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan. Melaporkan variasi
penting pada TD/frekwensi nadi, kesamaan, pernapasan, perubahan
pada warna kulit/suhu, tingkat kesadaran/sensori, dan haluaran urine
selama episode disritmia
4. Memberikan lingkungan yang tenang. Melakukan
pengkajian alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut
2.. Kurang pengetahuan 1. Menjelaskan masalah disritmia khusus dan
tentang penyebab/kondisi tindakan terapeutik pada pasien/orang terdekat
pengobatan 2. Melakukan/mengidentifikasi efek
merugikan/komplikasi disritmia khusus, contoh kelemahan, edema
dependen, perubahan mental lanjut, vertigo.
3. Melakukan dorongan pengembangan latihan rutin, menghindari
latihan berlebihan. Mengidentifikasi tanda/gejala yang memerlukan
aktivitas cepat, contoh pusing, silau, dispnea, nyeri dada

18
4. Melakukan pengkajian ulang kebutuhan diet
individu/pembatasan, contoh kalium dan kafein
5. Menganjurkan/mencatat pendidikan tentang obat. Termasuk
mengapa obat diperlukan (tindakan yang dibutuhkan), bagaimana
dan kapan minum obat, apa yang dilakukan bila dosis terlupakan
(informasi dosis dan penggunaan), efek samping yang diharapkan
atau kemungkinan reaksi merugikan, interaksi dengan obat
lain/obat yang dijual bebas atau substansi (alcohol, tembakau)
3. Intoleransi Aktivitas 1. Mencatat frekuensi jantung, irama,
perubahan tekanan darah selama dan sesudah aktivitas
2. Meningkatkan istirahat, membatasi aktivitas
dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat
3. Menganjurkan pasien untuk mempertahankan tirah baring
sementara sakit akut
4. Menganjurkan pasien dapat mengatur waktu
yang cukup untuk istirahat dan aktivitas
4. Ketidakefektifan Perfusi 1. Mengkaji status mental klien secara teratur
Jaringan Perifer 5. Mengobservasi warna kulit, suhu, sianosis,
nadi perifer secara teratur
6. Memantau tanda vital, periksa lab: HB, HT, BUN, BGA sesuai
kebutuhan

E. Evaluasi
Hasil yang diharapkan pada proses keperawatan pada pasien dengan
aritmia jantung meliputi hal-hal berikut:
1. Menunjukkan peningkatan curah jantung
2. Tanda-tanda vital kembali normal
3. Terhindar dari resiko penurunan prfusi perifer
4. Terpenuhinya aktifitas sehari-hari
5. Menunjukkan penurunan kecemas
6. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
7. Mematuhi semua aturan medis

19
BAB IV

20
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung
yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis
2. Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh
Peradangan jantung,Gangguan sirkulasi koroner, Karena obat, Gangguan
keseimbangan elektrolit Gangguan pada pengaturan susunan saraf
autonom, Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.Gangguan
metabolic, Gangguan Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau
tumor jantung,Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi
3. Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu :Perubahan TD ( hipertensi
atau hipotensi Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
bingung, letargi, perubahan pupil. Nyeri dada ringan sampai berat, Nafas
pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas
tambahan. Demam; Palpitasi Pingsan Rasa tidak nyaman di dada Lemah
atau keletihan (perasaan) Detak jantung cepat (tachycardia) Detak jantung
lambat (bradycardia)
4. Secara klinis, diagnosa aritmia berdasarkan pada interpretasi
Elektrokardiogram (EKG).
5. Komplikasi Aritmia tertentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan
kondisi seperti: Stroke., Gagal jantung, fibrilasi ventrikel., Tekanan darah
menurun secara drastis, dapat merusak organ vital, termasuk otak,
yangsangat membutuhkan suplai darah., Dalam kasus yang parah, irama
jantung dapat menjadi begitu kacau sehingga menyebabkankematian
mendadak.
6. Penatalaksanaan di lakukan dengan terapi medis dan terapi mekanik
7. Konsep keperawatan penyakit arirmia ada beberapa tahap meliputu,
pengkajian, diagnose intervensi dan evaluasi

B. Saran

21
1. Meningkatkan kembali pengetahuan terkait konsep dasar pada
pasien dengan aritmia
2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa perawat dalam pemberian
layanan asuhan keperawatan dengan aritmia
3. Memperluas kembali pengetahuan demi perkembangan
keperawatan terutama pada pasien dengan gangguan pada jantung.

DAFTAR PUSAKA

22
Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: Selemba Medika
Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Hampton, John R. (2006). Dasar-dasar EKG. Jakarta: EGC
Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC
Hudak, C.M, Gallo B.M. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik.
Jakarta: EGC
Price, Sylvia Anderson. (1994). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Alih Bahasa Peter Anugerah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta:
EGC
Hanafi B. Trisnohadi. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Ed. 3.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Smeltzer Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih Bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.
Jakarta: EGC

23

Anda mungkin juga menyukai